TMCBLOG.com – Grand Prix Commision baru saja merilis informasi berita resmi yang berhubungan dengan alokasi mesin setiap pembalap kelas primer MotoGP. Saat ini, regulasi MotoGP mengizinkan pabrikan di kelas MotoGP untuk menggunakan secara maksimal tujuh mesin per pembalap selama musim untuk tim non-konsesi (sembilan mesin per pembalap untuk pabrikan dengan konsesi). Peraturan ini dibuat ketika kalender terdiri dari kurang dari 20 balapan.

Karena kalender 2022 memperkirakan 21 balapan, telah disepakati untuk mengizinkan penggunaan satu lagi tambahan mesin asalkan, pada akhirnya, ada 19 balapan atau lebih. Mesin tambahan hanya dapat digunakan untuk seri ke 19 atau balapan seri berikutnya.

Peraturan telah diperbarui sebagai berikut:

Jumlah SeriNon konsesiKonsesi
s.d 2079
21 atau 22810

 

Jika kurang dari 21 seri balapan yang dipublikasikan di kalender resmi yang dikeluarkan oleh FIM sebelum dimulainya balapan pertama, maka pabrikan akan memiliki alokasi mesin maksimum 7 mesin per pembalap (9 unit mesin per pembalap untuk pabrikan dengan konsesi).

Ketika ada terdaftar 21 atau 22 kali seri balapan yang diterbitkan pada kalender yang dikeluarkan oleh FIM sebelum dimulainya balapan pertama, maka pabrikan akan memiliki alokasi mesin maksimum 8 mesin per pembalap (10 unit mesin per pembalap untuk pabrikan dengan konsesi). Penggunaan engine ke-8 (atau ke-10) ini hanya akan diizinkan mulai dari event ke-19.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

17 COMMENTS

  1. Apa gak makin bengkak tuh anggaran kalo nambah mesin? Belum lagi biaya operasional buat seri tambahan. Mending kalo semua seri ada aksi overtake macam di Philip Island dan sejenisnya.

  2. Musim² sebelumnya ada yang engap dengan alokasi yang ada, ketambahan pake gate gate an, apakah ini aturan ghoib yang baru?

    Pantes Suzuki mending ciao

  3. Kalo hanya boleh dipake setelah memasuki seri ke 19 berarti pabrikan ga perlu riset keseimbangan (performa berbanding durabilitas) yg baru lagi utk mesin mereka ya ? cukup pake formula yg skrg aja,

    • Betul bro jadi pabrikan hanya mengalokasikan biaya produksi unit mesin tambahan berdasarkan spek yang sudah ada, beda kalau alokasi tidak bertambah makan pabrikan harus meriset lagi mesin yang powerfull namun tahan banting karena mileage nya bertambah

    • klo secara awam kyaknya kurang bijak ya klo tambahn satu mesin untuk misal max sampe 22 seri, sedangkan mesin terakhir boleh dipake mulai seri ke 19, berarti ttp ajj pabrikan harus pandai² mensiasati pemakaian mesin, misal mesin yg dipakai mulai seri ke 19 itu mesin fresh ttp harus diantisipasi bilamana ada masalah dimesin tsb ya mau gk mau pke mesin lama yg udh berumur dlm artian mileagenya katakanlah udh dlm batas wajarnya.

      • Betul juga bro, memang lebih bagus sih langsung ditetapkan aja alokasi setahun 8 mesin, tentang pemakaian diserahkan ke masing-masing tim, sehingga tim gak bakal was was menunggu sampai sering ke 19
        Hehehehehehehe

  4. harusnya biarin alokasi segitu,kalo bisa malah kapasitas bensin lebih dikurangi biar para teknisi lebih mikir keras gimana bikin mesin durabel,lebih irit tapi masih kencang

    kan kalo bisa bikin mesin lebih efisien kan risetnya bisa buat masspro dibanding winglet,FHA,RHA apa itu?,mau naik beat yg shocknya bisa jungkat jungkit buat menghibur anak?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here