TMCBLOGcom – Di race Weekend MotoGP Austria, Aprilia MotoGP kepergok sedang coba part baru berupa tabung Misterius di Suspensi Depan. Ini bukan Tabung Canister suspensi biasa yang juga sudah ada di bagian bawah suspensi Ohlins RSGP . . Ini sepertinya sebuah tabung canister tambahan . .

Biasannya sih, Kehadiran tabung seperti ini ada hubungannya dengan mekanisme sistem Hidrolik. Namun yang dipertanyakan adalah sistem Hidrolis apa yang sedang dicoba Oleh aprilia di suspensi depannya?? Aprilia sendiri dipastikan akan sekuat tenaga merahasiakan Kehadiran part suspensiini, dan bungkamnya Aprilia ini Tentu membuat hadirnya berbagai spekulasi  . .

Spekulasi pertama ala tmcblog adalah, Sistem Hidrolis ini menjadi bagian dari Sistem Holeshot Shock Depan Aprilia RSGP. Selama ini sistemnya masih menggunakan Semacam kabel sling baja dengan upaya pengaitannya dilakukan dengan cara melakukan hard Brake di akhir sesi Warm Up Lap saat menjelang masuk grid startnya agar Suspensi depan bisa di kompress . . Sudah bukan rahasia Hidrolis dapat membantu banyak melakukan tugas yang butuh gaya besar dengan hanya bermodalkan Gaya dan energi yang kecil

Spekulasi kedua tmcblog mungkin sedikit Gila mungkin bisa dipikirkan diluar Nalar : Shape shirter depan . . Ride haigt Devices Yang berjalan di Suspensi depan. Dan ini adalah Versi lebih advance dari holeshot depan sehingga pembalap bisa mengaktifkannya kapan saja, bukan hanya saat start . . apakah itu cukup smart ?

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

52 COMMENTS

  1. Bukannya regulasi holeshot device dan ride haigt devices harus mekanis wakaji ? Ga boleh hidrolisa

      • Owalah … Terima kasih pencerahan nya … Saya kira mekanis itu pake tali sling buat aktivasi perangkat nya … Kalo hidrolis kan brarti pake perangkat solenoid/elektronik buat aktivasi nya …

        • Sistemnya pakai fluida hidrolik yang bisa diaktifkan secara mekanis [bisa pakai sling/kabel baja seperti Ducati punya atau full hidrolik seperti Yamaha punya] tidak boleh ada unsur elektroniknya karena dilarang regulasi.

      • Di dunia sepeda mtb sudah diterapkan sistem hidrolis tp dikendalikan secara manual terdapat pada fork disebut travel adjuster dan di seatpost namanya dropper seatpost

  2. masih kurang wow, seharusnya sekalian bikin biar sudut kemiringan garpu depan bisa variabel,

    saat pencet tombol, bagian belakang terkompres sekaligus bagian depan kemiringan garpunya juga berubah, jadi selain bikin ceper sekaligus wheelbase nambah panjang gitu ?

  3. Waktu masuk tikungan motor mengerem dan suspensi depan terkompress, lalu sebelum kembali terdekompresi segera di kunci jadi saat keluar tikungan posisi suspensi depan masih memendek. Mencegah willie saat berakselerasi di trek lurus, macam motor drag. IMHO. Apakah seperti itu?

    • ahhh ini masuk akal om,
      jadi mengurangi waktu atau bahkan mengunci sementara dekompresi shock depan supaya saat keluar tikungan bagian depan motor lebih rendah untuk memaksimakal bukaan gas dan mencegah wheelie.

    • ya ga gt. klo dikunci saat masuk tikungan motor jadi lebih rendah akibatnya sudut kemiringan yg dibutuhkan pembalap buat belok juga ga maksimal. lalu dekompresinya kapan? paling logis ya ini ride height adjuster depan. gunanya dipake saat akselerasi berbarengan dengan bagian belakang ketika keluar tikungan karena saat akselerasi distribusi bobot pindah kebelakang jadi dengan membuat bagian depan rendah lg akan sangat bermanfaat ngurangin wheelie saat akselerasi. umum sih hal kaya gini diajang drag. ya itupun klo benar ini adalah ride height adjuster depan.

      • FYI saat nikung sok depan jg terkompres, kalo abis ngerem langsung balik yg ada grip depan ilang. Gw ragu kalo jelasin terlalu detail bakal nyampe ato kagak, lebih mudahnya perhatiin aja foto2 pembalap pas nikung. Bandingin sama foto dia ketika keluar tikungan. Komen Cak Dikin sangat masuk akal, bahkan mendekati tepat karena balik lagi semakin rendah cog resiko wheelie bisa diminimaliair. Perangkat itu pasti buat nahan sok depan biar ga balik keatas saat mulai akselerasi. Tunggu aje artikel2 tektok selanjutnya, komen Cak Dikin bakal terbukti minimal mendekati.

