TMCBLOG.com – Kendala terbesar membalap Di sirkuit Sachsenring Jerman bukan hanya soal tikungan kirinya yang berjumlah (10 tikungan) lebih banyak dari jumlah tikungan kanan (3 tikungan), namun juga morfologi sirkuitnya yang termasuk sirkuit classic Eropa yang terkenal sempit. Sirkuit one line racing sehingga boleh dibilang pembalap nggak banyak memiliki opsi overtaking spot di sirkuit terpendek se-kalender MotoGP ini. Saking sempitnya Sachsenring membuat start dari posisi depan adalah sebuah keharusan dan jika sudah ‘terjebak’ dengan start di belakang maka akan ‘runyam’ dan bahkan secara umum pembalap yang berhasil berada di depan bahkan dalam situasi crowd dapat ‘mengatur race pace’. Hal ini sempat diakui oleh Jack Miller yang mengatakan bahwa setelah melewati Aleix Espargaro, Marc Marquez berhasil ‘menahan’ sedikit pace pack pembalap terdepan.

Yes runyam, terlebih lagi jarak dari start line ke tikungan pertama yang mengarah ke kanan nggak terlalu jauh sehingga boleh dibilang bahkan holeshot devices pun mungkin tidak terlalu bisa diandalkan secara maksimal di sirkuit ini.

Setelah itu pembalap akan merasakan kesulitan terlebih lagi bila di depan mereka semenjak awal hadir motor balap seperti Ducati Desmosedici GP yang dengan berbagai aero devices-nya dipercaya banyak menghasilkan semacam dirty-air area yang membuat pembalap lain kesulitan mengikuti dari belakang apalagi memanfaatkan slipstreaming.

Hal ini diakui oleh Maverick Vinales yang di seri Sachsenring kali ini boleh dibilang mengalami kemunduran segera setelah mengalami masalah di FP3, harus ikut Q1 dan akhirnya harus start dari posisi belakang. Maverick Kesulitan saat membuntuti pembalap Ducati seperti Luca Marini dan Enea Bastianini. “Ketika saya selama 15 lap di belakang (Luca) Marini dan (Enea) Bastianini… saya tidak bisa melewati mereka. Saya mempersiapkan dengan sangat baik, saat turunan, semuanya – mereka memiliki lebih banyak kekuatan, mereka mengerem dengan sangat terlambat.

“Maaf, tapi dengan motor ini (M1) itu tidak mungkin. Ketika saya tiba di (belakang) Franco (Morbidelli) saya menyalip dengan cukup baik, hanya dengan percobaan pertama saya menyalipnya, karena melawan Yamaha itu jauh lebih mudah tetapi dengan Ducati itu sangat sulit.”

Tanpa bisa dibilang janjian, ternyata semalam Valentino Rossi Pun berpendapat mirip;  “Jika kami tidak memulai di depan namun di belakang maka sangat sulit dengan Yamaha. Jika kita mengejar orang lain, kita harus beradaptasi dan tidak bisa memanfaatkan kelebihan kita. Kami juga sangat lambat di trek lurus – hampir semua orang lebih cepat dari kami. Jika kami ingin menyalip, kami harus sangat dekat di zona pengereman dan karenanya harus mengerem sangat dalam ke tikungan. “

Kesulitan melewati Ducati, Maverick mengaku mundur dan ia mengakui saat ia Mundur laptime-nya jauh lebih baik dibandingkan saat berada di belakang Ducati. “Jadi pada dasarnya ketika saya menghabiskan 10 lap di sana, Saya berkata ‘oke, saya akan mundur, saya akan mengambil udara segar, dan saya akan mencoba mengumpulkan data dan melihat bagaimana motor bekerja sendiri’. Saya bisa membuat laptime rendah 1:22-an di akhir balapan, dimana itu tidak buruk. Saat di belakang mereka (Ducati), saya membuat 1:23,5-an per lap. Ini adalah perbedaan besar.”

