TMCBLOG.com – Hari ini, dua puluh tahun yang lalu, tepatnya 7 April 2002 kelas baru MotoGP 4-tak melakukan race perdananya di sirkuit Suzuka. Kala itu Valentino Rossi memenangkan race perdana di atas motor 4-tak 5 silinder konfigurasi V dari Honda yang baru namun belum menggunakan sistem valvetrain pneumatik seperti MotoGP saat ini. Yes, kemenangan Rossi di Suzuka adalah buah penantian panjang Honda yang semenjak dahulu merupakan pabrikan yang paling getol dengan teknologi mesin sepeda motor empat tak. Honda bahkan berani menghadirkan NR500 4-tak berpiston oval untuk beradu dengan hegemoni mesin-mesin sangar 2-tak di akhir era tahun 70-an. Namun upaya itu boleh dibilang gagal. Selanjutnya motor dan mesin revolusioner itu mangkrak menjadi bahan pajangan museum sebagai bukti betapa upaya keluar dari zona nyaman sudah menjadi darah dan karakter pabrikan berlambang sayap kepak ini sejajk dahulu.

Setelah kemenangan fantastis Honda di Suzuka kala itu, banyak tanda tanya dari pihak lain mengenai jati diri mesin RC211V yang lima silinder V itu. Apakah itu turunan dari mesin Formula 1 Honda (10 silinder) yang dipangkas setengahnya atau meniru mesin Volkswagen yang berkonfigurasi VR (V-Reihenmotor) 5 silinder itu. Saat itu Presiden HRC –Suguru Kanazawa- yang juga termasuk dalam team yang membangun dan merancang NR500 memberikan keterangannya bahwa aturan baru kala itu (MotoGP generasi awal) yang mengizinkan mesin 990cc empat tak yang lebih berat telah menempatkan Honda di posisi kompetisi yang jauh lebih seimbang.

Di tahun pertama ini, selain tetap memberikan support pengembangan untuk NSR500 2-tak, Honda sangat menyadari pentingnya menjaga desain mesin RCV sesederhana dan seefektif mungkin agar semua timnya bisa merasakan manfaatnya tahun depan dan dengan sebab ini Honda belum mengadopsi sistem penggerak klep pneumatic saat itu ”Saya dengar Aprilia (RS-Cube) menggunakan katup pneumatik, tetapi kami tidak menggunakan teknologi khusus seperti itu karena kami bermaksud untuk memasok mesin RCV ke tim satelit mulai tahun depan tidak ada yang istimewa dari desain RCV.

”Mesinnya terdiri dari tiga silinder depan dan dua silinder belakang, namun berbeda dengan mesin lima silinder milik Volkswagen yang satu blok [VR config]. Kami tidak menggunakan ukuran bore yang berbeda untuk silinder depan dan belakang untuk menyamakan kapasitas depan dan belakang karena keseimbangan mesin tidak akan baik.

”Tidak ada kesamaan antara mesin V10 Formula 1 kami dan RCV V5. Sangat mudah untuk berpikir bahwa RC211V setengah dari V10. Namun [mesin ini] memiliki tiga silinder depan dan dua belakang sedangkan unit V10 memiliki dua blok lima silinder. Kami berjuang dengan engine brake ketika kami mengembangkan NR500, tetapi sejak itu kami telah mengembangkan solusi melalui RC30 dan RC45. Teknologi itu telah diteruskan ke RCV.”

Bicara soal kenapa Grand Prix berpindah ke motor empat tak dari berjayanya motor dua tak (dua langkah), selain mengenai perubahan gaya hidup dan sudut pandang produksi sepeda motor yang semakin mengarah ke empat tak kala itu. Ternyata juga ada alasan alasan untuk lebih mengembangkan sayap [bukan maksudnya sayap lambang Honda ya] dan para peserta Grand Prix itu sendiri.

Mengenai ini Kanazawa-san pernah berkata ”Ada pembicaraan di antara kami (MSMA) bahwa jika kami hanya mengizinkan mesin dua langkah, tidak akan ada peluang bagi pabrikan lain untuk bergabung. Jadi semua pabrikan, dalam organisasi kami, MSMA, setuju. tentang pengenalan mesin empat langkah.” Sepertinya Ducati kudu baca sejarah ini dan harus tahu bahwa Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Aprilia dll sepakat berniat mengubah platform balap salah satunya agar bisa membuat pabrikan seperti pabrikan Borgo Panigale ini bisa ikut balapan di Grand Prix.

