TMCBLOG.com – Dengan berbagai macam jenis aksesori performa dan aerodinamika yang menempel pada tubuh Ducati Desmosedici memang memberikan Plus dan Minus tersendiri. Ducati memiliki beberapa variabel pengendalian terutama akibat Kehadiran Downforce di beberapa titik motor. Namun Juga kehadiran Perangkat perangkat tersebut bisa memberikan handicap tersendiri yang membuat Desmo sulit dikendalikan terutama di Trek trek twisty yang banyak membutuhkan perubahan arah seperti misalnya di sektor 1 CoTA yang lalu. Dan ini menyebabkan untuk mengendalikan Desmosedici jelas butuh effort yang keras walaupun secara dimensi, Mulai GP21 dan GP22 bentuk body utama sudah semakin slim. Namun begitu Cukup kaget mendengar bagaimana Jack Miller berkomentar mengenai Gaya balap Pemenang GP Amerika – Enea Bastianini yang ia katakan ‘ membalap tanpa usaha keras ‘  . . . ” effortless ” Itu diksi yang digunakan Jack untuk menjelaskan upaya Enea merengkuh gelar juara seri kedua MotoGP-nya di CoTA.

Jika Kita melihat lebih dalam mengenai race pace dari iga pembalap Finiher terdepan disandingkan dengan race Pace marc Marquez terlihat bahwa marc memang seperti kesetanan namun terkendali. Ia melakuan pace flip Flop kencang, kendur, kencang, kendur . . entah untuk mempertahankan (save) Stamina atau memanage ban  . .

 

Marc Mencoba getok Palu di lap 11 dan 13 Dua kali lap record race ia Torehkan . . . Enea jelas tidak tahu Marc melakukannya di lap ke 11 dan 13 secara ia ada di depan marc Kala itu. Namun Seperti Kayak terpicu ( walaupun dalam kenyataannya tidak ada hubungannya sama sekali) akhirnnya Enea Pun seperti terlihat getok palu gass Desmo GP21nya.

Buktinya terlihat di lap ke 14 dan 18. laptime rekor yang dipecahkan Oleh Marc, lansgung terkoyak hanya dalam Hitungan 1 Lap saja Oleh Enea dan bahkan ia sempat dekati di lap ke 18. Yang ditanyakan kenapa Enea Malah bisa Ngacir di akhir akhir sepertiga balapan ? Bukannya biasanya kondisi ban belakang sudah sangat rusak dan memiliki grip seadannya sehingga dalam keadaan Normal seperti ini lah adalah normal untuk Marc, dan Juga Miller terlihat mengendur di akhir Balapan.

Kondisi bensin yang tipis dan tentu menaikkan PWR secara Bobot berkurang mungkin adalah salah satu variabelnya . . . namun Tho itu terjadi di semua pembalap, Kenapa Hanya Enea Doang yang masih bisa getok palu di akhir. Ini Jelas karena Perbedaan kondisi Ban belakang Bastianini jauh lebih baik dalam artian memiliki perfoma grip yang lebih potensial dibanding pembalap lain. Ini artinya selama berada di belakang Martin trus Miller Enea Berhasil ‘ Nursing The Rear Tire ‘ . . Koq Bisa?  Gmana resepnya ?

Salah satu Kemungkinan jawabannya adalah Karena gaya Balap dari Bastianini yang unik bila dibandingkan pembalap Ducati lainnya. Jack Miller memberikan testimoninya setelah beberapa Lap di belakang Bestia ” Cara Bestia menggunakan throttle gas benar benar seperti tak nyata. Dalam beberapa hal dia tidak menggunakan bagian belakang (rear end) motor, yang merupakan masalah besar saya. Saya selalu menggunakan bagian belakang untuk berbelok. Dia bisa membalap dengan sangat mulus dan konsisten dan itu yang terbaik untuk manajemen ban. Jika saja saya bisa mencoba dan meniru gaya balapnya…”

Kondisi grip ban belakang Yang digunakan Bastianini yang masih terawat baik sampai akhir balapan Bukan sesuatu yang ujug ujug hadir atau karena Bestia memperoleh Privilage ‘ban Ghoib’ . Hal ini dikarenakan Karena Bastianini Dia lebih sering menggunakan bagian depan untuk berbelok dibandingkan dengan ban belakang. Minimnya Bestia memberikan stress dan beban kerja belebihan pada Ban belakang ini lah yang memungkinkan dia untuk menghemat ban belakang dan memberikan Grip terbaik di akhir balapan dibandingkan Para Pesaingnya.

Sebenarnya karakter Unik Bastianini ini sudah mulai terlihat pada Balapan MotoGP Misano 2021 yang lalu ketika Ia Berhasil finish Podium. Race Pace Bastianini di atas GP19 Kala itu lebih cepat di setengah akhir sesi balapan, sesuatu yang buat pembalap lain Mungkin hanya dalam Khayalan dan Mimpi belaka.  . .  See GP19? bukan GP21 lho . . . Dan Saat itu adalah Crew Chiefnya sendiri – Alberto Giribuola yang memberikan Sedikit sneak preview mengenai Karakter balap anak asuhnya ini. Giribuola mengatakan bahwa ada kesamaan antara Bestia dan Marc Marquez.

“Yang pasti Enea punya feeling spesial dengan ban depan, jadi seperti melihat Márquez saat berada dalam performa terbaiknya,” kata Giribuola, tahun lalu di Misano  “Misalnya pebalap lain melambat saat akhir ketika ban belakang [sudah  banyak] digunakan, tetapi Enea [malah] meningkat karena dia lebih banyak menggunakan ban depan. Itu sebabnya kecepatannya selama balapan sangat konsisten, karena dia tidak menggunakan potensi ban belakang terlalu banyak tetapi lebih pada bagian depan. Dalam balapan hari ini (Misano 2021), ban depan membuat perbedaan untuknya.”

Cuma ya itu dia permasalahan dengan pembalap yang memiliki kecenderungan Lebih mengartasi Front end adalah, Balapan bisa ‘berantakan’ jika di suatu saat itu tidak memiliki kepercayaan pada Front end motornya dan ini lah yang sempat terjadi Bagi Enea di Mandalika dan Juga Termas yang lalu. | Pembahasan ini Juga telah tmcblog diskusikan dan share Via podcast bersama Trans7 Motorsport, silahkan di simak nanti kalau podcastnya sudha launch di Channel Youtube Trans7 Motorsport

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

13 COMMENTS

  1. Dia bisa begitu kalo sejak awal start ada di rombongan depan , artinya tidak menghabiskan ban dengan kelamaan duel di barisan tengah.
    Dari seri Qatar dan Austin, dia cukup aman dan ambil nafas di posisi 3-4 , dan baru menyerang di akhir akhir dan langsung bablas saat rivalnya sudah kehabisan ban

Leave a Reply to Morphix Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here