TMCBLOG.com – Yang terjadi sepanjang Jumat dan Sabtu di Sirkuit Marco Simoncelli untuk kelas MotoGP memang boleh dibilang pada umumnya sangat menuntut kerja keras para Insinyur dan mekanik. Bukan apa apa, Jika kita melihat kebelakang dalam 3 tahunan terakhir Waktu Untuk Riset Pencarian Stup Motor dan Kombinasi Kompon ban Terbaik biasanya sudah dimulai dari FP1 dan Bahkan Biasannya Mulai dari FP2 sendiri Pembalap pembalap Seperti Marc Marquez pada masa sehat 100%nya di Misano sudah mengantongi dengan Hampir pasti Pilihan dari kompon ban yang akan ia pakai di Race day. Misano 2 Strategi tersebut ambyar, Bukan karena mereka tidak capable, namun memang semesta Tidak banyak memberikan Mereka kesempatan Melakukan Riset .

Fairnya adalah semua ini terjadi Untuk Semua pembalap dan semua team. Solusinya ? Melihat alokasi ban di Misano 1? tidak semudah itu karena pada dasarnya kondisi Trek Antara Misano 1 dan Misano 2 yang terbentang Jarak 5 pekan boleh dibilang sangat berbeda . . . Jangankan jika dibandingkan data FP1 sampai FP3 antara Misano 1 dan Misano 2, membandingkan Sesi Q2 di kedua event saja kita yang cuma melihat dari layar display saja akan garuk garuk kepala. Q2 Misano 1 Suhu trek 37º C sementara  Q2 Misano 2 Suhu Trek sedingin udara ambientnya yakni 17º C . .. edaaaan Nggak tuhhh ekstrim kan ?

Perbedaan Suhu ini memang sudah diprediksi dari awal secara perubahan arah Musim Eropa Pun memang menuju ke keadaan yang lebih dingin dalam 5 pekan. Namun Kondisi Cuaca juga bikin senewen Kodisi yang .sudah sulit ini  . Jika di Misano 1 Kondisi hujan terjadi hanya di sesi Jumat sementara Pembalap dan Insinyur masih punya waktu Buat riset di Hari sabtu, Maka  Di misano 2 ini mereka hampir tidak memiliki waktu riset ban sama sekali . .

Memang, ada sedikit waktu di FP4, Namun tmcblog yakin Bahwa kemarin di sesi Latihan bebas yang cuma 30 menit tersebut pembalap dan team tidak 100% berfikir ke race Pace seperti biasannya, Disinyalir  ada gangguan di mana mereka harus merelakan beberapa persen dari 30 menit tersebut untuk mempersiapkan Setup Kualifikasi . . . Namun itu dia, Kondisi ini Fair karena berlaku buat semua pembalap dan Team tentunya.

Penyataan paling Mirip dengan analisa kita bersama di atas keluar dari mulut Pembalap Yamaha paling bagus di misano 2 sepanjang Jumat dan sabtu Yakni Franco Morbidelli “Kami hanya memiliki 2 lap dalam kondisi kering sepanjang akhir pekan,” kata Morbielli  “Pada dasarnya kami tidak memiliki banyak info. Jadi sangat penting untuk melakukan pemanasan ( sesi warmup )  yang baik untuk memahami apa yang kami butuhkan untuk balapan. Dari sana kami akan memikirkan sesuatu untuk balapan, atau memikirkan beberapa performa untuk diprediksi, beberapa performa untuk balapan. Tapi untuk saat ini kami tidak bisa memberi tahu apa pun tentang balapan.”

Nah Bicara Kondisi Trek bisa dibilang memang sepanjang Jumat dan Sabtu baik itu keadaan Full Wet dan Intermediate Basah menuju kering. Dan inilah yang Secara umum membuat Motor Motor Inline 4 bermasalah. Motor dengan konfigurasi mesin 4 silinder sejajar ini memiliki Crank-Inertia yang sangat memungkinkan mereka memiliki karakter biadab dalam melakukan sapuan di tikungan ( Corner Speed )  . . Singkat kata Nikung mereka kencang dan stabil sekali, berbeda dengan Mesin Mesin V-4 yang butuh menaklukan Tikungan dengan Karakter V-Shape pula.

Nah Permasalahannya Untuk merlakukan Cornering speed di tikungan tikungan cepat seperti di Sektor 3 Sirkuit Marco Simoncelli ada syarat dan ketentuan berlakunya alias ** dimana Motor Motor bermesin Inline 4 Butuh Tire-edge-Grip yang bisa dipercaya oleh Pembalap.  Tire edge-Grip bahasa gampangnya adalah kondisi Grip di tempat bertemu karet Ban dengan asphal saat Pembalap menikung rebah di tikungan  . . . Dan dengan Kondisi Basah plus Kondisi Trek Yang berubah dari basah Ke Kering menghilangkan banyak banget level grip di Sisi side wall dari ban Michelin.

Dan Ini jelas bikin pembalap seperti Fabio Quartararo nggak berani ambil resiko lebih besar lagi.  “Di FP3, saya mencoba segalanya untuk langsung berada di Q2, dan [sebenarnya] kami finis tidak terlalu jauh. Jadi [sebenarnya] kami [telah] melakukan peningkatan besar-besaran di full wet. Tapi sore ini kondisi kering dengan beberapa spot basah di ban slicks. Persis [ di kondisi ] yang saya benci, ” kata Quartararo.

“Saya tidak mengambil risiko yang cukup di dua sektor terakhir. Itu adalah sesuatu yang dapat saya pahami, bahkan jika itu berada di sisi bawah sadar dari pemikiran saya. Jika Anda melihat Sektor 1 saya, saya tercepat kedua di Q2. Satu-satunya sektor di mana saya banyak kehilangan adalah dua terakhir, di mana spot Patch basah berada. Jadi saya tidak begitu khawatir tentang besok [ketika harus kering]. Tentu saja itu bukan posisi terbaik, saya harus membuat awal yang bagus, mencoba melakukan overtake yang bagus, dan kita akan lihat apa yang akan terjadi di balapan. .”

Secara Umum Fabio Quartararo terkesan sangat Vurnerable dengan Start dari posisi 15 dimana Pecco Start dari Posisi terdepan dan siap Ngacir semenjak awal terutama karena di belakang Pecco banyak hadir pembalap pembalap Ducati lain yang secara historis memang memiliki catatan dan bahkan memiliki sistem Unoffiial kerjasama team Via ‘ Mapping Message ‘ yang siap membantu Pembalap Ducati Lain yang sedang berusaha mengejar titel kejuaraan. Namun menurut tmcblog bijaknya sih Fabio Quartararo tidak harus mengalami / merasa ada Pressure/ tekanan yang sangat besar hanya karena Harus ia harus Start dari posisi Row ke 5 sebagai hasil dari hadirnya keadaan alam yang tidak bersahabat dengan M1 di Jumat dan sabtu.

Race MotoGP Misano 2 secara forecast akan diselengarakan dalam Kondisi yang kering mulai Jam 14 waktu Misano nanti. Dan Jika trek kering, Potensi hadirnya Tire-edge-Grip itu akan hadir kembali dan Secara historis terdekat ( race Misano 1 ) Kita bisa lihat bagaimana Fabio Quartararo bisa mendekat di akhir akhir Balapan.

Jika Pun hal ini masih terlalu sulit buat Quartararo, maka ia sebenarnya Bisa simpan Segala asa ini Buat Portimao dan merubah Mode misinya dari awalnya mengalahkan Bagnaia menjadi Memperkecil ‘ damage – point ‘ dari Bagnaia. Karena Jika pasca Misano 2 Fabio Quartararo tetap bisa memimpin lebih dari 25 point dari Pecco walaupun finiah diluar podium misalnya . . Maka pada dasarnya pekerjaan di Algarve dua pekan mendatang logikanya akan lebih mudah Buat Fabio. After All : Never say Never

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

38 COMMENTS

  1. cobaan bagi Fabio, mudah2an benar nanti race kering, setidaknya alam masih baik sama Fabio,
    walaupun bener2 minim data kering, gw percaya Fabio bisa perform dan finish top 8,
    Morbidelli ga tau akan mihak siapa nih,

    • Trek suhu dingin/suhu panas intinya ban yg harus di setting bukan mesin ya wak ? Karena pembalap lebih mikirin ban ketimbang mesin

      • Seting mesin sudah pasti, namun mereka akna terbantu banyak sensor . . namun karakter mother nature dari Crank inertia mana bisa diatur karena jelas itu adalah karakter natural konfigurasi mesin dan karena Mesinnya sendiri/ Cranknya Nggak bisa di utak atik . . paling ganti sasis, setup suspensi untuk merubah CoG dlsb

      • saya kok se7 sama ni kambing. setingan mesin paling juga gak rumit banget (ambil data riset/race terdahulu) era sekarang yg sering jadi kambing hitam itu ban. gak taulah, “GOIB” kaya hantu. apa bener dalam 1X race semua kompon ban bisa sama antara team1 dgn yg laen? ato jgn” semua itu akal”an darmo biar dikira motogp tambah seru.

  2. yg saya suka dr artikel Wak haji, gaya penulisan yg menggabungkan analisis teknis dan bahasa yg halus meski sepertinya Wak haji mendukung pembalap tertentu berdasarkan data2 (cmiiw). Ada artikel di blog lain yg judulnya “click bait”, jika pembalap andalannya performanya bagus, tapi jika tidak bagus terkesan disembunyikan

  3. Ducati terbanyak se grid motogp,ecu udh seragam,dh dksh ksmptn emas am dorna,msh ambyar..cm stoner yg bisa sebiji. ntah apa yg merasukimu gk menang lawan pabrikan jepang..kalo taun dpn gk menang jg balikin atrn ecu masing2 dan ban jembatan batu..biar mewek??

    • Yah, mungkin karena beberapa taun kebelakang mereka gak punya ace rider kuat bahkan kalaupun kuat kaya Lord paduka mereka serasa kurang manfaatin( rada keras kepala sama masukan pembalap,gak tau kalau sekarang) terus duli juga pembibitan nya gak sekuat garpu sama sayap,eh sekarang kebalik sayap sama garpu kurang pembibitan

  4. Marq akan memainkan peran penting dalam perebutan juara tahun ini,layaknya 2015 meski dia sudah gak bisa jurdun. Kita lihat drama apa yang akan dibuat oleh king Marq

    • Mungkin Karena Bridgestone punya Grip depan yang bagus, sehingga semua setup motor termasuk CoG berbeda dibandingkan dengan Michelin

  5. Misi Taro sungguh berat. Start row 5 dg risiko besar (tersleding pembalap lain yg tiba2 crash). Belum lagi cuaca yg bisa berubah. Sepertinya Taro akan main aman. masuk podium? susah. 5 besar saja sudah bagus kalau kering. Kalau basah? 10 besar sudah mukjizat

  6. kejar sampe 5 besar sepertinya masih bisa, sukur2 podium 3, klo kondisi trek dingin begini, biasanya banyak yg crash, semakin mempermudah jalan ke depan

    • Sebenernya kalau mau komen risol nyundul masuk akal nya sama morbid karena mm persis belakang morbid,cuma karena gatel pengen nyampah yah blunder lah dia ?

  7. Morbidelli diberi misi hadang bagnaiya buat taro…tapi bagnaiya teman vr46 dan italy. Rossi masih diyamaha tapi malah sering kasi nasehat buat bagniya…weh kyknya honda ,suzuki akan bantu yamaha neh. Hajar tuh ducati guys

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here