TMCBLOG.com – Zoom Debrief semalam, sangat memperlihatkan mimik muka Maverick Vinales yang masih menyimpan kekesalannya yang kemungkinan merupakan buntut dari hasil buruk pekan lalu di Jeman dimana ia finish di posisi belakang. Yes, bahkan ditanya dengan pertanyaan awal pancingan yang bernada flashback bahwa tahun lalu ia adalah pemenangan race Assen dan fakta statistik bahwa Assen akan klop dengan Yamaha pun, Maverick tidak mengubah mimiknya. Dan dengan diawali oleh kalimat signaturnya, Maverick menjawab . . .

“I don’t know, sulit untuk dimengerti kami akan gimana lagi. Hanya ingin melakukan beberapa lap, mengerti kondisinya dan kita akan lihat nanti. Ban juga akan sedikit berbeda, I don’t know. Satu dua lap untuk mencari tahu, lalu melakukan setup.”

Ketika ditanya kenapa ia terlihat begitu kesal, apakah karena ia tidak merasa senang dengan Yamaha? Maverick langsung mengklarifikasi “Saya sangat tidak merasa dihormati sebagai pebalap karena saya belum pernah berada di posisi ini sebelumnya: finis terakhir dalam satu balapan. Saya tidak ingat balapan apa pun dalam hidup saya sejak saya masih kecil. Pada dasarnya untuk itulah yang membuat saya sangat kesal,” 

Setelah itu Maverick mengatakan bahwa apa yang ia alami di seri ke-8 sangat ironi jika dibandingkan dengan apa yang ia rasakan di seri pembuka Qatar 1 dimana Vinales meraih podium tertinggi “Bagi saya yang sangat aneh adalah Qatar 1: Bagaimana saya bisa dengan keunggulan itu dari yang lain dan kemudian semuanya hilang. Saya datang dari posisi pertama hingga akhirnya (di posisi) terakhir. Mungkin di sini saya bisa menjadi yang pertama lagi. Ini cukup aneh dan sebagai pengendara hal seperti ini rumit untuk dipakai sebagai motivasi.

“Sulit untuk diterima tetapi pada akhirnya kami tidak tahu apa yang sedang terjadi. Saya selalu menanyakan hal yang sama: ‘mengapa di Qatar itu bekerja dan dapat diterima dan sekarang kami berada di posisi ini?’ Bagi saya itu cukup aneh. dan sulit diterima.”

Maverick Vinales menolak anggapan bahwa kekesalannya memiliki hubungan dengan performa dari Fabio Quartararo yang sepertinya terlihat bagus di saat apapun ketika pembalap Yamaha lainnya struggle ” pada akhirnya mereka (sisi Fabio) memiliki point yang berbeda dari keadaan saya.”

“Yang pasti salah satu solusinya adalah menempatkan motor yang sama dengan Fabio, elektronik yang sama, klik yang sama, suspensi yang sama, semuanya sama untuk melihat apa yang terjadi karena kami tidak menyelesaikan apa pun. Jadi di sini, di Assen saya akan menyalin semuanya. Semuanya. Dan kitan akan lihat nanti.”

“Seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya Anda membuat set-up Anda sendiri dan membuat motor untuk gaya berkendara Anda sendiri, tetapi di tim ini saya selalu mengikuti yang lain. Seperti ini. Dan saya terpaksa melakukannya. Karena saya tidak bisa melanjutkan dengan cara ini; kehilangan waktu, membuang waktu dan kehilangan perasaan dengan motor.

“Di Jerman saya jatuh tanpa alasan. Tanpa ngegas lebih. Akhir pekan ini saya akan mengikuti. Dia memberikan suspensi yang lebih kuat? Saya akan melakukan hal yang sama. Lebih banyak preload? Saya akan melakukan hal yang sama. Kami perlu beradaptasi, itu benar, dan saya akan mengambil risiko. tapi setidaknya saya akan sama dengan pria yang saya miliki di sisi lain garasi.”

