TMCBLOG.com – Seperti Kita ketahui Mulai Sabtu Malam pekan GP Belanda 2021 Pemberitaan Mengenai Maverick Vinales begitu heboh setelah dimulai Oleh cuwitan twitter Jurnalis Dazn – Richard Jove – yang isinya  meyakini 95% Vinales akan memutuskan kontraknya dengan Yamaha dan akan Pindah ke Pabrikan lain Yakni Aprilia di tahun depan. Saat race berlangsung Pun sosok seperti Massimo Rovola yang merupakan CEO Aprilia racing menjawab Bahwa pemberitaan ini masih terlalu prematur.

Rivola mengatakan bahwa Aprilia pada dasarnya baru akan memulai pendekatan terhadap seseorang yang mau mereka rekrut sebagai pembalap Reguler apabila yang bersangkutan sudah tersedia di pasar transfer. Sementara itu pada dasarnya saat ini Posisi Maverick Vinales masih berada dalam kontrak Yamaha. Ini lah yang dimaksud Rivola dengan ‘Masih terlalu prematur’.

Setelah itu Maverick Vinales pun sempat diwawancara Oleh Presenter Amy Renolds dengan pertanyaan yang sama yakni konfirmasi mengenai rumor kepergiannya dari Yamaha. Kepada Amy, Maverick Bilang Saat ini, keputusan saya adalah (akan) bersama bayi & pacar saya selama musim panas. Dan kemudian kita akan Lihat nanti. Tentu saya sangat kesal karena tak bisa menggunakan potensi saya. Dan Ini tidak bagus. Sudah lama tanpa bisa  memberikan potensi saya, dan saya ingin berikan “

Inilah yang bikin bingung . . . Entah Bagaimana Maverick Vinales Berani Bilang secara Lugas bahwa Dirinya sedang kesal atau Marah karena merasa selama ia berada di Yamaha merasa tidak memiliki kesempatan memberikan Potensi maksimumnya, namun hampir di semua pertanyaan yang jelas jelas mengarah ke pertanyaan konfirmasi apakah ia akan pindah dari yamaha tahun depan, Maverick Tidak pernah sekalipun menjawab dengan tegas mengenai hal tersebut. Jawaban yang diberikan Oleh Maverick Vinales selalu terkesan ‘ mengambang ‘ & kembali di arahkan ke masalah Potensinya yang tidak pernah tersalurkan Maksimal.

Sisa Kekesalan Maverick Pun sebenarnya terlihat dari Pembawaan serta Mimik mukanya yang bisa dilihat dan dibaca secara mudah saat Di Parc ferme. Biasannya Mau Podium 1 atau Podium 3 sekalipun, Umumnya Pembalap Selalu merayakan dengan Timnya yang ada di sisi luar Pembatas Parc ferme, namun kemarin Maverick Tidak atau minim banget terlihat merayakan hal tersebut, ia malah berlama lama memandang Suzuki GSX-RR yang tentunya menyulut banyak penafsifran netizen. . . ketika ditanyakan soal rasa ‘Tidak happy’ ini Maverick mengiyakan dan bahkan Mengjelaskan

” Saya kecewa bukan karena saya tidak menang, tetapi karena saya tidak dapat mencapai potensi penuh saya. Itu sebabnya saya marah pada Sachsenring. Pada level teknis ada banyak kesalahan dan saya tidak bisa memberikan yang terbaik. Di Assen saya tahu saya bisa melakukan yang terbaik dan saya tidak menyentuh motornya. Kami bisa saja melaju lebih cepat, tetapi saya tidak ingin mengambil lebih banyak risiko, menjadi ( finisher ) yang kedua tetap bagus dan kami membawa pulang banyak poin. “

Silahkan deh sobat seklaian Lihat list jawaban Vinales ketika ditanya Oleh Jurnalis dari berbagai sudut pertanyaan mengenai rumor tersebut:

  • Ketika ditanyakan apakah Ada yang bisa klarifikasi tentang rumor bahwa ia meninggalkan Yamaha untuk Aprilia, Maverick Menjawab ; “Saya punya sesuatu untuk dikatakan. Saya membaca tweet (Richard Jove) tadi malam. Yang jelas di sini saya tidak bisa menggali potensi saya dan saya harus menemukan jalan hidup saya. Saya harus dapat menemukan sesuatu yang memberi saya kesempatan untuk melakukan yang terbaik di setiap lap dan setiap balapan. “

  • Ketika ditanya Apakah ia menyangkal rumor ini, Meverick Menjawab ” Ya, saya menyangkal  “
  • Ketika Vinales ditanyakan apakah bisa memastikan bahwa tahun depan akan tetap balapan dengan Yamaha, Jawabannya : ” Satu-satunya hal yang ingin saya lakukan adalah memberikan potensi maksimal saya. Ini satu-satunya “
  • Ketika Vinales ditanya mengenai berapa besar Kemungkinan ia akan bertahan di Yamaha ; lebih atau kurang dari 50% . . Maverick Menjawab ; ” Sangat sulit untuk menjawabnya. Saya tidak bisa memberi Anda jawaban yang jelas. Yang bisa saya katakan adalah bahwa saya tidak dapat mengekstrak potensi penuh saya di sini. Saya putus asa. Ada banyak balapan di mana saya tahu saya memiliki potensi dan saya tidak bisa menunjukkannya. Di sini, di Assen, kami mampu melakukan sesuatu yang lebih baik dan saya harap di Austria kami juga bisa “

See? Dikulik dari arah manapun, Maverick selalu mengarahkan Jawaban ke soal Potensi diri. Namun di luar Kesamaan Jawaban itu, Banyak yang dapat ‘mengekstrak’ dari jawaban jawaban dan menemukan suatu nuansa yang terpendam dan tersembunyi dari kalimat per kalimat yang diucapkan oleh Maverick di mana sepertinya ia seakan akan ingin lepas dari Yamaha (kalau bisa ) Secepatnya. Namun ada pula yang berpendapat bahwa Ia hanya Butuh waktu untuk menenangkan diri.

Bisa jadi semuanya ini akan memiliki jawaban Lugas di sepanjang masa Summer Break 2021yang baru dimulai. Namun Yang jadi pertanyaan Lanjutan yang menarik di kepoin adalah : Apakah Yamaha mau diam diri setelah berbagai ‘serangan mental’ yang digulirkan salah satu pembalap mereka ini dan mempertahankan Sampai akhir Musim 2022 ?  . . kalau menurutmu sob ?


Update : Akhirnnya jelas sudah Resmi : Yamaha dan Vinales berpisah di akhir Musim 2021. Yamaha mengatakan bahwa Mengikuti permintaan Maverick Vinales, Yamaha telah setuju untuk mengakhiri lebih awal kontrak dua tahun mereka saat ini.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

60 COMMENTS

    • vvinales pembalap cepat yg gk bisa nyalip menurutku.. dari awal masuk motogp gk pernah liat duel epic.. kenceng kalobdi depan sendirian doang. beda sama mir ata Fq .
      pinales kalo dah di belakng ya wasalam

      • Dia menang gelar Moto3 2013 last lap Valencia nyalip Rins.

        Dia menang silverstone 2016 pakai Suzuki yg baru gabung MotoGP juga nyalip banyak rider

        Dia menang Philip island 2018 kalo ga salah dari p20 ke P1 menurut lu terbang ? Teleportasi ? Pake jasa Mbah Dukun ?

        Udah jelas banget apa yg dia bilang, kalo ada grip dia maksimal, begitu ga ada grip ga bisa fight. Dia nanya Yama-ha 3 tahun Yama-ha bilang ga tau. Udah ganti crew chief atas saran Yama-ha juga jawabannya sama. Pas struggle disuruh… Udah balap aja, ngumpulin data…

        Itu bedanya dia ama Marc. Makanya yg juara berkali-kali itu Marc. Marc raja low grip race. Raja flag to flag race…

        Lu lihat lagi Jerez 2020… Di awal race dia nyalip balik Marc dgn agresif… Assen 2019 Marc udah leading dia salip sampe Puig (kalo ga salah) nyuruh Marc woles jangan maksa ngejar ntar malah crash

        Apanya yg wasalam ?

