TMCBLOG.com – Jumlah penonton di Portimao dan Jerez sedkit, tetapi kesuksesan luar biasa di Le Mans dalam hal Jumlah penonton entah bagaimana membuat kita sempat melupakan hal tersebut. Namun, Mugello dan Catalunya telah kembali mengkonfirmasi bahwa krisis jumlah penonton yang sedang melanda MotoGP adalah kenyataan: Minat masyarakat terhadap MotoGP berada pada titik terendah sepanjang masa, setidaknya ini untuk mereka yang pergi/datang ke sirkuit untuk menonton balapan secara langsung.

Angka-angka berbicara dengan jelas. Berikut Ini adalah tabel perbandingan jumlah penonton pada tahun 2019 ~ 2022 di Jerez, Le Mans, Mugello dan Catalunya :

Penonton Race Day       2019 / 2022 Penonton Weekend        2019 / 2022
MotoGP Jerez 75.000 / 58.000 151.000 / 123.000
MotoGP Le Mans 104.000 / 110.000 206.000 / 225.000
MotoGP Mugello 83.000 / 43.600 139.000 / 74.000
MotoGP Catalunya 92.000 / 60.000 158.000 / 115.00

 

Lihat deh, di Portugal, GP Eropa pertama musim ini, jumlah kehadirannya juga sedikit. Melihat angka ini Pertanyaan-pertanyaan dan spekulasi otomatis lansgung muncul di kepala: Apa yang sedang terjadi? Ada apa di balik penurunan jmlah penonton di sirkuit tersebut? Apakah awal musim di Eropa ini merupakan kasus yang luar biasa atau akankah ini hanya merupakan bagian dinamika kejuaraan dunia 2022 dimana nanti di akhir Msuim akna kembali ramai ?

Pertanyaan yang saya yakin juga sedang dipikirkan Oleh Dorna. Di sana mereka akan memiliki lebih banyak data dan lebih banyak informasi untuk menilai situasi, tetapi yang tampak jelas adalah bahwa MotoGP 2022 ini Sepertinya emang mengalami masa “sedang sulit”.

Dalam analisis Spekulatif, kemungkinan penyebab hilangnya penonton di sirkuit memunculkan fakta pensiunnya Valentino Rossi. Tidak ada keraguan bahwa ketidakhadirannya telah menjadi salah satu faktor. Hal itu menyebabkan hilangnya bukit-bukit yang diselimuti warna kuning stabilo, flare dengan warna yang sama dan gelombang tifosi yang menyumbat akses masuk/ keluar ke sirkuit pada hari Ahad di pekan balap.

Ditambah lagi dengan “hilangnya” Marc Marquez -pembalap serba bisa- dan tiba-tiba MotoGP kehilangan referensi. Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, Marc Márquez. Pembalap referensi dalam olahraga ini, yang sebelum 2022 merekalah yang dapat menyeret penonton ke sirkuit. Kini mereka sudah tidak ada lagi.

Dan mereka ( pembalap pembalap saat ini) yang ada di sana saat ini tidak memiliki magnet untuk menarik para penggemar saat ini. Pengecualian, dalam hal ini adalah apa yang benar-benar menegaskan aturan, adalah GP Prancis, di mana Fabio Quartararo dan Johann Zarco, menghasilkan efek panggilan terhadap publik Prancis dan menggetarkan hati publik di Home Race mereka.

Jelas ada faktor non-olahraga lain yang juga memiliki pengaruh penting, seperti perbedaan harga antara tiket di Le Mans dan Mugello, penyelenggaraan GP Portugal satu minggu sebelum GP Spanyol di Jerez, dan lain-lain. Di Italia, tiket termurah untuk akses akhir pekan ke sirkuit adalah 150 Euro, harga tersebut hampir dua kali lipat dari di harga tiket di GP Prancis.

Fakta bahwa pada hari Jumat di Prancis ada lebih banyak penonton daripada jumlah penonton pada hari Ahad di Italia adalah bahan untuk dipikirkan. Dalam hal ini, organisasi Le Mans menjelaskan perbedaannya. Kegiatan dan acara di dalam perimeter sirkuit sepanjang akhir pekan berlangsung konstan.

Di tribun utama pada hari Jumat setelah latihan dipadati sampai jam 9 malam oleh penonton yang disuguhi pameran sepeda motor balap klasik yang dikemudikan oleh pengendara saat itu, adanya tontonan aksi freestyle dengan sepeda motor trail yang disiapkan khusus untuk tujuan ini, pertunjukan aksi terpanas saat itu dan penerbangan “ransel man” di sepanjang straight sirkuit. Dan publik sangat menyukainya.

Pada malam hari ada konser dan selama akhir pekan semua pembalap MotoGP muncul di panggung yang sama, memungkinkan penggemar untuk berinteraksi dengan mereka. Ini jelas sebuah Nilai tambah dari sebuah tiket yang sangat besar. Contoh lain, perbedaan omzet di salah satu tenda yang disewa Dorna untuk penjualan apparel yang dibuat di Le Mans pada hari Jumat 43.000 Euro berbanding dengan penghasilan sebesar 3.000 Euro pada hari Jumat di GP Mugello.

Dorna menyadari situasi ini dan mereka mengambil langkah untuk membalikkan dinamika saat ini. Formula 1 adalah salah satu cermin. Hal ini tercermin dari kehadiran beberapa eksekutif DornaA di acara-acara F1 “untuk melihat apa dan bagaimana” yang mereka lakukan. Contohnya adalah Hadrinya tambahan upacara pra-balapan baru dengan menyanyikan lagu kebangsaan di MotoGP akhir akhir ini.