Mungkin di tulisan ini nggak terlalu kelihatan, namun Maverick mengatakannya semalam dengan mimik muka yang berbeda, terkesan hopeless dan memang terkesan seperti ada hal yang memaksanya untuk melakukan hal yang tidak nyaman untuk dirinya ini. Lalu bagaimana respon Quartararo ketika mengetahui hal ini?

“Menurut saya setiap pembalap itu berbeda dan menurut saya hal tersebut (copy data) bukan hal yang benar. Namun buat saya Motor ini ( M1) memang berjalan dengan baik dan saya sangat senang dengan motornya. Seperti misalnya di Sachsenring yang bukan merupakan Trek terbaik buat kami namun kami bisa cepat.”

“Di sini menurut saya merupakan tempat dimana Ia (Vinales) selalu bisa cepat, dia adalah pemenang terakhir di 2019. Menurut saya walaupun ia melakukannya dengan caranya sendiri, ia akan bisa cepat. Namun jika ia ingin seperti kami (buat saya) tidak ada masalah.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

60 COMMENTS

    • Persis kejadian paddoc HRC di tinggal Livio Suppo dan di gantikan Alberto, kondisi paddoc jadi berantakan bahkan sampai pada titik Nadir, nyaris jadi tim konsesi dengan membawa nama besar HRC

    • Yep banyak perbedaannya.
      Kritik Suppo lebih pada kondisi seperti pendulum..
      Dari yg paling atas jadi yg dibawah. Ampe puasa lebih 500 hari. Dibawah KTM

  1. Haaa…. Haaa…. katanya gengsi, kan Maverick yg jadi pembalap rujukan proses developer M1… ngapain kopi data Fabio tdak gengsi tuhh….

  2. Membayangkan seandainya Vina = out paksa dari YFR maka 2021 :
    YFR = Taro & Rossi
    Pertonas = Morbi & Talenta Muda

  3. Klo kata Bang Lorenjoh, mending Om Vinal ke Psikiater deh terus konsultasi dah sepuasnya nanti dicari tau akar masalah nya, kali aje bukan dari rear tire tp dr sisi Demotivasi, ketidakstabilan emosi atau kepercayaan diri yg up & down.
    Hayolah Om kali2 ape dengerin Bang Lorenjoh.

  4. contoh nyata playing victim dan u turn,,
    pdhl thn 2019 kmren yg juara di Assen dia, knp harus susah2 ikut setup Quartararo ? apa krn motor tahun ini dan tahun 2019 beda ? apakah statement u-turn ini keluar setelah statement Pol Espargaro yg lebih dewasa ?
    dan bagian tidak dihormati itu bgmn ? dia udah jalan 5 tahun loh ama Yamaha, udah jadi ace rider juga, mau penghormatan seperti apa lagi yg diinginkan doi ?
    dan juga ini menjadi contoh nyata lagi kalo Valentino Rossi masih lebih baik me-manage emosinya dan ga pernah playing victim se-frontal ini,
    atau apakah ini semacam hidden agenda-nya Yamaha buat Vinales ga nyaman dan akhirnya kabur ? krn Yamaha ga mau menunggu terlalu lama lagi sampai akhir 2022 utk mendepak doi,,
    Yg jelas gw yakin sih mayoritas penikmat MotoGP punya impresi jelek je Vinales skrg drpd Yamaha yg disalahkan nya,,

    • mungkin ya, mungkin sebenernya itu motor masi sama aja kaya tahun2 sebelumnya. cuma si ciki uda nemu caranya ngendarain biar bisa kencang terus.
      sementara MV, dan Mbah itu ga bisa pake motor seperti itu.
      kalo FM ane ga bisa komen de soal dia apes mulu. di senggol orang lah, ditubruk, cidera kaki lah. dan pakai motor yang uda ga didevelop lagi uda gitu di limit kalo ga sala rpm nya.

    • Sepertinya MV tipikal org yg drop dn kacau disaat hasil tidak sesuai harapannya, disaat dia merasa sudah berusaha sedangkan hasilnya sama aj atau malah lebih buruk, disitu mentalnya akan drop.
      Sebaiknya ya ke psikolog.

