TMCBLOG.com – Ada apa dengan KTM? Semua penggemar MotoGP telah menanyakan pertanyaan ini sejak awal musim karena performa motor Austria di tangan Brad Binder dan Miguel Oliveira tidak dapat disangkal  . . . berada di bawah ekspektasi. Sebelum ada yang mengingatkan, memang benar pebalap asal Portugal itu menang di Indonesia, dan menang dengan gemilang, namun kondisi di balapan Mandalika tentu saja “tidak normal”. Setelah Indonesia, di GP berikutnya hasil Oliveira adalah ke-13, 18, 5, 12 dan crash akhir pekan lalu di Le Mans, setelah lolos di grid 16, 20, 11, 21 dan 17.

Untuk Binder hasil di 7 balapan pertama “tidak terlalu buruk” setelah kualifikasi 12, 17, 12, 15 dan 18, ia menyelesaikan GP masing-masing 6, 12, DNF, 10, dan 8. Dengan sepertiga musim selesai, Miguel berada di urutan ke-11 dalam klasemen kejuaraan, sementara Brad berada di urutan kedelapan… Tidak, ini bukan hasil yang diharapkan dari KTM musim ini, dan saya cukup yakin itu juga bukan yang diharapkan di Mattighofen.

Yang jelas adalah bahwa mulai dari paling belakang grid sejauh ini telah seperti sesuatu yang terasa normal buat Binder dan Oliveira dalam level persaingan yang ekstrim di MotoGP saat ini. “Kami harus bersabar dan membiarkan para insinyur bekerja,” kata Oliveira di Le Mans ketika ditanya tentang situasinya.

“Masalah kami adalah saat ini kami memiliki sepeda Motor yang memaksa kami untuk memilih antara sepeda motor yang berhenti atau sepeda motor yang berbelok. Jika kami membuat motor yang kuat dalam pengereman – poin yang selalu menjadi salah satu keunggulan kami – motor menjadi ‘berat’. Jika kami menggunakan motor yang gesit, kami memiliki masalah dalam pengereman.”

Asal mula dilema ini terletak pada aerodinamika RC16 2022. Pada titik ini adalah fakta bahwa paket aerodinamis, jelas terinspirasi oleh yang digunakan pada Ducati – ingat bahwa direktur teknis proyek MotoGP KTM saat ini adalah Fabiano Sterlacchini yang merupakan Mantan tangan kanan Gigi Dall’Igna be – Solusi ini belum memberikan hasil yang diharapkan. Dan karena peraturan hanya mengizinkan dua bodywork yang berbeda per musim, KTM harus berhati hati dalam memilih keputusan teknis.

Mereka yang bertanggung jawab atas aerodinamika di KTM hanya memiliki satu kesempatan untuk memperbaiki situasi saat ini. Dengan kata lain, mereka mempertaruhkan segalanya pada satu kartu untuk 14 GP yang tersisa. Ada tekanan, itulah sebabnya Oliveira meminta waktu kepada para insinyurnya. Kesalahan lain pasti akan menghancurkan musim. Kapan paket aero baru bisa tiba? logikanya tiba untuk tes GP pasca-Catalunya nanti.

Sementara itu, Kejuaraan Dunia akan tiba dalam dua akhir pekan di Mugello, tempat di mana tahun lalu Miguel Oliveira dan KTM-nya finis di posisi kedua yang brilian, untuk menang seminggu kemudian di Barcelona… Akan sangat menarik untuk melihat di mana Motor Austria berwarna oranye kali ini di Mugello.

Manuel Pecino

Bahasa Inggris

44 COMMENTS

  1. Kemaren di Le Mans si Binder bisa dibilang luar biasa krn bisa finish pos 8 dgn winglet pincang kyk gitu,

    • Pertanyaan besar itu. Pake winglet pincang tapi gak ngaruh banyak. Jadi selama ini fungsi winglet mereka belum optimal.
      Sesama pabrikan yg punya dana super besar. Inovasi aero KTM tidak segila Ducati.