        • sangkin jarangnya masih bisa keitung yah sampe di urut dari moto3 ? gue juga jagoin dia kok..
          ya expektasi gw mungkin berlebihan pas debut naik m1 bisa jadi rival engkez, tapi nyatanya sllu jonk hanya beberpa kali aja dia menang itupun kalo pas ngacir di depan.. di musim ini baru di qatar 1 doang di agresif..

          yg gw tunggu komentar om gancang knpa gk bilang pembalap alakadarnya wkwk

      • @Dodit…

        Gw kan ga bilang start p20. Gw bilang dia p20 (gara gara kececer pas start) terus bisa P1.

        Nonton lagi deh…

        • Qatar 2017 maverik juga termasuk agresif melawan dovi. Hanya saja menurutku maverik tidak mampu mendevelop motor sprti marc marquez. Dia tipeny dapat kendala istalahny ban blkang spin mulu dikasih tau sama tim nya dan mauny langsung dpat solusi. Berbeda dgn marc yg mampu merasakan dimna kira2 titik permasalahanny sehingga ban ny slip atau sering highside. Klau bicara nyalip menyalip mah udah sering itu kita lihat ymha m1 klau udah terjebak rombongan susah buat maju kedepan kecuali mereka punya kecepatan yg jauh di atas rata2. Semua motor ymha factori thun lalu juga sering gitu

  1. Sepertinya yamaha akan fokus ke FQ
    Dan ini jadi resiko bagi MV,kalau nanti malah yamaha gk support penuh ke MV,malah bisa2 tambah melempen di paruh musim kedua nanti

    • Udah ada contohnya… Hohe juara, yg di support Rossi. Vinales leading klasemen, development tetap ke Rossi.

      Ga heran kalo sekarang cuma ke Fabio. Mungkin Yama-ha maunya Fabio yg sekarang punya peluang terbesar jurdun P1 tiap race… Vinales P2 aja. Buat point konstruktor.

      Biarpun ga separah Hon-da yg Marc centris, bau bau gituan udah kecium. Wajar kalo dilihat dari luar. 2020 rider Yama-ha paling banyak menang yg jurdun malah Mir. Yamah-a ngerasa rugi bandar.

      Bagi rider … Ya bikin ga enak hati dong.
      Kalo disalahin Esteban Garcia…. Setau gw ga lama Esteban gabung Vinales udah menang race kok.

      Kalo patokannya Sachsenring, bahkan morbidelli juga komentarnya sama. Kondisi low grip susah nyalip … Udah trek sempit, didepannya Ducat-i…

      Walaupun man managementnya buruk, dukungan seimbang buat kedua rider lebih fair di Duc-ati menurut gw. Ama KTM.
      Gw percaya Vinales lebih kompetitif disitu daripada Aprilia.

    • ya gitu waktu tandem sama rossi dia terus mengeluhkan potensi m1 sekarang jd senjata makan tuan dia udh gk bisa kambinghitamkan motor lg. skill dan mental dia yg bermasalah.
      harusnya dengan adanya FQ jd teammate skill dia smkin bagus karena ada referensi data pembanding jd kelemahan dan kelebihan motor bisa dimaksimalkan.

  2. Podium berasa 1 Y, 2 S kemaren.. awkward sekali antar rekan 1 tim, malah lebih friendly ke rider S, mungkin antara kecewa sama udah males.

    • Startnya Fabio kan ngegunting linenya Vinales.

      Selama lawannya main bersih, Vinales ga pernah sewot.

      Dia crash gara gara error rider lain sampe 3x semusim juga dia legowo… Karena rider itu rookies. Wajar bikin kesalahan.

      Dia sewot cuma ama karambol crash Lorenzo. Kan Lorenzo jurdun, masak bikin error kek gitu.

