TMCBLOG.com – Kita tentu masih ingat jelas bagimana Pol Espargaro dengan segala optimismenya mengatakan bahwa RC213V baru yang telah dites di Sepang dan Mandalika dalam test resmi pra-musim 2022 merupakan Honda yang lebih baik dan lebih mendekati gaya berkendaranya yakni berfokuskan pada ban belakang untuk grip dalam berakselerasi. Namun banyak orang nggak sadar bahwa Sepang dan Mandalika bisa dibilang sulit sebenarnya untuk dijadikan standar ataupun benchmark dari siapnya motor untuk memenangkan musim yang berisi 21 balapan dengan sirkuit yang berbeda-beda.

Sepang dalam keadaan kering saja dengan ketinggian tingkat kelembabannya sudah tidak ideal dan tidak bisa menggambarkan mayoritas karakter sirkuit MotoGP dalam 1 musim, apalagi ketika Sepang test 2022 kemarin trek mayoritas basah, tentu ini membuat Sepang Test makin tidak relevan lagi sebagai benchmark pengembangan motor. Test Mandalika? Bukan hanya soal perbedaan karakter dan fisik ban yang dibawa Michelin antara sesi tes pra-musim dengan sesi balap, namun kondisi treknya pun berbeda, udah lagi diganggu kotornya sirkuit kala itu seperti yang kita bisa lihat, Mandalika memiliki grip aspal basah yang luar biasa mencengkeram . .

Semenjak kali pertama WSBK balapan basah di sirkuit pesisir selatan pulau Lombok ini saja, Rea dan Toprak sudah merasakannya . . Yes lagi lagi, bagi TMCBlog sih agak sulit untuk bisa menjadikan dan mengonfirmasi bagus atau tidaknya paket mesin dariΒ  sesi tes Mandalika, sirkuitnya tidak merupakan sirkuit berjenis ‘rata-rata’ walaupun secara elevasi boleh dibilang tidak ada perubahan di sepanjang 4 kilometer-an trek ini. . .

Sayang test Qatar yang biasanya dihelat 1-2 pekan sebelum race pembuka musim tidak ada di tahun 2022 ini. Optimisme dari Pol Espargaro pun terasa semakin dikonfirmasi ketika adik dari Aleix Espargaro ini berhasil naik podium di balapan malam pembuka di Qatar. Dari sana opini mulai sedikit terbentuk bahwa bisa jadi ini lah motor ideal dari Honda. Yang bisa diajak kencang bukan hanya dengan hanya ace rider mereka yang notabenenya berhasil memberikan mereka 6 lempengan plakat di Champion Thropy MotoGP dalam 7 tahun pertama kebersamaan mereka. Aahh RC213V paling ideal, pabrikan lain harus siap ketar ketir. Ujar mereka pasca test pra-musim.

Hadir race kedua di Mandalika, Pol Espargaro mencak mencak dengan keras soal ban ber-karkas keras yang menggunakan ramuan resep darurat yang memang sudah diformulasikan Michelin semenjak 4 tahun yang lalu. Tapi itu bukan ban yang sudah berusia 4 tahun, melainkan ban baru hanya saja resep karkas kerasnya saja yang model/spesifikasi lama. Impresi mencak-mencaknya Pol ini TMCBlog sempat ceritakan dengan lugas ke vlogger Gubernur Ridwan Hanif dan banyak di-respost akun akun balap di platform media lain dan bahkan, , Tik Tok?? Sampai-sampai tetangga samping rumah banyak dibuat bingung karena tetangganya yang biasa keluar rumah sarungan dan peci-an terlihat begitu bersemangat bicara soal ketikdak-nyamanan Pol Espargaro dengan gaya dan semangat ala jurnalis level lain.

