TMCBLOG.com – Pride mesin inline 4 benar-benar dihancurkan di Silverstone 2022 ini oleh mesin V4. Mesin yang secara organik menampilkan dimensi crankshaft lebar yang membuat motor sangat lembam ketika dibuat menikung rebah di tikungan tikungan jenis flowing seperti Silverstone benar-benar tak berkutik oleh berbagai penyebab di race Silverstone kemarin. Di sisi lain Ducati mencapai tonggak penting lainnya di Grand Prix Inggris di sirkuit Silverstone yang bersejarah di mana berkat kemenangan Pecco Bagnaia yang merupakan kemenangan ke empatnya musim ini, pabrikan Borgo Panigale mencapai podium ke-200 di MotoGP. Dimulai dengan start dari grid ke-5 Pecco melakukan balapan yang bisa dibilang cukup sempurna. Pecco ini sangat mempelajari bagaimana gaya berkendara dari Jorge Lorenzo dan berhasil mengemulasi pendekatan gaya butter-hammer khusus buat mesin V4 Desmosedici. FYI, Jorge Lorenzo adalah pembalap Yamaha terkuat jika bicara soal Silverstone. Jadi menurut TMCBlog jika ada orang yang bisa mengemulasi gaya Jorge di Silverstone, maka keniscayaan akan performa tinggi benar-benar bisa diwujudkan. Pecco adalah faktanya di Silverstone kemarin.

Pecco membangun pace putaran demi putaran dengan apik tanpa membuat ban medium depannya bekerja terlalu keras sembari mencoba untuk tidak membiarkan pembalap di depannya kabur di saat awal race. Momentum masuknya Quartararo ke LLP area dan turun ke posisi 5 sangat dimanfaatkan oleh Pecco untuk sekaligus melewati rekan setimnya Jack Miller dan kemudian Alex Rins.

Memang agak membingungkan Bahwa Pecco Tiba Tiba seperti Kayak Sunday Rider . . Bukan apa Pa, ia struggle di sesi latihan bebas. Catat deh posisi 11 pada hari Jumat dan Posisi 21 pada sesi FP4. Koq Bisa? Rahasia kecepatan Bagnaia baru Pada sesi Warm-up Ahad pagi. Ia menyerah dengan ban belakang Medium yang telah ia gunakan hampir sepanjang akhir pekan dan mencoba kompon keras, yang memberinya stabilitas di trek di mana pengendara menggunakan banyak throttle pada sudut kemiringan yang tinggi.

Meskipun pembalap tercepat umumnya menggunakan ban belakang Hard, mereka semua kehabisan Grip di lap lap akhir. Bagnaia mendapat Masukan dari juara MotoGP 2007 Ducati Casey Stoner pada Ahad pagi. Stoner menasihatinya bagaimana menemukan lebih banyak traksi dari belakang dimana ia harus merubah gaya Balapnya  menjadi lebih menggunakan ban depan dan pengereman super-telat untuk menjaga Vinales tetap di belakangnya.

Pecco berhasil memimpin di tengah balapan dan bertahan di sana pada lap lap akhir dari gempuran Maverick Vinales yang sempat bikin dia kaget di akhir lap ke 19. Dengan kemenangan MotoGP-nya yang ke delapan ini, Pecco naik ke posisi ketiga dalam klasemen pembalap keseluruhan, 49 poin di belakang pemimpin klasemen Fabio Quartararo, dan menjadi pembalap Ducati ketiga yang memenangkan lebih banyak balapan di MotoGP dengan Desmosedici GP.

Fabio Quartararo sebenarnya berhasil dalam melakukan operasi damage-limitation ketika melakukan Long Lap Penalty. Ia hanya kehilangan sekitar 1 detik saja dari pacenya saat itu berkat berkali-kali latihan semenjak FP1. Namun sayangnya segala upaya rehersal LLP ini ‘dikhianati’ oleh keputusan dirinya dan timnya sendiri dalam pemilihan ban Soft-Medium yang merupakan pemilihan ban paling ‘lembut’ saat balapan semalam.

Terlihat menjanjikan di awal karena hanya butuh waktu sebentar untuk mencapai suhu kerja optimal, namun terbukti gagal ketika berada di belakang sebuah kawanan yang mayoritas mesin V4 yang mayoritas menggunakan full aero devices. “Kami seharusnya mencoba Ban Hard dalam latihan – itu adalah kesalahan,” kata juara bertahan itu. “Dengan satu motor di depan saya mungkin akan baik-baik saja, tetapi dengan tiga motor di depan, ban belakang menjadi sangat panas, ditambah lagi saya mengendarai sangat berbeda dengan yang lain [di V4, bukan inline-fours, seperti YZR-M1 Quartararo] itu. menyalip adalah mimpi buruk.”