BUTUH PAHLAWAN

Tapi seperti acara lainnya, daya tarik utama di MotoGP ini adalah para pembalapnya. Kesetaraan di MotoGP hari ini spektakuler, yang di satu sisi sangat bagus dan merupakan sesuatu yang telah dikerjakan Dorna selama bertahun-tahun, tetapi di sisi lain menyampaikan kesan bahwa “hampir semua orang bisa menang”, yaitu menghilangkan ekslusifitas nilai kemenangan… Itulah kesan saya.

Setiap olahraga membutuhkan referensi, dan jika ada dua atau tiga duel, itu lebih baik. Dan jika mereka tidak akur seperti saudara, bahkan lebih baik. MotoGP membutuhkan duel seperti Max Verstappen x Charles Leclerc, atau seperti duel Rafael Nadal x Novak Djokovic, atau seperti di masa lalu, persaingan antara Jorge Lorenzo dengan Valentino Rossi atau antara Marc Marquez kontra Andrea Dovizioso.

Dan Anda juga membutuhkan pahlawan di luar track. Yah, pahlawan bukanlah kata yang paling tepat, istilah yang paling adil adalah “selebriti.” Seperti halnya Formula 1, keinginan untuk menghadiri MotoGP harus mencakup lebih dari sekadar penggemar pembalap atau penggemar fanatik.

MotoGP harus menjadi acara yang bahkan ingin dihadiri oleh orang-orang yang sama sekali tidak terkait dengan olahraga. Dan itu dicapai dengan menghubungkannya dengan karakter referensi dari bidang lain atau aktivitas lain… Seperti yang dilakukan dengan sangat baik oleh Formula 1.

Memang benar profil penonton F1 sangat berbeda dengan MotoGP, tapi belum lama yang lalu MotoGP seperti akan melewati F1 sebagai pertunjukan terbaik. Tapi F1 tahu bagaimana bereaksi dan membalikkan produk yang telah kehilangan daya tariknya. Inilah yang tampaknya sedang dilakukan kembali MotoGP saat ini.

Manuel Pecino | @pecinogp

Sumber berbahasa inggris

155 COMMENTS

    • Kalo saya uda males,
      Ga semangat dulu krn suzuki bentar lagi mundur dari MGP.. Mending skrg nonton WSBK aja. Ada kawasaki dan Rea Vs Bau Vs Top

      • Ketika tidak ada pebalap favorit..
        fans militan pun absen..

        Ketika rossi mulai menurun.. ada stoner, pedro, lorenzo disana..

        Ketika marc mulai menurun.. pengganti belum konsisten… quartararo, mir, bagnaia…

        • Yg bikin menurun ya si dorna sendiri, coba ngeselin gak omr , ada jembatan batu atau ada mumi lop, pasti msh berjaya, blom lg omr 8 motor, buktinya honda sampe ngalah bikin ganti rotary kruk as nya, bikin ganti firing ordernya, udh males nonton gp gk ada serunya, banyak yg bisa menang jg, dulu fantastik 4 yg bisa menang itu seru, mksdnya jgan kebanyakan parade, masa rekor hanya qualification aja pecahnya pas race laptime beda jauh

        • Klo menurut gue sih jelas faktor figur lebih besar. Tanpa figur ibarat sayur tanpa garam, ga enak dimakan. Saat VR46 masih ada walau pun sudah tidak bertaji, tapi tribunnya masih penuh. Saat ini tongkat estapet yg seharusnya dipegang MM93 demi meramaikan gelaran motoGP tidak berjalan dengan lancar. Seorang FQ20 masih belum mampu mengajak publik dunia.
          Siapa saja yang bilang motoGP itu cuma sekedar race di hari minggu, tentang salip menyalip dan menang, kasihan sekali motoGP akan tamat.
          MotoGP tidak bisa di pungkiri juga sebagai sinetron dimana dorna sebagai sutradara harus bisa menampilkan cerita yang menarik serta melahirkan pemeran utama yang kuat. Misal klo di F1 ada cerita parade mobil classic, mungkin motoGP bisa meniru, F1 juga sering mengelar aksi jalan raya, seperti gelatan motoGP di jalan tamrin yang sangat meriah perlu di jadikan tradisi. Buat mengaet penggemar baru.
          Tapi kembali lagi yg paling penting adalah pemeran utama yang berkarakter kuat, gimana F1 menderita pasca pensiun schumacher. Mungkin juga motoGP pasca Vale dan MM

    • Cancel Culture pan, lagi marak sekarang.
      Kalo saya masih usahain buat nonton, itung” jadi fans Ekslusif. Wkwkwk

    • Motogp adalah balapan yg harusnya banyak salip menyalip yg ada dramanya,sekarang balapan kayak grombolan clurut jalan

    • Nonton di tv saja saya sekarang ikhlas kalau ketinggalan. Bahkan kadang nonton gak full, cuma pas start & ketika mau finish saja.

    • Ducati pembalapnya terlalu banyak dan terbantu dengan regulasi…
      Selain itu pensiunnya VR-46 jelas berpengaruh, apalagi pembalap2 Italia hasil didikan akademi VR-46 juga belum bisa menonjol.

