TMCBLOG.com – Seperti yang sudah kita bicarakan dalam artikel artikel terdahulu, perbedaan mendasar antara pemasok ban balap MotoGP Bridgestone dengan Michelin selain diameter 16,5 dan 17 inci adalah konsentrasi/fokus gripnya dimana Bridgestone kuat di bagian ban depan sementara Michelin lebih fokus ke ban belakang. Oleh karena itu saat perpindahan supplier ban, banyak dibutuhkan perubahan setup motor tiga diantaranya seperti perubahan arah perputaran crankshaft, perubahan mass inertia, sampai perubahan keseimbangan/pemusatan bobot dari motor. Namun begitu Michelin pun berjanji akan juga membenahi karet bundar pada roda depan.

Di awal-awal Michelin hadir di MotoGP menggantikan Bridgestone, banyak pembalap pyang mengalamin kehilangan traksi tiba-tiba pada roda depan mereka ketika sedang melakukan speed cornering. Yap itu lumrah dimana saat itu konsentrasi setup motor masih ada sisa-sisa dari zaman Bridgestone yang mindset utamanya adalah grip depan sehingga ban depan di-squeze begitu kuat, namun ban depan Michelin yang tidak terlalu memberikan support pasti akan jauh ‘lebih mudah menyerah’. Semenjak awal Michelin hadir sampai hari ini, kompon dan teknologi dari ban depan pun sebenarnya sudah mulai berubah sedikit demi sedikit, namun terasa tidak se-spesial yang Michelin berikan pada ban belakang mereka.

Walaupun jelas pabrikan dan team MotoGP terus ber-evolusi mengikuti seperti apa karakter Michelin, namun pada dasarnya karakter utama Michelin ini memang bikin menderita beberapa pabrikan terutama KTM dan Honda yang karakter grip motornya memang butuh rigidnya support dari karet ban depan dari motor untuk bisa memaksimalkan performa mereka. Dengan kata lain ‘casing’ ban depan Michelin saat ini masih terlalu ‘soft’ bagi mereka. Setelah beberapa tes awal pada tahun 2019 sebenarnya Michelin berencana untuk menguji casing ban depan baru yang lebih keras pada tahun 2020, dengan maksud untuk memperkenalkannya untuk musim 2021 ini. Namun, pandemi Covid-19 membuat rencana itu gagal dan terpaksa delay.

Megenai hal ini kembali dengan jurnalis David Emmet, Piero Taramasso mengatakan “[Mengenai] Apa yang akan kami tambahkan [pada ban depan adalah] karena kami tahu bahwa suhu depan naik saat motor melakukan slipstreaming, jadi kami juga memiliki tujuan ini dengan memberikan casing depan baru. Jadi kami akan mencoba memecahkan atau setidaknya mengurangi masalah ini. [Namun] Situasi Covid memperlambat perkembangan, jadi kami masih perlu melakukan lebih banyak tes. Tapi kami masih mengerjakan solusi ban  depan baru, casing ban depan baru.”

Piero Pun menjelaskan timeline update dari rencana yang delay ini “Jika saya harus memberi tahu Anda sesuatu, saya kira kami akan menguji ban [tersebut] pada 2022 dan 2023, untuk diperkenalkan mungkin pada musim 2024. Ini adalah rencana yang realistis. Karena ban depan itu menyangkut perasaan pengendara, Anda perlu lebih banyak waktu untuk memvalidasinya dibandingkan solusi ban belakang.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

50 COMMENTS

  1. Ban belakang juga busuk kok. Alex Rins ama Lecuona yg jelas2 sembalap yg “hidup tanpa grip depan” aja hasilnya gitu. Belum Marwoto yg paling cerdik soal ginian sampz high-side fatal.

    • Michelin harusnya bisa mempercepat riset mereka dgn membajak Insinyur, Engineer,Teknisi&Para Ahli dari Sw4ll0w.
      Dan jika memungkinkan mengakuisisi Divisi Sandal Jepit mereka,Agar teknologi tsb bisa diterapkan dan mampu meningkatkan durabilit&Grip Ban.

  2. dulu muncul rencana ada ban depan baru karena yang dominan cuma marc marquez dan ducati pabrikan

    sekarang berhubung yang lain udah bisa menang juga, jadi ban barunya ditunda dulu ya ?

  3. Piero Taramasso mengatakan karena kami tahu bahwa suhu depan naik saat motor melakukan slipstreaming,
    ini kayaknya buat bantuin kunyit yg suka slipstream waktu kualifikasi, biar bisa start di barisan depan.
    ahhaay

    • Padahal pas lagi sehat kebalikannya, pada slipstreaming sama kunyit, spy ke paddock kunyit liat setup ban kunyit

      Tapi kunyit gak nanges2 ke media

  4. Moga aja dgn adanya update grip depan aksi overtaking nya bisa lebih lama,ga cuma menjelang 5 lap akhir atau awal balap doang
    Soalnya di tengah balapan kadang suka ngantuk kalo ga ada aksi

  5. Melanjutkan argumentasiku (di artikel sebelumnya) bahwa perubahan teknologi menjadi sangat tipis diantara pabrikan, demikian juga variabel yg berperan di dalamnya diupayakan untuk ‘disamaratakan’.
    Menjadi pertanyaan filosofis “apakah target yg mau didapatkan dari perlombaan tsb”? Memang sih pertanyaan kayak gini mah mudah dijawab yaitu tentu ujungnya adalah ‘follow the money’. Tapi menjadi pertanyaan teknis apakah perubahan2 essentials spt supplier tunggal ban mjd tunggal (sebelumnya ICU juga disamaratakan) sudah disepakati para anggota msma? Kalo sudah berarti memang para pabrikan secara sadar siap menghadapi perubahan teknis dilapangan nya.