Namun begitu, walaupun ketiga pembalap Yamaha lainnya finish di luar Top-10, namun akhirnya Fabio Quartararo bisa finish di posisi tiga. Ia sukses bisa meladeni Ducati seperti Zarco dan Miller dimana keduanya merupakan pembalap Ducati yang hadir dengan paket lengkap aero devices mereka. Koq Fabio bisa? Selain bertarung semenjak awal dari posisi start depan, Quartararo sepertinya memiliki gaya membalap yang juga special. Franco Morbidelli mengatakan sebelum ini bahwa Fabio memiliki semacam jalur balap yang ‘Romantis’. Quartararo melakukan hal yang berbeda di atas M1 dibandingkan pembalap Yamaha yang lainnya.

Mengenai ‘romantic lines’ ini baik Franco Morbidelli mengaku tidak bisa/sanggup meng-emulasinya. Berbeda dengan Frankie, Maverick Vinales sedikit lebih vulgar, ia jelas-jelas secara tegas menolak jika diminta menggunakan setup Fabio untuk dirinya dan bersikeras bahwa setiap pembalap harus bisa membalap dengan cepat di atas motor yang disetup untuk diri mereka sendiri.

“Setiap pembalap harus memiliki seting pengaturannya sendiri. Tidak mungkin dia menggunakan pengaturan saingannya selama dua tahun. Itu tidak mungkin. Masing-masing harus membawa setup untuk gaya mereka sendiri . . .  saya tidak ingin menggunakan setup Fabio karena saya tidak mengendarai motor seperti cara dia mengendarai. Saya tidak akan beradaptasi dengan sesuatu yang berjalan baik untuknya, tetapi itu tidak berjalan baik untuk saya. Saya harus membuat sepeda motor untuk diri saya sendiri. Saya tidak ingin menggunakan setup pengendara lain.” Begitu tegas Vinales.

Dua data di atas adalah data Top-6 finisher gelaran race MotoGP Sachsenring 2021 kemarin. Lima pembalap dari awal race hadir pada pace yang mirip dengan perbedaan minor kecuali Pecco Bagnaia. Pecco merosot ke belakang bahkan sampai berada di posisi 16 pada lap ke 3 dengan penjelasan sebagai berikut “Saya kehilangan banyak waktu di awal karena saya tidak bisa membuat ban belakang bekerja baik. Saya berjuang dengan cengkeraman di roda belakang, saya berjuang dengan slide.” Walaupun begitu pada akhirnya Pecco berhasil melewati pembalap pembalap lainnya dan bahkan bisa finish di depan semua pembalap Ducati seperti Zarco dan Miller yang awalnya jauh berada di depannya.

Mengenai SachsenKING sendiri – Marc Marquez, Bukan rahasia lagi bahwa Marc memiliki hubungan khusus dengan Sachsenring dan hubungan ini kian Kuat setelah kini ia berhasil memperpanjang rekor tak terkalahkannya di sana menjadi 11 kemenangan yang membentang sejak 2010 yang merupakan hari-harinya di kelas Capung 125cc. Dan Dengan alasan ini Marc Tidak mau Jumawa terhadap kemenangan Sahsenring ini. “Memang benar bahwa di trek balap ini ada dua hal: saya berkendara dengan keterbatasan fisik yang lebih sedikit, dan titik lemah motor kami lebih sedikit. Kita bisa melihat sepanjang akhir pekan bahwa Honda lebih baik, meskipun benar bahwa dalam balapan yang lain (kami) kesulitan. “

” Dan di ke depan Anda tidak akan melihat apa-apa (yang spesial lagi). Kami akan struggle lagi untuk berada di Q2, kami akan berada dalam situasi yang kurang lebih sama seperti Mugello atau Montmelo. Yap Marc mencoba menerawang bahwa bahwa Di seri seri mendatang Honda akan kembali Kesulitan. Menang Di Sachsenring Tidak mengartikan Honda telah ‘sembuh’. Sirkuit ini seperti menyembunyikan permasalahan Utama Honda

Kita beralih sekarang membicarakan KTM. Setelah melihat data data balapan, Miguel Oliveira di atas KTM RC16 buat TMCBlog sebenarnya merupakan pembalap dengan performa yang sangat baik pada gelaran ini dan bahkan di mayoritas lap ia tampil lebih baik dari Marc Marquez.