Yes, sepertinya setelah Mandalika pabrikan lain nggak jadi ketar-ketir sama Honda, karena setelah Qatar, New Honda RC213V dengan perubahan platform pemindahan bobot yang membuat CoG-nya lebih ke belakang terlihat performanya lebih ke garis menurun. Bahkan ketika keadaan trek sempurna kering -seperti di Portimao-, sosok juara dunia MotoGP 6 kali Marc Marquez terlihat seperti pembalap medioker. Nggak ada terlihat istimewa dan kehilangan magicnya sama sekali di Algarve. Honda Red Allert!

Marc Marquez di awal memang melihat bahwa dengan perubahan yang dibawa HRC di musim 2022, RC213V memiliki potensi. Yes, hanya sampai sana saja. “Potensi” dengan bejibun pengalamanya, Marc seperti belum/tidak berani bilang ini adalah jawaban dari masalah Honda selama 2 tahun belakangan. Walaupun jika kita peras lebih keras lagi, memang salah satu masalah Honda 2 tahun belakangan bukan lah doang karena motornya melainkan adalah lebih karena ketidak-hadiran Marc Marquez sendiri yang secara umum RC213V saat itu memang diakui mereferensi dirinya banget a.k.a Marc Marquez-centris. Mereferenei kepada pembalap yang memberikan banyak thropy dan catatan rekor . . Apakah itu sebuah kesalahan?

Namun yang pasti Marc menderita ever-since.

Yup, Marc selama 4 seri yang telah ia lalui terlihat tidak pernah terlihat relaks seperti Marc tahun tahun lalu. Ia struggling, menderita dan terlihat banyak mengeksplorasi gerak tubuhnya dengan jurus jurus balet baru yang berbeda dari apa yang ia tunjukan selama ini. Marc Marquez menunjukkan bahwa jika ada pembalap Honda yang menempatkan RC213V 2022 hanya dengan hasil dari test pra-musim sebagai motor terbaik di dunia sebagai suatu kesalahan besar.

Ia tidak pernah mengubah mindset dalam otaknya dan menganggap RC213V baru ini tidak bermasalah dan dia benar. Honda punya beberapa masalah besar untuk dipecahkan dan harus dicatat bahwa dengan mesin baru ini tidak ada riwayat data setup untuk memberikan bantuan disaat saat genting . . Jadi kalau TMCBlog boleh berpendapat lagi, semua bergantung pada bagaimna improvisasi Marc Marquez lagi sekarang. Kalo Marc punya jiwa jiwa comel mungkin dia udah nulis di medsos, “Ini Motor kan didesain buat ngikuti maunya publik, maunya elu, kenapa akhirnya jadi gue juga yang ketempuhan?”

Banyak yang nitip pertanyaan ke TMCBlog mengenai kenapa Honda tidak sederhananya menempelkan mesin spek 2022 ke sasis spek 2021 yang akan membuatnya mengembalikan motornya ber-CoG condong ke depan? Dan ini jelas diperbolehkan regulasi bahkan sampai bikin sasis baru pun boleh. Nah, sederhana kan? Tapi hal semacam itu tidak dilakukan HRC karena memang sepertinya tidak sesederhana itu Ferguso! Honda RC213V 2022 itu satu paket. Ya mesin, sasis, suspensi, aero fairing, swingarm, tambahan mass damper dan elektronik dan lain-lain. Jujur TMCBlog malah kepo nungguin test resmi di hari Senin depan karena rencannya Honda akan mencoba sesuatu yang baru yang diharapkan jadi solusi kebutaan dan kebuntuan mereka di awal musim 2022 ini.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

79 COMMENTS

      • atau ketumpahan (kayak dia yg paling kena getahnya gitu)
        toh motor baru jg masih bikin dia crash brutal,udah ga kenceng bikin crash brutal pula

      • yee….bahasa Jawa itu Mas ketempuhan..kinda “kok sy yg jd harus menyelesaikan masalahnya”

    • Ya Marc juga yang akhirnya”katempuhan” dengan adanya perubahan karakter motor, jadi tidak bisa mengeksplore skillnya

    • katempuhan disini berarti: tidak ikut pesta tahun baru, tapi besok paginya harus cuci piring-gelas-panci, plus menyapu dan mengepel lantai, serta membersihkan noda-noda kotor.