        • mas sampean baca komen saya ga? klo terkompres udah jelas ada main shocknya itu normal namun si TS bilangnya dikunci kompresinya supaya motornya rendah saat masuk tikungan buat akselerasi supaya ga wheelie saat keluar. yg saya tegaskan itu ga mungkin kompresi terkunci karena motor akan sangat rendah didepan ketika masuk tikungan. klo sampean mikirnya kaya gt kenapa mereka yg pake shifter harus buru2 dekompresi suspensi belakang saat masuk? sampean pernah denger ga kejadian kompresi suspensi belakangnya miller ga balik?

          https://tmcblog.com/2019/08/29/holeshot-device-kebablasan-miller-kayak-naik-chooper/

          udah kunci aja kan rendah dan tikungan berikutnya ga perlu dipake.

    • kalau begitu fungsinya yg ada ban gak dapet grip dong.. grip di dapet juga karna kestabilan shock agar terus menempel ke aspal

    • ya ga gt. klo dikunci saat masuk tikungan motor jadi lebih rendah dimana hal itu akan membuat pembalap ga bisa belok dengan baik karena sudut yg dibutuhkan juga berkurang. lalu dekompresinya kapan? klo dugaan mengarah ke shifter depan maka kemungkinan ini dipakai ketika keluar tikungan berbarengan dengan bagian belakang yg mana akan membuat motornya jadi serendah mungkin saat menuju straight ketika berakselerasi dan tentunya berdampak signifikan dalam mengurang wheelie. udah umum sih hal kaya gini di ajang drag.

  4. Mau tanya wak, yang dimaksud dengan “tidak boleh menggunakan pengaktifan elektronik” ini detailnya seperti apa?
    1. Apakah ride height device ini boleh menggunakan dinamo, tapi pembalapnya harus mencet tombol secara manual, tidak boleh otomatis diatur pakai ecu.
    2. Atau mekanismenya murni manual, jadi harus pakai kabel baja.

    Sedikit tidak masuk akal kalau jarak engkol tuas kabel baja bisa mengkompres suspensi sedalem itu, apalagi engkolnya kecil mana kuat jempol buat tarik dan mengkompres suspensi yang stiff macem punya motogp.

  5. sistem hidrolis ini basic-nya memang bisa full analog, tapi pada sistem yg kompleks kontrolnya harus menggunakan MCU + actuator, CMIIW

  6. Sebagai yang kerja di bidang kelistrikan malah kagum melihat kegendengan Italiano dalam urusan begini yang dipionir oleh Ducati
    Thanks banget, wak!!

  7. Ohh yang selama ini bisa diaktifkan sukasuka (bukan pas start doang) hanya ride height devices yg di suspensi belakang ya wak ?

  8. Wak Ji, kita selalu bahas keuntungan down force. Tapi klo semuanya untung kenapa gak dibikin fix rendah motornya. Berarti ada kekurangannya dong..
    Stahuku smakin renndah motor/ semakin panjang wellbase, agility berkurang.
    Menikung bukannya butuh Gility?

  9. Kayanya ga ada yg nanya lulusan apa ato kerjaan lu apa. Mekanik Indo Prix aje banyak yg cuma lulusan SMA tapi soal teknis mereka ga bisa diraguin lagi. Pendidikan terakhir ama profesi saat ini ga selalu bisa jadi alasan buat merendah ato merasa bodoh.

    • Ada yg nanya apa nggak … Ga bisa jadi alasan untuk risih dgn orang yg nulis pendapatnya. Lagi juga ini kan kolom komen.

      Jalan hidup orang beda-beda, ada yang nyambung ama beginian karena pendidikan, ada yang coba-coba, ada yg diajak teman/pergaulan dll. Dan ada juga yang ga nyambung dan butuh belajar lagi.

      • Ada gitu gw bilang risih sama pendapatnya? Gw cuma komentari knp dia begitu rendah diri, padahal ini cuma kolom komentar bkn debat yg sering ada di channel berita TV lokal.

  10. Mau dipasangin perintilan kaya gimana jg selama rider utamanya cuma Espargaro paling prestasi terbaik cuma sesekali kenceng di FP. Masukin Vinales, biarpun kutu loncat minimal dia tau gimana cara bawa motor ke parkiran tengah di bawah podium.

  11. Jika alat itu efektif menambah cepat walau hanya sepersekian detik hayo kita tebak tim mana yang bakal duluan nyontek..

Leave a Reply to izanagi Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here