Quartararo mengaku tidak memilih ban belakang hard karena secara umum ia belum pernah mencobanya sepanjang Jumat sampai sesi warm-up jelang balapan. Ia hanya mau gunakan ban yang ada datanya saja. Secara umum Quartararo telah mencoba ban medium-rear ini dan saat sesi latihan bebas tidak bermasalah. Cuma, masalahnya ya itu dia, saat latihan bebas kan ia nggak nyobain situasi ketika dibelakang banyak motor bermesin V4 yang gahar!

Vinales yang finish di posisi dua. Secara umum sesuai klop 100% dengan ekspektasi TMCBlog. Walaupun nggak sering menang di sini, Vinales ini entah kenapa memang spesialis Silverstone. Bisa dibayangkan di tahun 2016 saja dengan motor yang memiliki umur pengembangan kurang dari dua tahun ia bisa bawa Suzuki memperoleh kemenangan pertama mereka di atas mesin inline 4.

Semenjak akhir paruh pertama musim 2022 memang sangat terlihat hadirnya perbedaan mentalitas dari Maverick dan jika sudah begini maka Vinales itu cukup mengerikan. Sekarang mari kita lihat data data balapan milik Maverick  .

Dari grafik di atas sangat jelas untuk dikunyah-kunyah bahwa secara umum di part 1 (paruh pertama ~ 10 lap awal balapan) Maverick butuh 20 menit 5,935 detik buat melibas lap 1 sampai lap 10. Diperparah oleh start yang cukup jelek, Maverick kalah lebih dari 1 detik dalam 10 lap oleh Bagnaia. Namun di bagian kedua balapan sobat bisa lihat betapa Maverick bisa rebound dan melakukan race time lebih cepat hampir 0,45 detik dari Pecco.

Gambar di atas menggambarkan grafik perjalanan/progres laptime antara Pecco dan Vinales. Terlihat banget khusus di lap pertama saja, Vinales sudah kalah 0,3 detik dari Bagnaia yang start dibelakangnya. Namun di lap terakhir kita bisa lihat bahwa Maverick tetap push sekuat tenaga untuk meraih kemenangan pertamanya dengan Aprilia, namun Maverick butuh tahu bahwa butter hammer itu punya karakter sulit memperlihatkan celah ketika memimpin.

Vinales mungkin Punya Potensi kuat untuk memenangkan balapan tetapi ia didera dua masalah. Pertama, perangkat holeshot belakangnya tidak bekerja sebelum start, yang membuatnya turun dari posisi kedua di grid ke posisi ketujuh setelah beberapa tikungan pertama. Kedua, ia kehilangan bagian belakang pada Tikungan 1 pada awal lap terakhir ketika berada 0,082 detik di belakang Bagnaia, kemudian melebar dua kali lagi saat ia berjuang mati-matian untuk cukup dekat untuk menyerang.

Namun demikian hasil Silverstone ini secara umum adalah hasil terbaik Vinales bersama Aprilia dan podium back-to-back pertamanya (ia finis ketiga di Assen) sejak awal musim 2020. Akahkah Trennya terus membumbung dimana Maverick akan Finish podium 1 nanti di Austria ?

Dari grafik progress laptime Top 6 finisher sudah kelihatan beberapa highlite di mana hadir spot analisa di mana Rins sempat hadirkan laptime cepat di lap ke 4 dan laptime ngeri Bastianini yang pada race kali ini membalap hanya dengan sebelah kanan aero-winglet utama depan GP21nya menghadirkan laptime yang konstan di paruh balapan kedua (grafiknya lurus).

Grafik di atas jelas banget yah sob. Terlihat bahwa memang kekuatan Bastianini pada balapan Silverstone kemarin adalah di paruh kedua balapan di mana bahkan ia bisa 1,2 detik lebih cepat dari Bagnaia. Yes dengan catatan bahwa selain dia harus berjibaku menyeimbangkan downforce depan gegara kumis winglet hilang sebelah semenjak start dikombinasi lagi dimana ia harus push motor untuk overtake banyak pembalap, sebut saja Oliveira, Aleix, Quartararo, Rins, dan terakhir Martin.

