TMCBLOG.com – Tragedi berpulangnya saudara Maverick Vinales – Dean Berta Vinales di gelaran WSSP300 Jerez pekan lalu terus mengahdirkan Gerakan gerakan untuk mencari Solusi guna menghindari terulangnya kejadian serupa di masa mendatang seperti membicarakan kembali batas Usia Minimum pembalap. Setelah berbagai Opini dari pembalap, bekas pembalap, Jurnalis pemerhati balap Motor sport, hadir pula dari Federasi Olahraga sepeda motor Khususnya dari negara yang merupakan salah satu penyumbang talenta muda Pembalap – Spanyol (RFME)

Diinformasikan bahwa Presiden RFME, Manuel Casado memberi tahu surat kabar EL PAÍS bahwa Federasi mencoba untuk mengerahkan segala upayanya untuk menghentikan cerita yang kerap berulang kembali ini ( Tahun ini untuk spanyol sendiri sudah kehilangan 4 remaja yang bertarung di Kejuaraan balap di tanah mereka ) . Bukanlah sebuah kebetulan bahwa kecelakaan fatal kerap terjadi dalam kategori Balap dengan Kubikasi yang rendah.

Secara umum di beberapa negara berkembang, batas usia balap sudah semakin turun dan tentunya Juga secara fakta Line-up starting grid yang membludak Seperti misalnya 42 starting Grid di balapan WSSP300 yang lalu membuat Crowd balap di trek semakin Ramai dan ini dipikirkan juga sebagai salah satu kemungkinan penyebabnya . . simak deh penyataan senor Manuel Casado ini :

“Kami khawatir. Dan kami telah berusaha untuk menghindari kecelakaan fatal semenjak dahulu. Kita semua tahu bahwa sepeda motor adalah olahraga berisiko tinggi. Namun, meskipun mengasumsikan premis itu, kami ingin melakukan semua tindakan untuk menghindari jenis kecelakaan ini.

Ini adalah prioritas bagi penyelenggara dan federasi. Kami sedang memikirkan alternatif. Federasi, dalam kontak dengan Dorna dan dengan FIM (Federasi Sepeda Motor Internasional), sedang mempelajari kemungkinan bertindak dalam hal ini dan meningkatkan usia minimum untuk bersaing, meskipun kami menghargai bahwa pengalaman pembalap hampir lebih penting ”

“Aspek lain yang kami pertimbangkan adalah jumlah pembalap di grid [yang harusnya] lebih sedikit. Biasanya jumlah peserta ditentukan sesuai dengan kapasitas sirkuit, panjangnya dan lebar lintasannya. Tetapi jika ada 30 pembalap dalam satu balapan akan selalu ada lebih banyak peluang untuk terkena dampak daripada di satu balapan dengan 20 .

“Tanpa diragukan lagi, itu mempengaruhi jenis balapan yang kita lihat, tetapi itu akan bertentangan dengan semangat kesetaraan yang diwajibkan di semua olahraga. Kami benar-benar ingin pembalap yang paling siap menang, yang paling terampil. Dan itu dicapai dengan persaingan yang seimbang.

Apa yang di satu sisi baik untuk kompetisi dan untuk olahraga menimbulkan, di sisi lain, kompleksitas tertentu dari sudut pandang keselamatan karena pembalap paling dekat satu sama lain. Saya ingin tahu apakah lebih baik jika jarak pembalapnya lebih luas dan tidak banyak bertarung. Dari sudut pandang tontonan, kesetaraan selalu baik”

Ya jadi secara umum ada dua Hal yang sepertinya akan kembali diperhatikan di Musim musim mendatang khususnya di Kategori balap cc kecil . . Batas Usia Minimum Membalap ( saat ini di Spanyol batas usianya adalah 12 tahun )  dan Jumlah Grid start dalam satu Balapan . . kalau Menurutmu Gimana sob ?

