TMCBLOG.com – MotoGP sebenarnya bisa dikatakan sebagai laboratorium teknologi berjalan dimana beberapa teknologinya dapat diaplikasikan ke sepeda motor produksi massal. Beberapa contohnya adalah satu bongkah Ducati Panigale V4R sendiri, lalu ada filosofi firing order Cross Plane Crankshaft pada mesin inline-4 dan lain-lain. Nah, seamless shift gearbox (SSG) bisa jadi adalah salah satu parts revolusioner yang tentunya juga menarik jika diturunkan ke sepeda motor produksi massal sebagai teknologi lanjutan yang jauh lebih advance dari fitur quick shifter.

Ducati berpotensi jadi pionir aplikasikan Seamless Gearbox ke Motor Produksi Massal

Kedatangannya seamless gearbox sendiri adalah langkah maju yang besar dalam efisiensi sistem transmisi dan transfer tenada mesin ke roda. Memungkinkan pembalap memindahkan persneling tanpa pemotongan throttle/pengapianĀ yang masih terlihat pada quickshifter sekalipun. Pada akhir tahun 2020, Ducati telah mengajukan paten yang menyarankan bahwa Panigale V4R masa depan akan dilengkapi dengannya. Pabrikan lain?

Next Yamaha R1 MY2020 kemungkinan Pakai : CRC, VVA, Seamless Gearbox

Yamaha semenjak tiga tahun yang lalu (2019) sempat mematenkan satu nama yang sempat bikin kepo di mana mereka mengajukan paten nama R1 dengan CRC, Seamless Shift Gearbox dan Variable Valve. Setelah 2019 hadir paten nama, di tahun 2022 ini Yamaha kepergok telah mematenkan desain SSG ini untuk Yamaha YZF-R1.

Paten baru Yamaha itu dikeluarkan pada 24 Mei 2022 dan diungkapkan oleh situs Jepang, Young Machine. Sistem itu digunakan di mobil Formula 1 dan MotoGP di mana Honda adalah merek pertama yang menggunakannya di MotoGP tepatnya di era 800cc. Biaya awal sistem ini sangat besar, sehingga Shuhei Nakamoto, wakil presiden HRC kala itu mengatakan ā€œBiaya gearbox seamless lebih mahal daripada rumah saya.”

Pengurangan waktu perpindahan gigi memiliki tujuan ganda; Pertama, untuk mengurangi penurunan kecepatan mesin seminimal mungkin, agar tidak kehilangan akselerasi saat berpindah ke gigi yang lebih tinggi, dan kedua, untuk membatasi pemindahan beban. Saat mengganti gigi, transmisi daya biasanya terputus, menyebabkan kejutan. Kejutan ini terjadi karena inersia roda gigi pada kecepatan rotasi yang berbeda, yang secara teknis disebut “kejutan fase inersia”.

Perubahan gaya dorong mengganggu perilaku sepeda motor, goncangan ini lebih terasa ketika sepeda motor lebih ringan. Tujuan dari gearbox model seamless ini adalah untuk menghilangkan kerugian transfer daya mesin ini, untuk membuatnya kurang sensitif terhadap perubahan gigi dan, oleh karena itu, juga membuat mengemudi lebih nyaman.

Dari apa yang ditunjukkan gambar, terlihat hadirnya prinsip mekanisme pengikatan poros transmisi di masing-masing roda gigi. Alih-alih mengambil drive dari motor langsung ke poros input, seperti pada sepeda motor biasa, kopling terhubung ke “hub input” yang terletak di ujung kanan poros input. Sistem ini akan mentransmisikan torsi ke salah satu dari dua bagian poros melalui dua bantalan yang dapat dikunci.

Poros utama dan roda gigi pada dasarnya adalah satu bagian, berputar pada kecepatan yang sama setiap saat, dan memiliki rasio ganjil. Pada poros sekunder, semua sprocket, rata, berputar bebas, tetapi di dalam setiap sprocket terdapat empat dog ring yang mengunci sprocket ke poros untuk mengirimkan daya. Ini dipindahkan pada sumbu yang memanjang keluar dari pusat poros oleh satu set pegas internal.

Dog ring hanya mengirimkan torsi dalam satu arah putaran. Jadi, dua dog ring mengunci untuk gigi yang lebih tinggi (percepatan), sementara dua dog ring lainnya mengunci untuk gigi yang lebih rendah (perlambatan). Masih pusing? Lupakan saja, mungkin lebih mudah saat menggunakannya nanti di Yamaha R1 yaaa, hehehe . .