    • Saya sih mikirnya Mereka “HRC” hanya ingin melihat “Separah apa” Rc213v baru ini perform di awal seri.

      Mereka expert di bidangnya sangat sangat Expert malah gak usah dijelaskan lagilah RND HRC jika dibandingkan dengan kita disini mereka pasti sudah memikirkan kalo bakal jadi gini,,

      Memang anggapan kita liat hasil sampe sejauh ini wah parah nih rcv 2022.
      tapi kita gak tau apakah HRC juga beranggapan demikian atau malah beranggapan “nah benerkan slur apa gw bilang” atau ekspektasi mereka bahkan lebih rendah dari hasil saat ini, “hasilnya lebih baik dari dugaan kita slur” who knows.. haha

      saya sih yakin problemnya bakal selesai, gak sampe 1 musim harus menderita gini.
      “dengan catatan si semut perform terus gak cidera”

    • Kasian Marc Marquez 93. Seharusnya yang melakukan regulasi perobakan motor yang selalu didepan eh… kenapa malah sebaliknya. Kenapa Marc Marquez yang selalu deominan diantara rider2 Honda. Dimana Pol, diman Nakagami, Dimana Alex Marquez. Honda kalau mau buat motor juara dengarkan Masukan dari Marc Marquez. Ingat Marc Marquez. Aku kasihan melihatnya berjuang begitu keras.

    • Mungkin si MM suruh lepas ego nya dulu menjadi pribadi yg sabar ngga usah ngotot kalo balap,ngga usah bikin acara ndlosor pas latihan karena semua itu percuma kalo di bantai sama fabio dengan posisi nyaman & santai πŸ˜„πŸ˜„

  1. kata ducati elu udh niru gw bbrti fix arah pengembangan gw udh bener, meskipun motor gw sdh bbrpa tahun update smp skrg blm jurdun gmn dgn elu sama aprilia… 😜

  2. selama Marc absen RCV jdi ternodai sama Pol dan Bradl.. gw ingat klo ga salah juga tahun lalu si Polo marah karena karakter RCV ga sesuai gaya balapnya

    • saya heran sih saat itu

      medioker, fenomenal juga ga pernah, pindah pabrikan sombong bener,

      eh datang ngedumel

      eh dikasi maunya, ga perform
      bencana sih parah wkw

  3. TMCBlog dan Tim, kyknya seru klo TMCBlog buat 1/lbih vlog analisis tentang perubahan riding style marquez di 2019 vs 2022 ini di sirkuit yg sama. Misal ketika melibas tikungan tertentu (plus video angle 2019 vs 2022). Krn motor 2022 bnr2 baru πŸ™‚

  4. keinginan publik itu pengen rcv balik lagi jadi ganteng kayak rc211v,tanpa winglet,FO Screamer,livery diganti lebih garang yg bikin posternya layak dipajang di kamar sebagai motor impian kayak dulu

    bukan jadi singa barong

    • Jan salah, bagi epbeha RCV taon ini yg jelek krn ngikutin monyongnya Ducati jaman Dovizioso aja masih dianggap keren kok, gw sering liat komentar yg bagus2in bentuk anehnya dan malah ngatain motor yg pure cantik kaya M1 ato GSX sbg motor aneh entah dibilanv mirip louhan lah, kapsul ato ape. Jadi klo lu ga mau pasang poster yg skrg, harusnya lu lega krn kewarasan lu masih normal awokwokwakwok

  5. si Dani gak miris gitu liat bekas tim nya merana begini? ayo pulang lah nak, di rumah tidak sedang baik2 saja..
    ah tp tampaknya mendekati mustahil, kecuali paman Puig inisiatif mendekati Dani, rekonsiliasi dulu..

