TMCBLOG.com – Dengan status bebas mengendarai pabrikan yang dinyatakan oleh Yamaha, maka pada dasarnya Maverick Vinales bebas membalap bersama Aprilia jika ia dan Aprilia mau dan siap melakukannnya di sisa balapan musim 2021. Nah di artikel TMCblog coba ajak sobat sekalian sama sama jadi bani andai andai nih. Andai Maverick nanti langsung membalap bersama Aprilia di sebagian atau pun misalnya keseluruhan sisa musim 2021, bagaimana mekanisme perhitungan pointnya ?

Secara umum Maverick Vinales bisa masuk dengan bebebapa cara untuk membalap bersama Aprilia di sisa 7 balapan terakhir; bisa sebagai Wild Card, sebagai pembalap pengganti sementara, ataupun pembalap permanen yang menggantikan salah satu pembalap yang saat ini membalap bersama Aprilia. Dan status ini sedikit banyak akan mempengaruhi mekanisme point.

Status point pembalap diperkirakan akan dilanjutkan dari apa yang sudah diperoleh Maverick sampai aeri Austria 2 dimana Ia berada di posisi ke 7 dengan 95 point apapun status Maverick saat membalap bersama Aprilia nanti (pembalap pengganti ataupun Wild Card). Contoh Jika di Silverstone Maverick pakai Aprilia dan finish Posisi 15 (1 point) maka pasca Silverstone Jumlah pointnya akan 96.

Satu lagi, karena Aprilia Gresini tahun 2021 ini masih berstatus team Independent, andai Maverick langsung membalap bersama Aprilia, maka Maverick pun berkesempatan hadir di tangga championship pembalap Independent namun point yang dipakai hanya ketika ia membalap di Aprilia tentunya.

Status point yang diperoleh Vinales terhadap point manufaktur dan point team adalah sesuatu yang tricky. Kita bicara dulu soal point team yes . .

Karena point team (Monster Energy Yamaha MotoGP) adalah gabungan dari point kedua pembalapnya, maka segala point yang Maverick peroleh dari seri pertama di Qatar GP sampai seri Austria GP resmi menjadi point team dimana segala point Vinales di 11 seri ini akan digabungkan dengan point Fabio Quartararo untuk menjadi point team Monster Energy Yamaha.

Saat pindah dan jika turun membalap bersama Aprilia status point yang akan diraih Vinales untuk point team Gresini Aprilia bergantung pada statusnya pada race. Jika Ia hadir sebagai pembalap pengganti maka point yang ia peroleh bisa digabungkan sebagai point team (baik championship team keseluruhan maupun championship team Independent). Sementara jika Vinales membalap dengan Aprilia sebagai Wild Card maka point yang perolehnya tidak bisa digabungkan ke point team Aprilia Gresini Team.

Karena point manufaktur adalah point tertinggi yang diperoleh pembalap yang menggunakan mesin pabrikan tersebut dalam satu seri balapan, maka point Maverick Vinales yang dianggap merupakan point terbaik pabrikan di antara Qatar GP – Austria GP akan jadi milik point manufaktur Yamaha. Sementara jika Maverick turun bersama Aprilia pada sisa musim 2021 ini, maka point Maverick Vinales yang dianggap merupakan point terbaik pabrikan di antara Silverstone GP – Valencia GP akan jadi milik point manufaktur Aprilia Racing.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

52 COMMENTS

    • Biasa saja sepertinya. Kalaupun memang butuh pasti Yamaha bakal tetap mempertankannya, karena potensi Maverick lumayan cukup bagus dibanding pembalap Yamaha lainnya. Hitung hitung membantu poin Tim dan Konstruktor. Tapi nyatanya masalah yang terjadi sudah diluar batas toleransi untuk bisa melanjutkan kerjasama.

      • Salah MVK nyalip Fabio agresif banget sebelum restart…

        Trouble kan motornya habis restart…

        Hahaha

        Yama-ha selalu aneh sendiri pola pikirnya. Contoh kasus paduka dulu… Siapapun yg menang di 2015 kan rider Yama-ha juga… Ngapain paduka dibegitukan. Macam anak tiri aja.

        MVK complain ga direspon, suruh balapan aja ngumpulin data…

        Jadinya begini…

        Hahaha

    • Sendok swingarm aprilia dimensinya yang paling besar juga. Hingga saat ini cuma yamama m1 yang nggak latah pakek sendok swing arm (dry race).

