TMCBLOG.com – Di Lubur 5 pekan Rehat Musim Panas MotoGP 2022 ini beberapa kali tmcblog melihat beberapa tulisan mengenai Siapa Partner Pecco Bagnaia di Ducati 2023 semakin melebar dari perimeter yang sebenarnya yakni antara Enea bastianini dan Jorge Martin. Bahkan tmcblog membaca sampai Menyentuh nama nama Seperti Luca Marini dan Marco Bezzeci segala. Dan untuk kembali meluruskan semua ini akanlah lebih baik kita melihat apa yang sudah disampaikan oleh Para petinggi Ducati dan Ducati Corse mengenai ini. Terakhir Paolo Ciabatti Masih kukuh mengatakan bahwa Masih Antara Enea dan Mertin dan Kali ini CEO Ducati Claudio Domenicali yang angkat Bicara

Tidak ada yang berubah. Mari saya jelaskan: Bastianini dan Martin akan memiliki Desmosedici resmi, dengan semua materi dan perkembangan secara real time. Jadi seperti memiliki tiga pilot. Satu-satunya perbedaan adalah yang satu akan memiliki livery resmi Ducati dan satu lagi dari Pramac”  Nah kan jelas : masih antara Bastianini dan Martin. Ducati dan Ducati Corse pada dasarnya masih fokus menilai ke dua Pembalap ini.

Ducati di awal Musim adalah pabrikan terkuat, baik Secara Kualitas maupun performa paket secara umum entah itu GP21 ataupun GP22. namun, sampai Jelang Paruh kedua Musim 2022 Posisi mereka di Championship pembalap masih keteteran oleh performa One Man Show Fabio Quartararo-Yamaha dan Tentunya Aprilia. Dan mengenai hal ini masih Via Corsedimoto, Claudio Domenicali memberanikan diri memberikan analisa mengenai Penyebabnya.

” Kami tak Memiliki mesin gol. Di sisi lain, beberapa tim telah membangun seluruh proyek [dengan fokus ] pada satu ace ( pembalap utama) dan ini membuat Anda terlalu bergantung, karena jika ace hilang … “

Bicara ‘Mesin Gol’, tentu Nama Pecco Bagnaia merupakan Nama yang paling diprioritaskan oleh Ducati Di tahun ini. Keputusannya untuk Mundur ke mesin evolusi awal 2022 dan Di segerakan perpanjangan kontraknya adalah dua dari Banyak Bukti bahwa Ducati memang menyukai dan mengandalkan Pembalap Italia ini. Namun apa yang kurang dari Bagnaia? Domenicali mencoba kembali memberikan analisanya.

“Dia (Pecco) memiliki bakat dan determinasi. Sejauh ini dia kurang memiliki sedikit kedewasaan di beberapa balapan, Sementara itu ( Kedewasaan) adalah langkah terakhir yang harus diambil untuk mengambil Kejuaraan Dunia. Tapi saya yakin, poin-poin itu bisa diperoleh kembali” – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

29 COMMENTS

  1. ” Kami tak Memiliki mesin gol. Di sisi lain, beberapa tim telah membangun seluruh proyek [dengan fokus ] pada satu ace ( pembalap utama) dan ini membuat Anda terlalu bergantung, karena jika ace hilang … “

    kalimat penghibur diri ini mah, padahal emg Ducati belum nemu aja ace rider yg setara Marc, Fabio, atau Aleix

  2. Ya mending punya mesin gol yang terbukti lebih ampuh memperebutkan gelar, daripada banyakin pasukan tapi hasilnya zonk.
    Atau mungkin targetnya ducita kejar juara konstruktor doang kah? 🤭

  3. Itu dulu, sejaman sama Capirex, Biaggi, Vale, dan (nyaris) Simoncelli.
    Sekarang bahkan di metaverse sepakbola timnas Itali hanya punya Immobile, Berardi, Belotti, atau Kean. Nama2 kelas dua dibanding Mbappe, Haaland, Lewa, dst.

    Pecco masih jadi nama terdekat untuk dijadikan tumpuan. Jika konsistensi dan mental juara sudah siap dari seri pembuka, sy yakin klasemen seharusnya jauh lebih panas. Again, seperti Liverpool (dulu), “next year will be our year.”

  4. Wkwkwk kemarin si pecco diwawancarain disuruh milih temen setim antara martin sama enea dia malah milih bezeci 🤣
    Malah dibully tp banyak yg bela dia pasukan kuning.
    Bener kata paduka jorge kalo dia punya mental lemah

  5. Ducati ikut motogp cuman numpang kelas bikin OMR pembalap pake mesin ducati, cari pembalap terbaik seDucati lalu dipromosikan ke tim Pabrikan, habis itu selesai, lanjut lagi tahun berikutnya sistemnya kaya gitu, bodo amat sama titel juara dunia pembalap, yang penting tiap seri motor ducati juara atau masuk 3 besar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here