Apakah seamless shift gearbox berguna buat pemakaian harian misalnya dalam berkendara dari rumah ke kantor atau ngampus, misalnya? Yaaaa . . . masih belum tahu deh, namun berdasarkan pengalaman TMCBlog, menggunakan quickshifter di Kawasaki ZX-25R atau CBR250RR SP memang berasa ‘fun’ walaupun kecepatan masih di angka 50 – 60 km/jam. Mungkin SSG ini akan jauh lebih fun lagi nanti. Tapi yang pasti, Toprak Razgatlioglu bakalan senang deh kalau misalnya SSG bisa hadir di generasi baru YZF-R1 model year 2023, misalnya.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

49 COMMENTS

  1. berapa tahun? hampir 10 tahun saat SSG baru muncul ya, sekarang akhirnya diturunkan ke masspro

  2. pabrikan lain yg ga ikut MotoGP dan ga punya pengetahuan SSG siap utk membongkar R1 SSG atau Panigale SSG nantinya, lalu di ATM,

    • @izanagi
      dan para engineer di sebuah kantor divisi racing pabrikan terkemuka di Asaka, Saitama terheran2…
      “itu bukannya dulu kita2 yg bikin yak…? waktu masih jadi pegawai magang di Brackley Inggris kan…?”
      “cuma beda bahan, gih tambahin juga ke Fireblade… jangan lupa tempelin R lagi dibelakang…”

  3. Stoprak makin menggila kl dksh spek ginian..auto pabrikan lain mengikuti,.biar nanti masuk motogp tmbh klop..R1 nggu spek terbaru slurr kl mau beli yg skrg di diskon..sultan2 dimari langsung boking wak kalo R1 gahar gitu

  4. Tetep nyaman matic hari gini,kayaknya kurang berpengaruh buat produk masal apalagi buat motor2 CC kecil,kalo buat balapan di sirkuit si Ok lah,teknologi n part sekecil apapun dampaknya sangat kliatan pas race,semisal winglet pertama di pake di nyinyirin tim lain ga seberapa pengaruhnya,ternyata JD sangat penting belakangan n pake semua.

    • buat diluar negeri yang notabenenya banyak highway tentu gearbox kayak gini sangat menyenangkan. secara QS aja udah enak banget.

      R1 ini yangrencananya akan dibenamin teknologi gearbox seperti ini lebih ke menyasar petrolhead sih,
      buat orang-orang yang menganggap motor hanya transportasi dari titik A ke titik B engineering produknya beda lagi, akan menyasar ke kenyamanan berkendara, kemudahan pengoperasian, fuel consumption yang irit dsb.

    • gak ada engine brakenya Matic, SSG masih ada engine brake . . Balapan Butuh engine Brake!
      dan dengan SSG masih bisa memiliki rasa ‘mengendalikan Motor’ sepenuhnya seperti saat kita naik Motor Manual biasannya

      • Ah kata siapa? gp500 ga ada engine break, bahkan slipper clutch jg awalnya buat bikin motor 4 tak terasa ga punya engine break yg bikin ban ngunci dan mempersulit rider waktu ngerem. Alasan knp ga pake matic ya selaen krn mesin bakar butuh penyalur torsi yg linear jg krn emg tidak dilarang di buku regulasi wsbk maupun motogp.

        • Akang : Kata siapa Gp500 ga ada engine brake nya?
          Jangan soktau yg berlebihan gitu lah, dari cara nulis brake nya aja udh salah malah jd break. Udh beda arti tuh.
          FYI, Motor dgn mesin internal combustion, pasti ada efek engine brake nya, even matic cvt sekalipun.
          Karna efek engine brake terjadi itu karna ada kompresi di dalam mesin. Kalo ga ada kompresi di ruang bakar, mau cvt kek, manual 6 – 10 speed kek, bahkan dual clutch sekalipun ya ga bakal terasa tuh efek engine brake kalo kompresi ruang bakar nya loss.. terkecuali di transmisi ada rem tambahan semacam retarder, baru deh tuh transmisi bisa buat ngerem. Jelas2 bahas nya ENGINE Brake, kok ya sempet2 nya di tautin ke transmisi.

        • Akang : kalo definisi 2 tak = ga ada engine brake, ini teori dari mana? Acuan nya apa?
          Even sekelas vespa 2tak jadul yg kompresi nya rendah aja masih berasa engine brake nya.
          Atau coba lo beli ninja r/rr, ngebut sampe gear 6 lalu lo downshift ke gear 1 atau 2, kalo emang ga ada efek engine brake nya, kasih tau gue. Tapi kalo ternyata engine lo Break(rusak), ya siapin aja kantong yg tebel

        • Udah, gausah byk teori. Belajar mesin lagi dari tingkat dasar ntar jg paham ama komen gw. Gausah kritisi cara ngetik gw, bukannya gw emg suka sengaja salah2in ketikan gw? Masa yg punya tempat boleh typo, gw kagak?

