Sunday, 22 December 2024

[Tech Talk] Sistem Hybrid Yamaha Fazzio : Optimalisasi dan Maksimalisasi SMG

TMCBLOG.com – Sobat sekalian kemaren heboh banget Yamaha Indonesia merilis sosok motor baru Yamaha Fazzio Hybrid Connected. TMCBlog tidak akan membahas soal bentuk yang unik dan gemesin dan juga soal dan fitur Connected di artikel ini. Cuma mau menumpahkan segala opini yang ada dalam kepala mengenai sistem hybrid dari Yamaha Fazzio ini.

Jadi pada dasarnya jika ditilik lebih dalam, hampir tidak banyak perbedaan antara mesin dari Yamaha Fazzio Hybrid Connected dengan mesin dari Yamaha FreeGo misalnya. Sama-sama mesin air cooled dengan kubikasi dan dimensi ruang bakar yang sama. Salah satu perbedaan ada pada rasio kompresi di mana kompresi FreeGo 9,5 : 1 sementara itu pada Fazzio masuk di angka 11:1.

Power maksimum dari Fazzio memang terlihat lebih rendah (6,2 kW) bila dibandingkan dengan FreeGo yang 7 kW. Namun power maksimum Fazzio diperoleh di 1.500 Rpm lebih rendah dari FreeGo. Artinya nggak perlu raungan mesin tinggi yang bikin motor lebih boros. . Itu belum lagi dilihat dari torsi maksimum Fazzio (10,6 Nm) yang 1,1 Nm lebih besar dari Freego (9,5 Nm) namun diperoleh di 1.000 Rpm lebih rendah. Ini artinya mesin Fazzio bisa menghasilkan torsi lebih besar tanpa butuh Rpm meledak lebih tinggi. TMCBlog memperkirakan penambahan torsi ini diperoleh dari assist yang diperoleh dari aistem Hybridnya.

Kecerdasan insinyur Yamaha lebih terlihat ketika kita melihat sistem dari Hybridnya yang merupakan pengembangan dari sistem SMG. Sistem hybrid Yamaha Fazzio hybrid ini tidak ada mode di mana skutik hanya dijalankan oleh tenaga listrik saja. Baterai hanya akan memberikan tambahan tenaga (assist) yang dilakukan selama sekitar 3 detik boost saja sob. Dan selama assist diberikan hadir semacam tambahan tenaga putaran pada sistem SMG.

Jadi pada dasarnya, nama sistem hybrid di Yamaha Fazzio Hybrid Connected adalah POWER ASSIST hybrid. Nahhh dari namanya sendiri sobat mungkin sudah ada yang bakalan tahu kemana arah penjelasannya, namun begitu kita simak penjelasan lebih lanjutnya nih. Sistem Power Assist Hybrid Yamaha ini memiliki 3 komponen penting yakni baterai, mesin SMG (Smart Motor Generator), dan juga sebuah ‘ECU‘ bernama SGCU (Smart Generator Control Unit).

Baterai bertugas memberikan supply listrik dan menyimpan listrik. SMG atau Smart Motor Generator nanti merupakan tempat/parts di mana assist listrik diberikan, sedangkan SGCU merupakan pusat pengendalian kapan assist diberikan, kapan assist nggak diberikan, dan kapan baterai di re-charge. Saat tidak dibutuhkan baterai dari motor di-charge listriknya oleh sistem SMG tersebut.

Dan saat dibutuhkan untuk start dan berakselerasi, maka skutik Fazzio Hybrid Connected yang sumber tenaga utamanya tetap dari mesin bakar (ICE) akan memperoleh ‘tambahan power dan torsi’ dari ‘suntikan‘ tenaga listrik yang disalurkan dari baterai . . Sayang TMCBlog belum menemukan referensi literasi khsuus yang menjelaskan berapa kira-kira angka eksak boost assist dari baterai ke generator ini.

Terlihat memang konsep mesin hybridnya mirip dengan sistem di Honda PCX Hybrid. Namun TMCBlog juga melihat ada beberapa perbedaannya, yang pertama sistem hybrid pada Fazzio Hybrid Connected ini diaplikasikan pada mesin 125 cc air cooled ketimbang mesin 125 cc atau 150 cc Liquid Cooled.

Yang kedua adalah pada kapasitas baterai yang dipakai. Jika pada PCX Hybrid ada dua buah baterai, pertama baterai 12 Volt – 3 Ah bertipe maintenance free, atau biasa disebut aki kering. Lalu yang kedua adalah Lithium-ion berkapasitas 50,4 Volt – 4 Ah yang diletakkan dibagian belakang bagasi di bawah jok.

