TMCBLOG.com – Akhir pekan ini kita akan bersama-sama bertemu dengan gelaran Grand Prix penting di Sirkuit Algarve-Portimao, Portugal. Cukup penting karena ini adalah langkah awal semua pembalap untuk melihat bagaimana posisi kekuatan mereka ketika memasuki rentetan seri Eropa yang biasanya akan membentuk dengan lebih pasti line-up calon-calon penantang juara dunia minimal saat MotoGP memasuki rehat musim panas nanti. Dan salah satu yang juga cukup diperhatikan saat ini adalah tim ‘baru tapi lama’ With U Yamaha dengan duo pembalapnya – Dovizioso dan Darryn Binder.

Terutama soal Dovi, ini cukup menarik. Ia pernah memiliki pengalaman membesut motor empat silinder segaris Yamaha M1 dulu, namun konduite jauh arang dari api bila kita melihat sepak terjang Dovi pada beberapa tahun yang lalu di atas Desmosedici yang sempat berturut-turut menjadi runner-up juara dunia. Menjelang Portimao, Dovi hanya bisa mengemas tiga poin dari empat balapan. Terakhir Dovi hanya mendapat peringkat 15 di Austin dan mengoleksi 1 poin terakhir. Itupun ada hubungannya dengan Franco Morbidelli  yang diturunkan satu peringkat pada lap terakhir karena melanggar batas lintasan. Lalu bagaimana dengan persiapan Portimao?

Sirkuit roller coaster yang memiliki beberapa spot tikungan ciluk-ba ini juga merupakan sirkuit yang menuntut kekuatan fisik. Namun Dovi terlihat cukup percaya diri, walaupun masih dalam batas-batas yang berhati-hati untuk over-confidence. “Portimao adalah trek yang sangat bagus, tetapi pada saat yang sama trek yang aneh, berbeda dari yang lain. Satu-satunya tujuan kami adalah melakukan balapan yang lebih baik di sana daripada yang kami lakukan terakhir kali di sirkuit Amerika. Bagaimanapun, kami tiba di sana dengan lebih percaya diri secara keseluruhan dan kami akan melihat apa yang bisa kami capai di Portugal.” Yes, Dovi hanya berani tancapkan target, finish lebih baik dari balapan sebelumnya di CoTA.

Namun begitu terlihat dari pihak manajemen team terutama Razlan Razali selaku team-principal menghadirkan push berupa target yang lebih terukur terutama bagi Dovizioso yang tahun ini sudah dibekali dengan senjata motor yang memiliki model/spesifikasi sama dengan Yamaha M1 yang dipakai oleh Quartararo. Razlan ingin Dovizioso berikhtiar lebih habis-habisan di race weekend pembukaan seri Eropa ini sekaligus mentargetnya bisa masuk Top-10.

“Grand Prix Eropa pertama di Portimao akan menjadi ujian berat bagi keduanya, Andrea dan Darryn. Sangat penting bagi kedua pembalap untuk mengincar poin sebanyak mungkin dari putaran pertama Eropa akhir pekan ini. Pendekatan pertama Darryn adalah memahami M1 di setiap sirkuit. Lalu strateginya harus lebih agresif dan lebih berani dalam pengambilan risiko untuk lolos lebih dekat ke depan dan menghadirkan peluang lebih besar untuk memperebutkan posisi serta mendapatkan lebih banyak poin untuk bersaing memperebutkan mahkota Rookie of the Year itu. .”

“Bagi Andrea, sebagai yang lebih berpengalaman di tim dan di line-up MotoGP, dia perlu menggali lebih dalam dan mulai bersaing dengan para pembalap papan atas dan menjadi penantang di 10 besar. Seri Eropa pertama juga akan menjadi tempat kami sebagai sebuah tim untuk mengungkap hospitality baru dan unit MotoGP kami sebagai tim baru dengan livery ini.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

41 COMMENTS

  1. Kalo naik M1, Dovi jangan andalin tenaga atas ga banyak guna, tapi mainkan torsinya yang gurih itu. Soalnya menurutku M1 itu sebenernya motor yang kegedean torsi walaupun kompensasisnya tenaga atas jadi lemah.

    • saking gedenya torsi sampai2 akselerasi keluar tikungan salah satu yg terlemot, maybe masalah spin ban belakang masih jadi biang keladi,

      • @izanagi, ada benernya karena mesin over-torque jadi roda belakang spin melulu, daya dorong jadi nggak 100%, ditambah ban michelin kayaknya blom bisa handle karakter torsi M1.

        • sebenernya ada berbagai cara untuk mereduksi torsi yg begitu besar di rpm bawah menengah, mulai dari elektronik, engine mapping, torductor, sampai gear ratio.. tinggal bagaimana setup yg paling optimal aja

  2. Sebagai jurdun si Taro saja seperti mau lempar handuk.. Apalagi dovi yg hanya di team satelit..
    Sudah pasti full support tetap sama taro walaupun spek motor sama.

