TMCBLOG.com – Ketika Ducati tahun lalu Sukses mengembangkan mekanisme Holesot Devices suspensi belakang menjadi mekanisme ‘Squatting Devices ‘ yang Bisa ‘ dipanggil ‘ Kapanpun juga dan di manapun juga Oleh pembalap dalam hati tmcblog berguman bahwa hanyalah masalah waktu Mereka bisa mengembangkannya Untuk Suspensi depan. Jujur tmcblog kaget melihat setelah melihat Hasil foto dari Fotografer level MotoGP dari Malaysia Hazrin Yang juga mensuplai foto foto detail ke tmcblog. Tmcblog tidak menyangka Secepat ini Ducati bisa memperlihatkan Front Ride Height Adjuster ( Front RHA ) ini.

Pict : HAZRIN

Dari foto yang dijepret Hazrin terlihat bahwa Nggak hanya Bagian belakang dari Motor Bagnaia dan Zarco yang Ceper ke bawah, namun Juga bagian Depan terlihat Bagaimana Suspensi melendut.

Salah satu Bukti Bahwa Ducati telah sukses mengembangkan Front RHA adalah Video yang sempat dirilis Oleh Michelle Pirro ketika shakedown test dimana saat melakukan Latihan Start. Crystal Clear banget Itu Pirro tidak lagi terlihat melakukan Hard Brake untuk mengunci mekanisme Holeshot depannya. Ia hanya perlu memutar satu Knop di dekat Dashboard yang lalu dapat serta merta memaksa baik suspensi depan maupun suspensi belakang ikutan Melendut dan membuat Desmosedici Ceper seketika.

Terlihat disini tuh ada sebuah Upaya ‘ memaksa ‘ suspensi depan melendut ke bawah yang secara umum melawan Fisika. Seperti Kita ketahui Biasannya pembalap mengaktifkan RHA saat mereka membutuhkan Wheelie yang minimal Jelang mereka berakselerasi. RHA ini dibuat agar Ground Clearance Motor semakin kecil sehingga CoG Berubah Karena Pusat Massa semakin dekat Dengan Bumi dengan tujuan akhir Wheelie bisa diminimalisasi.

Nah Ketika Siapapun Berakselerasi, Umumnya Hukum Fisika Kelembaman ( Inersia )- lah yang akan terjadi. Bayangkan Ketika sobat sekalian berada di dalam Mobil, seketika Mobil ditekan pedal gasnya dan Berakselerasi, maka seketika Juga Badan Kita akan terlempar ke belakang.

Inersia ini Juga terjadi saat Motor berakselerasi dimana Inersia sendiri secara alami seakan mencoba sekuat tenaga ‘memindah’ kan Bobot motor ke belakang. Karena inilah bekerja ‘memaksa’ melendutkan Supensi depan saat berakselerasi adalah pekerjaan yang menurut tmcblog jauh lebih sulit ketimbang melendutkan Suspensi belakang yang secara alami terbantu Oleh Inersia.

Sudah sulit Karena inersia, Pekerjaan mengaktifkan Front RHA akan memiliki tingkat kesulitan Teknis yang bertambah karena ada dua batang suspensi yang dikerjakan ketimbang Supensi belakang yang umumnya Hanya Satu Devices suspensi.

Secara umum tmcblog melihat Foto Foto Hazrin yang menunjukan bahwa suspensi Depan Desmosedici GP yang melendut adalah Motor yang masih menggunakan Muffler Dua Silinder depan Mesin V4 yang berukuran Pendek. Apakah Di Motor dengan Muffler Panjang Juga dibenamkan? Mungkin Kita bisa tunggu foto fotonya hari terakhir di Sepang nih.

Yang jadi pertanyaannya adalah Bagaimana Mekanisme teknis pengaktifannya? Kita Bicara dulu Jika mekanismenya dilakukan secara manual Ya, Karena Di 2021 sendiri telah hadir diskusi mengenai kemungkinan pabrikan MotoGP mengaktifkan RHA secara Otomatik Makanis.

Yang bikin kita biasanya bingung adalah Bagaimana Bisa pencetan jempol atau tarikan telunjuk pembalap Bisa membuat Suspensi depan terutama suspensi Hight-end Motor Balap Yang susah banget dikompres bisa terkompress dalam hitungan satu – dua detik saja. Butuh tangan Level Thanos Buat melakukan itu jika misalnya dikoneksikan Secara Langsung. Buat Manusia level biasa kayak Kita . . Cukup Meminta Bantuan Hukum fisika dari Terutama Soal Tekanan Fluida.

Gini deh sebagai gambaran silahkan bayangkan Dongkrak mobil yang bisa ‘ mengamplifikasi’ force / tenaga kita kita yang paling cuma sanggup menghasilkan 100-200 Newton menggunakan sistem hidrolik sehingga menjadi bisa mengangkat Mobil yang massanya 1 Ton ( memiliki berat 10.000 Newton)  . . . untuk lebih lengkapnya silahkan baca tulisan singkat di wikipedia mengenai Mechanical Amplifier yang hukum dasarnya kita sudah pernah pelajari di SD soal tekanan yang menyebar ke segala arah itu lhooo . .  Basisnya dari sana.

Artinya apa? tmcblog yakin ada mekanisme Hidrolis yang bekerja dibalik Fairing Depan Ducati Desmosedici GP22 untuk melendutkan Suspensi depan. Yang jadi pertanyaan dan masih tersembunyi adalah bagaimana mekanisme hubungan antara tombol-tombol adjuster di handlebar kiri/ kanan dengan canister piston hidrolis. Yang pasti terlihat Pertama adalah output dari tombol adjuster disalurkan via sebuah kabel/sling baja.

Ducati GP21

Yang juga pasti terlihat kedua adalah Ducati menggunakan sebuah Batang Holeshot dibagian depan dari Supensi up side down Ohlins untuk menarik/ mengkompres secara paksa suspensi agar melendut ( Lihat Foto di atas dari Musim 2021 ). Batang ini ditarik Juga Oleh Kabel sling Baja. Tahun 2022 ini Ducati masih menggunakan Batang yang sama yakni di depan namun Cover Carbon suspensi tahun 2022 ini jadi lebih Oval dan Mencover Lebih banyak Bagian Batang Holeshot ini dan juga membuat aerodinamika lebih baik di Bagian ini.

Sinyalemen tmcblog adalah Mekanisme Umumnya seperti ini : Tombol -> Kabel Sling baja -> Kanister Hidrolik -> Kabel Sling Baja -> Holesot RHA depan. Kanister Hidrolik ini lah yang akan bisa mentransfer dan mengamplifikasi Tekanan yang dilakukan tangan Ke Proses lendutan dari suspensi. Kanister Hidrolik ini Juga tmcblog sinyalir yang akan Bisa menahan seberapa Lama proses mengkompress suspensi depan dilakukan. Nggak perlu lagi Pembalap pembalap melakukan hard Brake sesaat sebelum start untuk mengunci suspensi ( mengaktifkan Holeshot Devices ) depan mereka.

Apakah hal ini Hanya Ducati Saja yang mengerjakan? Tahun 2021 lalu kita sudah mulai menggosipkan bahwa Aprilia Pun sepertinya sudah Mulai mengembangkan peranti serupa dan Bahkan Disinyalir bisa otomatis dimana Hanyasekali Pembalap Mengaktifkan Mode RHA, lalu ada sistem mekanis sendiri yang memutuskan kapan sistem RHA depan dan atau belakang ini bekerja

Sebelum Otak kita mengawang awang secara liar mencoba mencerna arti kata Otomatis tmcblog mau share dulu sob regulasi yang berkenaan atau yang bisa dijadikan rujukan untuk pengembangan alat yang bisa memberikan perlakuan terhadap suspensi seperti rear maupun Front Ride Height Adjuster ini.

Dalam Regulasi di atas disebutkan bahwa Penyetelan pada sistem suspensi  hanya dapat dilakukan oleh input manusia secara manual oleh manusia dan penyetel mekanis/hidraulik, atau secara pasif yang ditentukan oleh gaya/perpindahan yang langsung ditransmisikan oleh sambungan mekanis/hidraulik misalnya posisi suspensi, beban, akselerasi, pitch yang digunakan sebagai pemicu mekanis dari penyesuaian pasif

Dan tmcblog yakin kembali lagi proses Mechanical Amplifier yang bisa di gunakan sebagai pemicu (trigger) dari sistem Mekanik Ride Height Adjuster ( RHA) ini sudah ditemukan Oleh Pabrikan Pabrikan semenjak lama dengan ide untuk membuat para Pembalap tidak perlu sulit sulit menentukan titik mana saja mereka butuh men-deploy/ mengaktifkan sistem yang bisa membuat Bagian depan dan atau bagian belakang dari Motor jadi ‘ambles’ ini. Silahkan dikunyah kunyah – semoga berguna

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

56 COMMENTS

    • Mungkin nih ya, yg RHA otomatis tapi mekanik itu mekanismenya pakai pantat pembalap,

      Jadi klo ada saatnya nikung pantat ditaroh ke titik tertentu di jok, yg mana bawahnya ada semacam trigger gitu kali ya

    • pembahasan jenis fluida di dalam kanister hidrolik adalah pembahasan level selanjutnya, bisa minyak jelantah, oli, angin biasa, N2 dll . . . mau diterusin sampe situ ?

      • Gaas Wak..
        Cuma mungkin ada teori lain untuk menurunkan level tinggi suspensi yaitu bukan mengkompresi suspensi tapi membocorkan kompresi sesuai hukum alami fisika tentang bobot.

      • Saya sih asik aja ada pembahasan seperti ini, terutama kalo sistem kerjanya yang terkuak. Idenya mungkin bisa di aplikasikan ke sistem hidrolik sederhana sehari-hari. holohhhh… 😁

        Prediksi saya sedikit banyak seperti pneumatic valve 😁.
        Tinggal sensingnya pakai apaaaa….

      • Skill pembalap perlahan mulai berkurang semenjak ducati gk menang2 segala cara dorna ksh jln ..motor tmbh aneh.. tp insinyur jepang tetap mantau,kl taun ini ducati jurdun motogp bisalh ecu inhouse dibalikin ke pabrikan masing2..

  1. again, Ducati membuat trend baru dalam inovasi di MotoGP, dan kyknya ini revolusioner bgt sih, yg rear RHA aja pengaruhnya lumayan signifikan di akselerasi terutama utk motor inline 4 yg selalu keteteran lawan V4, apakah yg Front RHA pengaruhnya juga sama2 gede ? kita liat aja deh di Qatar besok,

  2. gw pernah baca2 di suatu forum ada yg menduga kalo Holeshot Device / Squatting Device itu digerakkan dari tekanan oli yg dikontrol dari mesin motornya langsung, jadi emg ga ada elektronik yg berperan, palingan hanya buka tutup valve doank,

  3. Alot wak mau dikunyah².. pembahasan fisika tingkat tinggi ini.. lulusan STM tok gak nyampek
    🤣🤣 taunya cm.. knalpot blong+rojok spuyer ma ban cacing = kentjang….wkwkw

    • padahal sebenarnya ini basisnya cuma fisika/ipa sd dan smp saja yang tekanan fluida menyebar ke segala arah itu, hubungan antara luas tekan dan gaya tekan

  4. hadeh, alamat 2022 juara dunia ditangan Ducati. entah siapa Ridernya. Bagnaia, Martin, or Zarco (Miller kl konsisten bisa tuh)

  5. Holeshot devices sudah diterapkan pada motor Scorpio, shock belakang bisa amblas seketika dengan hanya didudukin pengendara tapi gak bisa balik wkwkwk…

  6. Pabrikan paling inovatif dalam 10 tahun terakhir motogp, ikhtiarnya luar biasa supaya bisa dapat juara dunia lagi..
    Berhubung ga pernah punya pembalap alien macam Rossi atau Marc, ya jadinya semua aspek motor di maksimalkan selama masih dalam kerangka regulasi.
    Sejauh ini hasilnya ga bohong..

  7. Apakah besaran kompresinya bisa diatur Wak? Misal pembalap hanya butuh 75% atau 50% saja, tdk full ambles.

    Jika seumpama fitur ini kelak dijalankan secara elektronik (otomatis), kok jadi seperti balap semi auto pilot ya, yakni pergerakan motor tdk seutuhnya dikontrol oleh pembalap.

Leave a Reply to Taufik Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here