Taufik of BuitenZorg

42 COMMENTS

  1. Mungkin bisa dgn cara dibatasi jumlah pembalap yg boleh race maks 20 rider.

    Atau

    Misal ada 40 rider, balapannya dipecah jd beberapa kelompok (jika 4 kelompok maka per kelompok ada 10 rider). Masing2 kelompok racenya hanya 5-10 lap. Penentuan juara 1,2,3 dan seterusnya ditentukan atas dasar total waktu yg dihabiskan untuk menyelesaikan 1 race. Jadi bisa saja nanti yg juara 1 berasal dari kelompok 2, juara 2 dari kelompok 4, juara 3 dari kelompok 1 dan juara 4 dari kelompok 3. Semacam tanding laptime lah.

    • bagi 3 race seru, jd makin banyak tontonan
      race 1 cari top10 grup 1
      race 2 cari top10 grup 2
      final race cari juara 1-3 dari kedua top10 grup
      Tp masalahnya kualifikasi untuk menentukan rider & grup supaya adil mungkin susah, ditambah rider yg ke race 3 lebih pegel”.. wkwkwk

    • Pake sistem kualifikasi motogp aja.
      Dari 42 itu hanya 20-25 yg bisa ikut race. Yang langsung lolos ke babak race adalah top 15 Q1. 5-10 lainnya ikut Q2 dulu.

    • Pake sistem yg selama ini ada di nick lu aja, morphix eh motorprix. Peserta kalo lebih dari 24 dipecah jadi 2 grup. Jadi ada 2 race penyisihan yaitu race penyisihan 1 kemudian penyisihan 2. Masing2 finisher penyisihan disaring cuma daru posisi 1-12. Kemudian di race final ngadu 12 finisher terbaik masing2 penyisihan.

      • Klo 2 race itu beda sikond gimana yak? Race 1 cuaca cerah.. nanti race 2 cuaca hujan.. kadang beda jam aja bisa beda setingan. Ga adil donk bagi pembalap race 2.

        • padahal dia itu ngakunya palin pinter disini lho, tapi liat sendirikan logika dan opininya dari dulu banyak ngawurnya. Belum lagi kalo meleset langsung bawa nama Tuhan

        • Ngawur gimana? Gw cuma jelasin sistem di motoprix. Otak dipake bos, jgn muncul cuma buat ngatain tapi wawasan balap lokal ga ada, begitu ada yg jelasin malah ga paham karena kedunguannya udah over akhirnya cuma bisa komen buag ngatain orang. Ato sistem yg gw jelasin salah? Oke silahkan jelasin sistem motoprix ya, waktu dan tempat gw persilahkan. Googling dulu jg boleh.

        • @ripcord Ga adilnya gimana? Kalo emg pembalap bagus mau cerah mau ujan pasti finishnya bakal didepan yg lain. Toh sistemnya mirip superpole, bedanya race penyisihan formatnya balap bukan time attack.

  2. Starting grid harus di kurangi wak, rider crash blm nyampe ke gravel udh ke lindes dluan ,krn blind spot rider2 di belakang lbh banyak kaya gerbong kereta. Yg nyoba menghindar justru mlh yg nginjek rider yg jatuh.

  3. 24 motor aja udah banyak, kalo sampe 40 itu terlalu bahaya. misalnya ada yg crash di barisan tengah berarti ada kemungkinan ditabrak sama 20 motor. bagusnya kalo ada 40 pembalap sesi balapnya dibagi 2. 20 pembalap 10 lap. nanti 10 teratas di race 1 balapan lagi sama 10 pembalap di race 2. jadi yang juara max lap ny 20, ga terlalu cape krn masih ada istirahat.

  4. Setiap kelompok cukup balapan 1 kali aja. Penentuan juaranya berdasarkan siapa yg paling cepat finish di masing2 kelompok trs dicompare dgn kelompok yg lain.
    Misal, juara race kelompok 1atas nama dodi menyelesaikan balapan dgn catatan waktu 10 menit 20 detik.
    Juara race kelompok 2 atas nama adi finish 10 menit 19 detik.
    Juara race kelompok 3 atas nama budi finish 10 menit 21 detik
    Juara race kelompok 4 atas nama rendi finish 10 menit 18,5 detik.

