TMCBLOG.com – Sepertinya terus menjadi sebuah Trend Bahwa Pembalap yang sudah Pensiun namun ingin terus berada di Atmosfer Paddock berhasil terus berinteraksi secara Langsung dengan Dunia mereka tersebut. Entah jadi Test Rider, Team Manager, atau Menjadi Coach / Pelatih pembalap. Dan Pembalap terakhir yang terupdate mengisi salah satu dari peran tersebut adalah Chaz Davies.

Chaz Davies yang menjalankan Balapan terakhir dalam karir Balap WSBnnya di Mandalika secara resmi oleh Ducati Corse dan team Aruba menerima tawaran untuk menjadi pelatih pembalap mereka di WSBK dan WSS. Role yang diembannya di 2022 ini memungkinkan Davies akan bekerja sama dengan mantan team-matenya – lvaro Bautista, Michael Rinaldi dan dengan pembalap WSSP mereka, Nicolo Bulega, yang akan membalap dengan Ducati Panigale V2.

Davies, yang akan berusia 35 tahun pada 10 Februari mendatang, mengakhiri karir profesionalnya yang panjang pada akhir tahun lalu dengan catatan gemilang 99 kali podium  dimana 89 kali di antaranya dengan Ducati Baik Mesin Twin maupun Mesin 4 silinder. Davies mengoleksi 28 kemenangan dan total tiga kali menjadi runner-up WSBK. Ia pun merupakan rival berat Jonathan Rea antara 2015 dan 2018.

“Saya benar-benar bersemangat untuk terus menjadi bagian dari dunia balap dan, di atas segalanya, dari keluarga Aruba.it – ​​Ducati, yang dengannya saya menjalani tahun-tahun terbaik dalam karir balap saya,” kata Davies setelah membuat pengumuman resminya. Kembali ke kotak tim resmi Borgo Panigale.

“Ini akan menjadi perspektif yang menarik untuk menyaksikan aksi dari sisi lain pagar! Saya percaya bahwa tujuh tahun pengalaman saya sebagai pembalap pabrikan Ducati dan pengetahuan tentang motor Ducati V2 dan V4 telah memberi saya alat untuk dapat berkontribusi pada kesuksesan masa depan Kami memiliki pembalap yang sangat baik untuk Kejuaraan WorldSBK dan WorldSSP 2022 dan saya akan memberikan semua yang saya bisa untuk memaksimalkan potensi mereka. Saya ingin berterima kasih kepada Stefano Cecconi, Feel Racing dan Ducati untuk kesempatan ini dan saya tidak sabar menunggu untuk memulai!” .

Di tim Aruba.it Racing, direkturnya Stefano Cecconi juga senang bertemu lagi dengan pembalapnya antara tahun 2014 dan 2020: “Kami senang dapat mengandalkan Chaz lagi, meskipun dalam peran baru untuknya dan untuk kami. Tak diragukan, pengalamannya akan sangat membantu pengendara kami, karena akan memungkinkan mereka memanfaatkan potensi mereka sebaik mungkin. Kontribusinya pada proyek World Supersport juga akan penting bagi Nicolo Bulega dan tim. Panigale V2 memiliki DNA dari Superbike dua silinder yang sangat banyak pernah dimenangkan oleh Chaz.”

14 COMMENTS

  1. sebenernya yang butuh mentor itu pabrikn yg 22’a ruki, y pabrikn onoh!
    ductia ada Davies dan nyangmahal ada kenan (walaupun manager juga), alamat biasa aja tahun pertama mereka, tau sendiri sasisnya bermasalah
    sepertinya Leon lebih ke manajemen antara pembalap ke teknisi bukan pembalap ke motor.
    biar musim pertama bisa lumayan menggebrak
    minimal Bradl bisa lah jadi mentor 1 musim, cz di jipi pawangnya kan dh sembuh
    mean while, angan-angan ane, kalau aja mendiang Nicky Hayden masih hidup
    beliau lah yg paling cocok menurut ane

  2. sebenernya yang butuh mentor itu pabrikn yg 22’a ruki, y pabrikn onoh!
    ductia ada Davi dan nyangmahal ada kenan (walaupun manager juga), alamat biasa aja tahun pertama mereka, tau sendiri sosisnya bermasalah
    sepertinya Leo lebih ke manajemen antara racer ke teknisi bukan racer ke motro.
    Biar musim pertama bisa lumayan menggebrak,m inimal Bradpit bisa lah jadi mentor 1 musim, cz di jipi pawangnya kan dh sembuh
    mean while, angan-angan ane, kalau aja mendiang Niki masih hidup
    beliau lah yg paling cocok menurut ane

  3. btw, kenapa ga semua tim2 balap ada coachnya ya ?? apakah sebenarnya semua tim ada coachnya tapi emg ga semua diumumkan ke publik ?? dan coach disini kira2 hal apa lagi yg harus dia ajarkan ke rider2 di tim ?? cthnya seperti Bautista, kyknya doi hanya dgn pengalaman dan adaptasinya udah cukup utk menaklukkan Panigale V4, apakah masih perlu coach lagi ? apalagi Rinaldi yg jelas hanya tinggal perlu konsistensi aja,
    nah kalo si Nicolo Bulega mungkin sedikit banyak bisa membantu dgn adanya coach, krn doi bener2 baru dgn Panigale V2,

    • Nah gw bingung tuh job desk coach itu apa aja. Karena si Davies ini sendiri bisa dikatakan gagal adaptasi dengan V4R, langsung drop performa dia, dari runner up.

  4. Sebenernya agak aneh sih, coachnya jaman ngebalap prestasinya ga lebih baik daripada yg di coach in. Kalo macam Stoner di Ducati ato Pedrosa di KTM itu masuk akal.

Leave a Reply to Fery Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here