Jika sobat menyaksikan dengan seksama grafik di atas terlihat dengan jelas bahwa merosotnya laptime Miguel Oliveira yang saat itu masih berada di belakang duo Ducati Zarco dan Miller sehingga harus turun hampir satu detik lebih lambat dari pace Marc Marquez saat itu menurut kami menjadi salah satu penyebab utama dari sulitnya Oliveira mengejar Marc yang semenjak turun rintik hujan malah sedikit lebih gila-gilaan ngebejek throttle gasnya. Namun setelah memasuki setengah bagian kedua dari balapan, secara umum race pace Oliveira memang lebih cepat dari Marc Marquez.

 

Boleh dibilang dalam sepanjang 15 lap terakhir Marc Marquez lebih cepat dari Oliveira di  sektor pertama. Pace kedua rider ini mirip di sektor kedua dan Oliveira lebih cepat dari Marc Marquez di dua sektor terakhir. Kind of Odd ya? Awalnya tanpa melihat data pasti orang berfikir bahwa Marc Menang dari Oliveira di sektor tiga dan sektor empat dimana di sana hadir 5 tikungan cepat (speed corner) yang mengarah ke kiri dimana ini sudah terbenam dalam mindset kita merupakan ‘makanan empuk’ buat sosok kayak Marc Marquez . . Namun ternyata faktanya di Sachsenring tidak begitu Ferguso!

Marc unggul di sektor awal yang secara umum morfologinya lebih stop and go dibandingkan dengan dua sektor terakhir Sachsenring. Plus diperkuat top speed straight dimana Marc lebih baik (top speed lebih tinggi) dibandingkan Oliveira terutama ketika di awal balapan dimana Marc tidak diganggu oleh pembalap lain di depannya.

Analisanya? Yang pertama tentu kita tidak bisa menafikkan kondisi Marc yang belum pulih 100%. Namun selain itu kita bisa melihat betapa kombinasi dari sasis baru, swingarm baru, BBM racing sintetis ETS dipadu dengan talenta sang dokter gigi berhasil membuat KTM RC16 lebih cepat dibandingkan dengan motor referensi mereka di dua sektor ini. Karena kedua motor ini sama-sama menggunakan platform mesin V4 90º, maka inersia dari bentuk crankshaft bisa diabaikan. Perkiraan TMCBlog RC16 memiliki corner speed lebih baik dari RC213V karena mereka memiliki grip yang lebih baik saat melakukan sapuan di tikungan. Dan bicara grip belakang lebih baik, bisa jadi ini ada hubungannya dengan Update Sasis dan Swingarm baru.

After all, KTM RC16 memang harus diwaspadai kedepannya, bukan hanya oleh Honda atau Ducati, namun juga oleh Yamaha. Tentu buat Quartararo, jangan karena dua Ducati menguntitnya dekat di Championship lalu abai sama bahaya laten motor orange lain ini. F1/4 sepertinya sudah harus memberi perhatian lebih pada Oliveira dan Binder karena menurut kami KTM RC16 seperti telah menemukan cara yang klop membuat V4 berkarakter Inline-4 di tikungan, namun tetap sangar di straight dan ingat balapan masih menyisakan 11 seri, apapun bisa terjadi. Silahkan dikunyah-kunyah sob.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

100 COMMENTS

  1. Ngeri dokter gigi, bakal stonk. Kalo markez g yakin bakal kompetitif kedepan, 5 besar udah bagus,sesekali podium. Mungkin di seri terakhir oliviera masih ada harapan untuk jurdun, walo gap masih lumayan. Kalo taro y penting gak DNF aja

  2. suzuki sama aprilia tidak disebut di artikel ini, padahal ada peran A. Esp yang berhasil melakukan start yg bagus & menghambat laju beberapa rider di lap-lap awal. suzuki mah moderate aja performnya di track ini

  3. Semalem Taro beberapa kali mau disalip desmo tapi dia bisa nutup celah,racing line cenderung kedalem tanpa ancang2 ala Lorenzo,anehnya taro gak melebar saat keluar tikungan,itu y bikin ia sulit disalip kemarin,dan pas akhir lap,laptimenya malah naik

  4. Cukup menarik ini progress KTM. Pembuktian oliveira diatas rc16 saat di r3dbull ring austria dan PI australia apakah dia bener2 kandidat jurdun atau belum.

  5. Marquez ternyata masih king.

    Brad Binder kapan podium, Miguel udah 3 kali. Udah ganti kepala kru masih belum podium juga.