Namun di Fazzio Hybrid Connected menggunakan hanya satu baterai YTZ6V  berkapasitas 12 V, 5.0 Ah. Yamaha memaksimalkan baterai kecil ini untuk memberikan boost dorongan/assist. Memang ada batasannya yakni:

Besarnya energi listrik yang disalurkan ke SMG tidaklah terlalu besar mengingat daya tampung dari baterai yang tidak terlalu besar juga. Itu artinya juga tidak ada tambahan biaya sistem baterai kedua. FYI value baterai Li-Ion di PCX hybrid itu sekitar 8-9 juta Rupiah. Kalau Fazzio mau pakai Li-Ion yaa tinggal tambah harga sekitar itu saja sob ditambahan harga sistem wiringnya.

Momen terjadinya assist/boost tidak bisa diatur semau kita. Hanya secara otomatis dilakukan oleh sistem yang diatur oleh SGCU pada saat tarikan awal. Jadi nggak bisa dipakai semisal saat melakukan overtaking/menyalip kendaraan di depannya.

Banyak teman-teman yang bertanya, apakah karena hanya bergantung pada pemakaian satu baterai saja, maka hini akan mempengaruhi usia pakai dari baterai. Yamaha Indonesia secara official sudah memberikan jawaban secara ekslusif ke TMCBlog bahwa tidak seperti itu. Jika skema perkabelan tetap orisinal maka sistem hibrida seperti ini akan cukup lama usia pakai baterai/aki-nya.

Pertanyaan kedua apakah akan kena pajak lebih mahal? Pertanyaan ini mungkin mereferensi pada mesin mobil di mana memang sistem hybridnya memiliki tambahan mesin motor listrik diluar mesin bakar ICE, jadi ada lebih dari satu mesin. Untuk Fazzio Hybrid Connected ini sama seperti PCX Hybrid tidak ada mesin motor listrik tambahan sama sekali jadi tidak akan terjerat regulasi tersebut yang membuat pajaknya menjadi tinggi.

Secara umum TMCBlog melihat sosok Yamaha Fazzio Hybrid Connected ini tetap menjadi sebuah terobosan yang mencerdaskan kita semua bahwa  ada potensi pemaksimalan sistem generator AC yang secara empiris memiliki fungsi yang sama walaupun secara kuantitatif besaran tenaga assist/boost tidak sebesar sistem hybrid paralel yang memiliki baterai Dedicated namun efek lainnya adalah tidak perlu harus mengeluarkan budget lebih tinggi untuk memilikinya.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

96 COMMENTS

      • Wak haji, untuk hitungan kasar bisa begini:

        Berapa ampere arus yang ditarik SMG pada mode motor starter (bisa ukur pada motor matic Yamaha lain yang pake motor SMG sejenis yang ada di rumah wak haji), karena pada mode starter itu adalah motor DC, jadi true powernya (dalam Watt) tinggal voltase * arus (tidak perlu menghitung power fakcor * apparent power seperti pada motor AC).

        Terus masalah efisiensi bisa dianggap sekitar 90%, jadi power yang tadi dihitung * 0,9 terus hasinya diconvert ke HP (power / 746).

        Itu hanya untuk perkiraan kasar hitungan penambahan powernya.

    • Sebenarnya menarik ini, dimana Ymh menggunakan satu aki untuk Fazzio Hybrid sedangkan Hnd menggunakan aki yg lebih besar untuk PCX Hybrid nya

      “…PCX 160 ketambahan Torsi sebesar 4,3 Nm dan Power Maksimum 1,8 hp”

      Untuk Fazzio klaim nya berapa wak?

      Tapi jangan terlalu tinggi ekspektasi nya, “ono rego ono rupo”

  1. mantap, paling nanti juga bakal ada scoopy/genio hybrid kaya gini.
    kalo dari Tim S sih sabar dulu 10 tahun lagi baru di launching dsini
    haha

  2. ya berarti emg sama aja kyk PCX ya ,, ibarat kata seperti kita menekan tombol starter sambil buka gas dan berakselerasi, kira2 gitu ga sih wak ??

  3. Tinggal dilihat aja ntar konsumsi bbmnya gimana, kalo cuma beda tipis sama mbit/pakrio atau beda dikit doang sama sodaranya si frigo mending yg non hybrid aja

  4. wak…gimana cara buktiin power assist nya itu beneran ada..sedang kan aki nya aja cuman satu dan kapasitasnya segitu jg kita ga tau besaran power assistnya dataspek sheet… serta penampakan kompen nya ga beda nya motor tanpa hybrid..

    ini biar menghindari fitnah..jangan2 hybrid model gitu cuma gimmick atau strategi pemasaran doang

    dan misal itu mild hybrid nya fake…dg fitur lainnya dan NJKB yg udah trungkap segitu..worthed ga harga nya motor segitu…hal ini jg untuk menepis dugaan monopoli/kartel harga yg menyangkut dua brand H n Y ini bbrp taun silam

    padahal saat pada mmbahas NJKB nya kemaren..estimasi harga nya tidak akan setinggi itu…tp kemaren sih pada ga nyangka bakal ada embel2 hybrid nya

    • Kalau dihitung secara rinci tambahan power gak lebih dari 1HP, mungkin yg kerasa tarikan awal doang lebih nyentak karena power dari accu sendiri yg di delivery hanya di rpm bawah. Kalau mau tau berapa besarnya tambahan hp dan torsinya, benar kata wak haji uji dyno akan terlihat seberapa besar tambahan hp dan torsinya.

  5. Yamaha kembali bikin “sesuatu” yg diluar perkiraan untk sebuah motor terjangkau.
    Setelah vixion menghancurkan generasi mesin GL
    dan Nmax dgn vva
    Kini fazio dengan sistem hybrid

    Thanks yamaha, ayo honda bikin jg ya 😁😁

    Saya sih masi nyaman pake suzuki address wak
    😅😅😅

  6. Mungkin tidak akan begitu signifikan, tapi pasti ada efeknya, cuma 3 detik tapi digunakan untuk membantu bergerak dari posisi diam.
    Motor paling ngeden kan pas baru jalan, otomatis bahan bakarnya pasti lumayan boros. Dalam kemacetan bensin lebih boros
    walau jarak tidak terlalu jauh dibandingkan konsumsi bensin saat lalu lintas lancar dan menempuh jarak yg lebih jauh.

    • Jika ngukurnya pakai “perasaan/kira-kira” ya susah, harus pakai tools. Di motoGP untuk mengejar waktu sepersekian detik saja dibutuhkan inovasi komponen dan biaya yang besar, untuk case Fazzio ini walaupun kecil/sedikit pasti akan ada efek sampingnya ke efisiensi/keiritan bahan bakar karena logika kasarnya kita tidak perlu bejek/buka gas terlalu dalam untuk menggerakkan motor karena dibantu oleh assist dari SMG tadi.

      Dan lagi jika hanya untuk masalah keiritan semua kembali ke cara berkendara masing-masing, mau seirit apapun motornya jika bawanya ugal-ugalan ya sama saja.

  7. fazzio hybrid connected sudah, kira – kira kapan versi lebih terjangkaunya dihadirkan? fazzio connected atau lebih mahal lagi dengan dimensi lebih besar dan mesin VVA?

  8. Apakah sistem ecu nya sudah mengikuti standar odb2 ?
    Kalo sudah lumayan juga, scanner injeksiny murah, bisa disambung ke android.

    • Aerox sm nmax keknya udah support obd2, kapan lalu sy pernah lihat ada yg jual scanner pnp buat maxi series. Klo sebelah sih dari quick searching di google, pcx juga udah support, tapi buat sejenis vario/beat gak bisa

      • Iya betul, ntar tinggal beli scanner paling murah 50rb an. Konek kabel 3 biji, min plus sama data. Konek ke android. Udah kebaca.

        Empunya blog kira-kira tertarik bahas odb2 ap kagak ya?

    • Serius mau nanya, selama ini gatau soalnya.

      Standar sistem ecu buat apaan sik ? Kan yg penting bisa ngatur injeksi bahan bakar dengan presisi ? yg agak bikin saya kepo waktu itu pas tau verza baru yang lemotnya sama aja, iritnya sama aja, spek power samaaja, tapi tipe nyolok ecu nya beda sistek socket eheheh

    • Nah bener nih, baru aja mau komen. Dia kan mild hybrid yg ngambil sumber arusnya dari aki juga, yg mana CMIIW akinya jg lebih gede dri ertiga bensin biasa, dia dikisaran 70-80 amperan

      Dan juga teknologi ISG yang dipake disana (plus juga EQ boostnya mercy) kan kasarnya ACG/SMG versi lebih gede

      • dan boostnya ga berasa 😅. kebetulan temen punya dan sempet dibawa ke kampung arab, katanya ada tanjakan yang kaga kuat ditanjak (ban ga selip, ngeden mesinnya)

  9. Wak ada pertanyaan. Apakah jika fungsi hybrid itu bisa dimaksimalkan/modif lagi ? Misal arusnya diperbesar, accunya, serta regulatornya?

  10. betul oom..buat extra 3 drtik gas awal aja..sisanya ya pake mesin bensinnya.
    kalo boleh iseng sih mattin mesin pas jalan..dah itu nyalain otomatis 3 detiknya kepake

    • Saya jg kepikiran kaya gini sebelum naik ambil momen trs on/off in mesin trs gas tp beda cerita kalo pas jalan rame 😁, berarti ini setiap sss matiin mesin di TL kita tinggal puter gas dan boost bisa keluar(?)

    • Ya kalau kelasnya 250cc kudu aki gede an baru kerasa. Berati butuh lebih banyak space, butuh aki lebih mahal, nambah bobot, apalagi ?

  11. Pastinya electric power assistnya dipakai untuk efisiensi. Seperti yg kita tahu semua kendaraan ICE menggunakan bahan bakar lebih banyak ketika start, ketika bergerak dr posisi diam.. terlebih mesin kompresi tinggi dituntut menggunakan bbm yg lebih tinggi oktanenya (mahal) ini sudah cost tambahan.

  12. Kalo anda membayangkan sistim hybrid seperti ini bisa membuat motor lebih irit lebih banyak ( misal dari 45kpl menjadi 60kpl) anda salah. Kalo mau hybrid yg beneran irit ya bikin sendiri, motor di dorong sampai tempat tujuan. 😂😂😂😂

  13. Walaupun torsinya termasuk GOKIL di kelasnya

    tapi tetep agak gabisa berterima penambahan kompresi dari 9,5:1 ke 11:1 malah bikin power drop alihalih bertambah walaupun ekspektasinya cuma seeeeedikit

  14. Kalo kita pake aki yg lebih gede apakah bisa nambah juga power boost assist?
    Oh ya aneh jg sih kenapa mesinnya fokus putaran bawah, padahal dah ada boost asssist buat bantuin putaran bawah

  15. Kompresi 11:1 ,tapi businya masih pake type panas cr6hsa.. biasanya busi gini dipake dimesin kompresi rendah kaya mesin 125 blue core lama..

    Tapi motor ini cukup menjanjikan dibanding generasi blue core sebelumnya

  16. YTZ6V, sama dgn aki Vario 125 itu. Kemarin habis beli.. kata penjualnya kalau Yuasa pakainya itu buat Vario 125 ISS.. kalau seri sama brarti bukan spek khusus nih buat Fazzio

  17. Tebakan saya ini hybrid cuma buat menghaluskan akselerasi awal istilahnya halus tp padet
    Asal dgn catatan kruk as fazzio sm freego bobotnya sama plek..
    Klo sama plek ketiplek tp kompresi dnaikin jd 11 biasanya akan kasar akselerasinya cepat sih cepat tp kasar n mudah bikin cvt cepet jajan
    Ini smart betul klo mmg spt itu akselerasi awal jd smooth bertenaga n uirit bbm

    • dan jangan lupa si dinamo kalah cepet dari putaran mesin rpm rendah makanya ga berasa kesundul. meskipun one-way tapi kalau dinamo lebi kenceng dari mesin kan pasti nyundul dikit

    • @jaran goyang, Dinamo stater SMG gapake oneway bray

      @dwijef, setuju. Ini cuma nyalain motor starter saat mesin berjalan selama 3 detik. Bedanya, disini ada Controller (SGCU) yang bisa push SMG untuk generate torsi lebih gede di putaran yang sedikit lebih tinggi. Seberapa gede? Entahlah.

  18. bukan maslah optimal,, tapi dngn input kecil gk akan bisa disamakan yg menggunakan input besar. aki 12v dgn ah kecil digunakan buat gerakin speda motor.. kmungkinan besar cepat drop akinya,, sharusnya minimal 48v dgn ah diatas 10

  19. Kepikiran SGCU di remap/program ulang trus upgrade aki, jadi di buat perintah untuk supply listrik terus menerus ketika ada tombol khusus di pencet, jadi deh boost switch bisa pake tenaga tambahan kapan aja, walaupun 1/2 nm kan lumayan untuk over take 😂

  20. Eh iya ya, kalo secara power di motor konvensional ngga ngaruh. Tapi maksud ane, coba aja bayangin aki 12v itu didischarge selama 3 detik pertama. Kalo didischarge lebih lama akinya pasti cepet rusak. Makanya boost dari akinya dibatesin cuma 3 detik, habis itu ngisi lagi dah dari putaran mesin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP