TMCBLOG.com – Di Artikel ini kita akan sama sama membahas sebagian kecil dari beberapa penemuan di Paddock WSBK yang berhubungan dengan pengereman. Beberapa Penjelasannya di share Oleh Tim pata Yamaha WSBKdengan tujuan membuat kita Kita sedikit melek terhdap perkembangan Custom dua pengereman di kelas Tertinggi balapan Sepeda motor produksi massal ini . . Cekidot deh . .

Foto pertama di atas, Terlihat sepertinya Yamaha sedang menguji berbagai komponen rem depan di Foto ini. Terlihat bahwa sepeda motor memiliki stroke sensor (berkabel) yang terpasang pada tuas rem. Ini biasannya dilakukan pada Pengetesan saja sehingga teknisi dapat melihat langkah (seberapa jauh tuas berjalan) dan tekanan rem serta menyesuaikan pengukuran ini dengan feedback yang diberikan Oleh Pembalap.

Tanpa ada alasan Kesehatan seperti cidera pun team bisa memodifikasi Pengereman belakang menajdi Dipindah posisi tuasnya dari awalnya di kaki kanan menjadi di Handlebar Kiri dengan pengoperasian persis seperti Skuter. Dan ini lah yang menyebabkan dimanakan Scooter Brake Lever.

Tujuan Lain dari Penggunaan Tuas rem belakang di handlebar kiri ini adalah salah satunya agar Pembalap bisa memaksimalkan Pengoperasian rem belakang bahkan ketika Motor sedang lean/ Miring maksimum ke arah Kanan di mana Posisi handle rem pasti agak sulit dicapai oleh Ujung Boot sepatu balap.

Selain tuas biasa, Salah satu bentuk pemindahan rem belakang ke handlebar Kiri adalah seperti dua gambar diatas dimana penggunaannya adalah menggunakan jempol tangan Kiri dari pembalap untuk menekan tuas saat butuh pengereman belakang

yang terakhir ni cuup Intriquing . . tim sering melakukan pemotongan di ujung tuas rem ( manual, bukan dari Pabrik Tuas rem ) untuk membantu aliran udara, sehingga udara tidak ‘mengoperasikan sebagian’ dorongan tuas rem pada kecepatan tinggi, seperti misalnya di Straight Aragon, di mana Superbike bisa melaju lebih dari 300 km / jam  . . . Semoga berguna sob

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

22 COMMENTS

    • ya mungkin bukan hanya gaya dorong angin tapi di mana berat tuas rem semkin berat maka saat berakselerasi pasti akan menekan. ya rem seklas wsnk pasti ketekan sedikit aja dah pasti sedikit ngunci

    • kalau lagi tuckin speed segitu, paha kebuka sedikit aja rasanya kaya ditendang dari depan.. apalagi cuma tuas rem kalau ga dipecah aliran udaranya

  1. Kenapa ga pesan langsung ke vendornya yg ada Vent nya ya,daripada nge gerinda sendiri

    Siapa tahu kan nanti juga bisa dijual bebas buat pengunaan di sirkuit

    • Di balap ga terlalu urgent karena biasanya fairing versi balap udah nutup bagian tangan, cuma memang beberapa model superbike fairing depannya masih terlalu sempit. Dimoto2 enak tinggal pasang kuningan fairing yg knock down.

  2. Kata siapa? Wsbk 12 taun lalu malah lebih serem, sekarang cuma sedikit diatas superstock. Wsbk sekarang cuma kaya ajang plug and play aja.

    • Ini nih, ntar giliran gw jawab bakal dikatain gw belagu ato soktau kaya yg udah2. Gini aja, kalo lu belum pernah liat superbike secara langsung apalagi terlibat secara teknis tapi banyak sesumbar, elu yang gob blog.

  3. Gapnya mengecil, tapi nilai per unitnya masih berpuluh kali lipat. Saat motor superbike cuma maksimal 40ribu euro, lalu plus racing kit jadi sekitar 160ribu euro, motor Motogp bernilai sekitar 3juta euro. Value per unitnya kontras sekali, sebuah harga yg harus dibayar untuk teknologi prototype.

    • Dulu motor wsbk lebih murah, tapi tuning lebih bebas muaranya biaya jauh lebih mahal ketimbang sekarang, sampe sempet sekarat peserta cuma belasan kaya motogp awal era 1000cc. Akhirnya semenjak dipegang Dorna regulasi teknis diperketat, tapi harga motor dinaikin harapannya pabrikan bikin motor yg siap balap jadi tim ga perlu tuning terlalu banyak. Kawasaki udah mulai duluan dgn ZX10RR karena dgn regulasi baru bakal kalah spek sama Aprilia RSV4, diikuti Ducati dan parahnya Ducati sengaja bikin mesin kopian Desmosedici GP15. Sekarang wsbk kompetitif, tapi dari segi teknis ga terlalu menarik.

  4. Dorna bikin campaign seolah2 Wsbk ngejar MotoGp, agar rating naik..
    Tetep aja hakikatnya beda kasta…

  5. Saya agak bingung dengan kata dipotong, lebih ngeh kalo itu ‘dilubangi’ buat semacam air vent

Leave a Reply to Si Akang Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here