    Jangan lagi deh pake penonton, kaya di Catalan maren biar corona ga tambah buas. Bagus di jerman maren tanpa penonton. Circuit Asia gagal terselenggara gw rasa tahun ini.

  6. KTM ini bener2 jomplang bgt performa nya dibandingkan awal musim, seperti benar2 motor yg berbeda,, dipadukan suspensi WP dan Miguel Oliveira bisa jadi kombinasi maut yg siap menerkam Ducati dan Yamaha,
    Meskipun begitu di Sachsenring kemaren si Oliveira bener2 mengakui kalo Marc disini bener2 sosok yg mengerikan bahkan dgn kondisi yg belum 100%, “I gain nothing” kata si Oliveira waktu diwawancarai di parc ferme waktu dia berusaha memangkas jarak dgn Marc, krn emg kenyataannya begitu, meskipun Oliveira cepat di separuh akhir race, tapi mengejar Marc seperti mengejar fatamorgana, waktu kita merasa sudah mendekat tapi malah semakin menghilang,,

    Buat Vinales, sebenarnya alasannya masih masuk akal dan dapat diterima, tapi sampai kapan mau beralasan terus ??
    Buat Zarco, banyak yg bilang waktu Q2 kemaren dia sengaja menjatuhkan diri biar yellow flag,, kalo itu bener, well you deserve not to win that race .

    • Beneran kayak playing cat and mouse,sampai Puig ketar ketir tpi begitu 5 lap to go langsung ketok palu ngacir lebarin gap

      Padahal dalam pikiran ane,wah ga lama lagi disalip Oliveira nih keknya bahunya kambuh apalagi kalo lihat dia godek godek mulu di sektor 3

      • Berharap kayak lewis hamilton vs max verstapen kemarin lap lap terakhir di kejar dan berhasil overtake 2 lap terakhir

  7. Baru ngeh kalau RC213V itu V 90° kirain selama ini V 90° mesin “italy” aja macem Ducati atau mesin2 V Ferrari.

    • Semua mesin V MotoGP sekarang bersudut 90°,dulu Aprilia masih pake 75° tapi setelah dirombak total dan jadi 90° hasilnya ciamik seperti sekarang

      • Aprilia 65, kemudian dikatain bukan motor motogp sama Iannone akhirnya di mesin selanjutnya mereka rubah lay out mesin sesuai apa yg mereka dapet dari Iannone ttg Desmo yg pernah dia kembangin dulu.

  8. Tp mnurut saya dg bagusnya grip ktm saat corner speed, ada yg harus dibyar yakni durabilitas ban jdi berkurang. Semalem seandainya miguel gak kehabisan ban dluan bakal beda cerita..? #jadi bani andai dlu #hanya opini

  9. nope.. this isn’t about honda, this is all about marc marquez

    murni hanya krna kemampuan marc seorang yg membuat honda bisa menang semalam

    akankah honda kembali jumawa utk tetap marc sentris setelah kemenangan semalam??.. hanya honda yg tau

    tapi para pengisi podium semalam memang luar biasa smw

    • Honda masih P1 dan P10
      lalu silogismenya apakah Fabio P3 dan yang ketiga lainnya tidak masuk Top 10 termasuk ” this isn’t about yamaha, this is all about Quartararo ” ?

      • In a way, probably yes. 2 pabrikan yg rider lainnya cuma mampu papan tengah, bahkan bawah. Sementara ada 1 rider dominan di tiap tim tsb.

      • Kenyataannya memang peran Quartararo, buktinya pabrikan inline lain jg performa ga ada yg lebih baik dari Quartararo. Sirkuit stop and go cuma milik motor bertorsi dan berakselerasi badak, crossplane sekalipun ga bakal sanggup nyamain torsi V4 disini.