  6. berarti dr awal menurut gw RCV old gen ga ada yg salah, yg salah itu ya ga ada rider yg bisa memanfaatkan setiap tetes setiap mili keunggulan RCV selain Marc, sama halnya dgn M1 x Fabio, dan ketika Marc absen lama HRC jadi kelabakan krn ga punya rider back up minimal seperti Dani Pedrosa, ga tau apakah mereka salah menilai atau emg putus asa dan memutuskan move on dr Marc akhirnya yg dikorbankan malah motornya,
    disini bisa jadi pelajaran buat Yaamha jgn sampai salah langkah,

    • Kadang dengan uang pun gak selalu dapatkan segalanya, jika Tuhan sudah berkehendak.

      Dari sekian banyak investasi RHT di setidaknya 2-3 tahun belakangan, and guess what did they get?
      Terjun payung ke dasar nemenin tim anak bawang 🀣

      Karena apa?
      Marc?

      Gak juga. Semua rider bisa aja mengalami kecelakaan parah. Setelah ituβ€”atau bahkan seharusnya sebelum itu kejadian, manajemen harus cari backup plan supaya tim tidak jomplang atas absennya rider yg cedera. Titik drop RHT saya pikir bukan di 2020 saat kecelakaan besar menimpa Marc, namun di 2018 akhir ketika Dani udah retak hubungan. Di saat itu gak ada backup rider yg lebih reliabel dibanding Dani (baik untuk race maupun untuk develop). In any ways.. Memang benar 2019 kan RHT lagi jaya-jayanya yah, tapi buat saya 2019 justru RHT dan HRC ada di posisi telur diujung tanduk. Mereka HRC sangat kuat namun di satu sisi sekaligus sangat ringkih. Segala pencapaian di 2019 itu dicetak oleh satu rider aja. Seharusnya sejak saat itu jg puik dan takeo udah ketar-ketir minimalnya mikir gimana kalo terjadi apa-apa ama satu rider ini?

      Tapi Puik tetaplah puik. Dan takeo tetaplah takeo. Puik malah asyik membanggakan Marc saat itu πŸ˜‚ dan takeo…..ketika di interview bagaimana jika marc pindah pabrikan sehingga HRC akan KEHILANGAN ace ridernya, dia hanya yakin bahwa itu gak akan terjadi. (Yg ternyata diterjemahkan bahwa gaji Marc yg besar, plus priviledge adiknya join H juga).

      Sayangnya gak ada yg berpikir HRC akan KEHILANGAN marc dalam bentuk cedera 🀭 sama-sama kehilangan toh

  7. Sejak kapan publik mempengaruhi rnd, even produk massal kaya mobil ato motor yg banyak dikeluhin publik yg jelas2 user aja sering bolot dan lebih ngutamain otak para engineer di rnd. Kekacauan RC213V ya akibat Marquez absen lama, pembalap kelas 2 yg dinaekin Puig ke tim pabrikan ga sanggup perform dan terus2an nyalahin motor ampe belelakar pabrikannya butuh konsesi, cuma buat nutupin skill dia yg cuma segitu. Kesalahan HRC ya ga ngehire pembalap bagus aja.

    • Bagus itu variabelnya luas, entah itu sekedar bisa kenceng dan sanggup menang, punya otak dan kepekaan yg bikin feedbacknya bagus ngasih arah pengrmbangan ke jalan yg bener, ampe sekedar attitude bagus yg klo bikin ulah di sirkuit ga nuduh pembalap korbannya yg salah. Nah itu semua, seluas itu variabelnya ga ada di diri Pol Espargaro. Ya amsyong lah arah pengembangannya, ditambah 3 pembalap HRC ga ada yg pure punya mental jurdun, even KTM yg pabrikan kemaren sore aja isinya mantan papan atas dan penantang jurdun di kelas bawahnya, itu yg bikin RC16 keluar semua potensinya.

