TMCBLOG.com – Sirkuit CoTA, Austin, Texas memiliki straight yang cukup panjang yakni 1,2 km. Ini jelas adalah sebuah ujian buat mesin mesin berplatform desain 4 silinder segaris untuk membuktikan secepat apa mereka dalam melakukan pengembangan mesin. Lah kan di Qatar udah terbukti? IMHO, Qatar adalah race malam dan udara di malam hari biasanya lebih dense (kerapatannya tinggi) sehingga dengan densitas oksigen tinggi power  mesin bisa digeber tinggi, Qatar tidak bisa mewakili secara aktual sekencang apa tune mesin motor. . . Nahhh ketemu CoTA dengan straight sepanjang 1,2 km jelas sebuah trek uji yang sebenarnya. Terlihat Alex Rins merupakan pembalap bermesin inline 4 dengan top speed tertinggi. Ia hanya kalah sebanyak 3,3 km/jam dari Johann Zarco. Apa sebenarnya resep Suzuki GSX-RR sehingga seperti lebih cepat di tahun 2022 ini?

Jurnalis Mat Oxley telah mencatat beberapa insight mengenai kemungkinan penyebab kenaikan performa dari GSX-RR ini. Berikut kami coba rangkum menjadi 4 poin resep:

  1. Meningkatkan power output motor merata di setiap pita RPM (jadi bukan hanya top-end power saja di RPM tinggi) “Dengan tambahan satu atau dua HP sepanjang rentang RPM, Anda dapat membuat perbedaan besar pada performa keseluruhan di sekitar lintasan balap.” Begitu dinukil dari Suzuki MotoGP project leader Shinichi Sahara.
  2. Menaikkan power output dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti meminimalisasi gesekan mekanisme mekanis di jeroan mesin dengan mengguankan parts parts yang lebih ringan namun sama kuat dan atau dengan memaksimalkan efisiensi volumetrik dari ruang bakar dengan cara misalnya memperbaiki intake port dan bentuk ruang bakar untuk meningkatkan aliran udara/bahan bakar.
  3. Perubahan bentuk aero wing yang memungkinan gesekan kecil saat straight walaupun imbasnya adalah memperkecil kehadiran besaran downforce ketika dibutuhkan saat berakselerasi.
  4. Perubahan nomor tiga di atas disempurnakan oleh kehadiran rear-ride height adjuster yang dapat mengubah angle of attack dari aero wing sehingga bisa menghadirkan gesekan udara yang kecil saat straight serta juga menghadirkan CoG rendah yang dapat meminimalisasi hadirnya wheelie berlebihan.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

54 COMMENTS

  1. Banyak bahas topspeed di straight, tp jarang ada yg bahas top speed corner wak. Seberapa jauh perbandingan top speed inline4 dgn dgn v4 di bbrp spot tikungan?🙏🏼

    • Sama aja antara 8-10km/h.. Tapi kalau top end power pasti antara 12-17km/h. Jadi lebih kurang segitu dengan rata² Top speed mesin V4 diatas 355km/h dan Inline4 di atas 346km/h.

      Pas angle camera on di speed corner antara Inline4 vs V4 pasti speedny duluan Inline4 yg naik baru diikuti V4. Contohny yamaha M1 vs Ducati GP22 di Qatar pas nemu straight V4 dulu yg cepet naik baru diikuti inline4.pas nemu cornering inline4 lebih cepat 8-10km/h.

      Koreksi klau opini saya salah hehe 😁😁😁

  2. Top end power sama saja tapi perbaikan mapping ECU pada powerband tertentu bisa berefek bagus
    Rins mungkin sisa 1-1 nya sembalap di GP yg development ability nya paling bagus sekarang
    Nggak sehalus Hohehoheho tapi mirip Daped secara racing line

    • beda, di RHA bukan untuk kurangin drag yg utama, tapi bikin renda COG supaya mongtor lebih stabil. karena lebih ceper, jadi CODrag nya lebih kecil.
      Kalo DRS bener2 ilangin drag dari sayap.

    • Thats true.Thats a lot of damage to “Blue”…wkwkwk
      But result of not only about top speed but everything (including politic).CMIIW

      • Typo:
        Thats true.Thats a lot of damage to “Blue”…..hahahaha
        But in the end,result of the race or championship not determine by one factor (top speed) but ‘everything’ (including politic example YZR-M1 early 2000,RGV500 in 90′ ,NS500 in 80′ ).But have advantage in top speed make overtake “a little bit easier & less stressfull” to the rider (quote frim many riders).

