TMCBLOG.com – World Anti-Doping Agency ( WADA ) telah mengkonfirmasi secara resmi bahwa Indonesia Diperbolehkan menyelenggarakan gelaran Balap MotoGP di 2022 dan WSBK di 2021 Walaupun secara umum Indonesia bersama Thailand dan Korea Utara Masih dalam daftar Negara Negara yang non-compliant / tidak patuh terhadap regulasi WADA.

Dalam Regulasi WADA, negara negara yang kedapatan dikonfirmasi dan diputuskan masuk dalam List ketidak-patuhan ini memiliki beberapa Konsekuensi. Dua di antara konsekuensi ini adalah Atletnya tidak bisa membawa nama, bendera dan lagu kebangsaan di arena Olahraga serta Negara tersebut tidak diperbolehkan menyelenggarakan Kegiatan Olahraga yang sifatnya regonal, kontinental, maupun Dunia ( Internasional).

Namun begitu dalam Penjelasannya kepada Jurnalis Crash.net, Peter McLaren, Juru Bicara dari WADA menjelaskan bahwa Karena secara umum Keputusan Pemberian Hak Menjadi Host Kejuaraan MotoGP dan WSBK ( dalam hal ini kontrak Multi-tahun penyelenggaraan MotoGP dan WSBK )  telah terjadi sebelum Keputusan non-compliant dari WADA, Maka Kejuaraan MotoGP, WSBK ( dan mungkin apapun Penyelenggaraan lainnya seperti Juga  MXGP)  Karena telah di tanda tangani Kontraknya sebelum putusan WADA ini maka tetap diperbolehkan untuk diselengarakan di Indonesia.

Namun Begitu menurut WADA, tidak ada perjanjian baru yang dapat / Boleh ditandatangani sampai hadirnya status ‘pemulihan kembali’ terhadap Status non-compliant ini. Dan mengenai Atlet /pembalap secara umum sanksinya masih jelas bahwa lagu Nasional masih bisa dinyanyikan dalam kejuaraan ketika ada Pembalap Di Kejuaraan motoGP/ WSBK dari Indoensia yang juara, namun Bendera resmi tidak bisa dikibarkan ( Seperti di Podium Misalnya )  “Tidak akan dapat dikibarkan di kejuaraan regional, kontinental atau dunia, atau acara yang diselenggarakan oleh Organisasi Acara Besar, selain di Olimpiade dan Paralimpiade sampai pemulihan kembali “

FYI Ketidakpatuhan Indonesia adalah, “akibat ketidaksesuaian dalam menerapkan program pengujian yang efektif” yang diterjemahkan dalam hal teknis sebagai ‘ pelaporan hasil test Anti doping ‘ . Sementara Kertidak patuhan Thailand adalah karena, “kurangnya implementasi penuh dari Kode [WADA] versi 2021 dalam sistem hukum mereka”. 

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

37 COMMENTS

  1. well, apapun itu gw berharap Indonesia bisa menyelesaikan permasalahannya dgn WADA , meskipun pergelaran MotoGP dan WSBK ga terpengaruh tapi tetap itu masih mempengaruhi atlit2 kita,

    • @kipas.
      Berarti kesimpulannya 2018 indonesia patuh. 2020 indonesia nggak patuh. Begitu? Semacam aneh. Patuh kok nggak konsisten. Saya ndak paham dan awam banget masalah beginian.

    • Karena alibinya di 2020 ga ada event olga,jadi ga kasih sample test doping ke WANDA HAMIDA, berhubung sekarang ini ada PON dan olimpiade Tokyo 2020 yg tertunda harusnya selesai urusan,kalo masih belum juga minta ditampol tuh LADI atau apa itu yg mengurusi doping di Indonesia

    • Situ kenal sama saya tidak, ngatain saya panjul. Emangnya kamu seganteng apa sih? Saya kan awam masalah per-wada-an ini, jadi kalo mau njelasin ke saya ya saya berterima kasih. Tapi harus pakek ngatain gitu?
      Logikamu juga absurd, kamu bilang yang dipermasalahkan sample 2020. Later on kamu bilang 2020 nggak ada event olahraga. Later on kamu bilang ambil sample dari PON. Hmmmm….

    • Situ kenal sama saya tidak, ngatain saya panjul. Emangnya kamu seganteng apa sih? Saya kan awam masalah per-wada-an ini, jadi kalo mau njelasin ke saya ya saya berterima kasih. Tapi harus pakek ngatain gitu?

    • Logikamu juga absurd. bilang yang dipermasalahkan sample 2020. terus bilang 2020 nggak ada event olahraga. Later on kamu bilang ambil sample dari PON. Jadi intinya INA nggak patuh atau nggak setor? Itu dua hal yang berbeda

    • 2018 : aman
      2020 : katamu sample dipermasalahkan (sample apaan kamu bilang gak ada event)
      2021 : mau ambil sample dari PON
      Jadi intinya INA nggak patuh atau nggak setor mas ngguanteng? karena itu dua hal yang berbeda.

  2. Petasan ny oppa jong un bisa bikin defect permanen ke warga plastik di daerah selatan, ngerihh jadi mutant plastik ntar wkwkwk

  3. Yah itu mah salahin desainernya lah, kalo gak salah yg bikin layout kan dari hermann tilke CMIIW, mandalika cuma nyediain kuproy sama dana aja buat ngebangun. Toh wilayah yg dipake luas bgt jd kedepannya bisa bikin layout alternatif kalo emg di perlukan

  4. Motogp(dorna) dan f1 thun 2020 dan 2021 cenderung lebih berani, tujuan ny yg pnting ada blapan. Sekalipun itu harus ‘melawan’ regulasi yg mereka buat sendiri. Contohnya austin sejatinya tidak layak karena trakny super bumpy namun tetap aja d helat, begitu juga f1. Baru mndalika yg belum d homologasikan pdhal jadwalnya kurleb 28hari lgi tpi tetap d selenggarakan pdhal scra regulasi yg mereka buat sirkuit baru harus sudah d homologasikan minimal 90hari sebelum blapan.
    Owh iya apa kita yg membuat Indonesia begitu berani pdhal kondisi dari semua bidang masih gelap sprti situasi pndemi covid19 yg blum beres sirkuit juga blum begitu juga sarana penunjang ny juga blum. Pdhal negara lain kyak Jepang thailand malaysia dan Australia lebih memilih tidak menghelat blpan pdhal mereka lebih siap pling tdak dri sgi sirkuit dn fasilitasny

Leave a Reply to Green Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here