TMCBLOG.com – Suzuki Ecstar di bawah komando Davide Brivio pada 2016 saat itu tak bisa berbuat banyak Setelah salah satu Rising Star mereka, Maverick Vinales Ruiz menyatakan diri ingin pindah dari Suzuki Ke Yamaha setelah menylesaikan MotoGP Tahun keduanya di Posisi 4 Kalsemen akhir dengan Suzuki GSX-RR. Saat itu Maverick mengutarakan bahwa kepindahannya dikarenakan Ia meyakini bahwa Yamaha memiliki Tools yang lebih siap untuk bisa mengantarkan ke Podium tertinggi Titel Kejuaraan Balap MotoGP.

Lalu seperti kita semua ketahui Perjalanan Maverick selanjutnya berada di pabrikan Yamaha selama empat setengah tahun. Selama itu Ia mereih delapan kemenangan GP dan 24 podium, namun memang tanpa Titel Juara dunia. Jarak terdekatnya dengan Titel terjadi Pada 2017 dan 2019 dimana ia finis ketiga di Klasemen akhir.

Mengenai Perpindahan ini, Dalam sebuah wawancara dengan Jurnalis Simon Patterson di The Race Vinales menyatakan Menyesal: “Saya tidak ingin berbicara terlalu banyak tentang masa lalu, karena jelas bahwa saya membuat kesalahan ketika saya meninggalkan Suzuki.”

ā€œPada akhirnya kami mendapatkan tim yang sangat bagus, tetapi Yamaha adalah motor pemenang saat itu dan itulah mengapa saya memilih jalur ini. Salah atau tidak, setiap orang pada akhirnya membuat keputusannya sendiri. Tapi pada akhirnya saya menemukan tempat bagus yang sangat saya senangi,ā€ tambah Maverick seraya menguratakan Aprilia sebagai yang ia maksud terakhir.

ā€œSaya sangat bersemangat lagi ketika saya melakukan perjalanan ke balapan. Sebelum itu, saya sebenarnya tidak sedih namun saya tidak punya energi. Sekarang saya merasa masih banyak hal positif yang akan datang, dan tentu saja itu bagus, ā€ kata Vinales.

Maverick menekankan: ā€œSejujurnya, saya sangat senang karena saya berhasil menemukan motivasi dan gairah saya untuk membalap lagi. Ini sangat penting karena memberi Anda energi untuk melanjutkan. Saya pikir saya masih bisa menawarkan banyak hal dan saya yakin saya mengambil tantangan ini di waktu yang tepat.”

Maverick Vinales menekankan Bahwa Perpindahannya dari Yamaha Ke Aprilia Bukan dikarenakan Motornya Yang tidak kompetitif ā€œSaya hanya ingin mengatakan kata-kata yang baik tentang mereka ( Yamaha ) , karena saya tidak memiliki hal buruk untuk dikatakan. Pada akhirnya Anda dapat melihat motornya berada di level yang hebat, dan saya selalu mengatakan bahwa motornya fantastis. “

ā€œKami tidak tahu persis mengapa kami tidak bisa membuatnya bekerja, karena terkadang saya merasa tidak terkalahkan dan yang lain saya terakhir, saya jadi gila. Tapi motornya berada di level yang luar biasa. Anda bisa langsung melihatnya, itu fantastis. Tapi bagaimanapun, itu bukan tantangan saya, jadi saya mengambil tantangan yang sebenarnya.ā€

Maverick Vinales juga menceritakan bagaimana Prubahan statusnya dari seorang single Menjadi seseorang kepala rumah tangga serta memiliki anak sedikit banyak mengubah Prespektifnya yang berimbas pada keputusannya di Dunia Balap ā€œSaya telah banyak mengubah prioritas saya. Ketika Anda memiliki keluarga, Anda tidak memikirkan hari esok ā€“ Anda memikirkan jangka panjang. Anda tidak bisa hanya berpikir hari demi hari. Sebelumnya saya banyak berpikir seperti ini, menjalani hidup apa adanya, tanpa terlalu memikirkan masa depan atau bagaimana saya akan mewujudkan kenyataan saya. “

ā€œMenyenangkan bisa menang, tapi saya ingin merasakan sesuatu yang lebih. Saya ingin merasakan sebuah tim di sekitar saya, dan itulah mengapa saya pindah. Saya tergerak untuk memiliki semua atmosfer itu, gairah itu, dan terutama karena saya pikir ketika Anda pergi ke tempat di mana semua orang lapar, itu membuat Anda bekerja lebih keras.ā€ | Based in The Race Interview

39 COMMENTS

      • di Honda Marc mendapatkan semua, baik itu gaji tinggi, tim dengan sumber daya besar, atmosfer tim yang hangat dan motor juara..
        so, pindah adalah ke pabrikan lain adalah opsi terakhir

      • Saya rasa bukan zona nyaman.. Cz honda RC213V itu motor tersulit.. N HRT percaya saat ini hanya marc lah yg bisa menjinakkan keliaran motor honda RC213V