    Nah kalo diatas sudah berarti kalah menang di setiap race ke depan murni berhubungan dengan hal-hal teknis di masing-masing Paddock, seperti skill dari para usernya (baik para mekanik membentuk engine dan rangka-nya hingga paling seimbang dan stabil, tim support dalam mempersiapkan set up data maupun ridernya mampu meng-emulasi semua input disesuaikan dgn gaya berkendara nya).

    Yg sederhananya, apabila gak menang adalah murni urusan dapur masing masing….
    🙂

  6. FoxSport beneran ngilang ini. Piye iki?

    Jurus terakhir (kalo udah mentok) :
    Subscribe videopass website motogp.

    • @izanagi.
      Iya benar, masih bisa via Trans7 teresterial. Tapi kalo terbiasa nonton dari FP1 jadinya kayak hampa gitu huhuhu..

      Terus Formula 1 piye? WSBK piye?
      Ciloko rolas..

    • kalau streaming sih banyak, illegal tentunya.
      btsport, dazn, sky sport.

      fp1 motogp hari ini nanti malam jam 21.55 wib

      fp2 motogp sabtu dini hari jam 02.10 wib.

      • Fox sport tutup seluruh asia tenggara mulai hari ini.

        Yg pegang hak siar pay tv motogp wsbk wilayah asia tenggara adalah spo tv.

    • @dheni. Wah mesti dicoba dulu itu. Kalo bisa lumayan ada solusi. Tapi logikanya sih gak bisa ya, karena fox dan kawanannya tutup siaran di asia tenggara.

  7. Riset lama bener, diketawain Bridgestone.
    cara paling cepat, hire RND Bridgestone yang buat ban depan.
    Atau kalau mau solusi sempurna, ban depan pakai Bridgestone, belakang pakai Michelin. Jadi adil ada 2 suplier.
    Semoga dibaca Dorna.. ??

    • kan kita g pernah tahu, situasi apa yg terjadi di internal michelin. ada pandemi juga. Biasanya beberapa pabrik kalau mau bikin prototype buat motogp harus stop dulu line production nya. Dan di perusahaan itu waktu yg hilang dari sesi produksi itu dihitung kerugian.
      Tapi memang sudah seharusnya michelin improve.

  8. Lama amat. Udah ban ga konsisten tapi ngeles, tapi bikin ban baru butuh 2 taon padahal Michelin dari dulu terkenal bisa bikin ban dalam semalam untuk Rossi. Itu sih cuma alibi aja, aslinya mereka emang ga mau ganti karena pesenan Dorna. Dorna sendiri pasti mikir ngapain benerin ban dikala ban bapuk aja bikin tongtonan seru, soal ban bopeng, bikin celaka, crash dll tinggal buatin video slow motion biar crashnya seolah keren. Nyawa pembalap kaya ga ada harganya akhir2 ini, mereka kaya cuma jadi pemain sirkus doang tapi taruhan nyawa.

    • kemaren ada nick 4L@Y yang komen jaman dulu lebih seru karena bisa cuk-cukan sampe last chicane tuh (baca: seru), klo jaman sekarang katanya pada ngacir duluan trus menghemat ban (baca: bosenin). kayaknya pas ban meledak, bopeng etc dia ga nonton kali ya

  9. “Oleh karena itu saat perpindahan supplier ban, banyak dibutuhkan perubahan setup motor tiga diantaranya seperti perubahan arah perputaran crankshaft, perubahan mass inertia, sampai perubahan keseimbangan/pemusatan bobot dari motor.”

    gendeng, gara2 ganti supplier doang semua pabrikan dibuat pontang panting dan keluar duit banyak demi menyesuaikan motor dgn kondisi ban.

    Lucunya lg, michelin bilang mereka bagus di ban belakang tapi knp sejak 2015 M1 bermasalah terus dgn grip ban belakangnya?

  10. Lumayan wak, 1 sesi interview jadi beberapa artikel..
    Tapi kalau kaya gini, tolonglah, diimprove lagi detailnya. Terima kasih

  11. Fix ini pesenan Dorna. Michelin ga mungkin sepayah ini.

    Carmelo Ezpeleta baca berita ginian sambil makan kacang. Senyum2 sirkusnya masih akan kompetitif minimal sampai 2 tahun ke depan. Sambil mikir nggembosin di titik mana lagi. ECU+Software udah, ban udah, aero OP, next bisa jadi chassis juga bakal dibuat terbatas.

      • Hahahaha, ya bisa aja sih.
        Atau kalo dari perspektif lain, Dorna melihat kondisi kekompetitifan seperti saat ini memang layak dipertahankan.
        Dah gitu aja. Tanpa melihat korbannya siapa.

        Iya kalo bener konspirasi btw.

Leave a Reply to udin Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here