Saat ini MotoGP sudah berjalan 20 tahun atau 20 musim. Sampai degan seri Argentina 2022 yang lalu, 33 pembalap yang berbeda telah berdiri di podium tertinggi di MotoGP. Pembalap dengan kemenangan race seri MotoGP terbanyak adalah Valentino Rossi dengan 76 kali, diikuti oleh Marc Marquez (59 kali), Jorge Lorenzo (47 kali), Casey Stoner (38 kali) dan Dani Pedrosa (31 kali).

Sampai dengan seri GP Argentina 2022 yang lalu, 54 pembalap berbeda telah finish di podium di MotoGP. Valentino Rossi (176 kali) adalah pembalap dengan podium MotoGP terbanyak, diikuti oleh Jorge Lorenzo (114 kali), Dani Pedrosa (112 kali), Marc Marquez (99 kali), dan Casey Stoner (69 kali).

Sampai GP Argentina 2022 yang lalu 10 pembalap berbeda telah memenangkan paling tidak satu kali balapan di MotoGP sejak 2002, sebagai berikut: Aleix Espargaro, Enea Bastianini, Joan Mir, Jorge Martin, Andrea Iannone, Ben Spies, Chris Vermeulen, Tohru Ukawa, Toni Elias dan Troy Bayliss.

Sampai dengan musim MotoGP 2021 yang lalu setidaknya ada tujuh pembalap telah menjadi juara dunia MotoGP: Valentino Rossi (6 kali) dan Marc Marquez (6 kali) adalah dua pembalap dengan trofi MotoGP paling banyak dengan sama-sama 6 kali disusul oleh Jorge
Lorenzo (3 kali), Casey Stoner (2 kali), Fabio Quartararo (1 kali), Joan Mir (1 kali) dan Nicky Hayden (1 kali).

Sampai dengan seri Argentina 2022 yang lalu, pemenang MotoGP hadir berasal dari 10 negara berbeda: Spanyol (161 pembalap), Italia (119 pembalap), Australia (43 pembalap), Prancis (8 pembalap), Portugal (4 pembalap), AS (4 pembalap), Inggris Raya (3 pembalap), Brasil (3 pembalap), Jepang (3 pembalap), Afrika Selatan (2 pembalap). Lima pembalap dengan torehan pole position terbanyak di MotoGP adalah: Marc Marquez (62 pole), Valentino Rossi (51 pole), Jorge Lorenzo (43 pole), Casey Stoner (39 pole), dan Dani Pedrosa (31 pole).

Sampai seri Argentina 2022 yang lalu, Honda sendiri adalah pabrikan tersukses di kelas MotoGP dengan jumlah 156 kemenangan. Pabrikan lain yang memiliki kemenangan yang diraih MotoGP adalah Yamaha (122 kali), Ducati (59 kali), Suzuki (6 kali), KTM (6 kali) dan Aprilia (1 kali). Sebanyak 30 trek/sirkuit yang berlokasi di 21 negara berbeda telah menyelenggarakan setidaknya satu balapan MotoGP selama 20 tahun terakhir, yang terbaru adalah sirkuit Pertamina Mandalika di Indonesia yang menjadi host MotoGP untuk seri ke dua 2022 bulan Maret 2022 yang lalu.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

43 COMMENTS

  1. pabrikan paling sukses klo menurut saya adalah yamaha……dengan SDM yg kalah jauh dari honda tp kemenangan beda tipis

  2. hiburan paling dinanti, awal suka balap motor sejak SD sekitar tahun 1994, baca tabloid Bola, dan pembalap pertama yang disuka Luca Cadalora dan Norifumi Abe.
    dulu GP disiarkan di anTV, di kampung sinyalnya buruk, sehinga tiang antena setinggi 10 meter diputar puter, wkwkw

    • Kalo saya kayaknya mulai dari 1992. Ngefans kocinski. Awal 1993 ngefans schwantz karena bokap beli motor suzuki. eh dia jadi jurdun hehehe

    • The good old days ….
      Ngefan pembalap sebelum era medsos. Kalo yg ngikutin bgt jadi auto paling pinter setongkrongan, serasa jadi Matteo Guerinoni. Jadi sumber referensi rangorang yg penasaran sama jipi. Si ini siapa dari mana, si ini naik motor apa, itu yg gondrong siapa, dst.

