TMCBLOG.com – Mundurnya Mike Leitner sebagai boss KTM MotoGP adalah sebuah berita yang cukup menggemparkan. Bukan apa-apa, Mike diketahui telah membersamai KTM MotoGP dan RC16 semenjak tahun tahun awal, bahkan boleh dibilang mulai dari embrio team ini bersiap untuk comeback di tahun 2015. Namun begitu, efek domino dari hengkangnya Leitner pun tak kalah heboh. KTM butuh pengganti dari Lietner. Seseorang yang secara umum memiliki kapabilitas dan konduite bagus dalam merangkai kombinasi paket performa motor dan keharmonisan SDM dalam team.

Umumnya super manager seperti ini jarang banget diperoleh dari hasil hengkangnya seseorang dari satu team pabrikan ke team pabrikan lain. Biasanya hadir dari sebuah team satelit, dan benar saja, sinyalemen terbesarnya adalah pindahnya Francesco Guidotti yang selama ini menjadi team manager Pramac Ducati ke KTM MotoGP mulai musim 2022. Situasi yang serba mendadak ini dikabarkan sangat membuat Paolo Campinoti – Team Principal Pramac Ducati pusing tujuh keliling untuk mencari pengganti yang memiliki konduite sepada untuk mengasuh Johann Zarco dan Jorge Martin tahun 2022 nanti. Yes Campinoti diberitakan baru tahu keadaan ini pada 25 November pagi hari.

Bicara soal Francesco Guidotti sepertinya memang tokoh manager ini sedang naik daun di paddock MotoGP. Sebelum ini dikabarkan oleh Gazzeta bahwa Guidotti menolak tawaran Suzuki Ecstar untuk menempati tempat yang pada akhir 2020 ditinggalkan oleh Davide Brivio dan sementara di 2021 dirangkap oleh Sinichi Sahara. Salah satu rumor alasan Guidotti menolak tawaran Suzuki adalah karena pabrikan asal Hamamatsu tersebut hanya menawarkan 1 tahun kontrak kepada Guidotti.

Dan ternyata tidak hanya soal Guidotti yang bikin Ducati puyeng. Fakta bahwa akhirnya KTM terus menempatkan satu mantan teknisi Ducati Corse, dan boleh dibilang mantan tangan kanan Gigi Dall’Igna di Ducati hingga akhir 2019 dengan posisi yang lebih strategis di tahun 2022 bikin Ducati mumet kepalanya. Dia adalah Fabiano Sterlacchini yang setelah pisah dari Ducati pada akhir 2019 direkrut KTM dan akan jadi Technical Director KTM MotoGP pada musim 2022 nanti. Memang sih, sudah semenjak sekita satu tahun yang lalu Fabiano Sterlacchini keluar dari Ducati, namun secara umum tangan kanan Dall’Igna ini boleh dibilang salah satu dari sedikit orang yang banyak tahu dapur dan rahasia rahasia Ducati Corse yang bisa saja diimplemetasikan ke mesin KTM nantinya.

Hmmm jadi ingat betapa KTM secara internal cukup berang ketika Jorge Martin ‘dibajak’ Ducati dengan iming-iming materi dan kesanggupan membayar penalti karena Martin menyelesaikan kontrak bersama KTM sebelum habis waktunya. Apakah perekrutan dua unsur penting Ducati; Francesco Guidotti dan Fabiano Sterlacchini secara tidak sengaja bisa jadi sebuah balasan KTM kepada Ducati?

Dari dulu sampai sekarang KTM selalu bentrok dengan Honda dan ini berlangsung hampir di setiap disiplin balap motorsport. Di MotoGP jelas KTM ketinggalan dari Honda, dan sobat bisa melihat betapa awal-awal era comeback, menurut TMCBlog KTM sangat mematok Honda sebagai referensi mereka. Mulai dari penamaan motor yang juga pakai nomenklatur RC sampai gerbong teknisinya pun banyak yang rekrutan mantan mantan personel Repsol Honda seperti Mike Leitner contohnya. Apakah ini juga berarti bahwa mulai 2022 KTM sudah mengubah haluan referensi mereka dari yang awalnya Honda banget beralih jadi yang Ducati banget?

Taufik of BuiteZorg | @tmcblog

44 COMMENTS

  1. semakin seru nih,,
    tapi kok bisa Guidotti hengkang ke KTM tanpa sepengetahuan Compinotti ??
    apakah begitu budaya kerja org2 sana ? maen kabur aja ga pamitan,,
    kalo dgn Jepang mungkin udah di blacklist tuh,

  2. Bisa jadi wak. Karena saat ini motor ducati salah satu motor terkuat (dari banyak sisi) di grid motogp, dan banyak yg bisa podium pake motor ducati di musim ini.

  3. Ducati ini bener bener macam sodara mereka ferrari, pembalap terakhir jurdun 2007,terkenal power oriented banget,sempat terpuruk jatuh di beberapa musim, yang bedain soal talent sama senjata. Talent Ducati b aja tapi Desmo jadi motor terbaik se grid(sekarang),talent ferrari berlimpah tapi kaga bisa maksimalin mobil nya

    • Wkwkwk mentega, es kopi, elu, ntar siapa lagi yak yg masih dendam kalah debat tapi cuma bisa komen ga nyambung biar seolah komentator lain yg nyari pengakuan🤭🤭🤭🤭

      Gimana? Sakit ga junjungan lu ditinggalin KTM dalam hal referensi ato kasarnya, ga dianggap lagi pabrikan terkenceng oleh KTM?