  1. Mudah2an cocok ya motornya.
    Mudah2an sering diwawancarai juga, jadi kita tau perkembangannya.

    Tapi harusnya beban berat sebagai pesang MM uda luntur, lebih enteng.
    Beban berat rekan setim lebih kenceng juga uda luntur, lebih enteng.
    Jadi mood lebih terjaga. Paling tinggal tim cocok dan motor cocok ga. Skill mah jago lah kalo mood pas

    • Ntar gagal bilang nya sebenarnya Mav ini lebih bagus kalau balap di Dakar, mirip kaya pemain bola kalau udah pindah suka bilang “bermain di klub ini merupakan impian saya sejak kecil” awkwowkok

      • Aprilia apaan 300cc? Kalopun ada yg speknya balap cuma rs250sp, itu jg statusnya production racer bukan motor massal biarpun basisnya mesin RS4 yg di bore up Ohvale. Tapi gw rasa bukan mustahil Aprilia segera jual motor A2, entah berapa cc dan berapa silinder. Kalo 1 silinder harusnya 400cc ato minimal mendekati cc KTM, karena lawannya berat ada 2 silinder 400cc.

        • sejak 2020 sudah banyak berita bermunculan aprilia menyiapkan motor 300cc 2 silinder, cuma kabar terakhir memang ditunda utk 2023
          tapi gak tahu juga jika akan release lebih cepat…

        • Pesimis ama wacana 300cc 2 silinder.. Keknya bentuknya nebeng kaya MV atau HD yang nebeng rebranding cina.

          kenapa gitu ? kita liat aja 250cc mass productionnya, di Cina apa India itu ya ? 1 silinder sih bukan masalah, tapi apa wow factor nya secara spek ? power torsinya biasa aja. Kebanting kemana-mana ama rc250 nya ktm

        • Mangkanye. Aprilia baru aja rilis 660 twin, dan belon ada tanda2 mereka bikin mesin twin cc kecil. Kalopun maksain bikin motor A2 taon ini paling banter mesin single basis rs250sp yg di stroke up ama bore up jadi >300cc.

    • SiapĀ² neng vina dengan skillnya dan mesin V4 Aprilia yg Full Power akan mengacak acak barisan pasukan Duc Hon dan Ktm

  2. selama ini setahu saya, level MVK 11-12 dgn Aleix, dan Aleix masih lebih baik dari Pol.
    Berharap MVK bs podium tentu saja masuk akal jika dia berani ambil resiko lebih.
    Apakah racenya bakal lebih baik dibanding saat naik M1, ini yg bikin penasaran..

      • Lagipula Pol Espargaro biarpun alakadarnya, tapi pernah juara dunia moto2. Gw gatau lu menilai Aleix lebih baik dari sisi apa, dari sisi kebanyakan bach*ot di media aja 11-12, satu2nya hal Aleix lebih dari Pol cuma umurnya.

        • 2015 mereka di posisi 11-12, mungkin karena MVK rookie
          2016 MVK 4 dan Aleix 11, tapi ada suatu masalah waktu itu dgn Aleix.
          Pol klasmen akhir lebih baik dari Aleix hanya waktu di tech3 yamaha, selebihnya masih bagus Aleix.
          Aleix tidak perform baik di moto3 dan moto2 karena postur lebih dari rata2 seumurannya.
          Aleix 180cm, pol & MVK 171cm.
          Spt halnya petruci (181cm) kesulitan dgn RC16

        • Oh penilaian subyektif ternyata. Kirain berdasar data prestasi. Kalo cara menilai gitu sih Hafizh Syahrin jg lebih bagus dari Marquez, karena dia mulai balap dari bebek di usia tua bisa nyampe motobiji. Bebas sih kalo subyektif, tapi ga akan pernah dianggap valid.

        • banyak hal yg dipandang tidak valid dan menjadi fenomena di motogp
          stoner dan taro adalah contoh anomali
          marquez dan rossi (jaman keemasan) contoh yg valid sesuai statistik history balapnya
          pedrosa, dovi dan melandri tidak sesuai pencapaiannya di kelas gp125/gp250 yg luar biasa
          Sampai skr pun aku masih penasaran jika Aleix naik M1, desmo ataupun RCV factory
          Penasaran juga jika pedrosa bawa M1
          Aku tidak hanya melihat pencapaian masa lalu saja, tapi juga hal2 lain sebagai perbandingan termasuk faktor psikologis

        • @chicks gw sih always santai, cuma kadang lawan diskusi gw yg suka ngawur dan kebawa emosi, ntar giliran kalah argumen ngilang tapi di artikel2 selanjutnya nyinyir dan komen oot cuma sekedar menumpahkan kekesalan wkwkwk

          @Asimo semua nama yg lu sebutin selain Aleix memang udah terbukti punya prestasi, mereka emang hebat dan ada bukti konkrit prestasi di GP ga asal subjektif. Aleix pernah naik M1 malah spek open yg dikasih bensin lebih banyak dan ban lebih soft, tapi ye gitu2 aje penampilannya. Satu2nya bukti nyata Aleix cuma pembalap alakadarnya adalah saat di Suzuki, itu motor bisa dibawa ke pole position, podium bahkan juara seri, dan Aleix ga bisa cuma sekedar podium 3 udah bukti nyata Aleix jauh dibawah Vinales. Sekali lagi cara menilai lu terlalu subjektif, di balap motor itu hasil eksak yg dipandang, kapan dia pernah podium, menang ato juara dunia, berarti dia hebat, bukan penilaian yg dibarengi dgn ‘excuse’.

