TMCBLOG.com – Michelin selama ini mayoritas menjadi salah satu titik Utama penujukan ( baca : Blaming ) Pembalap MotoGP jika hasil balapan mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Semenjak hadir pertama Kali menggantikan Bridgestone, perubahan yang diberikan Oleh Michelin memang terkonsentrasi pada Ban belakang berupa perubahan Compound maupun perubahan Struktur dari Layering bannya itu sendiri. Semenjak awal Michelin memang berbeda dengan Bridgestone dimana Ban pabrikan Perancis ini karater Grip ke banyakan terkonsentrasi di Bagian Ban Belakang.

Mengenai tendensi Perubahan Fokus grip antar depan dan Belakang ini memang secara umum akan mengubah preferensi dari siapa yang diperkirakan ‘diuntungkan’ Oleh Michelin apakah Motor Inline 4 ataukah Motor V4. Namun Begitu Michelin sendiri secara blak blakan menyatakan bahwa Selain soal Preferensi grip depan-belakang, memang Ban umumnya menjadi semacam ‘ biang kerok ‘ dari permasalahan performa pembalap di Trek. Piero Taramasso sebagai perwakilan Michelin MotoGP tidak menafikan dan sangat mengerti tudingan tudingan ini seperti yang ia katakan di wawancara yang dilakukan Oleh Oleh jurnalis David Emmet

“Semuanya [ dirasakan] melalui ban, semua perasaan dari pengendara, ketika mereka mengerem, ketika mereka berakselerasi, ketika mereka mencondongkan motor, semua yang mereka rasakan datang melalui ban. Jadi reaksi pertama adalah ‘ah, bannya jelek’, tapi ternyata tidak. Saya mengerti para pebalap, karena ini yang mereka rasakan, tapi alasannya bukan karena bannya rusak, atau kami punya masalah dengan bannya.”

“Tapi saya mengerti [bahwa motogp] sangat ketat, Sekarang 0,2 atau 0,3 [detik] sangatlah sangat vital, sangat sangat penting, karena semuanya di-push secara ekstrem, ban, aerodinamis, mesin, semuanya.”

Michelin mengaku menerima semua Jenis komplain dari Para Pembalap yang membicarakan mengenai Inkonsistensi dari Range pengoperasian ban yang mereka buat. Khusus mengenai Inkonsistensi dari Kualitas Michelin, Piero Taramasso hanya bisa menjawab bahwa Semua ban diproduksi dengan cara dan perlakuan yang masih sama : Kami tidak mengubah cara kami membuat ban, kami masih membuat ban di tempat yang sama di Prancis, kami menggunakan bahan yang sama, kami menggunakan kompon yang sama, casing yang sama. “ Michelin mengatakan bahkan saat mendistribusikan Ban dari Trek ke trek, Ruangan di Motorhome/peti kemas Ban Ban tersebut menggunakan alat Pengkondisi keadaan suhu dan kelembaban sehingga mereka memastikan suhu tetap konsisten.

Mengenai proses produksi , peyimpanan dan Pendistribusian Mungkin bisa konsisten, Namun memang fakta selama ini dari apa yang di pakai Oleh Pembalap, Ban Michelin memiliki jendela operasi yang relatif sempit dalam hal suhu. Ibarat Kata ; Keluar Sedikit saja dari kisaran suhu kerja Optimal  . . dua atau 5º C lebih tinggi atau lebih rendah maka kinerja dan performa dari Michelin akan turun secara dramatis, dan ini lah Yang mungkin dituding sebagai Sumber dari inkonsistensi tersebut Oleh pembalap. Oleh Sebab itu Menatap Seri Amerika di CoTA kemarin tmcblog tulis sebagai ‘ kebutaan ‘ data karena data tahun tahun sebelumnya mengenai Penggunaan Michelin adalah di Musim semi, sementara MotoGP CoTA 2021 dilakukan di menjelang Musim Gugur/ Akhir Musim Panas dimana perbedaan antara dua situasi ini bisa berada pada 5 derajat Celcius.

Balik Lagi mengenai Tuduhan Inkonsistensi, Secara umum Michelin mengaku bahwa mereka menerima semua komplain dari semua pembalap di Grid. Dan Michelin mengakui bahwa semua komplain pembalap akan di Cek Ulang dengan data . . “Adalah benar musim ini hadir lebih banyak keluhan. Seperti yang Anda lihat, level motogp sangat tinggi, selalu ada 15, 20 pembalap dalam satu detik, jadi jika Anda dua persepuluh detik lebih lambat, Anda akan berada di belakang grid, jika Anda dua persepuluh lebih cepat, Anda berada di lima besar. . Jadi menurut saya semuanya jadi lebih ekstrem. Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi jika ban satu atau dua persepuluh lebih lambat ; tergantung pada suhu trek, tekanan, banyak hal,”

