TMCBLOG.com – Agenda rutin tahunan Yamaha Endurance Festival kembali dihelat pada tanggal 18-19 Desember 2021 yang lalu setelah absen selama satu tahun akibat pandemi Covid-19. Kembali hadir di akhir tahun ini, tidak mengherankan ajang club event One Make Race Yamaha ini dibanjiri peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pembalap level komunitas hingga pembalap profesional binaan Yamaha Indonesia. Yes, seperti yang sudah diceritakan pada artikel sebelumnya bahwa TMCBlog diundang untuk berpartisipasi dalam kelas Sport 155 cc 2 Hours, bersama 8 rekan media-blogger lainnya yang tergabung dalam Media Team Yamaha Indonesia.

Dalam artikel kali ini, kami tidak akan membahas jalannya balap melainkan lebih kepada menceritakan sensasi, berbagi pengalaman dan pelajaran apa saja yang didapatkan selama mengikuti balap ketahanan ini dari sudut pandang rider amatir seperti saya [Nugi] ini. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing memang sejak 2019 turut mengundang awak media dan juga blogger ke acara ini bukan hanya sekedar meliput jalannya perlombaan namun juga untuk terjun balap, sehingga merasakan sensasi balap seperti yang para pembalap dan juga para anggota komunitas R series Yamaha rasakan.

Sudah pasti skill juga berbeda dengan anggota komunitas yang kebanyakan dari YROI dan juga klub lain yang masih dinaungi oleh Yamaha Rider Federation Indonesia (YRFI), di mana mereka anak muda semua juga rutin balap dan berlatih di sirkuit. Tapi itu semua tidak masalah, perbedaan skill dan jam terbang di atas motor balap tidak begitu penting karena team media memang punya niat untuk sebatas merasakan sensasi balapan motor mulai dari persiapannya hingga race day.

3 unit Yamaha YZF-R15 Spesifikasi OMR Idemitsu Junior Pro

Terima kasih kepada YIMM atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan. Kami lalu dibagi lagi menjadi 3 team dengan nomor motor #56, #57 dan #58. TMCBlog dapat nomor #58 dan menjadi rider ke-3 (Rider 1 Ary Dwinovian dari Autofun.id, Rider 2 Bangkit Jaya Putra dari Oto.com). 3 unit motor Yamaha R15 spek balap Idemitsu Junior Pro yang biasa dipakai untuk latihan pembalap muda binaan Yamaha dipinjamkan ke kami untuk dipakai balap.

Media Team Yamaha Endurance Festival 2021 disediakan 3 motor untuk dipakai balap, sementara spare bike atau motor cadangannya ada 6 unit. Jadi total 9 motor yang disiapkan untuk team media, atau 3 motor cadangan untuk satu team-nya. Beuhh, udah berasa team factory MotoGP ini mah sob. Sedangkan spek R15 sendiri; mesin masih standar ting ting hanya ganti knalpot (Sakura) dan busi (NGK). Sekujur body diganti fiberglass khusus balap yang lebih ringkas dan ringan, footpeg balap Racing Boy berikut slang rem balapnya. Bagian kaki-kaki yang istimewa di mana cartridge KYB separate function hadir di depan dan monoshock KYB bertipe two-way untuk belakangnya. Jangan tanya harganya sob, cartridgenya tembus belasan juta per-unit, dengan ban didukung oleh IRC spek balap RMC830.

Team Yamaha Racing Indonesia Mempersiapkan YZF-R15

Hasil sesi Qualifying Practice team media tidak jelek-jelek banget, motor #56 besutan mas Aan Otomotif-net menjadi teratas di antara team media lainnya dengan start dari posisi 10, sedangkan kami (#58) sendiri harus puas start dari posisi 19 dari 27 peserta di kelas Community 155 2 Hours. Oh iya, pada Yamaha Endurance Festival ini prosedur start seperti Le Mans ataupun Suzuka 8 Hours loh. Rider pertama berdiri di seberang track dan lari ke arah motor saat sirine berbunyi keras.

Memang kesiapan fisik sangat diperlukan ketika akan mengikuti event balap, terlebih lagi pengaturan nafas saat berada di atas motor dan juga bagaimana menjaga stamina tetap prima selama race berlangsung. Jujur saja, kebanyakan dari kami bisa dibilang kenceng di awal lalu sedikit kendur di pertengahan balap karena tidak terbiasa melaju di track selama belasan lap. Terlebih lagi, kondisi yang 180 derajat berbeda dibanding saat melakukan sesi test ride yang lebih santai dan tidak nge-push.

