TMCBLOG.com – Sepertinya GP Mugello Yang berakhir diluar ekspektasi Buat seorang Maverick Vinales juga akan merupakan grand prix Terakhir kebersamaan Pembalap yang baru saja Punya momongan ini dengan Crew Chiefnya Esteban Garcia. Mulai GP Catalunya akhir pekan ini, Dikabarkan Oleh The-race – Maverick akan menggunakan Jasa Crew Chief ‘ baru tapi stok lama ‘ yang pernah menjadi Crew Chief Rossi dan selama ini menjadi Crew Chief Untuk Test Team Yamaha – Silvano Galbusera. Dan Dengan ini Esteban garcia Pun Putus Hubungan kerja dengan Monster Energy Yamaha MotoGP team.

Pasca Mugello, Fabio Quartararo memimpin klasemen umum dengan 105 poin. Maverick Vinales berada di urutan keenam, dengan 64 poin. Fabio koleksi tiga kemenangan dan empat podium, sedangkan Maverick hanya memiliki satu kemenangan dan tidak ada podium lainnya. Fabio telah mengoleksi empat Jam tangan Tissot setelah merebut 4 pole position dan berada di barisan depan grid lima kali dalam enam balapan yang diperebutkan sejauh ini. Maverick belum meraih pole dan hanya memulai tiga kali dari barisan depan. Dan Terakhir, Quartararo menang di Italia dan Vinales berada di urutan kedelapan, 17 detik di belakang Quartararo . . See?

Melihat data diatas, Performa Maverick di Awal Musim sebenarnya tidak terlalu Buruk, Namun Juga tidak bisa dianggap Exceptional dan kurang mencerminkan performa seorang Pembalap Factory yang cukup bagus di test Pra Musim dan Membalap bersama Tim Elit Pabrikan Yamaha. Sebenarnya ini bukan Kali pertama Maverick mengalami hal ini, Beberapa Tahun yang lalu , tepatnya di akhir Musim 2018 lalu ia pun mengalaminya dan Membuat keputusan yang kontroversial dengan ‘ memecat ‘ Sosok Crew Chief Yang meLegenda di MotoGP : Ramon Forcada.

Dari asuhan Ramon Forcada, Vinales Merekrut sosok Crew Chief yang sebenarnya Juga sudah lama bersamanya di kelas kelas sebelumnya – Esteban Garcia. Bersama Esteban, Raihan Terakhir Vinales di 2020 adalah finish di Posisi 6 Klasemen umum sementara Franco Morbidelli yang diasuh Crew Chief yang pernah dipecat Maverick bertengger di posisi akhir sebagai Runner up dengan 26 point lebih banyak darinya. Dan sepertinya perjalanan Duet Maverick Vinales – Esteban Garcia Pun berakhir hanya kurang dari 2,5 Musim MotoGP.

Massimo Meregalli, Direktur Tim: “Esteban bergabung dengan tim kami pada tahun 2019. Dia dan Maverick telah bekerja sama sebelumnya pada tahun 2013 dan memenangkan Kejuaraan Dunia Moto3 tahun itu. Kami sangat berterima kasih kepada Esteban atas dedikasi dan semangatnya selama kami menghabiskan waktu bersama, yang menghasilkan sebelas podium untuk Maverick, termasuk empat kemenangan, tiga tempat kedua, dan empat tempat ketiga. Mengucapkan ‘Selamat tinggal’ kepada salah satu anggota kru kami selalu merupakan peristiwa yang menyedihkan, tetapi itu adalah keputusan bersama berdasarkan apa yang terbaik untuk kedua belah pihak. Kami mendoakan yang terbaik untuk Esteban di masa depan.”

Sungguh menarik untuk melihat efek dari perubahan ini untuk membuktikan dimana sebenarnya letak permasalahan dari Maverick Vinales selama ini. Apakah benar Faktor eksternal seperti kesesuaian Crew Chief berefek besar bagi perubahan Performanya, atau jangan jangan Crew Chief bukan lah ‘core of the core’ dari Masalah Vinales ini, Jangan jangan masalahnya ada di dalam diri Maverick sendiri . . silahkan sobat sekalian komentari deh

Taufik of BUitenZorg ~ @tmcblog

60 COMMENTS

  1. Kaya nya mental Maverick emang kurang kuat, padahal kl mentalnya kuat bisa jadi doi udah bisa rengkuh Jurdun.
    Baru di towing yg jelas2 ga melanggar aturan aja ngambek, gimana kl Bermasalah sama Vale?

  2. Kalau tahun ini fabio bisa juara dunia, kemudian nanti di 2022 mir masuk yamaha dan ada 2 juara dunia di yamaha, seru juga bayangin nya.

