TMCBLOG.com – Tahun 2021 ini Fabio Quartararo Akhirnnya menjadi Pembalap berbeda ke-7 yang berhasil memenangkan Grand prix MotoGP Silverstone semenjak 2013 setelah Lorenzo, Marc Marquez, Rossi, Vinales, Dovizioso Dan Rins . . Secara umum memang di 7 kali terakhir balapan Memang 5 Pembalap Yang juara Di Sini termasuk Quartararo menggunakan Mesin Inline 4. Terhitung Marc Marquez dan Dovi pembalap yang berhasil membawa Mesin V4 Juara di Sirkuit super panjang yang penuh dengan tikungan Flowing dan pergantian arah ini semenjak 2013. Ini sirkuit memang spesial dan dari tahun ke tahun menjadi Lumbung kekuatan Inline 4 sebelum memasuki beberapa sirkuit V4 kembali. Sekarang kita akan bicarakan dulu Rekap Championship pasca race MotoGP Silverstone 2021 . .

MotoGP Silverstone Juga bersejarah secara menjadi venue kembalinya Aleix Espargaro ke Podium kembali setelah terakhir finish P2 di aragon 2014 dengan Forward Yamaha. MotoGP Silverstone 2021 Juga bakal diingat karena menjadi tempat dimana Aprilia berhasil memperoleh Podium pertama mereka setelah Come back Ke MotoGP. Ada banyak sekali pembicaraan strategi dan jalannnya Balapan, namun biarlah itu akan jadi bagian dari pembahasan analisa pasca race nanti.

Hegemoni Fabio Quartararo yang menghasilkan Point Full 25 ditambah lagi Joan Mir yang finish P9 dan Bagnaia yang Hanya mengoleksi 2 point membuat Pembalap Perancis ini makin jauh memimpin. Dari awalnya 47 Point dari Mir-Bagnaia menjadi 65 point ke Joan Mir dengan sisa 6 seri Balap yang sudah definitif ke depan.

Posisi Bagnaia pun kembali merosot ke Posisi tiga sementara Johann Zarco naik ke posisi 3. Pasca Silverstone Marc Marquez merosot 1 peringkat ke Posisi 12 sekarang setelah posisi 11 yang ia peroleh sebelumnya diambil alih oleh Alex Rins

Perbedaan 12 Point antara Jack Miller dan Quartararo di hasil race Silverstone 2021 membuat Yamaha kembali bisa Overtake Posisi Ducati sebagai pimpinan Championship Manufaktur sementara jelang 6 seri terakhir Musim 2021. Posisi selanjutnya masih sama KTM, Suzuki, Honda dan Aprilia.

Sementara itu Asa Triple Crown Yamaha makin Menguat ketika Di Championship team , Monster Energy Yamaha MotoGP berhasil menjauh dari kejaran Ducati Lenovo dari awalnya 37 Point pasca Austria menjadi 47 Point Pasca Silverstone ini. Suzuki Ecstar Naik ke Posisi empat setelah Kombinasi raihan Point Bagus Rins dan Mir dibandingkan KTM Red Bull.

Dengan Finish di Podium 3, Aleix Espargaro Juga memperkecil jarak ke Johann Zarco dari awalnya 67 point Pasca Austria menjadi sekarang 54 point  . . Namun Gap angka ini masih cukup berat diemban Aleix mengingat hanya tersisa 6 Race ke depan. Sementara itu Pramac Racing tetap memimpin Kalsemen team Independent dengan Jarak 98 point dari kejaran LCR Honda.

Walaupun Tak meraih point di Silverstone akibat kesalahan Manuver dari Marc Marquez yang sudah diakui Oleh Marc sendiri, Jorge Martin masih memimpin klasemen Rookie Of the year dengan Jarak 29 point dari Enea Bastianini dengan sisa 6 Race ke depan

taufik of BuitenZorg | @tmcblog

35 COMMENTS

  1. Tahun 2020 taro bisa jurdun kalau tidak ada kesalahan dari Yama** dalam memilih vendor Valve. Semoga tahun ini dia bisa juara karena tahun depan persaingan akan ketat, Marq kembali, Martin lebih berpengalaman, morbidelli kuat

    • gw baru denger kalo Yamaha juga bermasalah di bagian “dimensi” valve nya di musim lalu, bukannya kalo berbeda dimensi malah ga cocok blass kalo valve dipasang ke head ??

