TMCBLOG.com – Sobat sekalian, pernah dengar Honda DN-1 kan? Motor yang sangat viral di tahun 2007/2008 dimana saat itu Honda mengaplikasikan HFT (Honda friendly Transmission) ke motor ini sebagai ‘CVT’ namun menggunakan sistem hidrolik. Motor ini menguap, sistem HFT-nya hampir hampir terlupakan, sampai akhirnya tahun ini Honda sepertinya kembali membuka file HFT mereka dan menggunakannya untuk mendesain sistem pengereman regeneratif (Regen Brake) untuk sepeda motor yang bisa menghasilkan listrik dimana energinya dapat disimpan dan  dipakai kembali kala dibutuhkan.

Sistem Pengereman Regeneratif mudah diaplikasikan pada roda empat/mobil karena upaya pengereman lebih merata dan banyak jenis mobil yang menyalurkan tenaganya langsung ke roda depan, membuat pekerjaan menggunakan pengereman regeneratif listrik jauh lebih mudah diaplikasikan daripada di sepeda motor.

Sementara pada sepeda motor bobot sepeda motor berpindah secara signifikan ke depan selama pengereman, dan rem belakang hampir tidak digunakan dalam banyak kasus. Pemindahan bobot tersebut juga berarti menggunakan roda belakang untuk sistem pengereman regeneratif tidak efisien.

Honda melihat hubungan ini dan mereka melihat kalau begini penyaluran tenaga haruslah menyentuh roda depan juga atau dengan kata lain salah satu solusinya motor harus 2 Wheel Drive (2WD). Ide penyaluran tenaga (penggerak) ala Honda DN-1 pun dilakukan yakni dengan menggunakan sistem HFT (Honda Friendly Transmission) namun kali ini HFT bukan diaplikasikan sebagai penggerak roda belakang seperti DN-1 melainkan penggerak roda depan.

Nanti akan kita kupas tersendiri sistem HFT ini, namun singkatnya HFT melibatkan dua unit motor/pompa hidraulik ber-piston aksial dengan penggerak sudut—satu di roda, yang lain di mesin sepeda (atau motor listrik). Paten Honda menunjukkan salah satu unit pompa/motor ini terpasang di bagian poros roda depan sepeda (cek foto di atas) .

Beberapa piston kecil (91) dipasang dalam pola melingkar di sekitar poros roda dan dipasang kan dengan pelat swash (92) yang yang bisa miring miring alias bersudut pada ujungnya. Piston ini memompa cairan hidraulik, atau digerakkan oleh cairan yang sama, tergantung pada apakah unit bekerja sebagai pompa (selama pengereman regeneratif) atau sebagai motor penggerak roda dalam mode 2WD. Aktuator mengubah sudut pelat swash untuk mengubah volume cairan yang dipindahkan. Ketika pelat swash sejajar dengan roda, tidak ada penggerak fluida, tetapi ketika miring, cairan yang tidak dapat dimampatkan dipindahkan ke sistem Regen untuk menghasilkan listrik pada unit generator.

Bedanya dengan DN-1? Jika di DN-1 unit motor/pompa hidraulik ini hanya digunakan SATU ARAH untuk menggerakkan roda belakang, namun pada motor di gambar paten motor/pompa hidraulik ini bekerja DUA ARAH : Yang pertama, untuk menggerakkan roda depan (fungsi 2WD) dengan cara memberikan tekanan hidrolik tertentu yang akan memberikan putaran pada roda depan.

Tugas kedua bekerja kebalikan yakni menggunakan perpindahan bobot dan putaran roda saat pengereman untuk menyalurkan fluida sistem hidrolik via selang ke unit motor/generator listrik (61) yang akan diubah menjadi listrik menggunakan semacam planetary gearset oleh sistem generator regen listrik yang mungkin mirip pada sistem Regen Toyota Prius.

Jujur, saat pertama kali membaca temuan ini di Cycleworld butuh waktu sekitar 4-5 kali buat TMCBlog untuk mengerti sistemnya. Dan salah satu kunci untuk bisa mengerti sistemnya memang harus dimulai dengan mengerti sistem HFT pada Honda DN1 yang mudah mudahan bisa selesai tTMCBlog buatkan artikelnya juga nanti. Silahkan dikunyah-kunyah dan semoga berguna.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

15 COMMENTS

  1. Tau lampu yang nempel di roda depan sepeda gowes jadul? lha kenapa gak pakai cara itu aja.
    Begitu ngerem, tuas rem sekaligus menggerakkan gear generatornya supaya nempel ke cakram depan.
    Listriknya simpen di aki.
    Begitu tuas rem depan dilepas, gearnya generatornya juga lepas dari cakram

    Ya…cuma ide aja barangkali bisa wak

  2. waa keren ni. buat EV nya kah? jadi menambah milage.
    tapi jeleknya bentuk velg jadi agak gimana gitu pasti.

  3. Sistem kerja mirip kers, dulu KTM gp 125 pernah pake tapi dilarang oleh FIM Walau ujungnya disesalkan oleh FIM juga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here