  2. padahal setelah seri Indonesia, KTM memimpin klasemen tim dan konstrukor dan sempat membuat Fransesco Guidotti ga nyangka bisa secepat itu mereka memimpin, tapi mungkin itu yg dibilang kebahagiaan yg semu,

    • Sama kaya Espargaro, baru menang di Le Mans yg ngetek dia udh kaya ngomentari jurdun. Eh di Mamarika kesalip Vinales, akhir2 ini performa lagi moncer krn ngotot pengen naek gaji. Ntar abis ttd kontrak jg paling loyo lg. Baru seri awal, keliatan nonjol itu biasa. Tapi yg dicatet sejarah kan hasil di klasemen akhir.

    • Gak se-semu Podiumnya Espargarut HRC di Qatar

      Menyangka motor 2022 udah seperti kereta kencana Dewa Langit yg tercipta sempurna.

  3. Solusinya adalah motonya harus berubah total, ganti mesin, ganti sasis, ganti swingarm, ganti suspensi (ngapain pilih WP coba, lha wong yang data suspensinya paling lengkap adalah Ohlins, dan pemenang GP kan yang pake Ohlins, masa kekeh pakai WP), ganti rem.
    Tapi tapi tapi, kalau misalnya projects KTM dan Red Bull ini berhasil juara konstruktor dan rider saya yakin dominasi mereka gak bakalan terkalahkan sampai beberapa tahun karena jalan yang mereka pilih ini beda dan unik, pakai sasis teralis, suspensi nyeleneh, dan saya yakin masih banyak part yang lain daripada yang lain jika dibandingkan dengan pabrikan lain sehingga kalau udah “klik” dan berhasil juara dunia, pabrikan lain perlu waktu untuk mengembangkan motonya agar perform sebaik KTM dan kalau mau nyontek pun perlu pemahaman yang baik bagaimana moto KTM bekerja. Tapi ya itu tadi kayaknya sulit bagi KTM dengan kondisi saat ini buat sekedar rutin di podium.
    Pilihannya cuma 2, kekeuh dengan pendirian atau berubah total. Semua ada resikonya.

    • KTM itu the real pabrikan yg nyari jalan sulit, bukan pabrikan yg dalam sejarah selalu nyari celah buat bikin spek melebihi lawan tp dianggap nyari jalan sulit.

        • Nah ini agak iri saya wkwkw

          Komen dia selalu rada panjang, klo sering ilang atau ga nongol pasti lamalama komennya jadi pendek atau sesekali pendek

        • Tanya Nugie berapa komen panjang gw yg ga lolos. Klo lu gatau komen gw yg ga lolos yg mana, gausah nyebar fitnah. Cuma bedanya gw ga kaya elu, komen gw dilolosin ya gw oke aja, udh ngetik panjang2 taunya ga dilolosin ya gw fine aja. Ga kemudian nuduh komentator laen ini itu, ampe sesumbar mau SR tapi masih ngetik komen. Kurang2in suka bikin asumsi sendiri ama baperan 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭

        • inget loh… itu motor Austria..
          biar pegimana itu KTM… KTM loh…
          ngeriiihh….

      • Jalan sulit yg kau pilih, penuh onak dan berduri ……..knapa ? Krn bangga produk deweX , resikonya bgt riset n biaya …… klw pernah punya mtr pasti tahu harga yg harus dibayar terlepas tax 🤕

    • KTM mikirnya jauh kedepan. Ngotot pake suspensi WP karena itu suspensi buatan anak perusahaannya sendiri. Nanti teknologinya bisa diterapkan ke produksi massal.
      Sama kayak honda di WSBK, pake suspensi Showa. Karena honda punya saham yg cukup besar di SHOWA

      Klo diperhatikan, banyak motor honda yg pake suspensi USD showa

      • Honda jg dulunya di motogp make Showa kok, bahkan Rossi di Repsol pun masih pake Showa. Tapi makin kesini Honda sadar ternyata Ohlins udh jadi kebutuhan ‘wajib’ di motogp.

  4. Selain karena efek hilangnya konsesi ktm juga terlalu PD dengan talentaudanya yang belum terasah di motogp. Diprank pabrikan lain seh mau rebut…padahal iker itu pembalap bagus dan pas buat v4. Mirip dgn darryn yang belum matang loncat ke kelas atasnya. Klo dulu iya lebih gampang penyesuain dgn mesin i4 buat rookie…kali ini dgn teknology baru beserta inovasi yang dimulai dr ducati…semua pabrikan mengejar dgn fokus performa mesin. Tak bisa mengandalkan keseimbangan motor. Kecuali malah honda yang memikirkan keseimbangan motor…namun pembalapnya yang belum klik krn terbiasa dgn karakter v4 aslinya. Termasuk Marquez kehilangan titik kuatnya krn motornya justru susah diajak belok dgn gayanya.