  5. Dibuntutin kesal, pecah konsentrasi, hotlap melebar.
    Hasil buruk frustasi, “I dont know.”

    Sejak awal masalahmu itu mental, Mav!

    • Baru kemarin kan dia bilang gamau tiru pake setup fabio & ngotot pembalap harus cari setup terbaik sendiri, secepet itu berubah wkwk

  6. Ada tekanan dr Galbusera kah,sehingga bikin Vina makin frustasi

    Mungkin juga ada ancaman dr Yamaha pusat kalo sampe ga perform sampe seri tertentu bakal dicopot dr kursi Yamaha factory

  7. Makin meruncing aja…
    Katakanlah 2022 musim terakhir maverick naik m1
    Pertanyaannya , mau kemana?
    Gp n Rc waiting list
    Rcv band nya lebih sempit
    Tinggal Rs sama Gsx,
    Apa iya mau balikan, barter sama rins

    • klo rins sprtinya akan ttp bertahan dr sikapnya slama ini,dia sgt cinta suzuki.nah yang lbih ambisi yaitu mir.wajar dia juara dunia sehingga ingin mncari mtor terbaik.klo di 2022 suzuki ttp sprti skrng,sy tak yakin dia mau bertahan di suzuki.yamaha dan honda sprtinya akan bersaing buat berebut mir

  8. bnr2 ini akan jd zarco jilid2… tpi mau kmna coba? klo ptus di tengah jalan ga smpai 2022 ya aprilia tjuannya.bsa clbk sama tandem lama aleix trs ngembangin motor ky di suzuki. beban jg g akan terlalu berat

  9. baiknya gitu aja , daripada terlalu banyak buang waktu untuk eksperimen , mending Copy data, meski ngebawa motornya aneh (bententangan dgn keinginan). POL juga gitu ….. hmmm. Sulit juga ya jadi pembalap cepat tapi tidak bisa memaksimalkan potensi motor, juga team (Kokinya)

  10. Pembalap yg biasanya mukanya bersih terus numbuhin brewok tipis2 biasanya menandakan mengalami frustasi dgn performanya

  11. Meluap kehilangan kontrol dia setelah mendapat pengalaman buruk finish dibelakang xixixi…
    Gak tahu keputusan saat emosi begini apa efeknya di race TT Assen nanti

  12. Saya rasa setup maverick kemarin malah ke arah pendekatan JL99. Nah gaya berkendara Mv memang yang berubah sesuai moodnya. Dikasi setup harusnya speedcorner eh dia malah pke gaya agresive. Padahal M1 cenderung harus dpke lembut dr awal hingga finish. Ini yg akibatkan mv kadang kenceng bisa podium dan sebaliknya.

  13. mungkin MV ini lebih cocok mesin V. dari style dia ngerem, cara ambil tikungan.
    mending uda stop aja kontraknya di 21 ini. pindah ke KTM/ Duc/ Hon

  14. Lah perasaan statement kemarin bilang gamau pake setup taro dan bilang harus cari setup sendiri, udh berubah aja skrg?

  15. Yg penting juara pra musim dan juara tes tetap di tangan,klo race urusan belakangan,semangat #MV12 jangan kesel terus…

  16. Dari puluhan jurnalis yg ada di screenshot virtual debrief kayanya cuma wakaji doang yg konsisten nampilin screenshot gituan diartikelnya.

  17. Bau2nya ada yg bakal ga dapet perpanjangan kontrak nih, kalo ini udah kontrak terakhir dan Yamaha ngelepas Vinales, gw ragu dia bakal dapet tempat di pabrikan lain. mentok2 cuma di satelit Ducati kaya Zarco. Tapi siapa tau dia beruntung dapet lamaran dari Repsol. Suzuki kalo mau nerusin filosofi awal mereka kecil kemungkinan narik Vinales, karena mereka lebih pilih pembalap muda bahkan policy di tim itu aja diperbaiki biar kutu loncat ga bisa semudah Vinales dulu pindah tim, Alex Rins dan Joan Mir sbenernya dapet klausul kontrak jangka panjang di musim rookie mereka.

Leave a Reply to Dalidul Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here