    Dari data diatas bisa langsung ditentukan siapa juaranya
    1 rendi
    2 adi
    3 dodi
    4 budi

    Tapi mmg betul, bikin 4 race pasti makan byk waktu wkwkwkwk.

    Namanya untuk tujuan safety pasti alurnya lebih lama atau tidak praktis.
    Sama halnya di dunia kerja, konstruksi misalnya, atau migas. SOP harus betul2 dilaksanakan krn kalo ga ya kemungkinan besar akan terjadi kecelakaan kerja.

    klo mmg komitmen pada keselamatan rider, solusi ini bisa dipertimbangkan jika mmg opsi mengurangi rider yg berpartisipasi tidak bisa dilakukan.

    • terlalu boros resource dan jadi aneh hasilnya,,
      kalo emg ditentukan dgn laptime mending ga usah buat race sekalian, cukup free practice dan kualifikasi aja lalu ditentukan pemenangnya,, inti dari race itu kan siapa yg finish duluan bukan siap laptime tercepat,

    • Klo race masing2 kelompok, tapi beda kondisi gimana? Kadang hitungan jam aja cuaca bisa berubah. Yg apes yg kejatahan race saat hujan..

  5. Repot juga sih kalo balapan saling berdempetan akan menciptakan keseruan tapi juga berdampak fatal jika ada insiden,tapi jika gapnya jauh jauhan banget penonton jg jenuh,makanya F1 sampe me redesign mobilnya

  6. Sebenarnya sudah ada yg namanya qualifikasi, misal jml total peserta 40 pembalap, di qualifikasi inilah nanti yg menyaring mana pembalap yg qualified dan non qualified.
    Yang bisa ikut race cuma yg qualified saja misalnya 20 urutan teratas, sisanya gak bs ikut balap.

    • Ini ide menarik nih . . Line up bisa saja 40-an tapi pasca Kualifikasi Yang masuk Balap Cuma Top 20 atau Max Top 25 dari hasil Kualifikasi . . . Bagus juga idenya

      • kasian yg out of 25 fastest donk nanti wak, rugi juga tim nya ntar kalo ga ikut balapan,, mending ga usah ikut sekalian kalo ridernya ga pernah masuk zona aman selama satu musim, ?

        • @izanami
          Naaah,iya kalo OMR pembalapnya ga mewakili sponsor dan tim yg beda beda,kalo timnya beda2 rugi invest Oprek motor,bayar tiket perjalanan buat seluruh kru tim ,,eeh cuma muncul di babak penyisihan doang yg belum tentu juga ada penontonnya dibanding saat race day yg sebenarnya, sponsornya kaburrr

  7. kalo zona poin hanya sampe urutan 15 memang paling masuk akal maksimal 20-25 peserta saja,, lebih dari itu ya udah ga manusiawi lagi sih,,

    • paling bagus sih ya di pecah aja lagi kelas 300 nya,, misalnya menjadi WSS 300 A dan WSS 300 B, lebih adil bagi para rider krn lebih bisa menunjukkan potensinya yg mungkin sebelumnya selalu dibelakang di kelas WSS 300 yg lama krn terlalu banyak rider yg harus di salip, lebih adil juga utk tim2 peserta krn ada kesempatan nama timnya lebih terekspos lagi,,

      • kalo emg terlalu takut jadwal balapan akan semakin panjang hanya krn kelas WSS 300 di bagi dua, bisa diakalin juga dgn hanya di adakan satu race saja utk tiap cabang, utk kelas A bisa diadakan di hari Sabtu utk kelas B diadakan di hari Minggu, hemat waktu, hemat resource,

      • sulit memang kalo manusia uda banyak,

        kedikitan starter jadinya tidak banyak yang punya kesempatan.
        dipecah nantinya bingung jurdun masa ada A B
        dipisah tapi hasil digabung jadi kontroversi