    • pinter dalam segi apa nih ?? toh M1 kalo soal time attack rata2 masih lebih kenceng drpd GSX, nah yg jadi masalah di Cota kemaren di race pace dan agility utk overtake nya GSX yg lebih baik drpd M1, race pace itu ga cuman ngandelin top speed,

  3. Membuat power merata ditiap rentang rpm bukannya ini juga yg dilakukan Yamaha tapi kok Yamaha kaya strugle banget

    • yamaha kegedean winglet, meningkatkan downforce dengan tujuan mengejar akselerasi namun meningkatkan hambatan udara/drag. jadi pada kecepatan lebih dari 300km yang menjadi masalah itu bukan seberapa besar hp melainkan seberapa besar hambatan udara.
      maka kalo trek lurusnya pendek yamaha bisa bagus contohnya di mandalika kemaren dimana fabio jadi pole sitter

  4. kalo yang saya tangkap dari oaxley intinya hanya 2.
    1. Meningkatkan Power mesin, dengan cara:
    a. merubah jeroan mesin, dengan menggunakan material minim gesekan
    b. meningkatkan efisiensi volumetrik mesin dengan program CFD
    c. meningkatkan RPM dengan menggunakan material piston yang lebih ringan. nah poer disini bukan sekedar meningkatkan peak power, namun meningkatpower di keseluruhan rentang rpm.

    2. mengurangi drag dengan:
    a. penggunaan shapeshifter/RHA untuk merendahkan cog dan merubah sudut downforce winglet.
    b. Memperbaiki desain perangkat penyangga lutut di tangki, sehingga lebih menyatu dengan motor ketika tuck in.

  5. Artikel yang ditunggu. Walaupun ane fby, tapi motogp dari 2019-2022 ini malah jagoin mesin inline-nya suzuki

  6. ni si oxley pandangan politiknya rada2 gimana gitu ya kalo ga salah pernah baca twitnya.
    kira2 rada2 redneck gitu lah

  7. Gacornya shizuka menurut saya, karena berhasil menemukan rumus setup yang bikin kedua pebalapnya setara. Jadi kekuatannya merata. Ini penting juga buat poin konstruktor. Team mates perform bareng, strugle juga bareng.
    Lebih mudah menemukan solusi masalah.

    • Kunci setup motogp modern ada di elektronik. Mau bikin mesin model apapun tapi gagal setup elektronik ya memble.
      Credits buat enginner elektronik shizuka. Setau saya ahli opreknya si claudio raina. Nggak tau sekarang masih disana atau nggak.

    • Kunci setup motogp modern di elektronik. Mau bukin mesin apapun tapi gagal setup elektronik ya memble. Shizuka punya claudio raina buat ngurusin begituan.

  8. semua kemajuan tersebut ga lepas dari tim Titan mereka dan mereka juga yg bikin suzuki tak tergoyahkan hagemoninya di ajang EWC. kayanya wak haji sekali2 perlu bahas soal mereka ini.

  9. jadi keinget jaman shizuka shogun (eh…apa titan ya saya lupa). Di test muterin sentul 24 jam nonstop ahahaha

  10. Rins & Mir terlihat lbh pede adu akselerasi keluar tikungan dng V4. Ini yg mmg diharap Mir, krn mmg percuma i4 menang di tikungan tp langsung dilahap akselerasi V4. Blm lg Ducati jg sdh bagus dlm pengereman..

  11. dpt crita dri lapak sebelah yg smpet obrol2 sma shinichi sahara. kata beliau mudah aj nambah power gsxRR, tp yg diincer suzuki balance ditiap trek
    makanya klo diperatiin bner2, sujuki di lurus emng bsa diadu sma V4, tp pas nemu tikungan agak patah tuh motor sdikt lelet pas transisi deselarasi-akselerasi (stop-go).
    tp klo diliat dri 2 race (cota&argentina) rins bilang power udah mantap cma tinggal masalah aerodinamika.
    dsni sya sndri bingung, masalahnya kan di delivery power(lelet stop-go) knpa bsa ke aerodinamika.
    CMIIW..

    • Karena stop n go circuit itu butuh wingle dengan komposisi yang pas dan bener2 beda setupnya daripada sirkuit normal.

Leave a Reply to ikan+asin Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here