Sunday, 3 November 2024

[ Tech Talk ] Mengenal Monozukuri : CF Aluminum Die-Casting Pada Frame Yamaha MT-09

TMCBLOG.com – Mungkin banyak dari kita yang mengira bahwa New Yamaha MT-09 yang baru saja beberapa bulan yang lalu diperkenalkan oleh Yamaha secara global menggunakan mesin dan frame yang sama dengan seri MT09 sebelumnya. Namun ternyata tidak seperti itu sob. Sebenarnya ada torehan level baru yang diraih oleh para engineer Yamaha dalam teknologi pembuatan rangka (frame) motor yakni metoda terbaru CF Aluminum Die-Casting yang targetnya semakin hari semakin gila. Mereka dituntut bikin frame makin ringan tanpa mengorbankan kekuatan. Gimana bisa coba??

Yes jadi begini, frame Yamaha MT-09 Yamaha yang secara bentuk dipatenkan oleh Yamaha dengan nama sohor Deltabox itu adalah frame alumunium twin-spar hollow (tidak pejal). Nah pada Yamaha MT09 model year sebelum 2021 itu ketebalan dari dinding frame adalah 3,5 mm sementara pada Yamaha MT09 terbaru itu tanpa mengurangi kekuatan, Yamaha berhasil menipiskan ketebalan framenya menjadi hanya 1,7 mm.

Yes dengan ini artinya Yamaha berhasil menantang target menipiskan dinding sisi frame lebih dari 50% namun dengan kekuatan dan fleksibilitas yang tetap dikendalikan. Dan dengan perubahan ini frame New Yamaha MT-09 itu memiliki bobot 1,9 kg lebih ringan dari frame MT09 generasi sebelumnya.

Secara umum proses produksi framenya masih sama yakni di-cor. Logam alumunium alloy cair dituangkan ke dalam cetakannya, namun proses ini menurut Yamaha membutuhkan ‘rasa dan sentuhan yang tajam, seperti layaknya seorang master chef di dapur.’ Dari tingkat vakum dan suhu di dalam cetakan hingga volume dan kecepatan aluminium cair yang disuntikkan, semuanya harus dikontrol dengan hati-hati untuk menjaga keseimbangan yang benar benar halus. Yamaha menggunakan teknologi analisis casting terbaru untuk memastikan setiap proses optimal.

Tentu saja, para insinyur Yamaha tahu sejak awal bahwa mereka akan menghadapi tantangan karena beberapa bagian benar-benar sangat tipis untuk ukuran ngecor alumunium. Semua orang dapat dengan mudah membayangkan bagaimana aliran aluminium cair harus ‘berjuang’ untuk bisa mengalir ke ruang sempit cetakan sehingga membuat lempengan yang hanya memiliki ketebalan 1,7 mm, namun harus tetap kuat.

Agar aluminium cair dapat dengan mulus melewati ‘lorong’ sesempit 1,7 mm di dalam cetakan tapi tidak cepat cepat mengeras, suhu cetakan harus dijaga tetap tinggi dan kecepatan pengisian harus dibuat lebih cepat lagi. Yamaha menggunakan oil-based, heat-retaining release agent  untuk menjaga suhu cetakan tetap tinggi selama proses pengecoran.

Namun, hal ini bukanlah persoalan mudah seperti mudahnya membaca step step pengerjaannya di artikel ini. Bayangkan deh sejenak, saat Anda membuat cetakan dengan celah hanya 1,7 mm, menuangkan aluminium cair ke dalamnya, mengeraskannya, dan akhirnya mengeluarkannya. Apalagi bentuknya tidak sederhana, dengan rentang lebar, titik tajam, titik tebal, dan titik tipis, sehingga sulit untuk hanya sekedar ‘nuang aluminium’.

Proses ‘penuangan’ aluminium leleh dilakukan dengan cepat dengan memanaskan sekaligus dan hasil tuangan alumunium cair ini harus merata sebelum suhu turun. Jika celah dan gelembung dibuat dengan ‘hanya’ mengutamakan kecepatan, semuanya akan hancur. mungkin kata yang tepat adalah “diam-diam, hati hati, dan cepat”.

