TMCBLOG.com – Enea Bastianini memang tampil luar biasa di awal musim 2022, ia berhasil mengagetkan banyak pihak ketika menjuarai race pembuka MotoGP Lusail-Qatar 2022 dan performanya yang terus meningkat mau nggak mau membuat Ducati me-delay keputusan mengenai tandem Pecco Bagnaia di tim pabrikan 2023. Namun pasca seri Le Mans, Bastianini terlihat agak menurun. Crew Chiefnya, Alberto Giribuola sempat menganalisa penyebab turunnya performa Bestia akhir-akhir ini jelang summer break (silahkan baca di sini), namun bagaimana Bastianini sendiri menilai 11 seri pertama musim 2022 ini?

โ€œSaya telah belajar bahwa kualifikasi menjadi sangat penting di kelas MotoGP. Karena saat start dari belakang, sangat sulit. Masalah terbesar adalah Anda benar-benar kehilangan banyak waktu di dua lap pertama.” Dan selain sesi kualifikasi ada satu pembelajaran penting yang dipetik Bastianini mengenai bagaimana perlakuan yang seharusnya dilakukan dia dan tim terhadap motor Ducati Desmosedici GP21 yang mungkin hanya akan memperoleh update dari Ducati Corse berupa kehadiran fairing baru (mirip GP22) di paruh kedua musim 2022 ini. Pendekatannya itu adalah . . .

“Kami menemukan bahwa kami tidak boleh mengubah terlalu banyak motornya sehingga kami dapat memiliki perasaan yang sama tentang sepeda di trek balap yang berbeda,”

Berbeda dengan Enea, Crew Chiefnya Alberto Giribuola kepada speedweek malah menjelaskan mengenai penyebab kenapa performa Bastianini cukup baik di awal musim 2022 ini baik dari segi non-teknis dan teknis. โ€œSaya pikir lingkungan selalu menjadi bagian dari kesuksesan. Tekanan selalu menjadi karakteristik pengemudi. Enea tidak merasakan tekanan apapun. Kami banyak tertawa, bekerja dengan santai, itu membantunya menikmati balapan sehingga tidak terlihat seperti bekerja tetapi dia bisa menikmatinya. Saya pikir itu yang membuat perbedaan terbesar,โ€

Lalu yang kedua dari segi teknis membalap. Di artikel beberapa bulan yang lalu, Jack Miller sebenarnya sudah pernah me-reveal rahasia karakter balap dari Enea di mana Bastianini lebih sering menggunakan front-end untuk berbelok dibandingkan dengan rear-end. Karena fokus ke front-end, maka stress dan beban kerja berkurang untuk pada ban belakang. Dan ini lah yang memungkinkan dia untuk menghemat ban belakang dan memberikan grip terbaik di akhir balapan dibandingkan para pesaingnya. Hal yang disampaikan Miller ternyata memang senada seperti yang sempat dikatakan Giribuola.

โ€œEnea dapat push motor hingga batasnya tanpa roda belakang spin sama sekali. Dia mendapatkan hasil maksimal dari akselerasi. Pada sesi akhir balapan dia biasanya memiliki sisa 10 atau 15 persen [lebih baik] dibandingkan lawan-lawannya kepercayaannya pada roda depan, terutama pada saat-saat terakhir saat berbelok di tikungan, sangat bagus. Dia bisa menghabiskan banyak waktu di sana karena dia masuk ke tikungan dengan banyak kecepatan, tapi masih bisa melewati bagian tengah tikungan dengan sangat baik. Sesuatu yang sangat istimewa.” jelas Giribuola – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

14 COMMENTS

  1. Masuk akal sih, gara2 dapat update ganti fairing baru versi GP22 pastinya merubah karakter asli GP21 yg uda mateng. Bestie kehilangan keuntungan motor yg sdh pamungkas development nya, jd harus adaptasi lagi. Apakah klo di balikin pake fairing asli GP21 akan kembali moncer si Bestie?

    • Persetan dengan diakui bisa develop, intinya itu gelar juara dunia harus ditambah!!! Siapapun nama pebalap ducati nya

      Malah blunder

  2. Gigi gak terima klau tim satelit lebih moncer dari tim pabrikan๐Ÿ˜…
    Motogp, bisnis & politik๐Ÿคญ

  3. tapi kyknya beda ga sih karakter riding Enea dgn Marc meskipun sama2 bertumpu di front end ??
    apa bisa dibilang Enea ini front end yg smooth kalo Marc front end yg agresif ?

  4. Saking juara dunia udah ditunjuk ke pecco oleh ducati corse ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

    Pebalap ducati laen aturan mainnya yaa jadi bek, atau keeper, atau gelandang an ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚…

    Yang harusnya jadi bek malah cetak Golll.. Yaa bastianini ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

  5. Dalam dunia balapan, semuanya bekerja secara dinamis. Enea diuntungkan di awal musim dengan tools yg udah fine tuned, tinggal gaspol. Pendekatan secara teknis mengenai gaya balap Enea yg lebih hemat ban belakang itu hanya salah satu atribut pendukung, karena hal ini harusnya juga tetap berlaku saat ini.
    Tapi tidak sesederhana itu, Enea dan Gresini adalah bentuk lain dari Kevin Magnussen dan HAAS di Formula 1. Awal musim boleh saja punya keunggulan dari paket motor/mobil, tapi jangan lupa, seiring berjalannya balapan tim lain juga improve. Kalo anteng2 aja cuma ngandelin paket awal musim ya pelan2 diovertake dan lalu ketinggalan.
    Ga bisa agile dan ikut berkembang? Mungkin Anda ga cocok masuk tim pabrikan.

  6. Motor lawas n motor baru masing2 punya kelebihan n kekurangan
    Motor lawas secara data lebih lengkap tp terbatas dgn update
    Motor baru update dipersiapkan lebih utuh, potensi nya lebih besar untuk lebih kencang tetapi ya butuh waktu untuk ngumpulin data n rider beradaptasi

    Diluar konteks teknikal motor, disebutkan gaya riding enea
    Dgn lebih menekan kedepan, dia bisa mendapat roda belakang yg lebih awet
    Apa bukannya berarti ban depat mendapat hal kebalikannya?
    Kalo iya, jika enea tidak bisa memelihara ban depannya, ya wajar dpt hasil roller coaster n sangat bergantung pada trek

    Jika melihat antara martin n enea,
    Nanti pas tes dicoba aja mereka pakai motor cikal bakal gp23,
    Yg lebih beradaptasi naikin ke tim factory

  7. Saya juga suka ngutamain front end buat unggul di tikungan. Soalnya jelek di shifting pas start ๐Ÿคฃ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here