    • analisa SiAkang lbh tepat drpd isi artikel ini , maaf dikit lg lebaran ….lugas jujur tepat ngk pakai kambing item maunya publik 😈 …..dah mentok tembok butuh tangga 😠

    • Sepakat di bagian hire rider gak bagus.

      Emang pada dasarnya, rider-rider di sekeliling Marc aja yg kelas KW 2. Seharusnya kalo Puik mikir sustainability / keterbaruan tongkat estafet rider, minimal ambil rider muda dibanding sekedar flirting ke rider papan cucian, dan terjadi lah disaster bagi H seperti saat ini.
      Lagipula dgn pengalaman rekrut Lord Hohe tapi gagal total adapt (pdhl dia rider yg terbukti seorang juara), harusnya dia mikir ulang untuk rekrut rider β€˜bekas’ dibanding newcomer. Masih banyak anak muda yg masih sangat bisa dipoles dari awal di HRC, dibanding harus ambil rider tua dari pabrikan sebelahβ€”-yg dia untuk sekedar P1 aja susah banget.

  8. Masalahnya adalah karena yang lain juga semakin baik, lihat Duc yg tadinya begitu superior saat ini juga mulai terkikis tajinya krn Aprilia RS dan GSX-RR jg sdh nguntit top speed Ducati.

  9. Tdk bertajinya H krn yg laen jg sdh lbh baik, D yg paling kenceng saat ini RS GP sdn GSX-RR sdh berani tanding topspeed, Corner Speed GSX-RR dan M1 jg saat ini sdh dilawan sm Duc dan RS GP. H yg dulu superior ya skrng jd seimbang sm yg lain.

  10. terlalu bergantung sama marc bukan kesalahan? 2 tahun terakhir keliatan loh gimana hrc tanpa marc. mau bergantung sampe kapan? marc sendiri udah fragile.
    untuk kasus pol, emang doi pembalap medioker. dikasih motor gimana kayanya skillnya udah mentok segitu.
    lebih baik hrc cari pembalap alien lain buat tandem sama marc imho.

  11. Sudah saatnya puig dilengserin ole harece, sejak dia jabat manager tim, dan pada saat dani juga hengkang di sinilah keblunderan puig milih teammate buat ace rider mereka, kecuali lorenzo ya… Kalau nggak gara” Cedera gw rasa lorenzolah yg tepat ganttiin dani hingga skrng… Btw gw masi ingat statment puig bilang kalau dia masih percaya dengan potensinya polesp44, πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚lah dah 4 seri gini motor udah sesuai gayanya tapi kok masih keteteran minggu kemaren? 🀣 what’s wrong? πŸ˜‚πŸ˜‚

  12. gampang, tinggal bikin sasis n swing arm baru dgn referensi mesin skrg yg udh dtmbah power sjk seri Qatar.. kalo ga ya tetep sasis yg skrg cm bikin mounting baru baru cog nya lbh k depan..

  13. Pada tahun 2015 Honda pernah menggunakan 3 sasis di pertengahan musim yaitu sasis 2014, hybrid 2015 2014, sasis 2015
    Semua itu dilakukan karena sasis 2015 terlalu presisi dan sedikit toleransi kesalahan
    Ya mungkin karena ini masih awal musim, tunggu saja jeda pertengahan musim, mungkin sasis 2021 akan digunakan

  14. Harusnya HRC membuat 2 tipe sasis pada tes pra-musim yg sasis cog belakang, dan cog depan marcsentris
    Sehingga jika ada kemungkinan kegagalan salah satu sasis tinggal pakai sasis cog depan marcsentris untuk marc Marquez

  15. Klo cog bwa dpan lg tar roda blakang spin mulu,mgkin marc bsa handle tp klo liat kondisi marc yg udah gak “senekat” dulu maka hrc ttp kesulitan bila marc kembali salto dan cedera

