TMCBLOG.com – Tahun 2022 ini Honda secara umum memang sedang berada pada titik terendahnya semenjak era MotoGP empat tak digulirkan mulai musim 2022 yang lalu. Dengan empat pembalap, mereka berada di posisi juru kunci klasemen sementara manufaktur dengan jarak 16 poin lebih rendah dari Suzuki yang hanya dibela oleh dua  orang pembalap dan sedang dalam kondisi moral yang nggak bagus bagus juga karena tahun depan mereka akan hengkang dari MotoGP. Test rider HRC -Stefan Bradl- yang saat ini juga sebagai pembalap pengganti Marc Marquez mengungkapkan bahwa HRC sudah mulai mendeteksi penyebab masalah dari motor baru Honda RC213V-nya.

“Kami mulai tahu apa masalahnya. Ada hal-hal di area sasis yang perlu diubah dan itu bisa dilakukan. Saya pikir kita akan melihat lebih banyak pembaruan musim ini. Sesuatu pasti akan datang ke trek yang akan menghasilkan perubahan signifikan. Saya tidak bisa mengatakan kapan itu akan terjadi karena itu di luar kendali saya.”

“Namun kita semakin dekat dengan [penemuan sumber] masalah. Akan butuh waktu sampai solusi ditemukan. Tidak akan terjadi dalam sekejap. Masalah kami tidak akan terpecahkan sampai Grand Prix berikutnya, atau dalam dua bulan ke depan.” Begitu prediksi Bradl kepada Speedweek.

Lebih lanjut Bradl juga melihat beberapa sinyalemen penyebab kenapa pabrikan seperti Honda tidak mengalami permasalahan seperti saat ini ketika Marc Marquez absen. Yang pertama kata Bradl adalah karena karakter dari Honda yang berbeda dari pabrikan Eropa pada umumnya soal pendekatan ke limit kesalahan dalam pengembangan mesin balap.

“Tidak mudah bagi pabrikan Jepang untuk bereaksi dan mengembangkan semuanya dengan cukup cepat. Bagi orang Jepang, adalah prioritas utama bahwa tidak ada yang dibawa ke trek yang belum diuji dengan benar. Dalam hal ini, orang Jepang mungkin sedikit lebih konservatif. Mereka tidak seberani mungkin Ducati, Aprilia atau KTM. Mereka tidak berani membuat perubahan besar.”

Yang kedua namun menurut Bradl tidak terlalu sahih adalah soal perbedaan bahasa komunikasi. “Saya harus katakan bahwa adalah keuntungan besar bagi pabrikan Eropa ketika mereka dapat berkomunikasi dengan pengendara mereka dalam bahasa lokal. Para teknisi dari Ducati dan Aprilia dapat berbicara dengan bahasa Italia kepada para pembalap. Itu keuntungan yang luar biasa. Akibatnya, ada sangat sedikit kesalahpahaman.”

“Komunikasi dengan orang Jepang tidak selalu mudah. Dan tidak mudah bagi pembalap untuk menyampaikan perasaan mereka yang sebenarnya dalam bahasa asing. Semua pembalap Spanyol di Ducati dan Aprilia semuanya berbicara bahasa Italia dengan sangat baik. Namun Honda telah memenangkan enam gelar dunia dalam tujuh tahun bersama Marc Marquez [sehingga] komunikasi tidak digunakan sebagai alasan.”

33 COMMENTS

  1. Heleh
    ECU purba (baca : Marelli) kok dibilang pengembangan radikal
    Justru pabrikan jepun yang sering keluarin pengembangan radikal
    Duketek ama April baru keluarin perangkat aero dan sistem klep tanpa latency aja masa dibilang radikal

  2. Jepang dengan tradisi : KAIZEN
    Kalo pabrikan Eropa : REVOLUSIONER
    Filosofinya aja udah beda
    Tapi bisa dilihat mana yang paling banyak juara dunia 😁

  3. Dari mereka yg dianggap konservatif telah berkontribusi pada sejarah GP dng V5, I4 Crossplane, seamless gearbox, ECU top, Bridgestone, rentetan juara dunia.