      Orang saja bisa malas hadir komen dikolom komentar saat berita motoGP hasilnya tidak sesuai ekspektasinya, apalagi nonton datang ke sirkuit…

    • Emg balapannya jg semakin gk menarik kok. Yang dapet settingan balap di hari jumat plus posisi start yg baik kemungkinan besar memimpin balapan layaknya kapten kelompok turing.

    • Mau finish aja gak ada yang berani joged2. Lebih penting point. Habis finish menang juga gak ada selebrasi. Nonton opo iki rek. Kelas dunia lho…

      • Kalo gue bilang rider sekarang lebih baperan, senggol dikit ngambek, balapan lebih banyak sunmori, gaberani salip salipan karna nanti dikira agresif dan gapunya etika balap, lebih banyak jaga jarak, justru rider yg asik asik berada dalam papan tengah yg jarang masuk podium, gue yg biasa selalu nonton, baru beberapa lap udh ganti siaran karena bosenin

    • Beberapa hal membosankan di motogp saat ini :
      * Vale Pensi
      * Marc struggle
      * tidak ada hero baru yang overpower
      * tidak ada karakter unik dan tidak ada perseteruan yang hot
      * ada 8 ducati
      * next year suzuki hengkang, yamaha cuman factory dan honda masih belum jelas
      * taro walopun seandainya juara lagi, tapi dia kurang menarik untuk d tonton
      *minim aksi overtake dan rider lebih fokus pada manajemen ban
      * kamera terlalu sering menyorot P1 dan perebutan P2-3 aksi overtake di papan bawah atau tengah sangat jarang d perlihatkan

      Harus d akui nonton dari rumah aja seringnya ngantuk
      Dorna harus tau gimana caranya race tetep seru dari awal sampe akhir

      • @Pembaca,
        Bro, yg dibahas wak haji ini penonton yg datang ke sirkuit, bukan yg nonton live di TV.
        Jadi point sampeyan yg terakhir, kamera sering menyorot P1 P2 P3 tidak berlaku, sekali lagi yg dibahas “mereka yg langsung nonton di lintasan balap”.

        • Tetep berlaku bos, karena disirkuit juga disiapkan layar lebar utk memudahkan penonton dalam memantau kondisi keseluruhan balapan, selain mereka melihat aksi langsung rider saat melintas di depan.

        • Saya rasa,,rating tv pun menurun..
          Pemirsa trans 7 saya yakin ga sebanyak pas vale masih ada..
          Saya pribadi dah jarang nonton motogp

  1. Ya, setelah para master motogp (stonner, rossi, marquez, dovi), motogp seperti kurg menarik, monoton, ngantuk. Seperti tidak ada lg bintang utamanya…

  2. Sepertinya juga ada pengaruh nya dari efek pandemi kmrn yg di larang nonton langsung.

    Tapi betul sih butuh profil figur referensi sih, bahkan non-pembalap sekalipun. Contoh Formula-E kmrn, gak bisa di sangsikan figur
    Gub.DKI Anis Baswedan menyumbang andil jumlah penonton..baik yg nonton ataupun tidak mau nonton dgn alasan faktor Anis.

  3. Jujur saja, sekarang MotoGP menjadi tontonan sekunder dan primernya F1 soalnya mumpung gratisan dan persaingannya cukup ketat semenjak regulasi baru 😅

  4. Sejak VR46 pensiun , saya tidak pernah lagi menonton MotoGP di TV. Saya hanya nyimak berita dan hasilnya saja di tmcblog.
    Kalau dulu, hari. Minggu jam 6 sore masih diluar itu udah kuatir banget ketinggalan siaran

    • Sama, dl asal minggu sore cari2 alasan ga kemana2 biar tetep di rumah.
      Sekarang keluyuran aja, tinggal buka tmc blog trs nunggu ulasan cacing tawuran yg makin.. eh.

    • kirain cuma saya yang mulai males nonton karena vale pensiun, ternyata banyak juga yang katanya gitu

      sekarang bagi saya baca kolom komen di blog ini lebih menarik daripada nonton live race motogp, apa lagi kalo ada komentator sok tau yang sering blunder, itu lucu banget dah pokoknya 😂

    • setuju, bahkan kalo lagi race posisi masih d jalan, rela cari warung yg siarin motoGP buat nonton vale

      • @rio: sy jg fans MotoGP. Cuma yg mmg butuh figur hiburan jg. Sbnrnya Marc bs memberi tontonan krn gaya balapnya sangat overlimit (namun memiliki 2 mata pisau yakni rawan terjungkal n cedera). Sayang sosok Marc ga ada krn bhkn sekelas Fabio pun “merindukan” Marc krn salah satu tolak ukur kecepatan di lintasan adlh Marc ketika tdk cedera.

    • Beberapa orang yang saya kenal malah udah males nonton sejak vale mulai gak menang2 itu…
      Sampai dulu kalau saya ajak nobar “ah males mas, vale dah ga pernah menang” sampe bikin ngeh ternyata fanboy vale sampe segitunya ya, nonton maunya kalo pas menang…haha

  5. Motogp apa masih seru ? Apa masih ada hiburan hiburan di motogp ? Semenjak michellin masuk motogp lagi, performa yamaha yang menurun dan kekeuh dengan pengembangan tanpa mendengarkan ridernya, marc yang sering crash, jorge pensiun, dan puncaknya pas vale pensiun,

  6. Balikkan Software Inhouse !!!!

    Larang penggunaan winglet yg merusak estetika balapan motor !! Biar tahu mana kekuatan yang sesungguhnya !