      • @smoke.
        yes. good old days. dulu saya di 90an punya ‘geng’ di sekolah. bertiga. semuanya suka ngikutin balap. anehnya kita sama-sama kurang suka nonton bola. Sampai salah satunya beruntung bisa jadi pebalap motor beneran (bukan saya) heheheh

    • Tau motojipi dari sampul buku, waktu itu rossi pake remasol lagi wheelie, eh kata teman Rossi motor nya baru wrna biru bukan remasol lagi tepatnya th 2003

  3. Saya mulai ngikutin balapan ini sejak 2002 juga, pembalap pertama yang saya kenal adalah Daijiro Kato. Tahu ada motogp & rossi ya dari tabloid motorplus. Semenjak saat itu selalu demen “nonton rossi” . Emang sih dia bukan jagoan saya, sekedar suka aja sama “pertunjukannya”. Walaupun melempem di mesin V4 4-taknya ducati, tapi rossi sukses di V4 2-tak (NSR500), V5 4-tak (RC211V), & inline-4 4-tak (YZR-M1). Saya seorang fby, motor saya MT25 tapi kalo motor motogp yang saya suka justru honda RC211V versi 2003.

  4. Seandainya regulasi motogp tiba2 boleh bikin prototype 2tak, kira-kira ada gak ya pabrikan yg mau bikin…….

    • Klo pabrikan kayanya ga bakal ada, di mx yg masih bolehin 2t aja pabrikan ga ada yg pake 2t, klopun bikin 2t cuma buat konsumsi di level rendah ato bahasa dimari kejuaraan daerah. Tapi klo bengkel performa gw yakin byk yg tertarik bikin. Dulu awal dibuka crt dan diumumin boleh pke mesin massal yg dimodif secara bebas aja Suter, Kalex, Ioda, dan kawan2nya lsg gercep bikin motor prototipe versi mereka. Tanpa ada kelasnya pun Ronax ama Suter udah bikin 2t dgn cc kisaran 500cc, apalagi klo ampe dibuka bisa rame tuh kayanya. Asal 2t bukan lagi 500cc, idealnya 600 ampe 750 buat imbangi mesin 4 tal motogp skrg yg rumornya tembus 300dk.

  5. Dari jaman Mick Doohan saya ikutin MotoGP (dulu GP500), meskipun cuma lewat tabloid dan siaran berita.
    Dulu saat Mick Doohan jaya, sempat baca, ada isu klo sasis honda (NSR 500) itu mencontek sasis Suzuki RGV 500 yg didaulat sebagai sasis terbaik untuk balap di masa itu.

  6. sudah waktunya ganti aturan lagi, mesin harus bisa membuat sisa pembakaran yang lebih bersih (bila perlu lebih ketat dari regulasi emisi kendaraan umum), udah gak relevan soal pembatasan kubikasi dan soal 2tak atau 4tak, cukup seragamkan bahan bakarnya, dan pastinya yang boleh dibakar cuma itu, jagan sampai ada yang sengaja bikin oli rembes ke ruang bakar 🤭

  7. enak banget dulu bangun mesin lebih bebas, keberagamannya terasa banget buat menonjolkan keunikan antar pabikan ada yg v5,v4,i4,i3 screamer, big bang, Crossplane

    sekarang udah bentuk hampir sama,suara juga ngak ngok ngak ngok doang sama semua

  8. Pertama nonton, motoGP Assen 2007. Diajak nonton “Rossi sama sodara”. Masih STM waktu itu, dan langsung suka aja sama MotoGP, terutama Rossi yang katanya raja, dan penantang sang raja: Stoner, Pedrosa. Ada hayden emang saat itu, tapi ya ngga terlalu gimana gitu. Tapi mulai nonton full dari 2011, saat ROssi bener bener terpuruk. Saat berharap Rossi bisa membuat kejaiban.
    Dan sampe sekarang, masih berharap ada pembalap Italy baru seperti Rossi. Maklum, hegemoni Spanyol saat ini sudah hampir di semua kelas.
    Meskipun seorang Rossifumi, atau FUmiyem, tapi justru motor pertama yang saya beli adalaha Honda Blade di 2009. WKwkwkkk.. Baru tahun kemarin beli Yamaha Gear.
    BTW, seru sih nonton MotoGP. Dibandingkan F1, Soccer, basket, atau acara sport yang lain. Mungkin karena faktor resiko sama battle dengan tensi on the track yang sudah saya tonton sampe sekarang. Dan kayak nya hampir tiap pagi pas masuk kantor, langsung buka tmcblog. Yang menurut saya, blog paling update di Indonesia kalau maslaah MotoGP, bahkan dibanding media besar lain. Salute!!

