TMCBLOG.com – Sobat sekalian tentu faham banget sama yang namanya teori supply & demand alias teori penawaran & kebutuhan yang menurut Wikipedia merupakan postulat ekonomi yang kerap digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas ‘produk’ yang terjual di pasar. Produk dalam situasi yang akan kita diskusikan dalam artikel ini adalah pembalap dengan segala kualitas dan personalnya.

Model Postulat supply & demand ini memang kerap penting untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interaksi para pembeli (team) dan penjual (pembalap). Model ini memperkirakan bahwa dalam suatu pasar (bursa kontrak MotoGP) yang kompetitif, nilai kontrak gaji pembalap akan berfungsi sebagai penyeimbang antara keinginan memperoleh pembalap dengan budget yang minimal yang diminta oleh konsumen dalam hal ini team dan keinginan dihargai sesuai dengan kuantitas dan performa di trek yang ditawarkan oleh produsen dalam hal ini pembalap baik oleh dirinya sendiri maupun via wakil/manager mereka, sehingga nantinya terciptalah keseimbangan ekonomi antara dua fihak ini.

Model supply & demand dalam ekonomi juga mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran. Nahhhh ini nih yang mau kita diskusikan dan bisa di-endus dari judul yang TMCBlog tulis di awal  yakni apakah benar bahwa mundurnya Suzuki di akhir musim 2022 dikhawatirkan dapat mengubah/menggeser keseimbangan nilai kontrak pembalap MotoGP?  Terutama yang belum fix soal angka gaji (minus Marc Marquez, Franco Morbidelli, Pecco Bagnaia dan Brad Binder tentunya karena ke empatnya ini sudah mengantongi kontrak buat berlaga di musim 2023).

Bukan rahasia lagi bahwa faktanya tetap bahwa berita mundurnya Suzuki di akhir musim 2022 ini berdampak secara langsung dan tidak langsung pada pasar transfer dan negosiasi yang terjadi untuk menghadapi musim 2023. Dua pembalap top tiba-tiba berstatus bebas transfer dan ini menyebabkan pasokan melebihi dari permintaan yang secara umum akan mengakibatkan rate  gaji lebih rendah karena secara umum hadirnya Rins dan Mir akan mempermudah posisi tawar dari pabrikan kepada semua pembalap yang awalnya sedang benegosiasi dengan mereka dan ini sedikit lebih genting lagi bagi mereka yang berada di kursi yang riskan terdegradasi karena mungkin performanya sampai race ke 7 musim 2022 terlihat ‘angin anginan’.

Isu ini ternyata di Le Mans menurut kabar yang bocor ke media menjadi salah satu topik yang dibahas oleh Komisi Keselamatan yang secara umum bukan merupakan media/forum yang dibuat tidak untuk membahas soal itu. Diberitakan pembalap menunjukan keprihatinan besar mereka di paddock Grand Prix terhadap kasus rencana mundurnya Suzuki dan juga kasus yang baru saja menerpa Romano Fenati yang baru saja didepak oleh team Moto2-nya.

Dalam forum yang juga dihadiri oleh CEO Dorna Sport -Carmelo Ezpeleta- di Leml Mans tersebut secara khusus, pembalap MotoGP telah menyampaikan kekhawatiran kepada Carmelo atas hadirnya tren di mana team mencoba ‘menggetok’ nilai kontrak pembalap mejadi lebih murah dengan menggunakan dasar/basis beberapa kejadian yang hadir baru baru ini. Pembalap yang sama juga mengungkapkan keheranannya dengan level kekuatan kontrak dengan team yang terlihat sangat lemah.

“Sebagian besar pembalap, terutama yang ada di Moto3 dan Moto2, benar-benar tidak berdaya ketika tim memutuskan untuk memutuskan hubungan secara sepihak,” kata seorang peserta pertemuan kepada nedia “Kami berbicara dengan Carmelo tentang masalah spesifik Fenati. Ketika sebuah tim ingin memecat seorang pembalap, hal itu dapat terjadi dengan mudah. Tetapi ketika seorang pembalap ingin pergi dari team, dia tidak [dengan mudah] dapat melakukannya.”

Seorang pembalap, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada Autosport: “MotoGP adalah pertunjukan besar dan bisnis besar, menggerakkan banyak uang, dan kami para pebalap adalah badut sirkus ini. Kami memahami situasi saat ini, tetapi kami tidak dapat membalap secara gratis.”

Kepada GPOne, Alex Rins berbicara blak-blakan: “Kami berbicara tentang kasus Fenati dan dinamika tertentu yang terjadi pada pembalap di kategori bawah. Jika seorang pembalap memiliki kontrak, tim harus menghormatinya kecuali membayar penalti atau setidaknya memberikan gaji minimum untuk menghormatinya. Jika tidak, Anda bisa pergi ke hadapan semacam [Majelis] arbiterase yang memutuskan bagaimana menyelesaikan situasi dari sudut pandang ekonomi dan kontrak.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

42 COMMENTS

    • Kasus terparah sih dulu si Sultan Karel Abraham… Bener2 di buang sama timnya, padahal masih status on-kontrak. Dan itu demi available nya slot buat Zarco di Aspar Ducati.