        • Baca komen aja belon becus, emg siapa yg pertama nautin engine brake ama transmisi? Gw kan cuma respon komen berdasar pengetahuan gw, malah lu nuduh gw yg nautin. Jgn suka nuduh orang gitu ah, ntar gajadi keliatan pinter wkwkwk

      • Coba bantu jawab ah, cvt punya kerugian kehilangan transfer daya dari mesin sampai keroda dikarenakan kopling sentrifugal, kyk motor bebek kopling otomatis ada jeda sebelum kampas melekat sempurna di rpm tertentu, klo ssg udah paling perfect buat balap dipadukan assist and slipper clutch, kopling kepake cuma buat start doank, imho

        • Yg dimaksud matic belon tentu pake mekanisme sentrifugal apalagi cvt. Bisa aja 6 speed biasa tapi pindah gigi diatur elektronik jadi otomatis pembalap tinggal gas elektronik yg mindah gigi, ini jelas dilarang. Terlebih jg pembalap punya naluri sendiri mau pindah di rpm berapa bergantung kondisi sirkuit, biarpun bisa direkam dan ditiru AI, tetep hasilnya pasti akan beda.

  5. Mungkin kalau ada animasi 3D nya bakal lebih mudah dipahami pembaca wakkaji,

    Tapi seperti biasa, artikel bernas khas TMC blog.

    Hat off

    • Mungkin rumah tradisional khas Jepang yg halamannya luas banget dikelilingi tembok tinggi kayak rumah ketua Yakuza,makanya dipake perbandingan

  6. apa yakin begitu?
    cek hasil race di tahun sebelumnya di sirkuit yg sama apakah terjadi kemunduran sebelum bla bla bla……

  7. Hodna mah terkenal pelit kalo transfer fitur ke masspro nya,NSX yg sama sama V6 hybrid kayak mesin F1 nya tapi performa nya bisa dibilang yaaah biasa aja

  8. “ancaman” thd pasar. Seperti yg diungkap KRT kmrn pasca lahirnya V4R. Btw, kmrn bukannya menurut Ducati ada bbrp terobosan dari GP, khususnya seamless gearbox yg tdk diperhitungkan utk mass pro krn faktor harga dan fungsi ya?

    • Untuk sekarang ini bisa jadi teknologi di ICE bakal dikeluarin semua, menuju larangan penjualan kendaraan ICE di beberapa negara dalam waktu dekat.
      So, yeah, tumpahin semuanya. Bagi yg ga bisa ngikutin biar cuma jadi penonton adu gengsi teknologi.

      • Singkatan ice itu bikin salfok in car entertainment,jd bacanya kurang enak bedain napa klu mau maen singkatā€ , CE jg udh cukup,mesin jet jg pembakaran dalam , cari yg gk ada bentrokan.

  9. hah begitu mudah ? kalo gitu harusnya tahun X M1 pake ssg, 2 3 tahun setelahnya M1 udah punya xixixi

    dan ssg itu setau saya urusannya ama bagian transfer daya, hubungannya sama konfigurasi mesin harusnya ga banyak ahaha

    • kenapa yamaha berani patenkan ssg?
      honda yg membawa ssg ke motor aja gak patenin

      setau gw yg awam ini paten kan hak khusus penjual yg gak boleh di tiru/duplikat/apalah gitu sama penjual lain

  10. Kyknya abis nyobain teknologi ginian, motor lain auto kerasa jadul.
    Sama seperti pembalap motogp skrg yg liat handle kopling dipake di tengah balapan.

  11. Kawasaki yg bekoar2 mau bikin superbike rasa motogp taunya cuma ganti perintilan visual zx10rr dan material jeroan mesin. Yamaha yg kaya pasrah ama dominasi V4R kala itu malah diem2 udh riset SSG buat motor massal. Kawasaki pasti makin gigit jari 2 rivalnya nurunin teknologi motogp ke superbike, mana mereka gapunya data teknologi prototype jaman skrg, mau gamau riset sendiri yg butuh waktu ato diem2 beli R1 secara anonim kemudian dibongkar di pabrik, percis kaya Yamaha yg bongkar gsxr150 sebelon akhirnya update R15.

      • @RichardORI tanpa kandungan minyak beku
        Ya mereka mgkin kepo ama jeroan GSX, sebenernya udh bukan rahasia lg sih pabrikan yg mau bikin produk tandingan bongkar motor pabrikan laen buat dikepo entah tujuannya mau nyontek ato nyari kelemahan produk tetangga biar tau kelebihan apa yg mau dipasang ke produk mereka sendiri.

Leave a Reply to Taufik Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here