Tarramasso Pun melanjutkan bahwa Hasil dari cek ulang komplain pembalap dengan data yang mereka punya Mayoritas memuarakan hasil bahwa : nggak banyak komplain yang disimpulkan oleh Michelin sebagai ‘ permasalahan  ban ‘ atau dengan kata lain Tak banyak yang menurut Michelin disebabkan Oleh ‘Ban yang jelek’  sehingga mereka mengharuskan diri meneliti ban tersebut lebih mendalam di meja Laboratorium mereka. “[Dari] Semua keluhan yang kami terima akhir-akhir ini, satu-satunya yang masih kami selidiki adalah ban Pecco di Silverstone. Keluhan lain, kami menganalisis dengan tim, dan kami sepakat bahwa tidak ada apa-apa tentang ban. Saya tidak tahu apakah Anda melihat pernyataan Fabio kemarin. Setelah Aragon, Fabio berkata, ‘ya, ban belakang ini dan itu,’ dan kemudian ketika kami menganalisis data, itu bukan [karena] ban belakang. Inilah yang terjadi pada 99% kasus.”

Yap Jadi begitulah Respon Verbal Michelin terhadap Tuduhan In-konsistensi yang disampaikan selama ini. Setelah di cek ulang ke data dimana Jaman sekarang bukan hanya hasil bentukan dari permukaan ban Saja yang menjadi Barbuk, semua data Mulai dari suhu dan tekanan ban, suhu trek, style berkendara, cara mengerem, cara melibas Speed corner dan lain lain lengkap dan  saat Di trek, semua tersedia lengkap dan bisa menjawab lebih spesifik mengenai apa yang terjadi . . dan Muaranya Menurut Michelin dari Semua Komplain Inkonsistensi yang masuk Selama ini hanya sekitar 1% saja yang mereka anggap serius.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

53 COMMENTS

  1. jujur aja, gw lebih prefer era Michelin sih, krn selalu memberikan kejutan di tiap seri balapan di dua musim terkahir ini krn tidak konsistennya ban mereka,,

    • Penonton lupa di era Michelin ini, dengan peningkatan Horse Power dimasing masing Pabrikan, yang pastinya semakin memberatkan kinerja ban.
      Michelin masih mampu memecahkan rekor lap time dibeberapa sirkuit.
      Jadi kalau cuma menyalahkan Michelin,
      Sepertinya Naif sekali.

  2. “Kami tidak mengubah cara kami membuat ban, kami masih membuat ban di tempat yang sama di Prancis, kami menggunakan bahan yang sama, kami menggunakan kompon yang sama, casing yang sama.“

    padahal dikit2 ada berita kami menggunakan kompon baru, casing baru
    ye ga si wkwkwkwk

  3. Kalau menurut gue sih di kehidupan sehari-hari. Saya lebih cocok pakai Ban Bridgestone, leboh tahan lama, anti retak2 dan gripnya bagus…

  4. Ngeselin tyre cuma diplomasi aja, mungkin dulu saat mbah rossi in his prime g akan kalah sama stoner yg naik ducati versi ultra nyeleng , cuma kalag sama bridgestone aja, disaat itu ngeselin tyre jg jelek

  5. Jadi gimana ini nonton FP1-Q2 live paska foxsport ditarik disney?
    Belum ada kejelasan apa-apa dari provider tv kabel.
    Mosok cuma nonton live race-nya aja via trans7?
    Adakah yang bisa memberikan pencerahan?

  6. Bro ribut nya tu sejak dulu banyak yg ngeluh. Bahkan ada kasus ban meledak. Kemaren kasus ban ngelupas oliveira. Ente baca berita GP lengkap ga si sejak 2016?

  7. Dari bahasa yg disampaikan pembalap, Michelin seperti ban yg belum selesai, masih dalam tahap uji coba. Seolah era Michelin ibarat proses reset and development yg masih berjalan. Menjadikan pembalap dan track di seluruh dunia sebagai laboratorium uji.
    Untuk internal Michelin sendiri sangat positif. Hasil pengamatan selama ini akan berguna untuk produk Michelin yg akan digunakan oleh umum. Harga yg sepadan untuk sebuah penelitian komprehensif.

    Pada akhirnya ternyata hampir semua tuduhan pembalap dibantah dengan data.
    Jangan2 memang sebenarnya Michelin udah sangat perfect. Udah maksimal banget. Dan (jika kembali dibandingkan) alasan kenapa Bridgestone meninggalkan kesan yang begitu sempurna bisa jadi lebih karena peran ECU+Software inhouse pabrikan.
    Nah loh. Satu lagi bukti kemunduran dari segi teknis dong?

    • masuk kantong juga om analisanya .. hihi .. intinya kyk jual pertunjukan (motogp) ya Om .. secara drama, ketegangan, dan kekuatan dibalut oleh satu arah kebijakan saja .. demi menghasilkan sebuah pertunjukan yg tidak mononton sehingga penonton setia menunggu episode2 berikutnya (ya kyk sinetron atau drama korea gt).. jempolan dah ini motogp..