Selain itu, desain lorong cetakan pengecoran—dari ingate hingga sistem ventilasi— harus ditinjau dari awal. Analisis aliran serta teknologi pemodelan terbaru digunakan untuk menentukan aliran ideal untuk aluminium di dalam cetakan. Yamaha menamakan proses CF Aluminum Die-Casting super cepat ini sebagai Monozukuri.

Yamaha: “Sayangnya tidak ada cara mudah untuk melihat seberapa tipis, kuat, atau fleksibelnya rangka aluminium kami. Tetapi ketika pengendara merasakan feel pengendaraan yang gesit, kami yakin mereka akan mengerti apa yang kami capai melalui itu. ” . . . Mungkinkah Monozukuri ini juga merupakan bagian dari persiapan kehadiran next New Yamaha YZF-R9 juga?

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

72 COMMENTS

    • kalo sasis udah ga usah d ragukan lagi dari yamaha.. semuanya enak enak buat d ajak cornering sana cornering sini.. ane aja NJMX 135 enk banget.. cornering sana cornering sini.. siap melahap tikungan..

    • kalo sasis dari yamaha udah janagan ditanya lagi dan d ragukan lagi.. semuanya enak buat d ajak cornering sana cornering sini. contohnya d NJMX ane..

  1. Canggih beud ini, makin tipis tapi dengan tingkat kekuatan kekakuan dan fleksibilitas yang mantap, berandai-andai kalo diturunkan ke next R25 hehehe…

    • Alhamdulillah sudah pakai 13 tahun sasis deltaseng… Masih aman, ga ada kendala apapun. Padahal klo dilihat sisi dalamnya sudah terlihat seperti berkarat.
      Jangan dijatuhin lah. Ga ada yg berharap motornya jatuh. Klo habis jatuh sasis bengkok atau retak ya lembiru aja.
      Bahkan ada sasis mobil yg sengaja dibuat agar patah saat tabrakan agar penumpangnya selamat.

  2. Sekarang ane paham kenapa Toyota lebih mempercayakan pembuatan mesin2 eksotis dan beberapa mesin massal mereka ke Yamama drpd enjiner mereka sendiri.

    • Untuk LFA bukan yamaha motor yg tuning mesinnya. Yang diajak toyota itu yamaha music. Targetnya toyota itu LFA harus dapet suara yang enak untuk mesin V10nya dan juga suara mesinnya bisa membangkitkan emosi pengendaranya. Dan tuning suara yamaha sukses besar sampai2 LFA suara mesin LFA disebut “roar of an angel”

    • @Valeban, sorry harus saya koreksi komen saya sebelumnya, Yamaha memang mendevelop dan produksi mesin Supra mk3 1JZ, termasuk seri mesin dengan VVT dan VVT-i dan 2jz yang diproduksi Toyota masih turunan 1jz.
      Tapi untuk Lexus LFA, mesin 10tahun yang lalu itu sudah Euro 5 lho..

    • Yamaha gak bikin mobil kalo gak salah karena perjanjian sama toyota, entah itu tertulis atau prinsip saling menghormati, kurang tau ane

  3. Pengurangan tebal dan costdown material itu sejalan. Hihihi. 1.7mm??? 0.5mm aja bisa pakai mesin die casting. Itu level mainan dan perkakas. Lha kalo sekelas industri motor eces lah. Rahasia dapur masing-masing. Dizukuri saja.

    • itu benar, namun untuk frame itu yang dipikirkan selain harus tpis dan ringan adalah kekuatan dan Fleksibilitasnya, kalo cuma soal tipis, saya yakin 0,3 mm saja bisa, tapi apakah kekuatan Juga dipikirkan !

      • FYI buat orang yg ngarti manufaktur memang yg dibilang mrgreen itu bener, bukan asal nyerocos. FYI lagi pipa rangka motor gp250 aprilia rs250 lansiran 1990an aja tebelnya cuma 1.5mm, cuma bagian pivot, dudukan mesin dan sekitar komstir aja yg bongkahan billet cnc, FYI untuk ketiga kalinya, aprilia rs250 gp250 dibikin dgn cara diecast, bukan kaya pabrikan lain yg pake pipa forged dilas ke billet contohnya rangka honda rs250 ato tz125.

