Mario Aji, Moto3 race, Italian MotoGP, 29 May 2022

TMCBLOG.com – Format penjenjangan MotoGP akan selalu berbeda dengan Formula 1, begitu kira-kira pesan terselubung yang disampaikan oleh CEO Dorna Sports -Carmelo Ezpeleta- ketika diajak berdiskusi mengenai potensi-potensi apa saja yang bisa dilakukan MotoGP agar bisa seramai gelaran Formula 1 saat ini. Seperti yang telah kita ketahui sudah semenjak awal format gelaran balap Grand Prix sepeda motor umumnya selalu terbagi dalam tiga kelas yakni; Moto3, Moto2 dan MotoGP di mana ketiga kelas ini berhubungan satu sama lain dan memang dibuat sebagai tangga penjenjangan. Sementara untuk Formula 1 memang terlihat sangat fokus ke 1 kelas saja yakni ya balapan Formula 1 itu sendiri yang merupakan kelas primer balapan mobil prototipe dunia, meskipun di sana juga ada kategori penyokong di bawahnya (Formula 2 dan Formula 3).

Nah melihat bagaimana suksesnya Formula 1 saat ini, ada pemikiran bahwa mungkin saja ada ketidak-fokusan dari penyelenggaraan yang dilakukan oleh Dorna di Grand Prix sepeda motor. Bukan hanya soal membagi waktu, namun juga membagi semua layanan dan juga tentunya dana untuk kelas kelas pemula dan intermediate. Hal ini sedikit banyak diperkirakan merupakan sebuah hal yang ‘mengganggu’ ke-fokus-an dari Dorna Sports mengasuh kelas primer itu sendiri.

Secara umum besar dana yang disubsidikan oleh Dorna kepada tim balap MotoGP, Moto2 dan Moto3 serta MotoE adalah sekitar 70 juta Euro. Sementara itu promotor Formula 2 -Liberty Media- mendistribusikan sekitar 950 juta Euro kepada tim F1. Dan opini ini lah kira kira disodorkan ke Dorna yang baru-baru ini saja telah membuat survey dengan sebaran level dunia mengenai penyelenggaraan MotoGP.

Mengenai opini ini, Carmelo Ezpeleta kepada Speedweek berkata “Saya tidak tahu siapa pun di paddock MotoGP yang memiliki pengalaman Formula 1 lebih banyak dari saya.” begitu Carmelo yang merupakan mantan direktur sirkuit Jarama di era akhir 70-an menanggapi. “Saya tahu apa yang lebih baik dalam olahraga roda empat daripada di sini [MotoGP] dan apa yang tidak. Kami tidak bisa mengikuti anggaran tim F1. Tim MotoGP terbaik menghabiskan seperempat dari apa yang dimiliki tim F1 termiskin seperti Haas.”

Dan ketika menanggapi ide pengeklusifan kelas hanya dengan MotoGP, tanpa berfikir lagi Carmelo langsung menanggapi; “Kami tidak akan pernah menghilangkan Moto2 dan Moto3 karena kelas-kelas ini merupakan bagian penting dari struktur GP dan selalu ada sejak 1949. Saya terbuka untuk diskusi, namun program GP dengan tiga kelas tidak akan tergoyahkan.”

Mengenai potensi ‘pintu diskusi kembali’ tentang eksistensi dua kelas di bawah MotoGP yang dimaksud oleh Carmelo adalah potensi untuk memberikan kelas MotoGP lebih eksklusif dengan cara lebih memperjelas perbedaan kepentingan antara MotoGP dan kategori lainnya. Realitanya akan seperti apa? Kita tunggu saja bro, apakah akan ada mulai tahun depan, atau mesti nunggu sampai tenggat kontrak 2026 nanti. Kalau menurutmu gimana bro, apa memang karena itu masalahnya?