    Tau kan akibat single software for all bike!! Y gini akibatnya. Zaman software inhouse malah banyak cucuk²an

  7. Faktor Rosi & Markes yg hilang hampir bersamaan adalah faktor terbesarnya.sepanjang 2022 belum ada duel yg seheboh ducati vs markes di mugelo.paling sekarang serunya cuma pas start doang,abis itu pada turing sendiri2.

    • Lha gimana mau nyalip gan,pmblap sndri ada diposisi yg serba slah.Jk trlalu lama diblakang mtr lain ban jd gmpng bnget overheat (ningkatin resiko jatuh) + efek dirty air akbat kbnyakan aero (sluruh braking point yg dprsiapkan jd sm skli nggak brguna + ada resiko terbawa angin & nggak bs ngerem pas akhir straight,contoh ksus Olivera-Mugello 22).Klau jtuh nggak dpt point,klau poin rendah=nggak perform + siap2 dipecat,jd wajar jk mntalis hmpr smua pmblap “main aman” dgn asal finis & dpt poin aja.Slma aturannya ini aja + tanpa ada gbrakan nyata dr F*M + D*rna ..ya dlm 1-2 thn kdpan MtGP akan jd lbh tmbh boring lg.CMIIW

  8. related efek vale klo buat saya. bisa di kata saya termaksud fans motogp sejak th 1999/2000 saat masih bocil bgt sudah nonton motogp hampir ndak pernah absen liat gp dr masa kemasa klo kelewat kecewanya sampe nyesek apalagi kalo ada drama di racenya. nah setelah vale pensiun jujur liat gp hanya di mandalika kemaren hampir sudah ga mengikuti kayak ga ada yg di harepin setiap race berlangsung. semoga ada sosok peganti vale yg bisa di jadikan greget kayak dl buat nonton gp

  9. Penyebabnya fabio quartararo, meniru gaya lord Lorenzo, pembalap cepat, jarang crash, tapi juga jarang menyalip.
    Padahal MotoGP yg ditonton aksi salip menyalip dan crash, bukan pembalap touring
    Pecco bagnaia pun juga gaya balapnya mirip quartararo tapi lebih sering crash

  10. Bisa dibilang MotoGP sedang masa transisi saat ini, menunggu hadirnya superstar yg punya kharisma seperti Vale dan Marq. Dampak ketegangan yg terjadi di Eropa juga bisa jadi berkontribusi karena semakin tingginya harga energi dan kebutuhan hidup

  11. faktor ekonomi juga berpengaruh, gara2 perang ukraina ini ekonomi bbrp negara Eropa bahkan Amerini pun kena dampaknya, harga bbm & bahan2 pokok naik hampir 2x lipat. belum pulih dari efek pandemi lsg dihajar efek perang, ya mpot-mpotan. otomatis kebanyakan dari mereka mengutamakan kebutuhan primer dulu.

  12. butuh persaingan yg konsisten dengan pembalap yang sama terus, kayak wsbk lah….4L (lo lagi lo lagi), berharap seh balapan bisa senggol2an lagi
    dulu setiap rossi/markes nyalib penonton heboh, sampe kedengeran loh…..

    Btw pas GP mugelo penontonnya gak turun ke sirkuit ya pas selebrasi podium….??

  13. Mungkin salah satunya ya faktor Vale… Tp kalo aq pribadi yg cuma bisa nnton lewat tv udah agak ga begitu rajin nnton MotoGP lgi… Ya soalnya dah jarang bgt salip2an untuk jadi juara 1… Kalo udah bisa nyalip jarang bisa di salip lagi… Kalo salip2annya untuk posisi 3 atau 4 ya kurang seru.. itu kalo menurut aq

  14. Jangankan penonton yang dateng langsung, saya aja sekarang gak nungguin depan tv tiap minggu. Paling lihat highlight, kalau kuota banyak nnton streaming. Males nyari trans7 di orabola saya. Habis nnton di YT, baulah baca berita dimari.

  15. terlalu banyak pertemanan di area sirkuit, harusnya memang kaya dulu, banyak kontoversi, apalagi sejak Rossi gelut dengan Biaggi, lalu dengan Sete, lalu Stoner, JL dan MM, bisa jadi bahan cerita kanal berita.
    Balapan sekarang yang susah nyalip juga salah satunya. Udah hilangkan lagi itu winglet + hoshot. Biarkan skill pembalap lebih dominan..

  16. Motogp butuh ikon!
    Fans vale jelas paling banyak, ketika vale pensiun fansnya mungkin jadi banyak yang ikutin berhenti ikutin motogp.
    Marquez juga gw yakin punya fans yang lumayan. Begitu dia “menghilang” jadi makin sepi yang nonton motogp.
    Ngarep gen z buat suka motogp sulit bos. Yang ada drama mulu malah

  17. Moto gp jangan pakai winglet lagi, agar bisa duel lebih sengit seperti fantastic 4 dulu.
    Sekarang makin bosenin kayak nggk ada pahlawan motogp

  18. Kasih saran wak ke c darno..suruh selebrasi unik sedikit gila kalo menang ke fq20 atau siapapun yg menang race.moment2 rossi itu yg hilang.aksi duel sengit jg sejak ganti ban michellin gk setegang bridgestone.
    Dtmbh winglet bikin berabe.darno harus balikin mirip era2 itu

  19. menurut saya ada bbrp sebab:
    1. vale pensiun dan MM yg tidak memperebutkan gelar.
    2. kondisi ekonomi yg blm benar2 pulih spt saat 2019. Utk lebih detail mungkin bs dibandingkan dgn data penonton 2020 & 2021 dimana saat itu sudah ada covid tp covid masih ada vale dan MM.
    3. motogp tdk lagi menyajikan tontonan menarik. Bagi saya, aturan2 di motogp tidak lagi menunjukkan sebuah kompetisi motor masa depan yg suatu saat akan diterapkan utk produksi masal. RHA & aero body hampir mustahil diterapkan utk produksi masal. Single tyre membuat persaingan teknologi pembuatan ban berhenti, begitu juga single ECU yg menghentikan pengembangan ECU scr hardware maupun software.