  10. Menurut saya, kenapa pace Oliveira lebih cepat dari Marc, justru karena Marc sendiri yg sengaja gak push 100%.. Saya perkirakan Marc cuma riding dengan 95% potensi (cari aman supaya gak jatuh) dan cukup maintain gap satu detikan. Marc lebih memilih battle di 2 last lap (yg ternyata gak terjadi)

    100% Marc di Sachsenring itu saat pace-nya konstan 1:21 kecil.. Kekuatan Marc tetep di sektor 3 dan 4. Ketika di dua sektor itu Marc kalah, artinya dia mengendurkan gas

    • Data 2 tahun lalu, marc main 1’21 hingga lap 14 lalu main 1’22 kecil hingga lap 24
      Tahun ini marc memang menahan pace diparuh pertama, tp diparuh kedua marc tetap push dibawah 1’22.2, baru lap28 1’22.2, lap29 1’22.5

      Imho bukan berarti marc 95% juga sehingga oliveira mendekat,
      Marc tetap menjaga temponya, sedangkan oliveira lebih ngotot mengejar walau harus dibayar di 2 lap terakhir

      Data tambahan,
      suhu trek 2 tahun lalu lebih dingin 7°C
      Marc unggul 6 detik lebih dr maverick (#2) di lap 24 2 tahun lalu

  11. KTM sudah bagus semua sekarang
    Dari Moto3
    Moto2 sampai
    MotoGP
    Sudah rajin podium
    Tinggal juara dunianya
    Bisa ga ya juara dr
    Moto3 sampai MotoGP

  12. Oliveira mantap bener ini, ke depannya bakal sering acak acak frontrow.
    HRC ga mau bajak Oliveira kah , kali aja klop sama RCV.

      • Oliveira(ktm) dan alex rins (suzuki) kan masuk radar HRC untuk mengantikan pol espargaro. Selain cepat kedua rider ini juga tipe rider developer dan tidak mlas ketika d suguhi banyak parts untuk d coba.

        • Itulah kenapa Oliveira sengaja ga teken kontrak baru, kalo Rins lebih kearah KTP dan fakta Suzuki mulai diam2 cari talent baru.

        • @vixioner lu tanya aja sama aimin yg pernah ngelantur kesana kemari saat gw bilang pol ga cocok masuk HRC krn cuma pembalap alakadarnya yg skill di salah satu motor Jepang terbaik dan KTM aja udah ketaker, dan ke menteganya epbeha, eskopi alias helm alias knalpot alias spion.

          Jawabannya? Karena bagi mereka pol hebat.

  13. Wak, apakah Petrux dan Iker belum dapet update sasis juga? Performa nya melempem amat dibanding Miguel dan Brad..

  14. Ini baru ulasan *by data*, bukan kira2 atau perasaan, emang ktm sama Oliviera mantapp
    Marc pun sudah ok banget, walau masih belum pulih benar
    Walau bukan fans Marc , berharap ikut meramaikan persaingan

  15. Apa ini faktor Pedrosa sebagai tes rider ya bang?
    Jangan-jangan nanti mm93 beneran pindah ke KTM karena Pedrosa bisa “men-develop motor” juara.

    • Nah bisa jadi tuh… Kedepan nya siapa yg tahu… Tpi klo di balik misalnya Puig di pecat trus Pedrosa balik ke HRC jadi Tes Rider gimana…. Hehehe

  16. dengan makin kompetitifnya KTM, mungkin suatu saat MM93 akan balas jasa terhadap pabrikan ini,dengan membalap untuk mereka ?

  17. Jadi penasaran bingit romantic linenya si taro kayak apa, pernah liat sih dia overtake pebalap ducati(kalo ga slah zarco) dengan mudahnya front tyre bergeser dan melewati zarco begitu saja tanpa outwide.

  18. setelah 2 kejadian pembunuh potensi juara 1, arm pump dan resletng mlorot, sepertinya Fabio lebih dewasa dan perhitungan. di sirkuit yang “bukan ymh”, yang penting selalu di depan pembalap di bawah klasemen. incaran dia assen, silverstone, san marino.. chang, philip island, sepang, termas ngerinya dibatalkan.. so, saat ini dengan keunggulan yang lumayan, fabio harus lebih sabar..

  19. Perbedaan rcv ori dan kawe keliatan di tikungan.
    Rcv ori nikungnya (marc) menyudut banget, rcv kawe nikungnya ga menyudut kaya rcv tapi ga membulat kaya m1.
    Ngeri juga ni lama2 rc16.

  20. makanya kadang pengen motoGP Germany pindah, atau nambah seri eropa di Nürburgring GP-Strecke (kayak 1997) atau Hockenheimring [keliatannya terakhir menggelar GP500 sekitar 1992 kalo gak salah] biar sirkuitnya agak panjangan dikit gitu…

Leave a Reply to Ondelondel Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here