    Dari mereka yg dianggap berani melakukan perubahan besar? Aero? Msh jd kontroversi. Ride Height device? Sama kontroversi. ECU MM? Politis. Michelin? Penyelamatan image.

      • Desmodromic dikekepin sendiri aja masih kepayahan dalam hal juara dunia, sama motor yang gak ada dromic dromic gimick

    • Gw heran test rider yg tau workaholic nya pabrikan bisa dibantah ama komentator bantahnya pun terkesan ga berdasar. Ga sekalian lu sebutin dari negara mana mesin 4 tak ato sasis Deltabox ditemuin?

      • sekalian tarik lbh jauh penemu roda n penemu mesin 🤣🤣🤣

        namanya jg komentator dgn keterbatasan info n referensi y suka2lah bebas 😎😎😎

    • Bridgestone sama pabrikan motor Jepang apa hubungannya? Ya wajarlah tahun 1990 MotoGP cuma diisi motor Jepang juga, gimana motor Eropa mau bersaing dgn finansial pabrikan Jepang yg segala motor dibuat. Sekarang mereka eksis di MotoGP pabrikan Jepang mulai kepanasan, walaupun jurdun masih mereka2 jg, juara seri mereka ga lg dominan.

        • Jelas cuma khayalan, kaya gatau Puig aja wkwkwk

          Kecuali #PuigOut ganti Suppo ato Brivio yg lebih ngehargain pembalap dan jarang copat copot pembalap jg ga cinta mati ama KTP sendiri.

        • ngeliat 1,5 musim paduka hohe yang tibatiba bisa ngerubah ducati segitu besarnya yang sampe sekarang masih jadi referensi pecco tiap baca telemetri sih gokil ya

          tapi kalo masi dipimpin puig… aku aja baru sadar belakangan kalo dia ternyata nyebelin wkwk. Karir dia yg dulu dulu jelas saya gak tau soale wkw

  4. Pun juga ketika sudah dibawa ke trek, apakah tujuannya tercapai ? enggak juga

    Pabrikan Jepang memang terbiasa di atas angin mungkin sejak era motogp 4 tak cmiiw. Harus mengalami hasrat menggebu gebu seperti masa masa ini baru mau sadar untuk berubah

    Kita bisa liat yamahmud didramain vinales gebar geber dlu sampe malu ke direksi direksinya, ditodong Taro buat ngegas. Hrc juga harus dibikin 3 tahun tanpa marc dengan tetangganya yang ga kuatkuat amat, itu pun saya gak yakin tahun depan bakal keliatan perubahan besar itu

  5. Emang ketika sudah dibawa ke trek, apakah tujuannya tercapai ? ga yakin.

    geng Nippon terbiasa di atas angin mungkin sejak era 4 tak cmiiw. Harus mengalami hasrat menggebu seperti saat ini baru mau sadar untuk berubah

    Kita bisa liat M1 di gebar geber vinales dlu sampe kesel ke bos bosnya, sama ditodong fabio buat ngegas. Hrc juga harus dipaksa 3 tahun tanpa marc yang gengnya gabisa nolongin, itu pun saya gak yakin tahun depan bakal keliatan perubahan besar itu

  6. Fix bradl gak sama HRC 2023 😂

    Sepertinya HRC mencari test rider macam dani pedrosa😆, sekali sentuh langsung ngaceung kedepan

  7. Bukan tidak berani membuat perubahan besar, tapi memang filosofinya (mungkin) beda dengan pabrikan Eropa. Pabrikan Jepun itu filososinya Kaizen (continous improvement). So, apa yang baik akan dipertahankan, yang kurang akan dikembangkan (diperbaiki).

Leave a Reply to Yan Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here