Salah satu perbedaan balap ketahanan (endurance) adalah hadirnya waktu pit stop untuk pergantian ban, pembalap dan juga mengisi ulang bahan bakar (refueling). Pada Yamaha Endurance Festival tidak ada momen ganti ban sih, cuma ada refueling dan pergantian pembalap. Di sini bagaimana rider dan team adu siasat mengatur strategi pit stop, meskipun pihak panitia mengharuskan minimal 3 kali pitting in tapi dibebaskan mau masuk di waktu/lap ke berapa. Kami -team media #58 sendiri punya strategi Rider 1 start sampai 10 lap untuk ngepush ke bagian depan, lalu pit stop pertama mengoper motor ke Rider 2 untuk melanjutkan 15 laps berikutnya dan pit stop dua untuk ganti Rider 3 untuk ngegas 15 laps lagi dan pit stop terakhir refueling sekaligus balik oper ke Rider 2. Nampaknya itu strategi yang bagus saat kami berada di posisi 16 sebelum salah satu rider kami terjatuh di exit S besar tempat debris aspal pada ‘ngumpul’.

Pit Stop Terakhir Kami, 10 Menit Menjelang 2 Jam

Pergantian pembalap dan pit stop sendiri dilakukan dengan waktu minimal 90 detik terhitung mulai motor memasuki batas pit lane yang kecepatan maksimalnya hanya 60 km/h hingga motor keluar garis pit exit. Ini semua Yamaha lakukan atas alasan keselamatan bersama mengingat banyak orang yang berada di pit lane dan tidak semua menguasai situasi pit stop di balap motor. Ada saja team yang kena penalti pengurangan jumlah lap akibat melakukan pit stop kurang dari 90 detik.

Pada momen ini kami biasanya sempatkan berdiskusi soal kondisi terakhir motor dan juga trek. Seperti terlihat pada foto di atas, saat pit stop terakhir kami untuk ganti ke Rider 2 sekaligus refueling, saya mencoba menginformasikan kepada Bangkit bahwa ban depan mulai tergerus pada bagian luar sebelah kanan. Terasa karena dua kali saat masuk tikungan 10 – 11 sirkuit Sentul ban depan motor sedikit terpeleset, beruntung tidak mengalami crash.

Masih Perlu Banyak Belajar Lagi Nih Sob . . .

Selebihnya jalannya balap berjalan dengan aman meskipun salah dua dari 3 team media mengalami crash yang hanya meninggalkan goresan kecil pada badan, dan beberapa insiden dari rider komunitas yang juga kebanyakan terjatuh di bagian chicane Sentul (tikungan 6 – 7) dan juga exit S besar (tikungan 9) akibat banyak debris aspal. Impresi saya pribadi setelah menjalani balapan sebanyak 17 laps atau hampir 40 menit tuh seru banget dan capek sob, asli capek banget ini badan sampai hari Senin sore pun masih terasa pegal-pegalnya. Hehehehe.. Di luar itu kami merasakan keseruan juga rasa puas. Dengan event seperti ini kami dapat mengukur kemampuan masing-masing diri di atas motor balap dan membandingkan dengan rider kelas komunitas yang kencang-kencang banget. Sensasi yang jauh berbeda dengan sesi test ride sakalipun sama-sama berlangsung di sirkuit. Yaah, kemarin itu itung-itung menambah pengalaman penulis menjalani balapan pertama di sirkuit besar seperti Sentul International Circuit, setelah sebelumnya hanya sebatas fun race dengan motor bebek. Tahun depan kalau ada umur seru juga nih untuk ikutan lagi. | –Nugi

21 COMMENTS

  1. pengalaman yg berharga,, kedepannya kalo ada event ini lagi mungkin persiapannya bisa lebih dimatangkan lagi,
    dan dari artikel ini juga kita bisa lebih menghargai rider2 yg membalap di lintasan, perjuangan dan determinasi mereka demi bisa cepat dan konsisten dilintasan patut diacungi jempol,

    • Bener nih, sumpah geregetan yg kemarn bilabg gitu, “endurance kok cm 2 jam”
      Emang turing yg bisa riding sambil tengok kanan kiri liat pemandangan, trus bs foto2 juga buat update ig, wkwkwkwk…..
      Buat fokus ngepush lebih dr 15 menit d lintasan itu udah bagus banget buat org yg dasarnya bukan sembalap..

  2. Saya dlu ikutan WR155 riding experience om nug di sirkuit Cargloss … Emang Yamaha kalo bikin even ga tanggung-tanggung … BTW yg di pake R15 versi sebelumnya ya om nug … Bukan yg versi terbarunya …

Leave a Reply to Saya Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here