      • “insiden” start itu cuma icing on the cake aja ternyata, resmi cerai juga kan jadinya, emang udah males doi sama Y…

  3. Bukannya taro malah fasih banget bahasa spanyol? logatnya aja kayak orang spanyol dibanding Zarco yg kental banget Perancis nya

    Makanya orang Perancis kayaknya lebih antusias sama Zarco dibanding taro

  4. Bagusan tegas kek hohe lorento, klo ngambang2 gitu kasian kru nya, visi ngambang misi melayang visi misi angin-anginan

  5. Mau ngikutin jejak kang jarco kali wak.
    Udah ga sanggup lagi, pengen pisah di tengah jalan.
    Kalo factory yams sih nyantai aja, masih punya morbi.

  6. neng vina kayaknya stress ya gak bisa naklukin M1, apa permasalaham spining ban belakang masih ada di M1..??
    sekarang yg bisa naklukin kayaknya cuma si taro doang

  7. jawabannya tergantung Vinales sendiri,, kalo dia bisa menahan diri dgn atmosfir paddock yg menurut dia ga nyaman, mungkin dia bisa bertahan sampai akhir musim, tapi kalo nggak ya kemungkinan dalam waktu dekat ini kita akan mendengarkan announcement perpisahan,,

    Yg jelas hampir semua fans MotoGP setuju kalo yg bermasalah ini sebenarnya Vinales, Yamaha udah memberikan kesempatan dan segalanya ke MV, gaji 2 digit, jadi referensi pengembangan motor, tapi tetap zonk,,

  8. jawaban mengambangnya mungkin dalam lubuk hati yg terdalam doi masih ingin bersama Yamaha, atau mungkin dia menyesal atas statement sebelumnya yg terlalu frontal malah buat suasana paddock semakin awkward

  9. pasti oleh yamaha akan di bikin kayak ducati memperlakukan dovi oas mau akan pergi.
    motor akan disetting seadanya.

  10. Kuncinya sebenernya ada di MV sendiri…bagaimana dia harus beradaptasi dengan keadaan sitiasi sekelilingnya, tp seandainya udah mentok mau ga mau hrs meninggalkan keadaan itu.
    Frustasi, tertekan dan ga nyaman yg dirasain dia skg hrs dicari jalan keluarnya

  11. MV sepertinya perlu ganti jenis olahraga supaya POTENSI PENUH dia bisa keluar. bisa dicoba balap lari, masih race juga kan.
    wkwkwk, guyon om.

  12. Jelas tertekan MV, dari kecil jadi rival MM,

    MM naek kelas ke GP, langsung jurdun dan 6 kali di kelas raja.

    Dgn pindah ke YMH dari suzuki, harapan besar bisa langsung jurdun dgn M1 dgn modal kalahkan MM waktu msh di suzuki.

    Setelah berjalan waktu, tidak kesampain jurdun, sampe MM absen 1 musim tidak bisa memanfaatkan absennya MM utk jurdun.

  13. Dikondisi tertekan, tapi lihat mantan yang semakin menawan.
    Duh suzuki kok makin cakep aja ya hasilnya, pengen nunggangin lagi, siapa tau lebih mesra daripada si biru tua.

    Mantan oh mantan, pesonamu semakin menawan ketika telah dilepaskan.

  14. kalau Yamaha tidak mendukung vinales harusnya ckup “bd0h”. bagaimana tidak, mana ada pabrikan yang ga mau 2 motor factory masuk ke podium. bahkan sampe memberi support juga buat ke Rossi meski d tim satelite. tapi ya itulah ketika support yg diberikan berbeda dg ekspektasi pembalap maka kesannya tidak d support. Yamaha mungkin sudah full support maximal, cm ya mgkin keterbatasan dana support 3 factory bike. Rossi aja crew mekaniknya bnyak yg g bs ikut. mgkin itu kejam, tp lebih kejam lagi masalah anggaran (setahuku Rossi dkontrak oleh YFR. bukan PSYRT).