    • tergantung bang, kalo menurut pabrikan tersebut bisa mengkerek penjualan mereka secara global why not.
      jangan jadi kayak sijuki, kondisi di paddock udah oke siap jadi penantang gelar,motor mapan, eh jualannya gk ngikutin kemauan pasar kagak ada efek baiknya sama sekali, walaupun mereka juara kemarin, ya liat sendiri hasilnya, Kandasssss

      Sepertinya harus seperti Redbull F1 mungkin yang bisa nyelamatin AR/JM biar tetap membalap dengan mesin sijuki sekarang

  1. Kehebohan isi artikel diatas tidak berlaku bagi 2 pebalap. Sebut saza aMar73 dan Maroni. Walaupun angin-anginan bin medioker, mereka santay mikirin masa depan.
    The power of beking 😂

    • Lebih aman maroni sih, tim punya kakaknya, kalo aMar mah bergantung ke performa kakaknya, kalau tahun depan memble mah mungkin jug ditendang

      • Makanya passion dan totalitas Kakek Lejen untuk dunia balap motor itu jempolan.

        Pembalap lain gak ada yg bisa ampe sejauh itu.

  2. Akibat pilihan makin dikit, akhirnya pabrikan2 gede punya keuntungan buat nawar pembalap mereka atopun pembalap dari pabrikan laen yg mau gabung. Lu mau gabung ama kita? Bayaranya segini aja yak, gamau? Yodah balik aja ke pabrikan lu. (Balik negosiasi ke pabrikan), pabrikan lama: lu masih betah dimari? Gw bayar segini yak, gamau dibayar segini? Cari aja pabrikan laen.

    Akhirnya rider papan atas sekalipun berpotensi dibayar lebih rendah dari yg diminta, ato didiskon ama pabrikan laen. Dan yg gapunya daya tarik secara skill kaya Aleix cuma bisa playing victim nyanyi di media ‘jadi eni yg gw dapet selama ini, ngendon 6 taon dimari baru kompetitif setelah motor dihina Iannone ampe akhirnya Aprilia bikin motor total baru, ditambah masukan Dovi ama Vinales yg bikin motor eni kompetitif dan gw jadi title contender, gw cuma dibayar segini? ‘ ga punya pilihan akhirnya legowo dibayar sesuai skill, klo belagu paling beralih jadi atlet tour de france.

    Suzuki knp mau bayar mahal duo Rins-Mir? Ya krn Suzuki tau dgn bayaran tinggi, rider mereka bakal mau ngepush motor mereka yg kata Rossi (dan bisa kita liat jg) motornya sederhana, nampak dari bentuk mainframe ama mesin aja ga byk berubah dari 2015. Klo Suzuki sebelom 2022 ini biarin Rins-Mir kabur, mereka harus cari rider laen yg belon tentu bisa lsg klik ama motor yg pelan tapi pelannya awet, bukan motor flying lap tapi bisa kompetitif di balap krn itu tadi, pelannya awet. Yg laen kenceng di awal ampe pertengahan dan mulai menurun jelang finish, Suzuki segitu2 aje begitu motor laen menurun mereka seolah makin kenceng, padahal sedari awal ya kecepatannya segitu. Bahasa rumitnya pelan tp pacenya stabil. Nah ilangnya Suzuki dari peta persaingan, otomatis bikin 2 rider mereka ramein bursa pembalap, sementara bagi pembalap pabrikan laen, dgn ilangnya Suzuki maka pilihan mereka makin dikit.

    • Update, diakhir2 sebelum suzuki bilang mau keluar dari MotoGP, Sebenarnya Paco-Sanchez – Mir sudah mau terima Klausul proposal Suzuki termasuk soal uang gaji 2023 yang . . . ada dasarnya Jauh lebih kecil dari Gaji 2022 Aleix Espargaro ( belum ditambah 30% )

      • Dasarnya apa yak Mir seloyal itu? Apa ga coba flirting ke HRC aja ketimbang sepakat ama harga itu? (Walaupun faktanya Suzuki ga lanjut di 2023). Bahkan bayaran Zarco di Pramac jadi seolah overprice klo ngeliat tren harga pembalap (diluar Honda, Yamaha, Ducati tentunya) skrg. Klo ga salah Brad Binder ama Oliveira dibayar cuma 500rb/taon (laen sumber bilang 750/taon).

  3. Baru sadar setelah lihat postur tubuh Mir vs Marc dimana perbedaannya terlihat timpang. Sementara postur tubuh Marc dan Pol terlihat mirip. Mungkin Mir akan kesulitan adaptasi ni dari faktor ergonomi dengan RCV apabila akhirnya jadi team mateya Marc nanti di RHT.