Grafik di atas juga bisa memberikan ilustrasi/gambaran mengenai seperti apa effort Bastianini terutama di paruh kedua balapan. Oleh sebab itu TMCBlog sudah berani memilih, bahwa harusnya Ducati sudah fix pilih Bastianini ketimbang Jorge Martin tanpa perlu lagi lihat hasil dari race di Red Bull Ring dua pekan lagi. Bastianini sendiri berpendapat “Hasil ini (P4 GP Silvertone) tentu lebih membantu untuk mereka [petinggi Ducati] yang harus mengambil keputusan. Jika kejadian seperti ini lagi di Austria, tentu tidak ada alasan untuk buat keputusan yang berbeda. Tapi kita semua tahu bahwa Jorge adalah pembalap yang sangat kuat. Kami tahu nilai dan bakatnya. Jadi kita lihat saja kedepannya seperti apa. Bagaimanapun, saya pikir kami memiliki dasar yang baik. Nanti akan ada keputusan final dari Misano.”

Tanpa mengecilkan talenta dan effort dari Pecco Bagnaia, yang pasti bila bicara Man Of The race agak sedikit sulit untuk memilih di antara Maverick Vinales dengan performanya bersama Aprilia atau Enea Bastianini dengan kondisi aerowinglet pincang semenjak race dimulai. Kalau kamu sendiri pilih siapa sob?

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

51 COMMENTS

  1. Start Vinales agak berantakan gara gara kontak dgn Fabio.

    Fabio kembali curhat soal top speed, akselerasi dan grip. Persis apa yang dikeluhkan Vinales dulu.

    Masalahnya dulu Yama-ha belom invest teknisi elektronik. Yama-ha juga lebih memprioritaskan input Rossi. Fabio saat ini ga punya masalah itu. Jadi kalo komplain terus… Suatu saat dia bakal dilarang pabrikan ngomong ke media … “They won’t let me tell you” dan berlanjut ke “I don’t know”

    Kalo terus begini, bisa hilang kesempatan Fabio menambah gelar jurdun. Karena tahun depan…

    Kengerian itu telah kembali

    Hehehehe

    • salah satu alasan Fabio mau perpanjang kontrak dgn Yamaha ya pihak pabrikan menjanjikan motor yg berbeda dr tahun ini yg notabene motor yg sama di 2021,, we will see

    • @minyak samin

      Lin Jarvis tuttorimotoweb pertengahan Agustus 2018

      Saat yamaha krisis kemenangan terpanjang sepanjang sejarah.

      Dan lu tau siapa yang akhirnya pecah telor n menang ?

      Ya rider yg dilarang ngomong ke media itu.

      Waktu Fabio masuk, problem Yama-ha udah berkurang… Untungnya Yama-ha terbaru udah kadung jadi one man bike … Fabio’s bike.

      Terbukti dari performa morbidelli sekarang yg merosot jauh dibandingkan saat dia bawa Yamah-a yg lama. Cedera ? Itu kan udah lama banget. rider RNF juga struggle kok.

    • Mungkin bisa pake solusi radikal tapi bisa dilakuin dlm waktu singkat yaitu balik ke crank tradisional dan pake firing order screamer, topspeed pasti naek bahkan ZX-RR 2007 jadi pabrikan dgn topspeed paling mendekati GP7. Kalo loyo gimana? Ya tetep pake crank 180 tradisional tapi firing order dirubah ke big bang, sama kaya yg dilakuin Kawasaki dulu pake crank 180 tapi firing order big bang, ada 2 busi yg meletik berbarengan alih2 bergantian sendiri2 kaya screamer.

      • @minyak samin

        Loh kok ga nyambung… Unified software ECU 2016 … Yama-ha struggling 2017 n pertengahan 2018. Lama banget ga menang. Keluhan ridernya kurang grip, top speed, akselerasi …

        Di Agustus 2018 Lin Jarvis ngomong kalo Yama-ha terlambat invest sdm di bidang ini.
        Sementara pabrikan lain udah duluan.

        Lu kok ga bisa nangkep sih ?
        Pura pura ga paham atau emang baru nonton sejak Fabio masuk factory… ?

  2. kalo disuruh milih MVP race td malem kyknya saya milih Vinales aja meskipun Bestie juga termasuk giga chad krn bisa finish P4 dgn winglet sebelah,,

  3. Mungkin masih terlalu dini untuk menyatakan Vinales is back.
    Namun dari perform semalam, harus kita akui bahwasanya Vinales sudah kembali menunjukan gestur sebagai pembalap papan atas.