  3. langsung lompat top 10 ?? top 15 aja kesusahan tuk, Dovi harus bener2 merubah mindsetnya dgn cepat, kontrak dia hanya setahun, ga ada lagi alasan adaptasi ini itu, now or never,

  4. Pembalap hobi main aman disuruh nekat wkwkwk jaman dia muda aja di gp250 klo udh ga bisa ngejar Lorenzo cuma bertahan ngasal finish di podium, ga senekat Batistuta ato Aoyama, aplagi skrg umur udh mau kepala 4. Di Ducati aja seolah penantang jurdun krn tinggal gaspol motor terkenceng.

    • btw yang waktu itu ga terima om Dovi dibilang pembalap alakadarnya karena sering runner-up kemana ya? apakah mentalnya sama seperti pendukung om Aleix yang suka ngetek lalu lenyap itu?

      • Dia ganti nick jadi s*****noe ama az*e skrg. Tukang ngetek kemana2, terakhir nebeng epbeha buat ngatain komentator yg pernah bahas minusnya Espargaro aka gw wkwkwk

  5. Dovi waktu pindah dari Honda v4 ke ymha inline 4 cukup moncer dulu, walaupun tdak pernah juara seri tpi Raihan podiumny banyak dan jdi best independent rider

  6. skil bagus tapi kurang ngotot, masih lebih ngotot si aleix kalo bawa motor, makanya dovi juga dapet predikat pembalap alakadarnya dari si engkong 😁

    • Sebenernya Dovi ama Aleix ga jauh beda, Aleix emg skill lebih medioker, tapi mereka sama2 bakat develop motor kurang memadai, cuma punya motivasi hasil balap lebih baik dari teammate biar kontrak berikutnya aman. Mereka berdua jg sama2 tiba2 nyodok krn Iannone. Dovi jadi ngotot menang setelah Iannone bisa menang di Austria 2016, padahal sebelum2nya dia selalu nganggep motornya ga kompetitif. Aleix pun baru ngotot [biarpun keteteran] setelah Iannone mulai klik ama RSGP 2019 dan berebut podium di Phillip Island, ditambah Aprilia bikin motor total baru setelah motornya dikatain bkn motor motogp, yg dikatain Iannone ga cuma motor tapi jg Espargaro yg dia bilang bertaon2 disana tapi cuma fokus bikin time bagus bukannya fokus develop [gampangnya klo bahasa org sini ga becus]. Jadi ya, Dovi ama Aleix soal motivasi buat ngotot kurleb sama.

      • Sepakat om, dovi kagak ada mental sradak sruduk alias agresip kayak Si Pakboy Iannonne. Udah lewat masanya a.k.a pantes gantung helm.

      • dulu kan sama gigi dibilang kurang usaha, baik dalam balapan atau pengembangan motor, sampai2 masukan yang didengar adalah masukan lorenzo. padahal 2017 ngatain lorenzo karena tidak bisa beradaptasi dan iri dengan gaji, musim 2018 dibungkam dengan pengembangan motor ala lorenzo dengan 3 juara seandainya tidak cedera di thailand, kemungkinan bisa lebih 3 x juara seri dan jadi runner up.

        • Dovi pun baru jadi title contender setelah karakter Desmo mulai kebentuk diawali kemenangan pertama Austria dan kedatangan Lorenzo. Terlalu maksa klo mau bilang kebetulan, faktanya itu Desmo baru mulai kebentuk setelah Iannone dan Lorenzo masuk. Dovi kemana aja selama sebelum Iannone dateng? Ya sekedar nargetin finish didepan Hayden ama Kal Kroco wkwkwk

  7. Iannone pada masanya masih lebih oke daripada Dovi dimana dia masih bisa fight dengan barisan depan terlepas dr Inline Suzuki yang uhuyy

    Swdangkan Dovi berkutat di papan bawah boro2 nyalip bawa ngebut aja udah keder kaykny

    Mskipun br beberapa race saja
    Rasanya agak aneh Razlan mau ambil Dovi di tim dia dimana dia udah gk ada pemasukan lagi kan krn sponsornya juga dr dia sendiri

    Coba waktu itu langsung gaet yg lbh muda
    M1 ini masih bisa fight selama gak terjebak crowd, caranya start bagus FP bagus Q2 dpt Pole
    Sayangnya semua rider memiliki pemikiran yang sama

    Satu2nya cara ya fight abis2an resikonya jatuh keuntungannya menang

    • inline uhuyy GP 2017 itu input dari Iannone, makanya hasil uhuyy, 0 podium, sampe2 dibilang Schwantz kurang motivasi, Iannone keliatan lumayan GP 2018, dimana tahun itu pengambangan motor adalah input rins dan hasilnya total 9 x podium tahun 2018.

      • maksudnya bukan mengecilkan Iannone, hanya saja Ian datang dari ducati dimana orientasinya power v-engine yang berlimpah. begitu input rins (yang pure naik ke kelas prremier langsung ke Zuki i4) motor jadi bagus, toh raihan podium Ian juga imbang-imbang dengan rins musim 2018. artinya bakat/adaptasi Iannone di atas mesin baik v4 atau i4 sama2 bagus dan memang di atas Dovi. yang butuh bertahun2.

    • ya kan dovi alakadarnya, selama ini orang ngeliat dia kompetitif ya karena kebantu motor. orang pada lupa aja waktu dia bawa rc212v ga ada apa apanya, asal finish doang

Leave a Reply to GPmania Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here