Pict : MotoGP

TMCBLOG.com – Maverick Vinales berbicara kepada media termasuk radio Catalunta sore pasca latihan bersama di Circuit de Barcelona-Catalunya menggunakan Superbike, di hari di mana pembalap lain seperti Pol Espargaró, Alex Rins dan Jack Miller juga memanfaatkan cuaca yang baik dan aspal yang bagus untuk merasakan kecepatan di atas Superbike seperti CBR1000RR-R, GSX-R1000 dan YZF-R1.

ketika ditanya Oleh Jurnalis menegnai masa depannya, Maverick Berkata : “Sudah berhenti, saya ingin menikmati liburan. Ini adalah paruh pertama musim yang cukup sulit dan saya ingin menikmatinya bersama keluarga. Saya tidak punya masalah dengan siapa pun, saya ingin santai saja dan kami akan melakukannya. Lihat apa yang terjadi pada 2022, tidak, saya tahu[ mengenai 2022] “

Pict : radio Catalunya

Sekali lagi Maverick menegaskan apa yang ia tuju dengan memutuskan keluar dari Yamaha Lebih cepat “Saya fokus menikmati, [mengenai keputusan] memutuskan hubungan, dikarenakan saya sangat lelah tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya. Langkah yang saya ambil adalah karena tidak masuk akal untuk melanjutkan sesuatu yang tidak berhasil; saya tidak menyadarinya.

Sepeda motor itu [Yamaha M1] memiliki banyak potensi. Bukan karena sepeda motor atau peralatannya tidak berfungsi, tetapi saya yang tidak dapat melakukannya dan saya harus menemukannya sebuah solusi untuk mencapai potensi penuh saya. Ini baik untuk pikiran saya. Saya sangat berterima kasih kepada Yamaha atas kesempatan yang mereka berikan kepada saya dan untuk apa yang telah mereka pertaruhkan pada saya. Kami telah mencoba.”

Vinales tetap menganggap bahwa Yamaha mungkin menjadi motor terbaik di grid saat ini, tetapi dia mengakui bahwa dia belum bisa mendapatkan performa yang Quartararo dapatkan saat ini. Hal ini dapat menyebabkan keputusannya ini disalahpahami dari luar. “Bagaimanapun saya ingin menang, kami harus berusaha untuk berada di atas dan semuanya menyertai saya. Ketika saya memakai helm saya, saya gas, Sangat penting untuk merasa baik, merasa nyaman. Fabio telah bersamanya sejak itu. tahun pertama berjalan dengan sangat baik. Motornya punya banyak potensi, hanya saja saya tidak dapat mengeluarkannya.”

Lalu Maverick pun mencoba berhati hati menjawab mengenai Pilihan 2022nya apakah dengan Ducati atau Aprilia . . “Saya ingin santai saja, karena penting untuk memikirkan diri saya sendiri. Apa yang saya kompensasi akan dilakukan. Aprilia telah meningkat pesat dengan Aleix [Espargaro]. Saya belum melihat Suzuki, saya hanya fokus pada liburan, nikmati musim panas dan kembali sekuat mungkin. Saya belum memikirkan 2022 kapan saja, karena tidak masuk akal (…) Saya tahu di mana saya bisa pergi, dan saya tidak akan mendapatkannya ke Yamaha, jadi saya harus menemukan jalan, saya harus menemukan jalan masuk.

Saya bukannya mencari lingkungan yang berbeda, saya mencari kepercayaan diri, sangat penting untuk memiliki kepercayaan diri Tahun ini karena kami telah membuat banyak kesalahan dan itu dapat menghilangkan rasa percaya diri, Hal itu tidak akan disentuh lagi karena takut dia akan menjadi lebih buruk. “

Yang paling membuat saya frustrasi adalah saya tidak bisa memberikan 100 %. Saya lebih suka tenang dan menikmati hidup, 10 tahun berlalu di dunia ini dengan sangat cepat. Sekarang saya tidak menikmati apa pun di sirkuit, dan di paruh kedua musim saya akan mencoba menikmati, saya akan memberikan semua yang saya miliki miliki dan jika saya harus mencoba hal-hal saya akan profesional. “

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

43 COMMENTS

  1. Quartararo dengan M1 sama bisa menghandle dengan baik, sementara bagi Vinales kesulitan adaptasi mungkin itulah yang menyebabkan kehilangan kepercayaan diri dengan mengeluarkan statemen gak bisa mengeluarkan potensinya disini

    • Semenjak Quartararo dateng, M1 seolah ga ada masalah. Gw curiga jangan2 sepeninggal Lorenzo memang M1 ga bermasalah, tapi ridernya aja yg ga mampu handle.

  2. mudah2an dgn mental nothing to lose yg dia miliki sejak skrg membuatnya bisa tampil lebih santai di sisa musim kedepan,,
    eh tapi ga juga nothing to lose sih, soalnya dia harus berpikir masa depannya mau lanjut dgn tim mana , dan di masa itu dia juga harus tampil apik di sisa musim agar bargaining positionnya bisa naik,

  3. btw, disini ada gak sih yg berharap kalo Alex Marquez setidaknya diberikan kesempatan pindah ke Yamaha, boleh di Satelit atau di Factory,, gw merasa itu anak potensinya baru bakal keluar kalo naik M1, ya meskipun kyknya hampir ga mungkin krn denger2 kalo nama Marquez udah di blacklist di Yamaha,, but, never say never, ntah kenapa gw punya feeling kalo factor mbah Vale yg membuat nama Marquez di blacklist, mana tau kedepannya kalo emg mbah pensiun atau hengkang dari Yamaha dan ga punya pengaruh lagi di organisasi, mungkin ada kesempatan buat Alex utk join ke Yamaha,,

    • Walaupun gk menutup kemungkinan bisa terjadi. Tapi kayaknya sulit, honda bakal mempertahankan marquez sekuat tenaga karna dia yg jadi ujung tombak honda. Dan honda jg nggak mau kejadian yg dulu terulang lagi, saat rossi pindah ke yamaha.