    • Ane dikantor buka tmcblog hampir 2 jam 1x atau 5x sehari selang selling iwbeh Dan mang kobay.
      Kebiasaan tmcblog ngguin komen bnyak baru buka article.

      Soal MotoGP article no1 dah di indo bisa dijadikan reverensi daripada dengerin jonilontong kadang suka ktwa sndiri jika dibanding dengn data data dari wak haji.

  9. Ducati harusnya terima kasih sama pabrikan2 lama yg udah mau beralih ke 4 tak. karena kalo ga jadi 4-tak waktu itu, Ducati boro2 menang, ikutan aja ga bisa… hehe…

  10. Disinyalir utk sekedar nyamain jumlah kemenangan Rossi aja udh sulit bagi Marquez skrg. Klo ga nekat yg sepintas mirip harakiri di Jerez 2020 yg bikin absen 1 1/2 musim, cuma nambah 20an kemenangan bukan hal yg sulit bagi Marquez, paling kagak sebelon kontrak dgn HRC abis dia udah memenuhi itu. Sayang dia udh ngalahin diri dia sendiri.

  11. Gp500 2tak adalah ajang ugalan2an buat motor2 Jepang, mereka benar2 mendominasi ajang gp500tak lewat di trio pabrikan jepang ymha Honda Suzuki, pabrikan Eropa benar2 tak berkutik sampai2 gak ada yg berani ikut khususnya ’85an sampai 200an, mungkin itu slah satu sebab d ubah jdi 4tak karena apa yg lemah d Eropa mereka akan mencoba menghilangkan itu melalui peraturan. Ehh MotoGP 4tak dri 2022 juga jadi ajang bulan2an panbrikan Jepang khususny duo Honda yamaha

  12. 3 nama lagend GP modern dani casey jorge, gak pernah absen dari list rekor GP moderndan melampaui rider sebelumnya..
    Nama mereka bakal awet seenggaknya sampai 1 atau 2 dekade ke depan
    Bicara vale sama marc, mereka emang udah di another level of GP rider..
    Yang terdekat bisa melampaui belom ada tapi bicara potensi pedro acosta candidat terkuat, let see and never say never

  13. Ane umur 29 th, ngikutin GP500 pertama kali zamannya Alex Criville, awalnya dari Tabloid Bola, trus asik ngikutin di ANTV. Berlanjut sampe 2021. Abis Rossi pensiun, magnet pesona MotoGP sedikit pudar.

  14. Petama nonton GP500 jaman Kevin Schwantz sm Wayne Rainey ketika marlboro sm lucky strike bertarung 😁

  15. Ternyata gw udah tua aja yak, suka motoGP dulu waktu masih GP500 jaman Repsol Honda pake 4 pembalap dlm 1 tim, doohan,criville, okada,aoki.

  16. saya suka MotoGP sejak tahun 2004 kelas 4 SD dimana mbah oci pindah ke yamaha dari pabrikan honda, oe masih inget banget para bocah bocah pengamat engineer mengatakan bahwa motogp pabrikan ABCD gak pake bensin ETS atau ELF 😅 tapi serakng era balapan motor listrik hybrid sudah nyata, hak siar dulu ini nama channelnya TV7

  17. Puas puasin cerita jadul jaman nonton tipi gratis .. sekarang semua kudu bayar …asem kan …baru juga seminggu beli receiver recommendasi Nusa HD biar gak kena acak bt nonton race mandalika ..eh…malah dijegal sama Tanu..kebagian moto 3 doang…abis itu gelap..mana bukan acakan biss,tp acakan maut dr cryp….geser parabola niat mantau pptv..malah outbeam,tervaksa streaming…kan kamvret… nonton dihp layar sak uprit…

  18. Hail The Doctor !!!
    Bahkan keponakan yg sekarang baru usia 7 tahun nyebut motor ber-fairing adalah “Motor Rossi”..

Leave a Reply to wikoji Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here