  20. Menurut saya,tdk cm faktor itu sj Wak Haji.Faktor ekonomi yg blum smbuh bnar dr efek pandemi & kenaikan harga brng kebutuhan pokok+BBM yg gila2an jg sngat brpngaruh dsna,jd para calon penonton lbh mementingkan kebetuhan pokok drpada untuk MotoGP.Ditambah tdk adanya faktor “showman” di olahraga ini,bs dlihat jk racenya tdk terasa mnrik lg krn tdk adanya overtakenya antara posisi 1-2 (rival),mlh bbrpa race blkangan jk udh posisi 1 auto kabur jd touring & boring.Pmblap jg nggak bs spnuhnya dslahkan krn gimana mau nyalip kalau trlalu dkt & trlalu lama diblakang mtr rival skrang jd posisi yg “sulit bnget” krn dirty air akbt kbnyakan aero (slruh braking point jd amburadul),blm lg fktor ban overheat (ningkatin resiko jatuh).Perlu gebrakan yg nyata & jelas dr FIM + Dorna (tnpa prlu mnganak emaskan slah satu pbrikan).CMIIW.Terima kasih

  21. Bener kata lord JL99, pebalap top sekarang pada akur jadinya gak ada bumbu tambahan biar menarik. Apalagi kharismanya jauh daripada era jaman fantastic 4, nonton iklan Yamaha yang ada Fabio dan Morbidelli aja gak terlalu berkesan.

    • Malah udah jarang bro iklan motor di tv yg nampilin pembalap motogp baik yamaha atau honda

      Honda terakhir yg sering lihat waktu iklan stoner jaman launching cbr 150 si muka s<mpak itu
      Yamaha terakhir yg berkesan ya jaman lorenzo masih duet sama rossi n ada komeng. Tetep gx bisa ngalahin komeng feat vale dengan MX nya itu
      Sekarang iklan cuma sesekali menjelang hari race yg gaspol gaspol itu

  22. Ya berarti D*rna+F*M sedang memetik hasil bikin aturan/regulasi yg skarang.Keadaan sekarang menggambar regulasi & kmpetisi Mot*GP di mata publik umum dan penonton awam.Trlepas dr faktor2 lain seperti ekonomi,harga tiket mahal,hilangnya “ikon2nya”,dll.CMIIW

  23. Ga ada rosi, markuwes lg ga oke, dovi mlempem,..
    Ga ada cucuk2an… Ga ada salip2an…
    Ya gitu jdnya balapan yg adem ayem

  24. Simple aja, menurut saya karena balapan sekarang makin membosankan, banyakan turing, irit²an ban, kurang aksi dog fight, sbbernya asal ada aksi/entertaining yg penonton mau aja dah cukup bikin orang tertarik nonton.
    Ditambah lagi skrg dah kebanyakan motor ducati, wes mirip OMR.
    Efek peraturan single ecu memang berhasil, tp cuma di tahun pertama atau kedua, setelah itu cuma bikin runyam pabrikan (selain ducati). Ditambah lagi ada winglet yg udah bnyak di protes pembalap karena efeknya, pantas aja kalo semakin kesini orang² jadi males nonton, termasuk saya.

  25. Kalau kehabisan pertarungan di pembalapnya, mungkin bisa salah satunya buat pertarungan supplier ban, mgkin dengan update ban nya dibikin per 2 tahun biar ga terlalu kebanyakan bakar duit itu supplier ban

    soalnya pertarungan vendor suspensi kayanya gabisa dilakukan deh, udah pada klop ke brembo + ohlins lol

  26. Mungkin ini yang disebut ga bisa lagi “nonton Rossi”. Efek Vale dan Marc yg menghilang hampir bersamaan, dovi yg sudah tidak bertaji. dan bener sih… pembalap sekarang pada akur, disisi lain bagus untuk sportifitas, tapi seperti kurang bumbu. jadi mirip WSBK.

  27. seperti yg dikatakan dlm artikel, MotoGP skrg semua bisa menang dan ga ada yg bener2 mendominasi, kalo dulu penonton bisa berpegang atau menjagokan salah satu rider dan membuat fanbase yg besar (ie Marc, Rossi, Lorenzo, Pedrosa), kalo skrg penonton bingung dan bertanya-tanya siapa yg harus mereka dukung terutama penonton yg baru aja tertarik mengikuti MotoGP,
    udh itu MotoGP skrg dramanya kurang bgt, rider2nya pada flat dalam kepribadian, adem ayem, ga ada konflik, dan semua ini diperparah drama di dalam track juga minim (jarang aksi salip2an lagi), MotoGP skrg ga ada David vs Goliath nya, ga ada Hero vs Evil nya,
    emg hal diatas bagus utk hal olahraganya, tapi ga bagus utk entertainment nya,