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

33 COMMENTS

    • jejak historisnya jelas berbeda dari masing-masing jenis olah raga bermotor tersebut.
      sedangkan dari apa yg ditulis dari kemarin oleh Bang Haji saya menangkapnya adalah “apa yg diinginkan oleh (konsumen/ penonton/netijen/fansboy atau apalah)”
      sementara itu, Opa Carmelo sebagai owner adalah pengusaha yg pasti tentunya dia juga lebih paham dengan apa yg sedang dia kerjakan dengan tim-nya..
      So, masukan apapun dari “kita” pasti menjadi salah satu poin yg akan diperhatikannya walaupun gak bakalan juga sepenuh hati dan sepenuh waktu Opa akan mikirin apa yg “kita” ingin…

      ini mah kata saya…

  1. kita lihat gebrakan apa yang dibawa nanti, mungkinkah aturan dimensi dan desain motor bisa diubah jadi lebih futuristis, aerodinamis dan elastis !?

    • Hmmm….apakah tiap pabrikan semuanya akan mampu mengikuti eklusivitas perkembangan tsb ? Saya kira tidak . Bukan mampu dalam hal sokongan dana saja , tapi kepentingan prioritas pasti ada .
      Contohnya Suzi yang baru masuk kembali keluar.

  2. well, perjenjangan MotoGP sekarang udah lumayan bagus kok menurut gw, meskipun ga sempurna,,
    Formula 1 perjenjangan nya agak lambat krn mungkin mobil F1 skrg ga begitu menuntut fisik, kalo MotoGP skrg perjenjangan nya bisa dibilang cepat bahkan bbrp kasus bisa sgt cepat yg membuat menarik utk selalu memperhatikan kelas2 dibawahnya, biar ketika ada silly season bisa tetap keep up di forum,

  3. Ah tapi sebelon dipegang Dorna, gp series udh settle dan selalu menarik. 10 taon setelah dipegang Dorna, mulai ada perubahan regulasi besar2an yg bikin balap terlalu mahal yaitu masukin kategori baru 4 tak 990cc, ya jelas overpower yg make 500cc 2 tak pasti langsung lenyap, ditambah sejak 2007 sponsor rokok dilarang nampilin eksistensinya, makin suram itu. Mungkin seandainya waktu bisa dibalik, saat itu masukin 4 tak tapi maksimal 800cc gw rasa ga bikin punah 2 tak, mau seanti apapun Dorna ke mesin 2 tak, tetep sejak awal mesin 2 tak lah penyokong kejuaraan ini. Dimasa ini jelas hampir mustahil balik ke era 2 tak, tapi Dorna bisa bikin motogp semurah 2 tak dan lupakan itu idealisme harus teken kontrak sekian taon toh Suzuki aja masih bisa kabur. Murahin kelas utama, bebasin siapa aja ikut. Mau pesertanya ampe 34 bolehin aja, toh yg bisa ikut race yg 105% dari best lap. Motogp skrg terlalu mahal buat peserta, dan terlalu rumit buat fans.

    • @Si akang: aku setuju pendapatmu bro yaitu tambahin peserta, bolehkan tim wildcard kayak era 500cc dulu. toh aturannya 105% biar grid makin rame

      • Dorna ngejar eksklusivitas F1 dgn batesin dan iket tim kontestan dgn kontrak jangka panjang, mereka lupa sejak 1949 ajang balap motor ya ajang roda 2 yg dijangkau ama siapapun yg mampu secara teknis maupun finansial. Sementara skrg mereka ngejar eksklusif tapi lupa ama akarnya, ya gimana peserta mau ikut bikin mesin sendiri, mending nyewa Ducati. Belom lagi siaran motogp yg makin kesini makin kesana, maksa orang buat subscribe berbayar bukannya berakhir cuan tapi lari ke situs illegal, penonton gratisan jg males nonton ngapain repot2 cari streamingan klo ada sinetron wkwkwk

  4. Mudahkan cara nonton MotoGP, misalnya dengan Streaming di youtube semua kelas.

    Otomatis orang akan lirik MotoGP saat waktu senggang

    Lah ini semua dibikin bisnis, video pass lah, dll 🤣🤣🤣

    Bisnis sih bisnis, tapi liat juga tren pasar, tuh buktinya FIM JuniorGP, Asia Talent Cup, bisa live race streaming di youtube, Red bull rookies bahkan bisa live di Facebook 🤣, kadang youtube juga, rutinnya di red bull tv, orang tinggal pake website masuk dah.. Nonton nyimak jagoannya.

