TMCBLOG.com – Energica Motor Company S.p.A., perusahaan terkemuka sepeda motor listrik berperforma tinggi yang merupakan produsen tunggal Kejuaraan Piala Dunia FIM Enel MotoE awal bulan ini memperkenalkan mesin listrik baru bernama EMCE (Energica Mavel Co-Engineering) yang dibuat berkolaborasi dengan perusahaan Italia Mavel. Nama EMCE, yang merupakan singkatan dari Energica Mavel Co-Engineering. Produsen elektronik dan motor listrik Mavel berbasis di Italia utara dan bekerja dengan banyak produsen kendaraan listrik. Mesin EMCE adalah proyek kendaraan roda dua pertama Mavel.

Dilihat dari bentuk mesinnya, terlihat ada sproket kecil yang menunjukan bahwa sistem penyaluran tenaga Ke roda belakang menggunakan rantai. Energica dan Mavel berkolaborasi dalam mendesain geometri khusus dari rotor dan stator dari mesin listrik baru ini untuk meminimalkan kehilangan energi dan memaksimalkan kinerja. Stator dan inverter menggunakan pendingin cairan sementara magnet rotor didinginkan dengan aliran udara. Algoritma kontrol adaptif memastikan bahwa inverter selalu dapat mengoperasikan sistem se-efisien mungkin.

Hasilnya adalah unit motor-inverter kompak yang beratnya 10 kg lebih ringan dari unit penggerak berpendingin oli yang sebelumnya dipasang oleh pabrikan sepeda motor listrik Italia, Energica Ego. Mesin EMCE menghasilkan tenaga puncak 126 kW (170 hp) pada 8500 rpm, 25 hp lebih banyak dari model sebelumnya. Energica tidak memberikan informasi apa pun tentang berat motor atau berat unit penyimpanan daya berupa baterai polimer lithium dengan kapasitas 21,5 kWh.

Sebagai gambaran, pada Energica Ego mesin sebelumnya berkat torsi konstan sebesar 215 Nm, motor sport listrik tersebut dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km / jam dalam 2,6 detik. Karena ringannya mesin, Energica menjanjikan peningkatan pada sektor handling. Sementara itu perkiraan jangkauan jelajah fullcharge-nya hingga 420 km di dalam kota dan 198 km di trek dengan kecepatan tertinggi yang dibatasi hingga 240 km/jam. Akankah MotoE ke depan akan menggunakan mesin listrik ini juga?

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

33 COMMENTS

    • Torsi besar ga kuat nanjak?
      Motor Inverter & motor servo jgn samakan dengan motor biasa Om. Didesain dengan torsi tinggi walaupun dgn putaran pelan sekalipun.

    • Bisa jadi engineer bahkan desain mesinnya dari nol karena perangkat elektronik lebih mudah desain dan rakitnya udah kebukti di dunia komputer dan dinamo. Orang mesin kayanya masih kepake tapi di bagian sasis dan suspensi.

  1. EV pasti lebih menggiurkan secara performa, kalahnya cuma suara aja. walau sebenernya bisa aja dibikin berisik juga, cuma ya beda tetap pasti bagi penggemar ICE

    • Untuk pemakaian harian, lebih pas mesin hybrid kayaknya. Gak perlu pake battery besar, gak perlu worry kehabisan listrik di jalan.
      Klo trackday, okelah pake mesin full electric.

      • @Akira MotoE masih satu suplayer jadi susah buat pabrikan lain ikut pake motor listrik sendiri, kecuali kontrak Dorna sama Energica habis

      • Kan motoE untuk saat ini motorny di pasok oleh 1 brand ( single suplayer)… dan energica lh yg d tunjuk dorna. Mungkin yg anda sebut gak tertarik kali untuk jdi pemasok

  2. Kalau F1 kan hybrid V6. Sejak awal 2000 konfigurasi mesin harus sama. Kenapa MotoGP ga begitu ya? Semua konfigurasi mesin sama dan mungkin pale hybrid juga. Soalnya F1 hybrid dulu. Terus FIA baru bikin Formula e.

    • gaknkebayang bentuknya motor” motogp kalau di kasih mesin hybrid, yang sekarang aja udah penuh dengan elektronik

        • F1 hybrid 1600cc v6 dimulai sejak tahun 2014 dan dari situ sampai 2020 di dominasi total oleh mercedes. Baru musim ini dominasi tsb punya peluang besar ditumbangkan. Tapi seri masih pnjang apapun masih bisa terjadi. Tambah f1 dan motgp punya perbedaan sangat signifikan, khususny sektor kaki2. Prototipe motogp 1000cc hybrib?? Masih susah itu mtor ngerem. Mobil f1 aja yg dibekali 4 ban masih sering terjadi accident

        • Nah bisa jadi, di masa depan.., prototype motogp pake mesin satu silinder kecil dipadu dengan mesin elektrik.
          Mungkin pake mesin moto3+mesin energica EMCE ?

    • Engineer nya sih seneng seneng Bae, pembalapnya yg ketar ketir,apa ga makin kenceng tuh motor

      Masa mau dikasih Halo juga tuh motor MotoGP

  3. bukan soal banyaknya tapi lebih ke cepatnya om,
    kita isi BBM paling lama 5 menit kelar lah ini isi listrik kudu seharian, teknologi fast charge masih belum sempurna, kalau sudah mungkin era nya EV berjaya

    • Dgn kondisi letak geografis indonesia yg sperti ini, jomplangny kondisi di kota dan daerah yg jauh dari kota, maka kendaraan listrik akan sangat susah merebut hati konsumen. Kecuali d pksa oleh regulasi, susah buat motor listrik ngalahin motor tenaga fosil khusus d indonesia ini (dang mungkin d india juga)

  4. Kayakny mxking supra gtr150 spek ub150 bisa deh bejaban sma motoe skrg secara laptime. Soalny laptime motoe skrg masih klah jauh dri moto3

    • FYI jaman arrc masih ada gp125, laptime underbone 2 tak ga kalah jauh sama motor prototype. Kala itu underbone bebas tuning sebebas2nya. Ub150 skrg kalo boleh modif Sebebas2nya dan kapasitas boleh naik sampe 250cc gw yakin performanya bakal mepet moto3 jg. Mesin moto3 memang prototype, tapi ga jauh2 sama mesin underbone 150cc teknologi dan rancang bangunnya. Cuma beda di komponen aja. Nsf250r produk massal aja kalo mekanik yg biasa pegang SE 4 tak, udah langsung lancar disuruh ngetunening mesin moto3.

  5. indonesia juga kan Punya, MARLIP (marmut listrik Lipi), klo ngak salah pernah d Launcing waktu jaman Presinden SBY. Ir. Masrah penciptanya.

  6. Sebenernya pling penting pengembangan battery ukuran kecil tapi dg kapasitas besar. berguna bgt untuk motor listrik,dll..

Leave a Reply to Jerami Klakson Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here