  28. jenuh kalo saya bilang
    Jaman berubah tapi dorna masih keukeuh dengan tim bapak & anak yg akan mencegah para sultan otomotif masuk motogp

  29. Termasuk juga efek dari perkembangan teknologi aerodinamika yg menurut beberapa pembalap membuat sulit utk melakukan overtake, sekarang malah balapan di superbike lebih seru krna banyak aksi overtaking terutama antara rea, toprak dan bautista

  30. Dorna belum bisa bikin hero baru
    – diawali dengan karakter ambisius menyatakan pertempuran mendobrak dominasi sebelumnya
    – masih muda
    – ngalahin musuh kuat dengan perjuangan sampe akhir musim
    – entertain, syaratnya memang skillnya klop dengan motornya jadi pede bisa fight, dengan begitu dia berani memulai balapan dari tengah, nyodok ke depan terus mbuntuti pimpinan balapan, 2 lap terahir fight.. dan sesekali kalah dalam fight
    – karakter berapi-api

    Angel banget

  31. Itulah yang terjadi dengan saya, langganan setaun, ternyata ngono2 ae… auto berdebu pass setaun… bodo amat lah, gk ada hero gw mah gk masalah, tapi klo balapan nya anyep mah, sapa jg mau nonton… dah gitu aja… mamam tuh dorna!

  32. Biasanya yg bilang ga seru itu karena jagoannya udah pensiun, udah ga kompetitif lagi, udah jarang juara seri, udah sering cedera, sering dnf. Kalo jagoannya masih kompetitif bisa juara seri bahkan bisa jurdun sih seru seru aja. Justru kalo tiap seri juaranya ganti ganti malah lebih seru buat persaingan perebutan gelar

    • Cuma seru berubah ubah wajah d podium tp gk biaa bangung fansbase bapakeeeeeeee…..

      Namanya hiburan ya bagusnya ada dramanya lah…..

  33. pecinta motogepeh gak fanatik sama rider jagoan ….siapapun pembalapnya akan tetap nonton walaupun cm via streaming hp…,nyimak,cari berita terupdate…..sekedar punya jagoan saja…..itu jg klo udah gak kompetitip pidah lagi jagonya……..wkwkwkk….ngapain dijagoin klo tahu udah gak kompetitif…..gak sampai kaya fans si itu tu……..

  34. entah karena semua sekarang bisa menang atau entah karena semuanya karakteristikyna memang sperti itu, dari 9 balapan selama 2022 ini kayaknya banyakan”main aman”. balapan kebanyakan juga kereta api touring
    sumpang belakangan suka ngantuk nonton GP, paling meleknya kalo ada yang crash

  35. hilangin wing2 tu biar ada cucukan niscaya bakal rame lagi penontonnya, balapan sekarang dah gak kerasa balapan tapi malah kerasa lagi touring banget, saat start doang seru kesananya cih touring lagi, jadi berasa kayak gw start ala2 gp di lampu merah

  36. Juara dibikin kayak Arisan.. itu poinnya menurut saya, tiap seri digilir siapa yg Dorna mau, jadi kalo ada rider yg juara ga ada prestige nya

  37. Pahlawan dan juga artis…
    Seperti di IOMTT ada john mcguines sebagai pahlawan dan guy martin sebagai artis nya…
    Di nascar ada jeff Gordon..
    Di Rally ada Sebastian Loeb…

    Saat rossi muda, dia sebagai hero…menginjak usia senja, dia menjadi artis…
    Saat ini hero nya adalah marc Marquez, tapi dia sedang tidak ada…

    Selain itu regulasi MotoGP juga perlu dirubah…

  38. Sekarang gak nonton MotoGP juga berasa biasa aja, cukup liat result aja.. Beda dengan 2011-2019, bener2 sangat menantikan raceday

    Komen artikel motogp tmcblog dulu juga rame banget, sering sampe 300-400 komentar.. Sekarang bisa 100 komen aja hebat

  39. Yg jelas 2 faktor utama si kalo di lihat,pertama ekonomi global akibat pandemi n perang Rusia ukraina,kedua belum adanya sosok yg blom BS menggantikan vale dg friksi di dalam n luar lintasan,Vale adalah sebuah fenomena yg entah kapan bs terjadi lagi sepanjang gelaran motoGP.

  40. Walaupun agak berbahaya, tpi menurutku bisa d coba dgn melonggarkan sedikit regulasi ttg etika overtake, sprti awal era MotoGP 4tak dimna menggiring pembalap keluar tikungan adlh hal yg udah biasa sprti yg sering d lakukan Rossi, itu cukup bisa memancing “,tensi persaingan” antar pembalap. Rossi dulu jago soal ini tpi begitu di penghujung karirny dan tak se produktif dulu lgi dia menggiring opini bhwa itu tindakan yg sangat kotor khususny d 2025, setelah itu hanya Marc dan ianone yg masih rutin menjaga agresifitasny d lintasan

    • iya sih Sekarang pada takut kena sanksi pebalap jadi jiper duluan dan jadi pada manja, Taka yg dlosor ngajak ngajak langsung pada protes minta dikasih hukuman,dulu crivile giring Doohan aja ya mereka nyelesain masalah mereka sendiri (adu pukul pun adu pukul) dia ga ngerengek protes minta crivile dihukum atau apa

    • Liat kelahiran taun berapa dong pebalap sekarang??!! 😜

      Pernah dengar kan anak sekarang yg beda mentalnya ketika dimarahi guru, ehh bapaknya yang marahin balik gurunya 🤣🤣🤣

      Pernah dengar kan orangtua pebalap kasih komentar tapi aneh 😂😂😂

  41. Bener kata lorenzo, MotoGP sekarang terlalu banyak pertemanan, jd tidak ada konflik berarti, jd orang yg ga suka MotoGP ga notic

  42. Kalo begini terus lama lama motogp turun pamornya dan bernasib macem f1 semasa bernie. Bisa aja nanti diakuisisi liberty media. Tau sendiri lah liberty media kalo bikin hiburan jago banget.