  4. gak bisa begitu
    dari filosofi mesin saja sudah beda , kunci sukses ducati ada di paten Desmodromic, itu bikin putaran mesin ringan bisa menjerit tinggi, sementara pabrikan lain mengejar dengan teknologi F1 pneumatic valve,karena mereka gak bisa pake ala desmodromic yang dipatenkan ducati
    kalo menducatikan KTM kayake susah bang

    • Desmodromic hanya salah satu factor yg ga terlalu signifikan di zaman modern saat ini,,zaman dulu Desmodromic mungkin punya keunggulan di rpm mesin krn ga ada floating, tapi di zaman skrg rpm Desmodromic udah bisa ditandingi bahkan dgn valve train pegas krn semakin majunya teknologi metalurgi, apalagi MotoGP yg udah pake pneumatic.
      Ducati dari dulu pake Desmodromic tapi baru 6-5 tahun terakhir ini mereka mulai kompetitif lagi setelah ditinggal Stoner, jadi bukan masalah Desmodromic nya melainkan ada hal lain yg di lakukan Gigi hingga Desmo skrg bisa kompetitif,,

      • IMHO, justru desmodromic itu yang bikin ducati beda karakter sendiri, ga bisa disamai, keseimbangan sekarang justru berangkat dari karakter mesinnya..

      • Saya sih setuju dgn bro izanagi..
        Desmodromic hanya sbg salah satu faktor saja..
        klo karakter mesin rcv ataupun rc16 dbikin kyk pakemnya mesin ducati gp pke pneumatic bisa aja lbh baik..

    • Desmodromic ga semata2 cuma berguna buat kail rpm puncak. Tapi desmodromic bikin kenaikan power rata sejalan dgn kenaikan rpm, sistem per ato pneumatic pita powernya cenderung landai ato curam kalo diliat di hasil dyno. Kasarnya di dyno, power desmodromic naik kaya garis lurus sementara per dan pneumatic cenderung melengkung. Ini karakter yg ga bisa dikejar pneumatic ampe kapanpun, itulah sebabnya Desmosedici selain punya power tinggi keluaran power jg stabil, ga meledak di rpm tertentu ato memble di rpm tertentu. Mangkanye dgn konfigurasi sudut V yg sama dan firing order yg sama, akselerasi Desmosedici lebih badak, juga lebih jinak dari yg sekonfigurasi dan sefiring order tapi masih pake pneumatic, terbukti Ducati sering makin kompetitif di wet race.

  5. Lebih ke bentuk motor v4 Michelin+MM ya kayak Ducati,april,dan rcv 2022 itu
    Kalo mau melawan arus ya siap siap jadi juru kunci

  6. malulah semestinya, sebagai pabrikan austria dimana masih satu bangsa dengan jerman, teknologi KTM seharusnya tidak kalah dengan teknologi jepang maupun italia. lihat saja engine mercedes benz di F1 yang sangat powerfull

    • balap motogp semua engine rata2 powerfull kan jelas kelas para raja, tp yg dibutuhkan bukan itu saja, seperti stabil ditungan dan variabel 2 lainya

    • Ngapain malu? Pabrikan Jerman sendiri ga berani main motogp dan di wsbk diayam2in pabrikan nipong. Ini udah 2021 bre, bukan 1951 dimana pabrikan industri suatu negara saling berlomba-lomba utk meninggikan martabat negaranya.

    • Bandingin teknologi KTM yg jelas2 main motogp kok ama pabrikan yg main di F1, ga sekalian dibandingin ama pabrikan grinda macam Bosch biar makin jauh korelasinya? Kenapa ga dibandingin ama sesama pabrikan roda 2? Ya karena di tanah Bavaria KTM yg paling atas, pabrikan Jerman ampe detik ini ga ada tanda2 mau nyemplung motogp🤭🤭🤭🤭

  7. Jika nanti akhirnya guidotti puyeng ngulik KTM, apakah sasis full parameter dan suspensi solihin akan jadi pilihan. Time will tell lagh…

  8. Moga kompetip lah..klo ga bikin balapan ndiri moto GP V2,balapan Ama Aprilia,🤭.udah pasti gebuk gebukan race nya..atau coba peruntungan di WSBK..Mayan loh..siapa tau efek Mandalika bs buka peluang makin laku motor x di mari

    • ktm udah ga punya superbike wkwkkw, rc8 udah lama didiscontinue, rc8 baru basiknya beda lagi, mungkin ikut kelas WSS masih bisa

  9. “alasan Guidotti menolak tawaran Suzuki adalah karena pabrikan asal Hamamatsu tersebut hanya menawarkan 1 tahun kontrak kepada Guidotti.”

    Wakwkawkaw sijuki emang kronis

Leave a Reply to Rizuki Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here