TMCBLOG.com – Marc Marquez seperti yang kita ketahui memang dengan pengalamannya di kondisi Flag-To-Flag plus juga kesiapan team dapat melalui sesi pergantian/swap motor ini dengan baik saat GP di Le Mans yang lalu. Namun sepertinya masih ada kekurangan entah di mental atau fisik dari MM93 yang mungkin masih merupakan efek dari lamanya ia absen membalap di atas motor prortotipe sehingga ia bahkan akhirnnya berakhir dengan tak menorehkan satupun point dari balapan di Le Mans.

Apapun hasilnya, tentu ada yang bisa dipetik positif buat Marc, paling tidak ia tahu di mana batas fisiknya dan kekurangan mentalnya. Walaupun jelas balapan masih panjang dan apapun bisa terjadi saat ini jarak point Marc yang menempati posisi 17 Championship dengan pimpinan championship Fabio Quartararo memang jauh (64 point). Apakah Marc sudah mulai berfikir bahwa memenangkan shampionship 2021 sudah tidak mungkin bisa ia kejar? Kita tidak pernah tahu, karena untuk bisa berfikir seperti itu, Marc butuh 100% fit.

Dan adalah sebuah kelogisan bahwa Marc Marquez sepertinya mulai mereduksi target-targetnya menjadi target yang bernuansa jangka pendek. Salah satunya adalah apa yang Marc Marquez utarakan ke Davide Tardozzi selaku team manager dari Ducati. Saat ditanya Gazzeta, Davide mengaku ia berbicara sekitar 10 menit dengan Marc: “Saat fisiknya memungkinkan, Marc akan kembali jadi masalah.

“Di Le Mans ia dikhianati oleh keinginan besarnya untuk menang, menebus, dan melupakan penderitaan satu tahun ke belakang. Saya berbicara dengannya selama sekitar sepuluh menit, anak itu menderita. Itu bagus karena saya mengatakan kepadanya ‘Saya ingin Anda kembali secepat mungkin, karena saya ingin mengalahkan Marquez itu’. Dia menatap saya dan memberi saya janji di Austria: ‘Saya ingin mengalahkan Anda di sana, karena di sana Anda menang.’ Ini akan jadi sesuatu lucu.”

Cukup logis juga melihat target jangka pendek Marc ini. Ducati boleh dibilang memang penguasa Red Bull Ring semenjak pertama kali menghelat MotoGP. Sampai saat ini hanya KTM lah yang pernah mengalahkan Ducati via Miguel Oliveira di GP Austria 2 tahun 2020 yang lalu. Kemenangan Oliveira ini jelas sebuah fakta yang membuat Marc tahu, bahkan Ducati bisa dikalahkan, Ducati bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dikalahkan di trek Stop and Go ini. Dengan batalnya GP Finlandia dan kembalinya double header Red Bull Ring artinya Marc punya dua kali kesempatan meraih targetnya tersebut tahun ini.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

49 COMMENTS

  1. Kondisi fisik normal aja dia kesusahan di Austria, apalagi skrg. Kecuali dia punya faktor L, alias luck. Diatas kertas Ducati udah pasti menang, entah ditangan Miller, Bagnaya ato bahkan Jarko. Tapi ini teoritis, kenyataannya belum tentu.

    Harus gw jelasin komen gw di kalimat terakhir, karena biasanya epbeha yg ga terima suka plintir2 komentar gw, prediksi dikatain jagoin, ngomongin teknis dikatain hasil googling. Serba salah kalo emang yg baca komen gw udah benci sama nick gw.

    • Satu satunya komentator paling berbobot cuma matteo, dia fans Rossi dan dulu kerja di Trans 7 sponsor yamaha tapi berani jelek jelekin kalo emang faktanya jelek

      • Sebenernya gw masih ga ngerti apa hubungannya reply ini ama komentar gw. Sedikit oot, memang dibanding komentator lain di Trans7 Matteo memang masih yg terbaik, dia baru keliatan biasa aja waktu jadi komentator di masterchef, biarpun masih lebih baik daripada cewe yg sok edgy itu. Jauh banget ootnya, ya yg penting bahas Matteo.

  2. Kalo baru fit dan bisa menang di taun terakhir kontrak 4 taon itu, gw rasa HRC udah punya nama lain. Secara teori jg di taun terakhir kontraknya memang udah memasuki usia ga produktif kalo ga boleh dibilang mulai tumpul, apalagi ini udah jelas punya cidera yang PASTI berbekas bik secara fisik atopun mental. Marquez pasti sadar hal ini, makanya haus banget pengen menang lagi secepatnya.

    Sori kalo ada yg kebakar sama komen gw, gw cuma komen opini yg berdasar FAKTA bahwa sejago apapun pembalap begitu masuk kepala 3 udah tumpul, kecuali beberapa nama macam Doohan, Biaggi, Bayliss, Rea. Tapi patut diingat nama2 yg masih tajam setelah kepala 3 biasanya anti alkohol, kalo Marquez anti alkohol gw rasa ada kemungkinan dia masih tajam, dgn catatan tangan dia memang pulih minimal mendekati kondisi normal.

  3. Austria yg insiden motor terbang ya? Miller vs Pol dogfight, yg menang malah Oliviera.. neng Vina rem depannya meletus, restart dan Mir gak jadi menang wkwk.. semoga nanti gak ada kejadian aneh2 lg selain saling overtake..

  4. Dibalik komentar keduanya yg ingin saling mengalahkan, tersirat saling respek terhadap lawannya. Begitulah seharusnya olahraga.

  5. Sbg FBMM, kalopun marc juara seri ya bagus tapi kl tahun ini gak ngarep. Lebih senang jagokan Miller juara dunia supaya karirnya panjang di tim merah, nah kalo tahun depan mungkin Marc lebih siap comeback

  6. tekat harus di dukung oleh kemampuan, kondisi, keberuntungan agar kejadian rebahan di gravel bisa di hindari??

  7. “apapun mereka bilang, tekadku tak akan hilang, Jalan ku masih panjang, batu gravel yg kupandang..” ??

  8. Yg bikin ducati gregetan adalah udah beberapa thn jd runner up,giliran yg langanan jurdun absen malah ttp jd runner up malah no 3 klasemen.
    Jd penasaran pencapaian ducati musim ini.yg sudah all out nurunin 6 seat ducati+memanfaatkan belum fitny M93

  9. Setiap artikel mm di publish pasti commen” kelas berat yg di bahas.. plus bau bau ketidak iklasan wkwkwk

Leave a Reply to Dalidul Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here