  5. Trus kemana aja tahun2 sebelumnya ketika f1 turun pamor n motogp masih rame?
    Motogp n f1 sudah lama pakai sistem yg sama
    Kl ada asumsi pamor motogp lg menurun n f1 lagi naik
    Bisa dipastikan bukan krn motogp kurang ekslusif, krn berbarengan dgn moto2 n moto 3, di banding f1 yg cuma ada 1 kelas

  6. Menurut hemat saya biar motogp meriah itu format balapan nya yg perlu upgrade .. Bandingin dg wsbk dan f1.. Wsbk 2 main race 1 superpole, f1 1 main race & 1 sprint race, motogp. 1x balapan..doang, 4xlatihan & latihan pagi buat itu useless , kenapa gak dibuat model superpole/ short race aja

  7. Dan juga hapus tim induk – anak..siapapun boleh masuk, menarik bukan kalo tenkate /bonovo/evanbros/Crescent/leopad ada tanpa embel embel pabrikan meski mesin nya sama

  8. Jika Dorna menyetujui usulan petinggi tim Pramac Ducati ykni klas Moto3 dan moto2 hanya d adakan d Eropa dan dana subsidi ny d alihkan ke MotoGP mka yakinlah MotoGP akan semakin redup.

  9. penjenjangan balap enak ikut yamaha, tapi larinya ke wsbk, kalau honda larinya ke motogp cuma lamaaa prosesnya banyak kelas yg harus diikuti, yg dicari bocil2 SD beda dg yamaha agak gedean umur SMP.

    yamaha balap nasional pakai jupiter z1 bisa diskip, lalu mxking150, ini bisa ikut arrc ub150, ntar bisa naik R15 di Yamaha Sunday Race atau langsung lompat ap250 pake R25. Di kelas ap250 kalo bagus dan juara nanti bisa coba ikut wildcard wssp300 pakai R3, andai laptime good 10 besar itu bisa dilirik tim2 wssp terutama tim yamaha sendiri. Ya kalo bisa saat race finish lebih baik dari pembalap yg digantikan.

    kalo gk bisa ya lanjut arrc ss600 pakai R6, ikut wildcard WSP juga, ntar bisa naik WSBK, bisa hijrah ke motogp, seperti Ketoprak andai Tim satelit yamaha masih ada dan ketopraknya mau.imo

  10. Pada repot keknya yg pingin nonton , ane nonton streaming F1 Moto3 Moto2 MotoGP gratisan aj tuh.
    Tanpa daftar2 email apalagi kena charge .

    • orang juga pada tau nonton kayak lu di Nontongp, atau sekarang di Insenia 😌
      Tapi yang orang mau legal

  11. Ga ada yang salah dengan penjenjangan. Kualitas tayangan motogp pas race juga udah meningkat jauh dari beberapa tahun yang lalu. Yang kurang itu cuman marketing diluar race. Simbah ngga mau bajak head of marketingnya liberty apa? Biar dikasi tutorial dapetin viewer.

  12. F1 bisa ngehits bgt skrg murni karena marketingnya bagus sejak dipegang Liberty. Dulu jamannya Bernie ya sama aja kyk Carmelo Ezpeleta. Apa-apa dibuat exclusive, harus bayar ini itu.
    Ganti rezim, kasihin ke Carlos mungkin lebih modern cara pikirnya.

  13. jujur saya gak suka motogp dengan :
    1. one make tyre
    2. one make ECU
    3. penghilangan gravel diganti dengan area terlarang hijau
    4. winglet
    5. piranti piranti elektronik

  14. Gak ikutan survey, panjang banget. Ga da waktu. Nonton aja udh. Kalo garing, pada turing ga ada cucuk2an. Ganti siaran!

  15. Menurut saya malah kebalikannya. Saya rindu era gp500, 250, 125, yg punya raja2nya sendiri. Moto2 cuma jadi kelas pengkadetan. Mending moto3 yg masih ada persaingan pabrikan. Karena ada fans pembalap, ada pula fans brand motor. Dulu 4prillia medioker di motogp, tapi perkasa di 250cc. Mungkin karena teknologi sekarang yg semakin mahal, semua itu sekarang cuma menjadi impian. Khawatir motogp menuju era rally1 jaman sekarang, di mana hanya ada 3 partisipan pabrikan.

Leave a Reply to Zemo Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here