  16. Imho
    Hrc jg gmw gegabah main pindah ke jenis rcv yg marc suka.
    Karena jika demikian diduga crash krena sdikit ksalahan yg kesiksa lengan si marc.
    Fans sayap kepak harap sabar dan banyak doa.
    Kndati dmkian reigning champ si fq msh nge reken 93 sbg title contender. Dan posisi dia sbg rider aktif bukan skedar publik/ comment kalengan

  17. tolok ukur yang dipakai, jikalau performa antara motor sekarang dengan motor taon kemarin itu bisa dibilang adil.
    namun kalo tolok ukurnya hasil race, kan pabrikan lain juga melakukan pengembangan belum juga kematangan/skill pembalap pabrikan lain makin berkembang tiap taon, belum lagi penurunan perfor marc karena sedang dalam pemulihan. menurut saya tidak adil hanya “publik” yang disalahkan.

  18. Marc ibarat tidak makan nangka tp kena getahnya! Kembalikan honda rcv ke 2019. Itu jln terbaik. Gk usah nuruti motor ramah ke smua rider..nyatanya?? Smua keteteran..& cm marc yg paling dpn setiap race!! Pdahal itu bukan motor pengembangan dia! Lebih baik pengembangan tertuju pf satu rider tp bisa kompetitif..menghasilkan bnyak tropi drpd ramah ksmua rider tp hasil tdk memuaskan.

  19. Yah pol aleix sejak awal udah salah… Saatnya ganti semua personil. Plus puig.. Suppo aj pas lagi naek daun diganti, apalagi ini yg terpuruk mo 3thn..

  20. Prediksi saya, musim ini lagi2 blum ada nma lain selain Marc Marquez yg bawa rc213v podium pertama,… Sudah saatny nakagami d ganti dgn ai ogura, Alex Marquez d ganti dgn Iker lecuona dan pol espargaro d gantikan oleh Jorge martin

      • Nmun ingat betapa beringasny Bautista naik Ducati tpi juga memble ketika pke CBR triple R, artiny apa yg d raih lecuona skrg itu udah bagus mengingat dia adlh rookie dan masih minim pengalaman jelas dia punya potensi. Jgn hanya melihat hasil akhir ingat Stoner dulu ntah d gp125 ataupun gp250 sllu d tabokin Pedrosa tpi d MotoGP berbalik, hal yg sama juga terjadi pda fq20

        • Stoner ditabokin Pedrosa bukan krn dia cuma finish ke 4, tapi dia klo ga menang ya jatoh. Nomor boleh sama, tapi bakat beda.

    • Lecuona baik di motogp maupun wsbk masih keliatan krg polesan, skill emg bagus tapi tergolong mentah. Klo mau curi talent wsbk, mending Batistuta aja sekalian, tua2 gitu dia ga seletoy Rossi ato bahkna Zarco yg jauh lebih muda, masih kompetitif dan motivasi menang masih kaya rider 20taonan, biarpun udh berumah tangga. Toh cuma buat jangka pendek kan. Utk jangka panjang wajib cari rider terbaik moto2 yg umur masih dibawah 25, jgn belagu mentang2 ada Marquez semua talent moto2 dikekep KTM ama Ducati, nyatanya pembalap HRC jadi ayam sayurnya rider satelit Ducati dan KTM. HRC udh bukan masanya lagi make rider kelas 2, krn Marquez ga setajam dulu lagi aka udh tumpul, persetan ama kalimat tumpul ga tumpul, tajem ga tajem, masih tajem tapi ga setajem dulu, udh ga tajem tapi bukan tumpul.

  21. kalo ngetes sesuatu yang baru ya jelas sasis baru,dan knalpot baru kayak yg dipake Bradl di FP1 Jerez kemarin karena mesin sudah disegel tidak boleh ada penambahan/penggantian kuota mesin

Leave a Reply to Prabu Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here