    • feeling gw AM tetap dalam circle Honda, ujungnya diproyeksi jadi ace rider di WSBK suksesor Bau..,
      sekaligus Ian masuk LCR

  4. Kalimat yg kluar dri org yg sedang galau. Gimana gak, gaji jumbo, jam terbang jgn ditanya, lantas di trek ia kalah kinclong dari Taro, Bahasa lainnya dia tuu isin.

  5. Bisa aja maverick sering juara akhir paruh musim ,lalu dijewer buat ngasih jalan taro yang udah mulai ditempel entah oliviera,zarco atau marc

  6. Paruh kedua apapun bisa terjadi.
    Jika Vina bisa perform, ya perform lah semaksimal mungkin. Potensi jurdun masih terbuka kok.

    Jika masih nggak konsisten juga, maka legowo-lah jadi bumper-nya Taro ditrek. Atau setidaknya berkontribusi nyumbang poin tim dan manufaktur.

  7. Dari awal naik ke MotoGP dan tidak mengerti apa fungsi FP1, FP2 dan FP3 itu sudah menandakan dia akan selalu tidak tau apa yg terjadi

    • Nah ini juga saya setuju, dia selalu push nonstop tiap latihan bisa saja data malah mandek karena cuaca bisa beda,part aus banyak,pilihan ban kadang gak sesuai cuaca saat race,resiko stamina menurun jg ada. Nah pas balapan dibayar semuanya,dia jadinya kadang mampu kadang tidak.

  8. Mau nanya pak TMC , misal pemabalap motoGP brand A gitu apakah di luar aktivitasnya sebagai pembalap brand A, boleh naik / mencoba motor produksi massal brand lain?
    Misal MV di masa jeda musim mengisi kegiatan naik trail pakai motor brand Suzuki misalnya

    • Menurut saya tidak boleh gan, kecuali saat latihan motornya bermasalah dan mendapat ijin pinjam buat latihan dr kedua kapala team yg tentu ada birokrasi yg disepakati. Misal saudaranya vinales yg pinjam R1 buat latihan karena motornya rusak.

      • Contoh yang mudah kan VR46 dia kan secara jelas rider Yamaha, sedang dia sendiri punya akademi balap VR46 ( entah ownernya/ brand ambassador ) banyak pembalap di akademi nya atau bahkan VR46 nya pas jada musim sering banget naik motor bukan Yamaha saja
        CMIIW

  9. Kalau bisa di sisa musim Pinales memberikan yang terbaik buat Yahaha, membantu Taro Juara Dunia, caranya menyingkirkan pesaing terdekatnya, buat mereka melebar paling tidak atau ditahan di tengah tikungan supaya Taro bisa melarikan diri

  10. Saya tebak,mv12 jadi minder karena fabio yang baru datang prestasinya melampaui dirinya. Mv pembalap sangat bagus namun mentalnya labil dalam kondisi tertentu. Jika dia tidak bisa memikirkan bahwa jurdun adalah juga bergantung nasib dan keberuntungan alias rejeki maka diteam manapun dia saat moodnya jelek akan tak mampu maksimal dalam balapan. Pendapat dr seorang vlogger otomotif Bali.

    • iya lebih cocok ini memang. performanya memang gitu2 aja. terus kedatangan anak baru. dia komplain ga ok motor nya ga bisa lagi. dulu bisa karena VR juga 11 12 performanya sama dia.

      setelah datang anak baru di push sama pak bos Y wkwkwkwkwk
      tu anak baru bisa masa lu kaga.

  11. Gw rasa keputusan ini bukannya jadi titik balik Vinales, tapi bakal jadi boomerang dan semakin terpuruk. Maap2 kata, keputusan Vinales ini sangat terlihat bahwa dia pengecut dan pengen solusi instan, mungkin jaman di moto3 agak beruntung injek2 motor, mogok balapan, ngerengek naik KTM kemudian bisa juara dunia. Di Suzuki dia mau pake cara sama, tergiur M1 kemudian tinggalin gsx-rr padahal udah di wanti2 Schwantz itu belum tentu bikin dia langsung juara dunia dan Schwantz malah saranin lebih baik stay di Suzuki, eh akhirnya malah Suzuki juara dunia duluan ketimbang Vinales. Terlihat pelan2 dia sendiri yg bunuh karirnya. Di pabrikan manapun dia gabung nanti, gw yakin dia bisa juara seri, tapi untuk juara dunia udah sulit, bukan soal skill tapi soal mental Vinales yg kutu loncat.

    • Setuju. Ibaratnya liat aja daped. Bukan mengecilkan value seorang daped, tapi sepanjang kariernya daped keliatan bgt struggling dan ga pernah nyerah. Meskipun ga jurdun setidaknya daped bisa diingat fans gp bahwa ia memang rider petarung yg mentalnya juara

  12. Klo bilang M1 saat ini adalah terbaik di Grid ini kudu sikritisi juga bos, Vinales bilang begitu krn ingin berpisah baik-2 dr Yamaha bkn berarti itu M1 yg terbaik di Grid saat ini yg sesungguhnya. Selama M1 blm bisa meraih Juara lg setelah 2015 maka Yamaha belum bisa dikatan yg terbaik di Grid saat ini, Ducati kencang jg blm Juara-2 sejak 2007, Suzuki yg dibilang masih serba minim jg ternyata bisa Juara.

Leave a Reply to izanagi Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here