TMCBLOG.com – Akhirnya setelah sebelumnya hadir dalam bentuk teaser, Honda Jepang mengumumkan bahwa mereka merilis secara resmi edisi perpisahan atau edisi terakhir (final) dari motor bermesin pendingin udara dengan kubikasi terbesar yang saat ini masih dijual oleh pabrikan sepeda motor tersebut yakni Honda CB1100 series  (Honda CB1100 EX dan Honda CB1100 RS).

Yes, pada edisi sayonara dari Honda CB1100 Series ini rencananya hanya akan diproduksi maksimal 1.600 unit saja dan hanya JDM alias hanya dijual di Jepang. Bukan apa-apa secara umum karena CB1100 Series ini tidak lolos regulasi emisi Euro 5, maka ia sudah tidak bisa dijual di Eropa, dan bahkan di Amerika utara pun sudah tidak dijual. Di Jepang, pemesanan untuk CB1100 Series edisi final ini akan ditutup pada 30 November 2021 dan bisa lebih awal jika kuota 1.600 unit sudah terpenuhi.

Ada dua model edisi final – CB1100 RS Final Edition dan CB1100 EX Final Edition. Versi EX mendapatkan dua skema pilihan warna, merah tua atau hitam, masing-masing dengan spatbor berwarna krom, velg jari-jari dan setang yang lebih tinggi dan lebih lebar sehingga membuat versi EX tampak lebih tradisional.

Sementara itu, tipe RS – hadir dengan velg cast wheel (CW), kaliper rem radial Tokico, swingarm alumunium alloy, suspensi Showa yang diupgrade dan setang yang lebih rendah dan  sempit – akan dijual dalam skema pilihan warna merah atau biru matte. Semua versi memiliki emblem stiker ‘Final Edition’ di atas tangki bahan bakar.

Honda CB1100 awalnya hadir sebagai sepeda motor konsep di Tokyo Motor Show 2007. Dengan CB1100 Honda terlihat berjibaku sendiri dengan regulasi yang ada dan membuat platform mesin berpendingin udara yang sulit bisa lolos reguasi emisi gas buang. Awalnya dibuat untuk memenuhi standar Euro 3, CB1100 juga berhasil mencapai level Euro 4. Masalahnya, mesin berpendingin udara sangat bergantung pada suhu lingkungan sehingga cenderung desain dari clearance pada detail jeroan mesinnya memiliki toleransi yang relatif lebar untuk memungkinkan silinder dan piston mengembang dan berkontraksi pada potensi pita temperatur yang lebih lebar. Dan toleransi luas dari clearence jeroan mesin itulah yang tidak memungkinkan kontrol emisi dapat dilakukan dengan ketat pada mesin jenis ini.

Boleh dibilang upaya Honda untuk ‘melawan alam’ ini memang lumayan keras, walau boleh dibilang sukses, namun ya karena ini motor segmennya tinggi banget maka progress penjualan yang bisa menopang development berkelanjutan dari mesin pendingin udara yang bisa lolos emisi Euro 5 dan selanjutnya jadi semakin tidak balance. Honda pun akhirnya menyerah dan mengakhiri fight mereka melawan mother nature di kasus CB1100 pada 2021 ini. Namun mereka tetap bisa menegakkan kepala sebagai pabrikan yang berhasil bertahan membuat motor bermesin 4 silinder segaris berpendingin udara dengan cc terbesar yang masih bisa lolos regulasi emisi Euro 4.

Namun apakah ini sudah benar-benar berakhir? Untuk mesin ini mungkin iya, tetapi dengan mesin yang berbeda ceritanya bisa berbeda. Honda beberapa tahun yang lalu sudah pernah mematenkan mesin 4 silinder segaris cc besar berpendingin udara yang bisa menjawab permasalahan mesin inline 4 ini yang terfokus panasnya dua silinder di tengah. So, mungkin akan ada penggantinya ke depan dengan nama yang berbeda.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

14 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here