    FQ mungkin pembalap yang mudah beradaptasi. tapi mmg 2020 kemarin dia bilang M1 tidak begitu menyenangkan. beda dg 2021 ini. jadi merasa Kapan saatnya attack, kapan saatnya defense bahkan FQ saat ini sudah gak gambling lagi. Apakah M1 2021 buruk? mungkin bagi Rossi iya, bagi Vinales, hmmmm kadang buruk kadang ga jelas, bagi FQ menyenangkan, sangat jarang FQ mengeluh atau memberi jawaban bingung trhadap M1.

    dari ke 3 Jawaban, mana yang harus Yamaha dengarkan? sang juara dunia dan legend, rookie atau pembalap yang udah lebih dari 4 tahun di Yamaha? jadinya bingung

    disatu sisi jika Yamaha tidak mendengarkan Rossi, Rossi bisa minggat ke aramco vr46. tidak mendengarkan FQ, tahun ini peluang juara dunia 0. tidak mendengarkan MV juga membuat MV merasa g nyaman (mungkin Yamaha masih melihat ada potensi di MV cuman cara ngeluarinnya yang susah)

    kayaknya tmcblog hrus bkin artikel 3 pembalap Yamaha ini. ya dr sudut pandang tmcblog saja yang netral dan menyuguhkan data2 yang ada (mungkin performa time lap per circuit tahun lalu, tp ini akan jd artikel berat tp menyenangkan) soalnya seru aja dg moving2 Yamaha klihatan dingin ke pembalap tapi kl dkulik2 juga ada maksud tertentu

  15. Justru penonton moto gp seperti saya yang heran. Jika alasannya adalah motor yang kurang kompetitif,mengapa Quartararo bisa tampil apik?

  16. Merasa menyesal telah meninggalkan suzuki, karena mengidam2kan yamaha karena jorge lorenzo dulu motor yang menurut dia perfect sebelum uni ecu, mau balik ke suzuki sudah pada ttd kontrak, pilihan ke aprilia tapi Rivola menunggu jawaban dari dovi sebagai pembalap regular

  17. M1 emang bermasalah kan? semua pembalap Y jg banyak mengeluhkan masalah ban & top speed (mesin). Tapi mungkin FQ lebih bisa beradaptasi dg motor yg “bermasalah” itu, pembalap Petronas cuma bisa ngikut aja, sedangkan MV yg jd pembalap no.1 Y saat ini g bisa beradaptasi seperti FQ, wkt sedikit utk coba” setup, sedangkan jadwal sudah masuk paruh musim. Jd emng dia frustrasi sama M1 yg sekarang.

  18. Andai MV pernah Jurdun, setiap yang dia minta akan dituruti seperti VR di awal awal Ymh. MV kuat jika time attack tapi pas balap selepas start problem sekali.
    Dia lebih menyalahkan faktor teknik yang artinya faktor motor dengan segala setingannya.
    Ibarat rumor transfer pemain bola, kalau sudah banyak gestur dari dia sendiri, 95% berita tsb benar adanya.. Cuma mengapa pilih Aprilia kalau mau menunjukkan potensi diri? Atau jangan jangan kejutan kembali ke Suzuki.. Atau ke Aramco dengan Ducati? Hmmm menarik gerobak..

  19. Saya tidak bisa mengeluarkan potensi saya, seakan akan dia baru satu musim diyamaha,selama ini sebelum kedatangan fabio semua di berikan kepadanya.

    • Setuju
      IMO, sebelum FQ masuk, “potensi” MV tidak terlalu kelihatan karena ada simbah. Bisa jadi Y berpikir motornya yang bermasalah, bukan ridernya. Giliran ada FQ, ternyata motornya ok.

      • Motornya oke kan tp MV ttp ga konsisten, kdg mlempem kadang oke.

        Jd memang benar bkn masalah motor atau simbah

        Ya MV sendiri

  20. Wak, coba cocokologi ya buat 2022..

    – Maverick ke Aprilia
    – Franky ke Yamaha factory
    – Rossi tetap balap di Aramco VR46
    – Rossi bikin “surat sakti” ke Yamaha buat taro Bezzechi di PYSRT

  21. Mbah Rossi saja yang sudah punya tim dengan Ducati tidak ada komen setajam itu kepada publik soal Yamaha. Disini kita lihat, kedewasaan sikap para pembalap. Padahal MV ketika M1 bagus pun tidak pernah membuktikan dirinya membawa 1 buah trofi juara dunia.
    Gak kebayang kalau MV punya nilai sehebat mbah

Leave a Reply to Rian Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here