  3. Emang dirinya aja yg bobrok,mau ganti nomor dan crew chief sampe lebaran monyet ya gitu gitu aja

    morbideli yg pake motor lama dan crew chief Forcada bekas dia kalo gak sering ketiban sial pasti ada diatas dia sekarang

  4. Kalo taro bisa juara dunia tahun ini, terus 2022 mir join yamaha, wah bakal ada 2 juara dunia di yamaha. Seru juga bayangin nya, walaupun sulit terwujud, apalagi klo suzuki masih begini terus pada tahun 2021nanti di sesi kualifikasi .

  5. Bener, trlalu baperan, marc aja ngajak main petak umpet dgn ianone, karna dia paham pembalap lain ingin towing dr pembalap trcepat…

    • yang saya pernah dapat info dulu medio 2019 skenario lebih condong pengganti ke rider muda talenta (mirip Fabrizio Quartararo) seperti Jorge Martin waktu masih di Moto2 KTM ajo.

    • Rencana Petronas dulu sih mau naikin Xavi vierge,tapi melihat performanya saat ini agak ragu petronas mau naikin dia

      Jake Dixon juga agak kurang

      Mungkin akan nyomot dr tim lain(bajak Raul Fernandez mungkin,siapa yg ga mau jika digoda tim sebesar petronas di kelas MotoGP)

  6. Maveric grogian, ktanya detak jantungnya lebih cepat dri piston M1 saat start?
    Trus pas duel ma Marc dia terjungkal di tikungan krn nurunin perseneling yg mana di lap lap sblumnya tidak

    • Keliru, justru detak jantungnya MV12 paling rendah saat race.
      Terbukti saat remnya blong dia gak panik dan bisa menjatuhkan dirinya tanpa cidera sedikitpun pada kecepatan setinggi itu.
      Mungkin saking slow nya, saat race dia keburu pasrah kalau settingan motornya gak pas dgn keinginannya. Kurang ngepush.
      Determinasi nya kurang

  7. Yg ku penasaran sih sebnrnya klo Marc Marquez dlm kondisi sehat bawa M1, sperti apa jadinya. (Maaf nih ngebeHa?)

  8. Dulu sekali di akhir musim 2003 saat Rossi masih membela HRC, kubaca di tabloid top permotoran dgn judul “Rossi main mata dengan Yamaha” di situ langsung gegerrr
    Ada yg inget kah sob

  9. the problem is Vinales itself,,
    keliatan mentalnya belum dewasa, sedikit struggle saja sudah langsung down, padahal kalo dipikir-pikir dia belum terbebani apapun kecuali fakta dia berada di tim pabrikan,
    kayaknya harus les psikologi nih sama seperti yg Fabio lakukan di libur musim dingin kemaren,

  10. gak coba konsultasi ke psikolog seperti Taro sebelom ini? terbukti jadi lebih bagus dia so far dibanding tahun lalu..

  11. setidaknya dengan kejadian ini saya paham kenapa selama ini rossi gak pernah ganggu vinales, dari awal masuk di yfr kayaknya baik baik aja hubunganya sama rossi, padahal rossi itu nganu, kalian tahu lah.. “mind game master” nya motogp dulu ?

    karena tanpa diganggu aja mentalnya udah kacau dari sananya

  12. “masa bodoh dg vinales, sekarang kami punya 2 rider yang kuat.” mungkin itu yg Suzuki katakan dalam hati sekarang .. hihi…

  13. Sepertinya Maverick blm menemukan obat utk mentalnya.
    Nonton perjalanan juara Mir, bs tahu dukungan Frankie Carchedi sbg crew chief yg sabar tp melulu teknis.
    Nonton jelang start si Rea yg mengeluh pandangan terbatas ke Pere Riba, justru ditanggapi, “kamu lupa, rider lain jg mengalami…”

  14. Tampaknya Vinales baru akan bagus saat usia melewati 30 tahun. Lebih tenang, lebih matang, nothing to lose.
    Saat ini kebiasaannya masih demam panggung (grogi start) dan telat panas. Padahal kalo bukan sedang balapan (test/kualifikasi) cukup kencang.

    • Udah punya anak,anaknya makin gede saat menginjak kepala 3 kok nothing to lose
      Malah makin banyak pikiran ane rasa,dan akhirnya milih jalan yg lebih minim resiko

      Mungkin ngurusin racing teamnya MVK apa itu namanya

  15. yaaaahh pecat pecat aja terus… dikasih ramon forcada jg dipecat… keknya yg harus dipecat ridernya bukan CE nya

  16. Morbidelli harus naik pangkat ini mah, kasian potensinya.. dan petronas tinggal cari rider muda lagi deh sesuai visi misinya ?

Leave a Reply to Kocheng Oren Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here