  1. golden age nya udah lewat,langganan podium dan menang beberapa kali saja udah bagus di jaman MotoGP yg ketat dan zero mistake ini

  2. alasan pindah dari suzuki ke yamaha : saya ingin menjadi juara dunia
    alasan pindah dari yamaha ke aprilia : menyenangkan bisa menang, tapi saya ingin sesuatu yang lebih. saya ingin merasakan sebuah tim disekitar saya dan itulah mengapa saya pindah
    sepertinya maverick ini orangnya terlalu baperan, tapi ya terserah dia sih mau pindah kemana asal ada yang mau nampung aja

  3. Playing victim mulu nih orang, prestasi masih kalah juga dibanding quartararo di musim debutnya malah nyalahin timnya. Kayak gini mau disejajarin marques? Mental kayak gini mah selevel espargaro basudara aja. Mediocre alias papan tengah

      • kalo skill hanya di sirkuit tertentu dan kudu perfect settingan apakah itu benar pure skill? plus ga ada orang didepannya?

        coba bandingkan sama VR, MM, JL?
        mohon maaf menurut ane sama pedrosa aja masi jauh ya kalo liat prestasi nya
        ga usa pedrosa deh. dovisiozo, menurut ane lebih sekelas miller dia, petruci, rins tapi mindset/ ekspektasi dia sekelas VR, MM, JL

        • Padahal yg mereka bahas skill Vinales vs Espargaro basudara, lu malah melebar kemana-mana. Tinggal akui saja faktanya secara skill Vinales diatas dua Espargaro, ngapa malah jadi aga ga nyambung.

  4. Yamaha pun juga nyesel kyknya perpanjang kontrak dgn Vinales,
    selama ini sebelum Fabio jadi team mate doi, Vinales menganggap motornya lah yg salah krn mbah juga sama2 struggle, rupanya Fabio malah bisa perform dgn motor yg sama, siapa yg ga kena mental coba ?? meskipun M1 bukanlah motor yg terbaik di grid bahkan mungkin masih dibawah GSX-R, setidaknya Fabio bisa memaksimalkan potensi M1 hingga menjadi motor Juara Dunia,

  5. Ingat kata pepatah penyesalan itu datangnya terlambat, kalau duluan namanya pertigaan. Lagian kaya nya dia gak kaya lord paduka yang walaupun sama sama suka banyak omong tapi bisa ngasih input jos

  6. Pembalap terbawel, terplaying victim, cuma bisa free practice wowkwowkwowk
    Pembalap yang suka banyak cari alasan to ga tau masalah dirinya sendiri.

  7. Udah dapet bayaran tertinggu kedua setelah Marquez kok masih bisa nyinyirin Yamaha padahal performa buruk di Yamaha ya faktornya dirinya sendiri. Harusnya Yamaha yg nyesel ngehire dia. 2 musim terakhir di Yamaha pantatnya ditabokin Quartararo dan Morbidelli, padahal dua2nya di Petronas, begitu Quartararo masuk factory taon lalu auto jomplang prestasinya. Mau kebulin knalpot biar bisa nyebar isu Yamaha ga support dia malah gagal dan ketauan banyak orang. Bad manner ever.

  8. Biasa sih, doi suka ngiri. Ada yg menang pake KTM ngamok minta KTM, Yamaha rebutan titel pengen naik Yamaha, begitu terpuruk di Yamaha dan malah Suzuki yg jurdun, bilang nyesel ke Yamaha. Kalo mentalnya gini mustahil jurdun di Aprilia, juara seripun sulit didapat walaupun secara skill jelas Vinales sanggup bawa motor setengah mateng juara seri.

  9. Sizuki jurdun setelah ditinggal vinales, yamaha jurdun setelah ditinggal vinales. Mungkinkah aprilia juga akan mengalami hal yg sama? Vinales mestinya ngomong gini, biar kesannya g menyinggung. At that time, yamaha have better motor, statistically better. But it didnt work on me. Tapi karena ego yg besar, agak menyinggung yamaha kayaknya. Tersirat juga keinginan comeback to sizuki. Setelah vinales nyobain aprilia. Wk wk

  10. Harusnya mav diem aja sih. Ga usah banyak komen ini itu. Klo gini kan makin jelas mentalitas dia kygmn. Perkiraan byk org akhirnya dibenarkan oleh dirinya sendiri wkwkwkwk

  11. Drama mulu…buktinya
    Suzuki ditinggalin dia jadi jurdun
    Yamaha ditinggalin dia jadi jurdun..
    Mental begini sih ngga bakal bisa jadi legend…masih untung sih Aprilia masih mau pakai jasanya.
    Percuma juga skill tinggi kalo mental kaya begini mah..
    Masih jauh di bawah Rossi, MM, Lorenzo..even Mir dan Fabio sekalipun

    • Aprilia kalo masih ada Iannone ato Lorenzo mau comeback dan dapet kontrak 2 taon jg Vinales udah ga punya tempat dimana2. Mental kaya dia masih ada di motogp itu murni faktor keberuntungan.

Leave a Reply to Si Akang Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here