  5. Kadang tidak semua teknologi yg dibawa dari pabrikan lain langsung klop di motor
    Masih perlu riset dan adaptasi

  6. Karena performa RS-GP lagi naik daun mungkin next harus koleksi salah satu insinyur Aprilia.
    Sama bekas pegawai Suzuki ecstar kayaknya lagi cuci gudang, kesempatan!

    KTM ini suka koleksi bekas employee pabrikan lain kan 😂

  7. KTM prefer pilih konfigurasi mesin V4 timbang Inline4, namun sepertinya dlm hal terjadi kondisi yg kurang ideal yg ditemui oleh rider dibalapan tidak dimitigasi diawal musim dan problem solv yg pas utk atasi kondisi tsb. Rodo2 mumet lah engineer nye KTM. Usul aja trial KTM pake Inline, sopo ngerti lewih apik paket pengembangan nya.

  8. jelas disebut “memilih antara sepeda motor yang berhenti atau sepeda motor yang berbelok”
    jadi gak ada hubungannya dgn aerodinamika. masalah KTM skrg adalah :
    1. krn sasis tralis
    2. diperparah dgn hilangnya konsesi jd makin ngampass

  9. Ktm terlalu idealis tapi terkadang kontradiksi. Inget waktu baru join gp doi pake fo screamer dgn pd bilang karena kami beda, gk lama ubah pake bigbang.

    Lalu sasis pake kandang karena pengalaman dari lineup masspronya tapi engine sendiri pake v4 yg gak ada di masspro mereka sendiri. Harusnya kan pake v2 hehehe. Ayolah ajak kolab pabrikan sasis macem suter atau kalex buat di tempel di rc16. Kayak kawasaki zxrr dgn suter dari yg bulky jadi ramping.

  10. tergantung sikill,Remy Gardner diwawancara Simon yg balik ke pit karena winglet jg ilang sebelah katanya motornya susah dikendalikan karena pengen condong ke arah yg ada Winglet mulu karena tekanan angin kok

    • BEtul juga,gausah motoGP,pake motor bebek or metik kecil coba ga pake spion sebeleh aja berasa ga enaknya di stang berasa ga imbang kayak oleng Mulu bawaannya.

  11. Brarti DP kerjanya ngapain taun ini ya,KTM jeblok bahkan bisa di bilang paling jeblok di antara pabrikan lain n di salip Aprilia yg jauh lebih improve.

  12. Ktm penuh data soal rangka teralis, dan minim data twinspar /deltabox…berikut juga penuh data shock WP Suspension yang merupakan perangkat mereka di ajang selain motogp.

    Jadi yang berpikir ktm “mencari jalan sulit” Dalam pengembangan RC16 itu tidak benar namun tidak salah.

    Tujuan mereka menggunakan rangka dan shock tersebut adalah untuk ke Exclusive-an mereka, jika berhasil Ciptakan setup juara!! Maka tidak akan mudah pabrikan lain meniru, selain juga untuk Keperluan pengembangan dan branding products motor massal mereka yang menggunakan merk dan tipe tersebut hingga motor paling basic.

    Mencari jalan sulit sebenarnya adalah dengan menghindari “superbody” Dalam management sebuah pabrikan/tim. Lin jarvis, Ciabatti, Tardozi, Gigi, Bisa dikategorikan superbody tiap pabrikan mereka

    • Kalo menurut gw ” cari jalan sulit ” ya yg out the box lah dari pemikiran orang2
      Contohnya pake mesin rotari + rangka teralis bulet + teleskopik + ban jari2 nah tu baru jalan sulit.
      Jaman sekarang dah gak ada yg namanya ” the real jalan sulit ” ya karena semuanya ada datanya + DUIT yg penting

  13. mungkin kalo mau lebih kompetitif lagi konsesi itu bisa didapat kan setiap 5 seri tidak podium. tapi begitu dapat podium konsesi hilang dan harus menunggu 5 seri tidak podium lagi.

  14. Mocil ma gak ngaruh menurut gw, yah gw biasa bawa vario bekas tabrakan yg stang sedikit bengkok, spion ilang 1 copot diparkiran.

Leave a Reply to All new b Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here