  2. Mir bilang sudah sulit utk mengejar Quartararo setelah kemenangan Silverstone nya, jadi bisa dibilang Mir udah pasrah dalam perebutan gelar, walaupun semua bisa terjadi kalo bendera finish belum berkibar, jadi never say never,,

    Well, Quartararo disini benar2 menunjukkan kelasnya yg udah layak utk juara dunia, beda banget dgn musim lalu yg mentalnya masih belum siap, selain memang M1 nya juga bermasalah,,

    • Menurut gw ‘hampir mustahil’ utk Mir dan Zarco, mereka utk menang aja sulit apalagi mau mepet klasemen pembalap yg berkali-kali menang. Secara matematis Quartararo udh tinggal tunggu waktu aja resmi jurdun.

      Tapi demi mengakomodir komentator2 dongo yg g gampang paham dan suka plintir komentar2 gw, gw tegasin ada namanya faktor X. Kalian boleh benci komen gw tapi tolong dibaca dgn seksama, gw sendiri ga pernah secara tersurat komen seorang rider pasti juara dunia, sekali lagi ada faktor x. Noh udh gw kasih tanda petik kata2 yg menyuratkan bahwa ada kemungkinan untuk berbalik. Masa gini doang harus diingetin kaya anak SD aje.

      • Monmaap paragraf kedua bukan buat Izanagi yak, itu buat komentator2 dongo dan baperan yg biasanya ga muncul di diskusi tapi nyinyir di artikel lain. Krn kalo ga gw kasih penjelasan di paragraf kedua mrk pasti ga akan paham ttg adanya kemungkinan lain, apalagi kalo disuruh mikir teori probabilitas.

        • teori probabilitas ga berguna di fisika kuantum, ilmuwan geleng2 melihat perilaku cahaya foton

        • Bhahahahaha tapi ini bukan fisika kuantum, gw kasih bocoran yak kalo cuma mau prediksi siapa yg menang cukup pake teori probabilitas aje bisa 99% tepat kok. Karena sejujurnya gw kalo analisisa ato nebak2 jg sambil inget2 kelas teori probabilitas jaman stm dulu. Kalo jaman skrg yg kuliah statistik ato matematika gw yakin ga asing sama cara tebak ala kutu buku ini.

        • sayangnya saya belajar Sastra dan Huum Pidana,..
          jadi gak paham soal ginian..
          tapi nonton komen2 para penggila Blog Bang Haji ini membuat saya sedikit menghilangkan kesunyian ruang kerja..
          hahahaaaa..

          gak papa om, hajar aja terus..

  3. Memang paling pantas jurdun 2021 taro seperti marc dulu,sangat layak jurdun. Krn kalo menang mendominasi, kalo struggle tetap konsisten kencang ,dan tentu saja bisa cepat sendirian disaat rider dngn motor yg sama gak karu karuan. Memang bakat yg besar kalo udah ketemu mentalitas juara sulit dikalahkan

    • Kalo pake teori dan cara pikir salah satu epbeha sih harusnya M1 yg dianggap worst bike. Kan yg bisa bawa menang cuma 1 orang, lainnya jadi ekor komet.

      • Ini adalah talenta seorang pabio…
        Harus kita akui…
        Utk mtrnya sama kasusnya dengan hinda pas Marquez Marq berjaya…

  4. Kalkulator fabio : +11 sampe cota = juara
    Kalkulator mir/peco/zarco : mir selalu juara 1 sampe valencia & Fabio selalu maksimal finish 4

  5. Yah kalau mau main aman Fabio cukup P3 terus sampai akhir musim,walaupun Joan Mir selalu P1 sampai akhir musim.
    Untuk Marq perhitungannya agak sulit, mungkin harus P1 sampai akhir race sementara semua pembalap lain Crash hanya dia yang Finish.

Leave a Reply to Nanung Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here