  43. Jujur sya skrnh lebih senang nonton F1 dan hampir tdk maun ketinggalan, kalau tidak sempat nonton motogp biasa saja skrng

  44. motogp saking begini kondisinya sampe kadang nonton highlight NASCAR, masih ada Denny Hamlin, Martin Truex Jr, Kurt Busch dst

  45. Intinya Carmelo ezpelata kasih bisnis ini ke anaknya coba!!

    Mungkin jiwa anak muda dan tidak dikte ortu bisa bangkitkan motogp

    F1 setelah liberty yang khas amrik langsung menyerap penonton baru, dengan drama online balik layar, dan hiburan selain f1 selama race weekend! Dan goreng drama pebalap di online sangat cepat dan up-to-date.

    Motogp saat ini terlalu kolot, dan tergantung sosok Vale, marquez… Hingga mereka lenyap, minat nonton juga lenyap.

    Vale, marquez jatooh banyak yang langsung matikan TV itu bukan isapan jempol loh!! Namun fakta 🤪

  46. Salahkan kenapa itu pebalap Spanyol dan Italia kebanyakan di moto3, Moto2, Motogp…

    Jadi pulbik Spanyol Italia bingung mau fanatik kemana?? Karena gak ada yg nyentrik 😃😃😃

    Perancis punya Local hero Fabio dan Zarco untuk motogp, itu pun keduanya lagi jagoan… Bukan macam De puniet 🤪

    Yang nanti ditunggu Philip island gimana tuh, Local hero mereka Miller & Gardner bisa dongkrak penonton kaga 🤣🤣🤣

    Atau publik Motegi Jepang antusiasme gimana tuh saat ogura moto2 (mungkin) seperti sekarang yg poinnya di runner-up selisih 16 poin dengan vietti .. Yakali jurdun dikelas intermediate tuh anak Jepang setelah terakhir Aoyama.

    • masuk akal si mesti ada lokal hero, bisa jadi kompetisi juga lokal hero mana yg hebat dalam hal menarik minat penonton di sirkuit

  47. Motogp butuh Pembalap seperti VR dan MM.
    MM yg suka maksa harus menang saat balapan itu nilai plus buat motogp meski kadang dibilang urakan… Tp itu perlu…. Contoh MM vs Dovi, baganaia, Quatarraro dll…

  48. semenjak penggunaan winglet, aksi saling salib jadi nyaris gak ada.
    ditambah pasukan ducati menguasai grid, jadi makin mboseni

  49. Yo jelas gak seru, cek aja race catulunya minggu kemaren bandingin saat Rossi duel sama Lorenzo,, jelas beda kelas keseruannya, apalagi yg main superStar

  50. rasanya lebih ke arah inflasi si.
    apa2 naik melonjak ga kira2. penyuka motor boleh dibilang ekonominya dibawah penyuka mobil.
    karena mobil tetap menggambarkan kekayaan.
    cuma H yang masuk ke top 100 perusahaan besar untuk industri otomotif sementara yang lain merk mobil.

  51. MotoGP tanpa duel dan rivalitas kya jaman Vale vs max
    Vale vs Gibernau
    Vale vs Stoner
    Vale vs Lorenzo
    Vale vs Marc
    Marc vs Dovi

    Hambar, pemeran utamanya hilang sekarang ky lihat iklan..lihat bentar aj bosen y sudah ganti channel.
    Sekarang eranya Fabio vs dirinya sendiri

    • Wak, rasio hadiah per seri dibanding hadiah juara dunia itu brapa ya? Gw pikir cara cepetnya biar sering dogfight dgn regulasi skrg, buat cara agar jadi juara dunia sudah tidak menarik lg, lebih baik juara seri, hadiahnya lebih gede, yakin deh habis2an tiap seri, bukan main aman demi poin, kek jaman mamakes 2015 agresif bgt sampe kehilangan jurdun, akhirnya taun depan main aman terus. Kgn duel stoner vs rossi, kental sekali karakter v4 vs i4, bikin demen nnton motogp dulu

  52. 2019 belum nonton motogp bro? Quartararo sering dogfight tuh sama prime marquez (marquez yg kuat sebelum cedera) ….nah skrg2 ini pada ngehindarin dogfight gara2 inovasi motor2 ala ducati yg banyak winglet bikin motor yg si belakangnya terhempas…dan ban depan cepet panas…belum lagi masalah ban

    Intinya klw motogp mw.seru lagi…segala macam winglet hrs dilarang . EcU in house lagi…jgn pake ban michelin,,pake bridgestone/pirelli aj

  53. Faktor ekonomi mungkin faktor terbesarnya, masalah pandemi baru lewat, eh dilanjut perang dan bikin banyak kebutuhan naik harganya

  54. Gk salah nyebut vale icon y motogp,krn vale itu nyentrik punya ciri khas mudah disukai,adu cepat di lintsan ayo adu drama jg ayo smua diladeni,emang susah nyari bibit kek dia lagi,bahkan marc aja belum mampu menyamai dalam hal karisma seorang rider trlebih skrg,jd saya yakin faktor vale pensiun punya andil besar dalam kasus ini.