      • Setuju, Kalo liat gelaran ini, atau g usah jauh2… Di IG MotoGP, Kalo vr,mm,Yahon..pasti rame nya naujubiile..karena fans senang dgn drama, coba wsbk..adeeem bngt, rea toprak…adem bngt…kaya ubin musola..JD g rame…lurus2 aj…klopun ada fans debat berapa biji..jauh ama MotoGP… Pdhal gw nonton wsbk dri jaman aaronsligt..yah gtu2 aj..

  8. Sependapat. Tentang komen yg susah dibanding klo udah ada komentator yg mengawali. ?
    Klo ban, apalagi keluhan #46 saat minta ganti britstun dulu, emang terbukti bahwa miselin tuh ngeselin.

  9. Mungkin ngga sih, di MotoGP dihadirkan 3 brand sekaligus: Michelin, Bridgestone, sama Pirelli. Sukur sukur Dunlop, gajah tunggal, atau IRC mau join, wkwkwkwkkk. Kan kayak nya seru tuh. Dari segi teknis, perang teknologi akan semakin sengit kan? Bahkan bisa ada kategori baru: Juara Konstruktor ban.

  10. Kayaknya ada sangkut pautnya sama perubahan radikal honda yg memindahkan pusat berat agak ke belakang., mengingat ban depan dengan spesifikasi lebih stiff / grid bagus akan dirilease 2024. tahun ini dan tahun depan buat riset. 2 tahun terlambat dari jadwal yg semestinya release tahun ini

  11. Saya cenderung setuju dengan pernyataan Michelin. Bahwa ada banyak faktor yang pada akhirnya membuat feel setiap pembalap berbeda. Motor berbeda, mesin berbeda, power berbeda. Bahkan di motor yang sama pun, set-up juga bisa berbeda. Satu hal yang sama adalah ban. Ya, mereka memakai ban yang sama, Michelin. Kalau di persamaan matematika, ada istilah variabel dan konstanta. Nah, Micheln ini konstanta. Variabelnya adalah mesin, sasis, set-up dll.

    • Nimbrung berargumen bang,… statement yg dikeluarkan oleh pihak Michelin diatas di analogi kan menjadi Persamaan bentuk fungsi (matematika) bisa dimengerti sih…

      Yang menjadi pertanyaan ku manakala ‘ban Michelin’ dijadikan konstanta apakah sudah direlease pengumuman nya akan spesifikasi dari model ban tahun 2020 ini. Sehingga para pabrikan tahu perubahan apa yg perlu dilakukan.

      Sedikit flashback, sebelum pihak Michelin melakukan pengumuman perubahan untuk tahun 2020. Selama masa 2016-2019 hanyalah Marq yg mampu mengartikulasikan data-data (hasil fp) yg didapat dari performa ban Michelin kala itu. Hingga berkembang lah fenomena ‘ban ghoib’…

      Sekalian colek Wak haji, apakah perubahan ban di tahun 2020 ini ada ‘pesanan khusus’ atas permintaan spesifik khusus pula dikarenakan kala itu mesin inline4 terlihat terseok-Seok? Ditambah lagi pihak Michelin terkesan merespon terhadap masalah slip ban belakang yg terus menjadi masalah salah satu Paddock.

      Kembali lagi yg masih jadi pertanyaan, jikalo ban 2020 ini sudah dijadikan konstanta (apakah semua anggota msma bisa mengakui semua?) Maka akan terlihat lebih detail faktor kekalahan tinggal masalah teknis berupa sisi engine, dan sisi aerodinamika..kah??
      Aadapun sisi ridernya lebih membutuhkan talenta2 muda.
      ….

  12. Entahlah apa ada pengaruh dr ban moto2 ya ditambah cuaca plus jenis ban yg dipke pembalap motogp. Perlu dilakukan race motogp sebelum moto2 kali.

  13. Era MotoGP sekarang tiap tahun makin ekstrim, entah keputusan benar atau salah yang diambil Michelin gk ada yang tau, produk mereka yang dipakai di MotoGP soal suhu kerja ban yang “sempit” semoga gk mengakibatkan sesuatu kejadian buruk

  14. “BS is a good tyre . . .” #46 pernah ngomong gitu, tapi AFAIK gak pernah ada yang ngomong “ML is a good tyre . . . ”

    ada klausul rider must shut their mouth about tyre sepertinya, selalu hati hati ketika komen tentang ban

    coba wak apa ada data statistik jumlah crash di era ML vs BS ?

  15. Yang bagus itu motornya tiap tahun improve gimana caranya biar ban tetep awet. Kalo Michelin nya itu jelek, awal2 gabung MotoGP kelihatan banget bedanya banyak yg komplain sampai sekarang itu2 aja permasalahannya.

Leave a Reply to otomotivation Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here