  4. Sayangnya sultan Karel & Rabat dah out. Jika masih balap mungkin pendapatnya mengenai gaji jadi gini,
    ” gaji? apa itu gaji? saya yg gaji team”

  5. Kemaren joan mir di suzuki saya fanatik sama suzuki besok kalo mir ke honda saya akan fanatik ke honda asal tidak ke yamaha

    • sama bos kita,,asal gak ke Yamaha aja! dulu gua fanatik banget sama DP 26, walaupun gak jurdu2 sampai pensi.

    • Nangis? malah ngakak yang ada…
      Gaji?.. apa itu gaji?…ohhh… duit bayaran?.. laaahhh… duit saya banyak nih.. mau?
      sini saya pinjem motornya buat Sunmori di sirkuit..
      hahahaaa…

  6. Nah…

    Jadi lawak Aleix esp bagi aprilia, minta naek gaji… Padahal tren pasar lagi begini murah…

    Terlebih dari pabrik/tim Eropa banyak kasus, gak segan untuk putus kontrak… Dovi noh udah ngerasain jadi pencari kerja padahal gelar bukan maen Runner-up dengan ducati di masa marquez. 😂😂😂

    Ingat sistem first in-first out 😆😆😆
    Agar gak exp

  7. Jangan sampe aja nanti tim berkelakar, “Mau gaji jutaan Euro?? Jadi aja sana pemain bola”…

    😂😂😂

    Atau masih mau di motogp, bikin aja tim sendiri… Luca marini langsung Pppffffttttt… Apa itu nyari tim??..

  8. terus ini si franky mau gini2 aja, ada kemungkinan yams nge”cut” kontraknya kalo performanya gini2 aja?
    perasaan adem ayem aja jauh dari gosip nih rider

    • nge cut sih nggak, tapi kemungkinannya turun ke tim satelit, itupun kalo gak di marahin ama mbah, krn bagaimanpun Morbi itu dr VR46 alias muridnya mbah, kalo mbah ngancem utk memutus semua kerjasama dgn Yamaha bisa jadi membuat Lin Jarvis mikir2 buat nge”cut/mindahin Morbi,

  9. baru kepikiran efek domino Suzuki sampai mempengaruhi hal2 kyk gini, kirain cuman sebatas efek domino posisi pembalap di tim,

  10. Kalo alasannya cuma hasil balap, pemutusan sepihak ditengah musim kurang dapat diterima, tetapi kalo karena perilaku diluar batas, atau melanggar hukum bisa diterima itu pemutusan

  11. Kok nasib sembalap motobiji jadi mirip nasib karyawan kontrak yah… sungguh terwelu

    Jd inget dulu waktu interview nguli, karena posisi penempatan tinggal atu2nya, gw d ancam HRD, kalo ga mau penempatan disitu, d bawah lu masih bnyak yg mau, yah krn msh freshgraduate akhirnya gw mau aja wkwkwkwk

  12. Apakah gaji pembalap bisa disamakan dengan pemain bola??
    Sana resiko paling tinggi cidera trus pensiun, sini tarohannya nyawa

    • Tak slmany bresiko sepadan dengan upah, ada beberpa hal yg mempengaruhi slah satuny besar perusahaan tsb, dalam hal ini katakanlh MotoGP dan sepak bola itu seperti perusahaan, dan posisi perusahaan MotoGP jauh d sepakbola bhkan masih jauh d bawah MotoGP walaupun khusus d pasar Pamor Asean MotoGP lebih besar dr f1

  13. Tak slmany bresiko sepadan dgn upah, ada beberpa hal yg mempengaruhi slah satuny besar kecil ny perusahaan tsb, dalam hal ini katakanlh MotoGP dan sepak bola itu ibarat perusahaan, dan posisi perusahaan MotoGP jauh d bawah sepakbola bhkan masih jauh d bawah MotoGP walaupun khusus d pasar Asean pamor MotoGP lebih besar dri f1

  14. Wak haji, stiker ‘esterla galica’ sudah tak nampak di motor hamamatsu ya,,
    Sudah lama ato baru pekan kemarin ya,,

  15. Secara umum kontraknya sampai akhir 2023, namun saya nggak tahu apakah dalam kontrak tersebut ada klausul klausul lain yang menarik lainnya

  16. Hoo pabrikan miras dan alkohol tetep bisa jadi sponsor asal ga sponsor utama ya wak ? Tp konsekuensi di beberapa negara kudu ga nongol logo nya ?

  17. Suzu mungkin masih sanggup ikut Motogp smpe 2026, tp lihat geliat Ducat* yg semakin memonopoli olahraga ini Suzu mulai males, tim kecil tak bredaya.

Leave a Reply to Happ Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here