TMCBLOG.com – Jika saja WSBK punya trofi juara keseluruhan seperti yang ada di MXGP, maka mungkin pembalap Inggris yang saat ini membesut Ducati Panigale V4R Scott Redding akan menerima penghargaan ini karena dirinya adalah pembalap yang mendulang point terbanyak (49 Point) di ketiga balapan yang terjadi akhir pekan kemarin walaupun tanpa sekalipun menjejakkan kaki di podium tertinggi, sementara Toprak meraih 29 point dan Rea meraih 25 point.

Jalannya race weekend sendiri jika dilihat sudah seperti ayunan pendulum. Dimulai dari posisi Toprak yang memimpin 20 point, ia langsung terlihat instan meningkatkan jarak point ke 45 ketika Rea DNF di Race 2. Pada Superpole Race sendiri Rea juga sempat memberikan potensi buat Toprak untuk lebih jauh ngacir meninggalkannya, namun dengan segala keterbatasan terutama soal cuaca, Toprak hanya bisa maksimal menambah 4 point.

Pendulum kembali berayun ke arah tengah di Race 2 dimana juga kembali terlihat instan di mana Rea dapat melakukan recovery point setelah Toprak mengalami masalah teknis pada spatbor Yamaha R1-nya dan membuat ia harus DNF serta menutup race weekend Seri Eropa ini tanpa point. Secara umum di Portimao ini Toprak hanya berhasil menambah jarak sejauh 4 point dari kejaran Rea dari yang awalnya 20 point menjadi 24 point . . .

Namun begitu apapun mesti disyukuri karena 20 point sebelumnya berhadapan dengan potensi 9 kali balapan sementara selisih 24 Point saat ini hanya berhadapan dengan 6 kali balapan tersisa baik di Argentina maupun di Indonesia. Banyak yang berharap bahwa gelar juara dunia akan ditentukan di sirkuit baru Mandalika di Lombok. Namun secara umum Toprak memiliki kesempatan mengunci gelar sebelum sampai di Mandalika. Yes jika Toprak bisa menjauh sejauh 63 point pasca race 2 di San Juan nanti maka gelar tersebut bisa ia rebut.

Namun karena di dua seri terakhir menjanjikan potensi 124 Point maka pada dasarnya Scott Redding-pun masih memiliki asa untuk menjadi juara dunia WSBK 2021 ini sebagai kado terakhirnya kepada Ducati sebelum pindah ke pabrikan lain tahun depan.

Championship manufaktur juga akan menyisakan 124 point maksimum sampai seri Mandalika 2021 nanti dan sementara ini Yamaha memimpin dengan 521 point. Ducati berada di posisi kedua dengan jarak 13 Point dari Yamaha.

Kawasaki di posisi ketiga dengan jarak 48 point ke Yamaha. Baik Ducati dan Kawasaki juga masih berpeluang menjadi manufaktur terbaik di musim WSBK 2021 ini secara potensi point maksimum ada di angka 124 point.

Di Championship team, Pata Yamaha WorldSBK memperlebar jarak saat memimpin dengan 727 point dan berjarak 54 point dari kejaran Ducati Aruba Team. Sementara Kawasaki Racing Team terpleset dikit ke posisi tiga setelah sebelumnya masih di posisi dua Championship team 2021 sementara ini.

Melihat team Championship Sheet di atas terlihat memang Yamaha yang paling banyak berpeluang merengkuh triple crown di musim WSBK 2021 ini di seri Mandalika nanti walaupun tentu baik Aruba Ducati maupun KRT masih sangat berpotensi memberikan gangguan terutama karena Mandalika akan ‘membutakan data’ baik pabrikan, team dan pembalap. Never Say never!

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

23 COMMENTS

  1. Rewind komen saya aahh

    Jika akhirnya ketoprak jadi jurdun wsbk 2021
    Kata saya : well deserved champion.
    Kata komentator : Biasa saza. Dapet hibahan rev limit lawan.

    Heheheh…

  2. bukan bermaksud apa2 sih tpi ngeliat progress Mandalika yang meragukan tpi di sisi lain desain Pit area nya kok beda sama yg luar negeri seperti adanya area rumput yg berpotensi bisa membuat kotor dan dengan desain pagar seperti itu bagaimana crew team bisa mengeluarkan pit boardnya (?)

  3. Nah, pebalap Yamaha MotoGP ke-4 musim 2022 kan belum di umumkan nih, apakah mungkin itu jadi jatah Toprak apapun hasilnya di WSBK musim ini? Apalagi dia blak-blakan ngasih bocoran mau ngetes M1.
    Ya mending dia kemana-mana sih, daripada Daryn Binder atau siapapun itu yang ada di bursa transfer pebalap.

  4. Bulan november di pinggir laut pantai kuta lombok.. panasnya kaya apa ya? Lagi hot2nya tuh..
    Kalo M1 kalo ketemu kondisi kaya gini,,pembalapnya bakalan pada ngeluh

  5. apes nya toprak 3x dnf bukan krn kesalahan dia, tp itu membuktikan skill and mental calon jurdun
    di race1 kmrn walau rea dah dnf, toprak tetep push untuk jadi juara
    rea pastinya under pressure and doi harus finish depan toprak
    melihat selebrasi rea kmrn dan komen toprak, hubungan kedua nya yg tadinya adem bin woles jadi panas
    memang susah memanage hubungan baik dimana kedua nya bersaing di race

  6. Ironis kalo sampe nanti seri Mandalika publik Asean bener2 ga bisa nonton siarannya. Setelah bertahun-tahun ngintip sirkus di luar negeri via Rubah kampret.

  7. Siapapun yg pengen juara dunia harus unggul di klasemen sampe seri 12, ati2 jangan terlalu berharap ada seri terakhir. Ya tapi kalopun batal semoga Dorna punya sirkuit lain biar tetep 13 seri.

  8. kalo toprak ini merupakan tamparan buat kawasaki juga dia dikalahkan sama joki yg pernah bela kawasaki SBK juga di pucceti racing, w rasa ada penyesalan disitu, wktu di pucetti aja toprak bisa podium & duel sm rea, wlpn pake ninja tim satelit.

    harusnya dulu tahan si toprak jadiin tandem sama rea, bukannya lowes yg diambil.. biar makin pusing tuh dorna wlpn ninja di rev limit abis2an malah punya 2 joki hebat didepan mulu..wkwkwk

    • Toprak dulu pas sama kaoskaki, masih jorok balapnya. Suka buat kesalahan sendiri. Ini baru tahun ini saja dia konsisten. Ditambah memang harus diakui, sunat rpm mempengaruhi Jonathan “mr consistent” Rea. Dalam kondisi sunat sekarang, misalkan Toprak sama kaoskaki, belum tentu performa nya akan sama dengan sekarang. Semua ada waktu dan kombinasi nya, gak bisa berandai andai.

  9. motor hampir setara, tidak ada yang superior di trek lurus dan tikungan, tinggal kemampuan pembalap saja yang menentukan

Leave a Reply to Taufik Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here