TMCBLOG.com – Seperti kita ketahui satu-satunya pembalap Indonesia yang musim ini membalap di gelaran Grand Prix 2022 adalah pembalap binaan Astra Honda Racing Team – Mario Suryo Aji yang saat ini turun di kelas Moto3 di bawah payung Honda Team Asia. Pada penampilan Mario kedua kalinya sebagai pembalap reguler Moto3, ia sudah bisa menorehkan dua poin yang solid untuk musim rookie ini. Walaupun sebenarnya harapan banyak orang adalah pembalap asal Magetan ini bisa menorehkan posisi finish lebih baik lagi secara ia sempat menggetarkan sirkuit Mandalika dengan tampil sebagai Top-3 di sesi kualifikasi dengan hadir tertatih-tatih karena harus ‘dicuci’ dulu di sesi Q1.

Bisa kita lihat di lap-chart di atas, pada lap awal pun dari posisi tiga Mario langsung ‘terperosok’ ke posisi 7. Setelah itu ia turun satu posisi per lap sampai akhirnya keluar dari posisi poin di lap ke 7. Setelah itu terlihat Mario sudah berada di race pace sebenarnya yang boleh dikatakan, ‘tidak terlalu cepat’. Sampai pada lap 22 pun ia masih berada di luar posisi poin, dan akhirnya di akhir dari lap terakhir bisa memboyong 2 poin berharga dari Mandalika. Yang jadi pertanyaan adalah, kenapa bisa melorot?

Kita lihat dulu pemilihan bannya. Secara umum balap Moto3 kemarin pilihan ban ada di kombinasi hard dan soft untuk kedua ban slick depan belakang. Dan kebetulan Mario menggunakan kombinasi ban slick Dunlop soft-soft. Pilihan ini sebenarnya merupakan pilihan paling mainstream yang dilakukan oleh mayoritas pembalap. Mungkin dikarenakan kondisi trek yang less grippy (kurang ngegrip).

Namun apabila kita ketahui waktu pelaksanaan balapan Moto3 adalah waktu balapan paling panas selama hari Ahad kemarin dengan kondisi suhu trek menyentuh 50º C. Sebagai catatan saat Moto2 dihelat, suhu trek malah turun menjadi 46º C karena mendung sudah mulai memayungi terutama langit daerah barat dari sirkuit.

Ini tuh panas banget buat ban soft Dunlop dan menurut yang TMCBlog peroleh dari insider kami yang bisa masuk akses ke inner circle Honda Team Asia, pilihan ban soft ternyata tidak tepat buat cuaca segini panasnya, dikombinasi lagi dengan bobot kombinasi dari rider + motor, ban akan cepat blistering dan dengan bobot serta perawakan Mario yang besar mau nggak mau harus memanage ban dengan satu-satunya cara: Dia harus set-back, turunin agresifitas, performa dan mencoba untuk bertahan sebisa mungkin agar tetap finish race.

Hasilnya tidak seperti yang kami inginkan begitu kata Mario memulai penjelasannya. Setelah lima lap, saya mulai kesulitan dengan gripnya. Tiba-tiba level grip ban belakang menurun banyak, dan saya harus mengaturnya. Tapi saya menemukan banyak hal positif pada balapan ini. Barisan depan pertama saya dan poin pertama saya. Itu membuat saya percaya diri untuk balapan berikutnya.”

Team manager Hiroshi Aoyama tentu tahu benar masalah yang terjadi di Mario saat balapan, namun secara umum balapan di Mandalika bagi Mario menghasilkan hal yang positif. “Mario telah melakukan balapan kandang yang hebat. Dia telah berhasil mencetak dua poin pada balapan kedua. Saya bisa melihat dia push setiap putaran. Tentu saja, dia ingin finis lebih baik, tetapi seperti yang kita tahu, 1 lap cepat tidak sama dengan 20 lap dengan kecepatan tinggi. Ini adalah pengalaman baginya, dia melakukan balapan yang hebat. Dari titik ini dia harus melanjutkan perkembangannya. Kami di sini untuk itu.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

17 COMMENTS

  1. Kasih dia wheel cover!dan kalo bisa PWRnya diturunin dong le!

    Pas race kemarin pasukan KTM jg akhirnya pasang carbon wheel cover pas race

    Kalo saja race Moto3 dilakukan saat hujan lebat sampe jarak pandang berkurang kayak MotoGP ane rasa dia bakal lebih punya kans

    • Ga juga, Simoncelli naik ke motogp aja malah diet. Redding jg baru keker saat beralih ke wsbk. Di motor prototipe pwr harga mati. Petrucci aja jadi KTM terpelan padahal paling senior, salah satunya ya krn mesin KTM ga kuat bawa dia sekenceng bawa Binder ato Aloevera.

  2. Secara skill dan agresif oke cuma bb yg di singgung komentator motobiji yg menyebabkan ban cepat abis……berhubung ogura bakal ke motobiji dgn performa yg wow di 2 seri ini bahkan di mandalika dgn mudahnya mengovertake lawan,,sy berharap mario bisa ke moto2 tahun depan.

    Matteo saja yakin dgn ini anak masa kita tdk

  3. Bagaimanapun juga dia pembalap Indonesia paling impresif sampai saat ini, mudah2an bisa terus berkembang di tahun awal ini

  4. Eleeeh….
    Yg jelas mental dia masih mental TEMPE.ga mau fight,,moto3 kalo mentalnya kaya aji sekarang tdk percumaaa…ga akan bisa kedepan.ngotot nekat dog fight.jangan harap pebalap lain akan mengikuti alur balapmu ji ajiiiii….yg lain pasti ngotot,,pasti geol2,ngesot2.karena ini pertaruhan karir kedepannya.

    • Ngomongin pembalap ya bandingin ama sesama pembalap di kategori yg sama. Ga sekalian lu bandingin ama nenek dia aja sekalian biar makin ga apple to apple?

  5. Mario kalo bisa ngurusin badan lagi, dia terlalu bongsor bahkan tingginya lumayan utk orang Indonesia, krn tinggi udah ga bisa diganggu gugat, jadi pilihan satu2nya ya ngurusin badan,
    tapi emg kalo kemaren balapannya wet race mungkin Mario bisa bicara banyak,

  6. Gw mau komentar ttg berat badan, ternyata udah ada beberapa komentator lain yg bahas. Berarti bukan gw doank yg mikir dia kegendutan utk ukuran moto3. Gausah bilang karena tinggi. Niccolo Bulega, Alex Rins, Redding, Alex Marquez dan masih byk lagi jg jangkung tapi mereka jg sadar diri ga gedein badan kaya binaragawan gitu waktu di moto3/gp125.

  7. Kehilangan grip di 10 lap akhir karena ban cepet habis karena nahan berat badan dia Si Mario’
    Wajib bin Mutlak diet target 5-10kg buat Mario kalo ingin bersaing di papan atas Moto3

Leave a Reply to izanagi Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here