  55. slaahnya pokoknya balapannya jarang salip2 an pas udah 10 lap terakhir…
    Rata2 pembalap sekarang pada main safe..ya efek si micheellin juga yang gabisa bikin rider pede sama roda depan…inj malah yg bagus roda belakang…balapan ya butuh late braking..biar bisa salip…ini depannya malah tidak lebih bagus dr yg belakang..ganti ke bristun lagi aja…klo ga kasih dah tuh pirelli

  56. Motogp skrg kurang greget, minim aksi saling overtake. Orang bayar mahal ntn di sirkuit buat ntn balapan, bukan pembalap touring yg kalo mau nyalip harus permisi dulu.
    Pembalap skrg pada baperan, senggol dikit ngambek, ngadu stewards, dll. Kalo gamau lecet yo gausah balapan kang mas..
    Skrg kelewat ntn motogp gak gitu nyesel, baca ulasannya wak haji kadang malah lebih seru.
    Pembalap baperan, winglet arogan, ducati bikin keluarga besar, dll bikin motogp kurang panas persaingannya. Vale cuma salah satu faktor aja, krn dr jaman Vale udh turun performanya ane msh bisa nikmatin motogp lewat marquez vs dovi atau marquez vs lorenzo (yamaha), sm aksi gledek rider2 suzuki. Fabio lbh bagus ditonton kalo lg di tengah, kalo di paling depan dijamin ngacir, ga seru buat jd tontonan.

    Banyak lah faktornya, tp secara umum ya krn motogp skrg kurang seru dibanding yg dulu. Ilangin tuh winglet yg bikin masuk angin rider di belakangnya, dorna harus stop development yg cuma bikin motor tambah kenceng doang. Penonton gak peduli brpa top speed motogp. Buat apa top speed 360++ kalo <350 bisa ngasih tontonan yg lbh menarik. Motogp gak boleh seimbang, harus ada rider yg dominan supaya munculin fans fanatik. Mereka2 itulah yg nantinya bakal menuhin sirkuit..

  57. liat aja waktu rossi markes di sepang..ampe akhirnya keluar kungfu rider…
    itu berdua sering banget keluar line balap..tapi anteng aja pede..klo pake neng micell hadehh..udah mleset dah…

  58. Selain efek rossi, Yang fans JL99 dan MM93 jg pada males nonton kali, secara taro palagi mir blm banyak y jadikan mereka hero

  59. Ekonomi melesu sih, lagi krisis juga dimana-mana.

    Ditambah memang pas nonton pun sudah engga menarik, percuma top speed meningkat tapi susah nyalip gegara part aerodinamika, ga ada gregetnya kaya late braking sampe joget-joget sebelom masuk belokan

    Sama sialnya serial nya motogp ga masuk netflix yang notabene paling banyak penggunanya, gaung nya juga ga kerasa sama sekali, padahal mungkin kalo di neflix bisa ngerasain kesuksesan kek DTS nya F1

  60. Faktorya komplek, Monopoli Ducat*, hengkangnya Suzu*, mlempemnya Hond*, pensiunnya VR4*, menurunnya performa Marq, Formula E mulai menarik, Motor listrik mulai bergema.

  61. Zaman mulai bergeser, Zaman mau ke Motor Listrik, Formula 1 akan ke ganti Formula E, Motogp akan ke Motogp E.

  62. kalo ngomong karena ekonomi lesu sbenarnya kurang tepat juga, buktinya F1 malah makin ramai

    ada banyak faktor, kayak ban michelin yang gak pakem standarnya ngebuat rider gak bisa lebih bebas pas race, lebih suka maen safe nunggu barisan depan bannya habis jadi dogfight nya hampir ga ada.

    sekarang jg kalo lurusan pada pake racing line sndiri sndiri, ga ada lagi aksi fenomenal slipstream yang dulu sempet sampe 3 motor baris ke belakang, padahal keren banget apalagi pas nyampe tikungan 1

    pembalap yang bagus sekarang cuma quartararo, yang lain medioker, gak konsisten, gampang jatuh, angin anginan. pecco yang sharusnya jadi musuh utama taro malah loyo

    motoGP itu balapannya sebentar jadi sharusnya di maksimalin aksi saling balas overtake nya, skarang nunggu kurang 10 lap baru pada gaspol, buat ngantuk nontonnnya

  63. dulu gw nonton motogp kayak wajib, kadang di jalan ampe nonton pake HP gw krn takut ketinggalan Life, tp sekarang kagak nonton sdh ga ngaruh, agak males.

  64. Bukan efek vale si, lbh ke efek marquez kalo kata gw, vale akhir2 sblm dia pensiun gada menghibur2nya, malah dlm 1 dekade ini yg bikin berwarna motogp cm duel2 marquez vs rider2 senior, ex : kyk marc vs dovi di austria, marc vs petrux, dovi di mugello dll. Jujur aja semenjak marquez cedera emg rada hambar si. Karena gada rider yg sengotot marc buat fight

  65. Di coba aja sekali2 Valentino Rossi, Lorenzo, Pedrosa,stoner,di terjunkan ke lintasan sebagai pembalap pengganti, pasti tmbh seru

Leave a Reply to Nugroho Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here