TMCBLOG.com – Seperti kita ketahui mulai musim 2022 nanti Yamaha secara umum akan memiliki tim kadet resmi di kelas Moto2. Mereka bekerja sama dengan VR46 dan membuat VR46 memiliki dua team di kelas intermediate ini mulai tahun depan. Dengan team ini, ide Yamaha secara umum ingin memiliki kondisi seperti yang saat ini dialami oleh Honda dan KTM dimana mereka sudah memiliki tim yang membina kadet resmi semenjak belia untuk nantinya bisa disalurkan sebagai pelapis pembalap mereka di kelas primer MotoGP.

William Favero, Manajer Komunikasi di Yamaha Motor Racing, dalam sebuah wawancara dengan salah satu portal berita di Jerman – Speedweek, mengungkapkan bahwa adalah benar Yamaha yang memilih VR46 untuk me-manage tim Moto2 Yamaha ini tahun depan dan VR46 juga yang akan membuat strukturnya. Namun begitu mengenai pembalap, keputusannya dipilih oleh Yamaha yang berasal dari semua disiplin, seri, dan kelas yang memungkinkan untuk hadir di moto2.

Selain itu menurut William Favero untuk penanggung jawab operasionalnya (sponsor) berasal dari hampir semua importir kontinental Yamaha dari Yamaha Motor USA, dari Yamaha Australia, ke Yamaha Motor Eropa dan Yamaha Jepang. Yamaha Motor Racing, atau YMR, bertanggung jawab atas koordinasi dan pengelolaan operasional tim di GP. Sementara ppembalap yang ditarik Yamaha ke sini menurut Favero berasal dari ‘bisnis global Yamaha yang mapan’.

Nah ini nih yang menurut TMCBlog cukup menarik, hubungan ke bisnis Global Yamaha yang mapan ke depan mungkin bisa diartikan memiliki hubungan dengan Yamaha Indonesia (YIMM) yang menurut TMCBlog sudah bisa disebut memiliki level yang ‘sudah mapan’ di lingkup keluarga global Yamaha.

Silogismenya adalah, ke depannya akan ada kemungkinan talenta yang digembleng oleh Yamaha Indonesia bisa memiliki potensi dan kesempatan membalap di Moto2 jika mereka juga memiliki kapabilitas dan talenta yang layak untuk membalap di kelas ini. Namun, untuk musim kompetisi 2022 nanti sudah sangat santer dirumorkan pembalap Supersport Manuel Gonzalez dan pembalap CEV dari Thailand -Keminth Kubo yang akan mengisi line-up tersebut.

Secara umum juga tim ini juga biasa dianggap sebagai kelanjutan dari program VR46 Master Camp yang sudah semenjak 2015/2016 dilakukan oleh Yamaha dan VR46 dan bahkan sempat beberapa kali menerbangkan talenta pembalap Yamaha Indonesia untuk belajar dibawah gemblengan struktur VR46 Academy. Yang jadi pertanyaan adalah kenapa baru sekarang? Kenapa baru dimulai dari 2022, kenapa nggak dimulai dari dulu? Seperti yang kita ketahui pula bahwa tim Moto3 Master Camp pertama kali hadir tiga tahun yang lalu.

Yamaha Menyeludupkan Talenta

Jawabannya ternyata berhubungan dengan ‘prahara’ di tubuh Sepang Racing Team (SRT) pada pertengahan musim 2021 ini yang disebabkan hengkangnya Petronas sebagai sponsor utama mereka. Dengan hengkangnya raksasa perusahaan energi asal Malaysia ini, SRT akhirnya juga menarik diri dari Grand Prix yang tentunya ini akan membubarkan tim mereka di tiga kelas yakni Moto3, Moto2 dan MotoGP. Di 2022 tim MotoGP SRT digantikan oleh entitas baru RNF Racing yang sebenarnya ‘reborn’ menggunakan SDM dari PYSRT. Sementara untuk tim Moto2 dan Moto3 SRT di 2022 tetap menguap.

“Salah satu alasan bergabung [ke VR46] adalah tersingkirnya tim Moto3 dan Moto2 dari tim satelit Yamaha MotoGP kami,” tambah William Favero. “Tim Petronas SRT sebelumnya memiliki tim-tim penting di kelas kecil GP. Di sana kami bisa ‘menyelundupkan’ bakat kami dari seluruh dunia ke kejuaraan dunia. Kedua tim Petronas ini tidak akan ada lagi pada tahun 2022, oleh karena itu kami membuat tim Yamaha Moto2 sendiri.”

Honda Kecolongan ?

Hmm.. Cukup menarik penjelasan Willian Favero di atas jika dianalisa lebih lanjut nih. Apakah operasi penyeludupan talenta ini sudah terjadi sebelum ini di tim SRT Moto3/Moto2 ataukah masih berupa niat musim musim mendatang. Kalau jawabannya yang pertama (sudah terjadi dalam beberapa tahun) apakah ini dapat dikatakan Honda sempat sedikit ‘kecolongan’? Seperti yang kita ketahui bersama di musim 2021 ini saja misalnya tim Petronas Sprinta SRT di Moto3 sendiri menggunakan Honda NSF250RW dan bahkan di bajunya ada badge HRC. Apakah ini berarti benar ada ‘Black Ops’ tersebut?

Yap, pertanyaan-pertanyaan seperti ini menurut TMCBlog akan sangat berbeda tingkat sensitifitasnya jika ditanggapi di Eropa dibandingkan dengan di Asia. Kalau di Eropa mungkin sudah biasa melihat pembalap awalnya digembleng menggunakan motor pabrikan tertentu lalu pas naik ke kelas selanjutnya mengunakan motor pabrikan lain. Misalnya saja lihat kasus Ayumu Sasaki atau mungkin Kaito Toba. Di Asia mungkin bisa jadi fenomena sendiri.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

Sumber : Speedweek

22 COMMENTS

  1. ohh, makanya yg dipilih VR46 Mastercamp bukan VR46 Academy,, biar talent2 nya bebas dipilih Yamaha dr berbagai nationality, kalo VR46 Academy kan hanya berfokus talenta Italia,

    berarti fix juga nih ya wak, Yamaha hanya murni membuat tim dan mengurusnya bukan ikut2an urusan teknis seperti buat sasis khusus Moto2,,

  2. Leopard racing anak kesayangan HRC kenapa ga bikin tim Moto2 juga ya?

    Dulu ngorbitin Danny Kent eh gatot,mungkin kapok kali

  3. Ya karena nggak semua talenta bisa di tampung di satu pabrikan karena slot pembalap terbatas.lihat aja di sepak bola udah biasa terjadi.akademi barcelona yang nggak kepakai di barca senior lebih sukses di tim lain.udah biasa kalo di dunia olah raga.apalagi di eropa.yang penting bisnis tetap bisa jalan.

    • kayaknya kurang bagus jadi yaudah gak direkrut teamnya. sama lah kayak Perusahaan2 yang menyeleksi calon karyawannya kan setelah interview biasanya diadakan Training dulu ntar kalo hasil bagus diambil kalo gak yaudah dilepas. hehehe

Leave a Reply to Taufik Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here