        • Aleix jg pernah naik Desmo Pramac, tapi sekali lagi prestasinya jauh dibawah teammatenya. Mau beralasan apa lagi?

        • Penasaranku adalah jika naik motor factory.
          2009 aleix mulai debut motogp sebagai pengganti 4X (kalio & canepa) di pramac ducati dan posisi 18 klasmen akhir.
          2010 aleix turun penuh di pramac ducati tandem mika kalio, aleix posisi 14 dan kalio posisi 17 sedang stoner posisi 4 klasmen akhir. Pramac masa itu levelnya sangat beda dgn pramac skr yg sudah support motor factory.
          2014 dgn NGM forward klas open ada di posisi 7, selisih 10 poin dibawah Pol dan diatas bradly smith.
          klas open tidak dapat dukungan staff dan masih dibawah tech3 waktu itu.
          Ya kita lihat saja sehebat apa vinales nanti dibanding teammatenya di aprilia.

        • Terus Suzuki ga lu anggap motor factory gitu? Ngapain nunggu di Aprilia saat hasil mereka di Suzuki terpampang nyata? Ude ah segini aja. Sejujurnya dari awal gw males ngeladeni krn lu full subyektif, dikasih penjelasan pun masih ngeles.

    • Aleix dr jaman CRT jg lumyan. Sampe skrg pake motor kelas menengah pun lumayan.apalagi taun ini sering kesorot kamera top 10. Kalo pol mah jarang kesorot. Tahun ini kesorot kamera pas dibelakang mlulu dibanding aleix padahal dpt motor factory yg kenceng (katanya)

      • RCV MY2021 lebih parah performanya dibandingkan RS GP MY2021
        Cuma MM93 dgn bakat dewa yang mampu
        Nakagami saja seperti rollercoaster tahun ini. Tahun lalu malah konsisten

  3. Kalo dendam ama Yamaha, bisa tuh manfaatin jatah wildcard Aprilia. Bisalah sekali duakali menang pake Aprilia, itu motor udah punya potensi. Tinggal dia bisa apa kagak. Tapi melihat di Suzuki, dia bisa menang saat Espargaro cuma mentok posisi 4, gw sih sangat yakin. Vinales skill bagus, tapi attitude buruk.

    • yup sikapnya buruk skil bagus. vinales itu butuh orang kaya davide brivio yg bisa merangkul dia untuk maju dan kasih motivasi buat pembalapnya. saya ga tau apakah Rivola punya karakter seperti itu tapi klo dia punya sedikit saja pendekatannya seperti itu sih harusnya vinales bisa lebih merasa tenang disana. namun dia juga harus sadar diri klo motornya ga akan sebagus mantan2nya namun punya potensi. dia pernah buktiin itu disuzuki jadi harusnya di aprilia ini dia bisa lebih ngerti situasinya.

    • Tapi jauh lebih baik dari pembalap utama Aprilia saat ini yg nol juara seri sejak ikut gp, mustahil Aprilia ga gatel utk segera turunin Vinales.

    • bokapnya sendiri yg bilang dia butuh motor yg lebih agresif kan? nah aprilia lebih agresif ga tuh? kata V4 lover sih betoel begitoe adanja

  4. Kalo diakhir musim bisa bertengger di Runner up atau posisi 3 kayaknya lucu karena poinnya gabungan dr tim lama dan tim baru dan dapat medal di MotoGP award

    Walaupun almost impossible

  5. Meskipun cukup kesal dengan sikap Vina yang bak drama sinetron tapi bisa jadi di Aprilia bisa saja potensi malah keluar bahwa tekanan yang dihadapi jauh lebih kecil dibandingkan masih di Yamaha yang juga pabrikan hobi bikin drama setiap tahunnya
    Aprilia dengan keringanan konsesi tahun ini punya potensi besar. Bahkan awal musim dipuji Marc lebih baik daripada RCV MY2021 yang diakui bukan winning bike
    Sayang aja ace rider Aprilia saat ini separuh medioker
    Yang potensial ace rider malah hobi plastic surgery + sanksi doping pula
    Capee deh!!

Leave a Reply to Eekum Bokum Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here