      • Karena kalo gw ga bilang pipa lu bakal susah ngebayanginnya. Gw suruh bilang mainframe? Ntar lu nyinyirnya katanya mainframe tipis kok pivot2nya bongkahan billet terus yg bener yg mana? Gitu? Lain cerita kalo gw bilang pipa orang bakal ngeh bongkahan pipa panjang, dan bisa bayangin bagian mananya, contohnya elu. Bedanya lu ga nyambung karena lu pasti ngira yg gw omongin rs250 massprod. Jadi ya reply lu gw anggap lelucon aja.

    • Buset, asal jeplak aja netijen . weight reduction disamaain cost down, risetnya lebih mahal cuk. . .

      Jangan samakan DC alumunium dengan DC plastik mainan, sifat material aja udah beda……. Kalo emang niat cost down ga usah susah” pake sasis alumunium monoblok kaya gitu, pake aja frame deltabox vixion series.

      • tapi memang realitanya cost down itu sejalan. apapun barangnya, semua produk sudah lama mulai direduksi (baca: costdown). kalau dapet benefit (performa meningkat, friksi berkurang, bobot berkurang, dst) dari cost down ya itu tentunya nilai plus. efek dari semua itu namanya “efisiensi”. jangan kaget klo nemu/liat ukuran klep gsxr1000 2001 yang cuman beda tipis sama ukuran klep fzr400 1988

        • @suneo
          pernah baca artikel motoGP yang isinya, supaya cost down maka mereka menggunakan ecu seragam, supplier ban seragam, etc? kalau belum bisa bedain costdown demi efisiensi vs costdown demi profit mendingan ga usah komen. jadi keliatan bodoh anda

    • Wuih yang reply banyak. Hehehe. Terima kasih Wak. Emang bener saya melihatnya dari segi manufacturing. Semua industri mikir efisiensi apalagi sekarang. Gimana suatu produk dibuat lebih ringan tapi tidak kalah kuat. Nah yang suka ikut seminar software pasti mudeng deh. Dan tau kenapa sekarang bikin all new produk cukup 2 tahun. Semua dipercepat lewat bantuan software tadi. Ada bantuan untuk cek kekuatan jika diberi beban, dll. Nah semua demi cost, kalo bisa sedikit kenapa harus banyak??? Lha ringan tapi kuat dan mahal lho, ya itu beban riset desain material dll ditanggung konsumen. Sama, sssttt gimana menterjemahkan keunggulan ini ke konsumen lewat sales marketer… Ok bro. Hehe

      • Mrgreen
        maklum bro disini pada kelas cebong yang cuman beli mbeat, jadi sampeyan ngomong dari sisi manufaktur (dan ekonomi dari sisi perusahaan) tentunya ga akan nyambung. otak mereka tuh ibarat klo motor bisa di kasih ban truk, kenapa harus dikasih ban yang ukuran sekarang. udah dikasih kata kunci efisiensi aja masih ga paham, makanya negara kita susah majunya ya begini nih.

      • tapi riset itu mahal di awal, dilakukan sekali doang. Sisanya hemat biaya material dikali berapa banyak produk yg diproduksi, itu yg jadi bedanya baru kelihatan

    • Disini sebenarnya cara pandang saja yang berbeda, saya memandang pabrikan sebesar Yamaha ya pasti jago lah buat sasis. Yang jadi poin kepo saya ya bagaimana itu bisa dibuat? Dan itu rahasia dapur masing-masing. Dan yang ragu bagaimana itu komposisi framenya? Bahan metal? Sudah ada alatnya untuk mengetahui komposisi campurannya. Tinggal tembak keluar deh. Tinggal How to make… Yo wes lagh… Hihi… Salam kenal aja, silent reader.

