TMCBLOG.com – Lin Jarvis telah menjadi ‘ Wajah ‘ Dari pabrikan Yamaha selama hampir dua Dekade Ke belakang di MotoGP. Ia adalah sosok yang mengawal ‘pembajakan’ Valentino Rossi dari Honda Ke Yamaha. Ia pula lah yang Memanage Satu Pit Paddock yang terbagi dua Di Zaman Lorenzo – Rossi, ia Merasakan Pula Manis getirnya kemenangan Lorenzo di atas Kegagalan Valentino Rossi meraih gelar ke 10-nya tahun 2015. Ia Pula yang mengawal Strategi Gambling Petronas SRT dalam mengambil Generasi baru Pembalap Yamaha ketika mereka memperoleh tanda tangan Fabio Quartararo yang akhirnnya terbukti sebagai Sebuah kegilaan yang Manis ( Sweet Madness ) di 2021.

Berbicara kepada Motorsport-total.com, Jarvis mengaku sudah mulai merasa “lelah” menjadi Nakoda Kapal Layar besar bernama Yamaha di samudra sekeras MotoGP, Terlebih di era era terakhir ketika perbedaan Performa Semua pabrikan Boleh dibilang sangat Ketat ditambah oleh berbagai kesulitan akibat pandemi Covid “Saya lelah. Pandemi COVID-19 membuat kami lebih banyak bekerja, dan pada saat yang sama sebagian kesenangan telah hilang. Kami tidak bisa lagi pergi ke restoran, ada banyak larangan dan kami juga tidak bisa membawa tamu”.

Menurut Lin, Beratnya Menakodai Yamaha di Masa pandemi Khususnya 2020 diperparah Oleh hadirnya ‘ Valve gate ‘ dilanjut oleh Hengkangnya Maverick Vinales “Masalah dengan Katup benar-benar melelahkan. Tahun 2021 saya juga harus berurusan dengan kasus Maverick. Gelar Fabio, dalam arti tertentu, adalah hadiah untuk begitu banyak usaha.”

Sampai akhir Musim 2021 Lin telah mengantar Yamaha memperoleh 8 gelar Juara dunia : 4 gelar dari Valentino Rossi ( 2004,2005,2008 & 2009) , 3 gelar dari Jorge Lorenzo (2010, 2012, 2015) dan 1 gelar dari Fabio Quartararo (2021) dan ternyata 8 gelar ini belum membuatnya Puas.  “Saya masih termotivasi untuk melakukan pekerjaan saya, tetapi di sini hasilnya sangat penting. Saya berusia 64 tahun, saya pikir saya memiliki tiga atau empat tahun tersisa. Tujuan saya adalah mendapatkan sepuluh gelar, saya ingin merayakan dua lagi dan kemudian meninggalkannya,”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

32 COMMENTS

  1. Salut untuk dedikasi nya,, meskipun kepemimpinan doi ga selalu sempurna, tapi bisa bekerja hampir 2 dekade di satu tim yg sama menunjukkan kepercayaan Yamaha kepadanya,

  2. apakah bernasib sama seperti kru yang dia bajak dari honda ke yamaha ?

    ampe bosennnn ngurusin syndrome “aku mau gelar ke 10” akhirnya kegusur sendiri

  3. Ingin gelar ke-10 di Yamaha sblm pensiun? Hati-hati….. jd inget Rossi yg gagal raih gelar ke-10 nya juga. Kutukan angka 10

  4. Gelaseh!!selama puluhan tahun ga pernah dapat reshuffle,setia banget Iwata sama nih enggres

    Suppo dan Nakamoto yg kinerjanya bagus aja kena gusur di perusahaan sebelah,buat penyegaran

  5. Lebih parah lagi di warung sebelah tuh… Komentar gak mendukung vendor pabrikan nya LANGSUNG LENYAP..!!

    Klw di mari masih profesional…

  6. Tinggi jabatan siapa ya antara Lin jarvis dgn davide brivio saat sama2 di yamaha dan shuhei nakamoto dengan livio suppo saat masih di hrc..

  7. Thn dpn kyknya sulit… lht prforms duc duc n bagiono akhir2 ni luar binasyah….
    Jika M1 gak upgrade power top end kyknya mustahil….

Leave a Reply to ted Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here