        • ya aneh juga sih ada jurdun A ada jurdun B,, tapi menurut gw itu sih yg paling adil, meskipun gw ralat utk bagian hemat resource nya krn harus nambah bonus lagi utk para pemenang di dua cabang kelas,,

      • Boleh tuh misal nama championship nya dibedakan antar suplayer tunggal bensin atau olinya(kalo ban entar masih banyak yg mempertanyakan unsur juaranya) dgn spek dan segalanya yg sama biar gaada kecemburuan sosial

        Dorna pun makin dapat duit

  8. Sebenarnya yg bikin celaka bukan cuma jumlah pembalap tapi aturan terutama moto3 ada q1 dan q2 jelas pembalap terburu2 karna paling banyak 4-5 lap saat quali..

    Di moto3 peserta 30 masih wajar karna si jason celaka bukan saat race tapi flying lap sedangkan kasus lain tahun ini karna peserta melebihi kapasitas di etc dan wss…

    Di moto3 jangan pake q1 dan q2 tapi di gabung 30-40 menit toh di cev belum ada yg celaka saat qualifikasi.

    Sadar atau tdk pembalap makin berani slipstream setelah era q1 dan q2 di moto3

    Sedangkan wss dan etc karna peserta banyak

  9. Pembatasan jumlah & penjenjangan yang matang. Gak cuma karena hasil bagus 1-2 race terus naik kelas. Kata Om Mamat: Skill bisa dilatih tapi postur tubuh & mentalitas perlu waktu

  10. Santai je,nonton je.
    mau idemu bagus. .yg bikin & menetapkan aturan ttep darno&fim.
    kalau di andaikan, kaya rakyat negri sebrang & pemerintahannya.

  11. Kayanya FIM harus bikin kelas baru dibawahnya WSS300 (misal kelas 125cc), jadi WSS300 dibatasi 25 pembalap aja dan buat yg terlalu muda (misa dibawah 17tahun) bisa ikut dikelas bawahnya dan dibatasi juga 25 pembalap.
    MotoGP juga bisa tuh bikin kelas baru misalkan Moto4 pake mesin 125cc prototipe dengan jumlah pembalap dan umur yg bisa ikut dibatasi juga

  12. Usul peserta 50 , lalu ada kualifikasi, cuma 15 pembalap tercepat yg bisa ikut primer class, 35 sisanya ikut race lain sebagai kelas penghibur ?

  13. Dibikin liga region kaya olahraga lainnya aja mengapa tidak ? seperti olahraga lainnya di olimpiade/kejuaraan skala besar lainnya.

    Misal target starting grid ada 20 pembalap
    Region a b c, d, dst dst. Misal saja dipecah jadi 4 region, yaudah race masing” region ada 20 pembalap, masing masing diambil 5 orang teratas

    Lalu 5 peserta dari tiap region tersebut digabung di 1 ajang puncak ( 5 orang/ region X 4 region = 20 pembalap toh ? )
    Lalu tiap 20 orang itu balapan keliling ke tiaptiap region tersebut. Tiap region mungkin memberi perwakilan 2 sirkuit = 8 ajang puncak
    Mungkin tiap 2 tahun sekali tiap region juga bisa mengganti sirkuit perwakilan biar saling adil dengan tiap negara di sana yg punya sirkuit

    8 race puncak kalau 2 minggu sekali = 16 minggu
    1 tahun ada +-52 minggu – 16 = ada 36 minggu sebelum ajang puncak
    Kalau mau ada libur 4 minggu (1 bulan) sebelum ajang puncak, dan libur 8 minggu (2 bulan) sebelum musim baru = masih ada 24 minggu balapan regional
    24 minggu / race 2 minggu sekali = ada 12 race regional

    Aman toh. Tinggal dikondisikan kalau skemanya mau diubah. Cuma ide pokoknya tetap sama, race regional dilanjut ajang puncak.
    Tapi kalau di Indonesia sih pasti berantem akwka. Semua rebutan jadi pengelola

Leave a Reply to Okanami Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here