    • Dear all mas Bro semua,

      Komentar pertama saya itu sifatnya umum. Yang umum masih perlu diperinci. Rinciannya ada dikomentar bawahnya dan masih bisa diperinci. Dan tidak ada niat buat ngejelekin Pabrik sampeyan ya. Dan mungkin saya salah masuk thread di artikel moge. Mungkin level bebek dan matik entry level akan mudah diterima. Hihi. Kalo kata cost down terlalu menakutkan bisa diganti dengan alternatif lain yang bahasanya lebih diterima konsumen. Misal, optimalisasi desain, weight reduction, pwtr jempolan, dll. Saya pun masih cetek ilmunya, masih banyak salahnya. Terimakasih koreksinya. Hehe, salam gowes eh salam satu aspal.

  4. udahlah aluminium, tebelnya cuman 1,5 mm, ediann jaran,

    eh btw, kirain rangka twin spar ini dibuat dr plat2 metal yg di las, seperti rangka tubular dmn pipa2 besi yg disambung,
    ternyata di cor toh,
    nah adakah rangka motor yg dibuat menggunakan metode forged ?? ?

  5. Nah itu gunanya tehnologi,kenapa selalu berinovasi karna untuk menghasilkan yg terbaik dsetiap produk nya….terutama flagshipnya

  6. Tentang Yamaha yg jagi bikin rangka emg ga perlu diragukan lagi. Dari sananya Jepang emg udah jago soal bikin material logam dari jaman Samurai hingga forged rims. Pandai besi yg tersohor sejagat raya.
    Kini semuanya diwariskan ke dalam teknologi modern dengan tetap membawa warisan khasanah leluhur.

  7. Mau ngomong biar bahannya lebih sedikit jadi untung lebih gede aja bahasanya dibuat ribet.

    Mau yg lebih tipis? tu bodi avanza. Malah gak sampai 1 mm

    • beda boss. Body sama sasis walaupun sma² tipis. tuh tenaga udah segitu gede kalau mobil kan kebanyakan framenya baja. bodyny mah ttep baja cuman di campur alumunium.

    • Jgn disamakan dgn body avanza lahh…ini frame ..berhubungan dgn safety..ga mungkin sekaliber yahama khususnya, dan merk lain umunya memertaruhkan soal safety hanya karena soal keuntungan

  8. Tipis, Ringan, Kuat

    Apakah dari proses pembuatan frame Yamaha YZR M1 teknologinya ?.

    Edan gak tuh Insinyur Yamaha Jepang.

  9. Itulah knp gw pernah bilang daripada bikin r series pake basis mt07, mendingan mt09 karena rangkanya istimewa. Cuma emg imho terlalu lentur sih buat penggunaan sirkuit. Tapi kalo cuma buat ngisi pasar yg lowong antara r3 dgn r1, mt09 sarungan jauh lebih worthed apalagi mesinnya bikin eargasm.

    • Sepertinya akan tetap dibikin neh si R9, reviewer luar banyak bilang performa R7 masih jauh gap nya dengan R1.
      Mudah-mudahan R7 dijual disini
      ??

  10. Kira2 yang dikejar dari terobosan ini apa wak haji? Meminimalisir penggunaan material atau pure mengejar bobot ringan.

    • Kalau R7 kan di ambil mentah² dari MT07 jadi kan sasisny gk di update. tenaga juga sama kok. kalau MT09 kan Mesin baru Kapasitas Baru dan Dudukan mesin ke sasis juga baru. jadi sasisny juga baru semua.

  11. Kalau niat setipis itu, apa bedanya sama bikin aluminium cetak versi lebih tebalnya, terus dirampingin pakai mesin cnc ?

  12. Salah satu yang jago nih yamaha soal metalurgi klo soal sasis, mereka punya teknisi dan insinyur andalan di bidang ini, klo gak salah namanya Kazuhisa Takano yg bertanggung jawab soal sasis di motogp mulai era rossi sampe sekarang, bahkan untuk motor mass product macam yamaha niken dan MT series dia juga yg megang.

  13. Marginal sekali pengurangan bobotnya dan marketing menutupi betapa fragile permukaan rangka dengan ketebalan 1.7mm. Chitato slice engineering. Ngga sengaja kesenggol matic rubuh di parkiran, wajib ganti semua itu rangka. Mending suruh rider nya diet aja cuy.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP