TMCBLOG.com – Sirkuit Internasional Lusail biasanya merupakan sirkuit yang menjanjikan bagi Ducati. Trek sepanjang 5.380 meter ini memiliki Straight yang panjang dimana ini adalah karakter yang memanjakan Mesin Desmodromic. Lusail Masih merupakan Treknya Ducati, Paling Tidak buat Ducati GP21 Bastianini. Francesco Bagnaia mengatakan, kelebihan pembalap Gresini Racing adalah ia menggunakan motor yang “Siap Juara “. Namun selain itu Pecco Juga memberikan kritik dan masukan Ke Ducati soal Pendekatan race weekend.

Lusail sendiri, karena membutuhkan banyak tenaga untuk melahap lintasan sepanjang 5.380 kilometer dan lurus yang panjang Memang secara Logika klop dengan V4 Desmodromic. Namun, akhir pekan lalu tim pabrikan Ducati harus berjuang keras untuk bisa bersaing dengan pabrikan lain di sepanjang race weekend.

Perubahan mesin di detik-detik terakhir merupakan salah satu kesalahan yang dilakukan Ducati. Ini menyebabkan para pebalapnya harus melakukan semacam ‘Langkah Mundur’ menggunakan mesin Versi pertama dari GP22 yang pertama mereka pakai Di test Jerez dan Meng-hibridisasikan-mesin ini dengan perangkat perangkat terbaru lainnya seperti suspensi, sasis dan Aerodinamika.

Bisa dibayangkan tentu akan banyak sekali hal hal Yang ditest kembali di race weekend Qatar padahal race weekend Qatar Bukan Momen untuk Fokus Mengetes, Namun fokus ke Balapan di hari ahadnya. Davide Tardozzi menekankan bahwa ambyarnya tim pabrikan di Grand Prix Qatar bukan karena kesalahan para pembalap, tetapi dari Ducati dan dia tidak ingin hal itu terjadi lagi.

“Apa yang terjadi di Qatar tidak dapat diterima dan itu adalah sesuatu yang harus kami perbaiki,” kata Tardozzi seperti dikutip GPOne. “Kami memahami satu sama lain dengan sempurna dan mengkritik diri kami sendiri karena kami membuat kesalahan dan itu tidak bisa terjadi lagi.

Ini sepenuhnya salah kami, bukan Bagnaia. Kami percaya 100% padanya, karena kami menganggapnya sebagai orang yang baik dan pembalap yang sangat cepat. Jika kami membuatnya fokus dan memberinya motor yang mulus, pasti dia akan bertarung dengan performa terbaiknya di setiap balapan.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

46 COMMENTS

    • ga bisa, kesempatan terakhir mereka dalam mengganti mesin tepat sebelum akhir pekan GP Qatar dimulai, mesin yg udahbdi daftarkan dan di segel ga bisa diutak-atik lagi,

    • boleh aja sih, tapi dgn alasan keselamatan dan perubahannya dibanding yg sudah dihomologasi harus dibeber ke para anggota MSMA,cmiiw

  1. Perubahan mesin di detik-detik terakhir merupakan salah satu kesalahan yang dilakukan Ducati. Ini menyebabkan para pebalapnya harus melakukan semacam ‘Langkah Mundur’ menggunakan mesin Versi pertama dari GP22 yang pertama mereka pakai Di test Jerez dan Meng-hibridisasikan-mesin ini dengan perangkat perangkat terbaru lainnya seperti suspensi, sasis dan Aerodinamika.

    Terus siapa yang memilih mundur pakai mesin gp22a?
    Bukan gp22b

    Ace rider Ducati sendiri yang pilih to?

    • Nah ini yg saya pikir. Lah dia yg minta mundur, ya semua progress mau gamau kelabakan lah yg harusnya udah disetel buat gp22b

    • Pecco gak cocok spec b – > milih mesin spec a – > dukati kelabakan dan masang printilan terbaru – > test part lagi sampai di race weekend – > settingan belum fix – > balapan ambyar

  2. Syukur deh kalau udah ngerti kesalahan pabrikan Ducati. Semoga di mandalika siap gasspoll. Soal nya kasian juga kemarin liat ekspresi kecewa Pecco, dan marah nya Miller.
    BTW, pembagian tugas Tardozzi, Dominecalli, sama D’llagna itu apaan sih Wak? Secara kan kalau pabrikan yang lain, yang bicara cuma 1 orang aja, kayak Puig atau Rivola.

    • kek nya setiap tim punya struktru beda-beda tapi andai bisa dianalogikan jadinya kek gini kalo di HRC (koreksi kalau saya salah) Gigi itu kek Takeo lebih ke urusan engenering. Kalau Tardozzi ke team Manajer ya sama ke Suppo atau Puig. Terus kalao di Ducati masih ada Ciabatti yang mungkin seatara Kuwata-san kalo di HRC nah kalau Dominecali ini CEO Ducati motor sih sebenarnya aneh beliau suka muncul di urusan balap karena statusnya yang sebagai CEO

  3. Tumben2nan Ducati mau mengakui kesalahan, biasa kan mereka bolot yg salah pembalap mereka selalu benar. Ini mengindikasikan masa depan Pecco di Ducati masih aman, yg ga bisa nentuin pilihan mesin dia, Ducati yg merasa salah. Kalo Miller marah wajar.

    • Perasaan kemarin pecco yang milih, ya ga sih? Pecco marahnya karna harus coba ini itu apa karna mesinnya?
      Lagian seradikal apa perbedaan engine 22 sama 21? Yg penting mesinnya sehat wal afiat lah.. kasus klep jgm terjadi lagi

      • Seradikal klo dgas halus power muncul tiba2
        Pas cornering dr putaran bawah mnengah tenaga tiba2 hilang yg bikin miller resiko jatuh trlindas
        Jd power ga bisa dmanage dgn baik

    • Pecco mengkritik strategi race weekend kan? Yg masih menguji berbagai part, ya ini imbas pemilihan spec a yg harus dipasangin update an spec b

      • Singkatnya, Pecco disuruh uji part di fp ya akibat dia sendiri yg milih GP22 versi pertama.

        Ducati namanya tim pabrikan, pasti pgn pembalap utama mereka dapet update paling awal dan punya performa motor terbaik, tapi sayangnya pola kerja ala tim pabrikan ga bisa diikuti ato diimbangi oleh pola kerja Pecco selama ini yg cuma tinggal gas nyari settingan race, krn sejak di Pramac ama 2021 dia terbiasa make motor yg udah jadi tanpa pengembangan berjalan, doi pasti kagok. Stoner ampe Lorenzo kritik Ducati yg updatenya lama, eh ini Ducati udah baik kasih banyak pilihan part di musim berjalan malah pembalapnya yg jadi bingung sendiri. Just another Dovi, selalu bingung nentuin arah pengembangan. Ga kaya Iannone ato Lorenzo di Ducati yg malah minta ini itu saat timnya kolot ga mau rubah apa yg udah mereka buat. Terbukti di Suzuki dan Aprilia Iannone bisa tegas tunjuk ini itu, ampe awalnya salah milih mesin GSX-RR padahal udh trrlanjur Dihomoligasi ampe berani ngatain RS-GP bukan motor motogp kemudian munculah generasi RSGP dower yg tiba2 bikin Espargaro seolah rider jago.

  4. Ini krn kondisi ducati ga fokus kyk gini
    Kondisi yg bikin bingung krn kepalang basah ambil mesin lbh harsh
    Elektronik ga mempan lalu coba berbagai macam kondimen gado2 tp selalu gagal smpe race tiba..
    Klo kdpn bisa handle nih mesin baru brarti hebat tim ini

  5. Ducati seperti khawatir liat perubahan radikal Rcv hingga detik2 terakhir mesin disegel masih belum nentuin paket mana yg siap. Padahal jika dilihat paket tahun lalu sudah siap banget juara, tinggal konsistensi pembalapnya aja.
    Bagnaia tipe rider satelit, yg tinggal pake motor siap tanpa ribet coba part baru. Kenapa gak switch aja dengan Basti, wkwkwk

  6. gegara pakar elektronik Magnet Sembrani Ducati pada dicolongi atu atu, sekarang mtornya malah ngadat ngadat

    saatnya ganti suplayer ECU biar di refresh lagi semua,cosworth kek atau bosch suruh bikinin khusus MotoGP yg lebih canggih

  7. sya pribadi liat2 status tim pabrikan utk saat ini kurang lebih bgni..
    ducati.. salah jalan
    honda.. butuh penyesuaian
    aprilia.. lumayan berkembng tp ttep perlu improve
    ktm.. sudah oke tinggal cri ritme
    suzuki.. sdh dijalan yg benar cma masih butuh setup
    yamaha.. semakin didepan..

  8. Bahan Renungan Writer:

    • Lusail (Arabic: لوسيل) is a planned city in Qatar, located on the coast, in the southern part of the municipality of Al Daayen.

    • Losail International Circuit (Arabic: حلبة لوسيل الدولية) is a motor racing circuit located just outside in the town of Lusail, north of Doha, Qatar.

  9. Ducati makin ada peluang jurdun musim ini. Trgantung ridernya. Di next season, ada baiknya YFR a.k.a enginer Iwata pake Berillium aja buat blok mesinnya ato seklian buat klepnya. Kali aja bs bejaban lawan motor kubu Bologna. Kali ya….

    • Epyei SEMUA motor motogp udh pake BeCu buat sitting klep, sebelum situ kepikiran berilium mereka udah duluan pake. Jangan kata motor motogp, Aprilia rs250w aja boringnya make becu kok.

  10. Ya inilah resiko di tim pabrikan, ada part atau mesin baru yang kemungkinan bisa lebih bagus karena specup atau makin parah karena setingan belum nemu, part pendukung belum support sepenuhnya, dll, tapi biasanya ducati itu punya basic engine yang matang, tinggal masalah seting dan support partnya yang perlu pembenahan kalo ada masalah

  11. Sebetulnya andai Martin dan Pecco ga crash mungkin masih bisa finish sekitar P5, Yg mana tidak terlalu buruk untuk seri pertama. Terutama Martin.
    Andai skenario ini benar, maka akan menghasilkan sekitar 4 motor Ducati di 10 besar. IMO situasi Ducati tidak sedramatis (separah) itu sih.

Leave a Reply to RacingFans Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here