TMCBLOG.com – HRC sebenarnya sangat menginginkan Bautista untuk tetap bersama mereka dan akan menandemkan dengan Iker Lecuona untuk 2022. Namun Bautista  meminta dengan sangat agar dilepaskan mengingat usianya yang sudah tak lagi muda akan semakin menutup kemungkinan buatnya untuk meraih gelar juara dunia WSBK. Bautista ingin memperoleh motor yang sudah siap banget untuk jadi juara dunia dan akhirnya HRC pun paham dan Alvaro pun dilepas. Gak pake lama, tiga hari setelah penampilannya yang mirip ‘Thor’ di grid start World Superbike 2021 di sirkuit Mandalika, Lombok, Alvaro Bautista merilis penampilan tes pertamanya di Jerez dengan Ducati Panigale V4R dan kembali ke motor dengan kesuksesan terbesarnya.

Alvaro Bautista kembali ke Ducati, pabrikan di mana ia merayakan di musim World Superbike pertamanya 2019 dengan total 16 kemenangan. Bautista mengambil salah satu penerbangan pertama ke Eropa setelah Final Superbike pada hari Ahad di pulau Lombok Indonesia dan sudah hadir pada pengujian tertutup hari Senin di Jerez. Wezzzz, hebat juga kekuatan Alvaro mengatasi jet lag!! Pada sesi tersebut dilaporkan Nicolo Bulega, yang akan mengendarai Ducati 955 V2 pada kejuaraan FIM Supersport 2022 juga hadir.

Alvaro Bautista masih dalam kontrak dengan HRC yang berakhir tanggal 31 Desember 2021. Terlepas HRC mempersilahkan dirinya mencoba motor brand lain, terlihat memang tidak ada penamaaan brand non-Honda yang hadir baik di motor maupun di wearpack balap Bautista. Pada windshield-nya tertulis nama BAUCATI. Entah ini adalah ‘combat name’ yang ia pilih sepanjang musim 2022 nanti atau hanya sebuah penamaan yang bisa ia hadirkan pada test ini secara nama Ducati dilarang hadir baik di motor maupun wearpacknya.

Sebelum ini, Team Principal Aruba Ducati, Stefano Cecconi dalam percakapan kepada jurnalis Speedweek Ivo Scutzbach mengatakan bahwa Ducati sanggup menghadirkan Panigale V4R yang sama persis seperti apa yang pernah nyaman dipakai Alvaro di paruh pertama musim WSBK 2019.

“Jika kami ingin membuat motor untuk Alvaro sangat mirip dengan 2019, maka itu tidak terlalu sulit. Rangka dan mesin, komponen utama, semua itu mudah. Dan kita juga bisa mundur kembali (ke settingan 2019). Tapi saya percaya bahwa segala yang tim dan Ducati ubah sejak saat itu, adalah peningkatan. Saya berharap Alvaro mengembangkan motor yang lebih baik sejak 2019.”

“Mesin [saat test] hari ini belum sepenuhnya komplit. Tetapi mereka memiliki komponen baru seperti tangki atau jok yang berpotensi pas atau tidak pas untuk dia. Bagaimanapun, mengubah item ini dapat dilakukan dengan cepat, sesuai keinginan. Semua komponen bisa kami ambil sejak 2019 dan temukan kombinasi terbaik untuk pembalap.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

19 COMMENTS

  1. Jetlag dari timur ke barat itu ga seberat barat ke timur. Contoh nih, berangkat jam 6 sore dari Indonesia, penerbangan ke Eropa tanpa transit misal tujuan Prancis itu -+14 jam, artinya ampe Prancis jam 8 pagi waktu Indonesia, tapi waktu Prancis baru jam 2 pagi. Which mean dengan 1 obat tidur aja Batistuta bisa tidur cukup 8 jam di pesawat begitu bangun jg masih dipesawat. Maka begitu sampe Prancis, terbang ke Spanyol ga ada 2 jam, anggap transit di Prancis 2 jam maka ampe Spanyol baru jam 6 pagi. Itu kalo transit ke Prancis yak, gatau dia naik pesawat yg langsung ke Spanyol malah lebih enak lagi. Kebalikannya kalo dari barat ke timur, beratnya minta ampun. Mau tidur di pesawat dari sebelum takeoff ampe landing dibangunin pramugari sekalipun, begitu keluar pesawat kepala langsung pusing.

    Btw artikel ini jadi bukti konkrit buat yg ngeyel ama komen gw beberapa bulan lalu, yg gw bilang tiap taon Ducati ada update terutama rangka dan motor yg dipake Redding udah beda dgn motor Batistuta di 2019.

    • iya iya iya si AKang
      kami reader tau kok, jadi gak perlu setiap artikel harus bilang “apa kata gw, apa kata gw”
      kami tau ente yang paling kompeten dari semua yang komen dimari, pokoknya kalo ada perubahan sekecil apapun baik di motor, regulasi, paddock, struktur organisasi, kesehatan, berat badan, hutang, kebijakan, keamanan, percintaan, pokoknya apapun di dunia ini yang bisa di prediksi sudah ente prediksi dari dulu.

      kalo ente hidup di jaman dulu, mungkin ente salah satu kandidat yang menerima wahyu.

      #bukanmain

    • Di ducati jg ada agenda lain dulu,kalo dia juara dunia dia mau dinaikkan ke Ducati MotoGP,tapi malah Miller yg naik,akhirnya dia kecewa n drop performa nya lalu minta putus

  2. Menunggu R1 jadi all new.
    Ambisi ducati demikian besar di balap roda 2.
    Termasuk nanti ambil alih motoE.
    Bau ke Ducati apakah penghasilannya lebih kecil? Jadi bisa.

    • Sebenernya Batistuta udah keluhin sasis dari awal, cuma motivasi dia aja yg nutup kekurangan itu. Dan kebetulan pengurangan rpm hampir bersamaan dgn diperpanjangnya kontrak Petrucci. Jadi kita ga pernah tau sesungguhnya performa dia menurun karena emg efek rpm turun 250 ato murni motivasi, ato kombinasi keduanya. Yg jelas pembalap pengganti dia bukan sebanding, dari sisi skill, torehan prestasi maupun kematangan usia. jadi biarpun Ducati revisi rangka dan improve di mesin tetep sulit lawan Rea dan seolah menegaskan pengurangan rpm 250 itu sangat berdampak ke Ducati.

  3. klo pamitnya dgn baik baik dan alasan masuk akal, kedua belah pihak bisa nrimo, happy ending, tapi klo kasusnya kyks zarco dgn katemi, atau simbah dengan dahon waktu boyongan k yahaha, satu pihak bakal nginget dengan berat hati sampai kapan pun, ampe ada yg ngemis ngemis motor juara dicuekkin, balap motor ga hanya sekedar duit

    • yang bikin Rossi disukai banget kayaknya sejak pindah ke Yamaha, jadi ya itu titik lompatnya Rossi juga. Gak bisa disesali cuma karena gak bisa bawa pulang satu motor jurdun dibanding dielu2kan krena bisa bawa motor inferior jurdun.

      ya tapi siapa yg tau isi hatinya Rossi juga si, mungkin dia emang ngarepin banget motor satu itu dikasiin ke dia ye kan..

Leave a Reply to zain Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here