    Rejeki bawaan anak pertama memang sungguh membawa berkah.
    Bukankah Stoner pun dulu juga begitu…

    • Iya bener saya setuju paragraf pertama itu. Tapi asanya lebih ada. Agak beda sama dulu

      Dlu kalo di yamaha, di tengah segala krisis, bisa tibatiba p1 lalu kembali sesumbar, besoknya ? loyo lagil

      Di April ini seperti berprogress, lebih ada asa

  4. Rins kyknya punya niat getok palu waktu udah di P1, eh ga taunya doi ga bisa lepas dr rombongan, yg ada malah kehabisan ban duluan, untungnya dia ga crash, malah teammate nya yg terkenal konsisten yg rebahan,,

  5. Apapun hasilnya atau siapapun juaranya, intinya Taro mampu menjaga jarak aman poinnya dari kejaran Asep. Damage limitation mission sukses.

  6. Jgn lupa MV P2 dgn motor konsesi.
    Klo bicara Top Gun is Back, nanti liat musim depan ya hehe…
    (Jgn dobel standar. giliran AE bagus di bilang ketolong motor konsesi, tp pas MV bagus di bilang wow MV ngerii!)

    • Ya ngeri lah, ngerinya bukan karena dia naek motor konsesi, tapi hanya dalam waktu kurang dari 2 taon dia udh tau gimana cara bawa itu mesin. Laen ama sang kapiten yg entah butuh berapa taon. Tapi satu sisi yg harus digarisbawahi dan udh gw sering sebut di komentar gw sebelonnya, performa RSGP sendiri udah sangat bagus, berkali-kali gw bilang bahkan dgn rider open mic aja bisa posisi 2 klasemen, ya biarpun sementara sih. Intinya? RSGP motor konsesi yg settingannya udah ketemu, tapi ga bisa dipungkiri MV memang hebat dan ngeri, kalo kagak mah harusnya dia baru bisa rebutan P1 taon 2027 (klo berkaca ke lamanya Espargaro bisa ada di barisan depan). Objektif sama standar janda itu klo diliat ujungnya doang seolah ga bertepi, tapi klo lu cerdas bisa liat garis pemisahnya lu bakal paham bedanya dimana.

      • Tapi perlu diingat juga bahwa pak rt mulai membalap sama neng april waktu masih liar2nya..masih jadi celeng yg susah belok dan getar disana sini… dikembangin bertahap hingga akhirnya bisa seperti sekarang.. dan yakin klo kemaren ga cidera bisa podium juga dia bisa podium 3 secara berturut2 itu sungguh luar biasa mengingat rider lain juga ikut berkembang..

    • riwayat motogpnya mv12 cukup mentereng, dia dipabrikan konsensi 2x ( kalo gak salah si ), di yamaha juga cukup banyak podium 1, dia tergolong usia mateng di motogp, jadi suatu hal wajar dia bisa podium meski mentalnya awut²an, yah aprillia dapet berkahlah bisa dapetin mv12 selain bisa develop bisa juga jadi wing Aleix esp+

  7. Kata2 “perubahan mentalitas” “perubahan pendekatan” vinales kok kaya dejavu ya. Udah sering kita denger tapi ya gitu2 aja.

    • Ini kan ngomongin di Silverstone, Pak Taufik bilang kalo Vinales kayak spesialis di Silverstone, bahkan sejak 2015-2022 pun hasil finish Vinales di Silverstone bisa dibilang gak buruk.

      • gw kutip deh tulisan wak aji
        “Semenjak akhir paruh pertama musim 2022 memang sangat terlihat hadirnya perbedaan mentalitas dari Maverick dan jika sudah begini maka Vinales itu cukup mengerikan.”

        • Lah memang ada perubahan ….

          Coba lihat kejadian ride height device macet kemarin… Dia woles aja masuk pit.

          Itu karena Vinales emang udah percaya banget sama Aprilia.

          Dulu di Yama-ha gak gitu. Dia udah menang, masukan Rossi yg dipake. Lihat perlakuan Yama-ha ke Lorenzo… Jurdun loh… Tapi di begituin
          Vinales punya dasar untuk ragu.

  8. entah bener gaknya kemarin kelas motogp yg crash 1 rider doang ya?
    itupun bisa balik balapan lagi meskipun ujungnya nyerah dan balik kandang

  9. MV perlu dilihat beberapa seri ke depan, kalo konsisten jadi penantang podium ato bahkan bisa menang lebih dari 1x, fix sudah menyatu dengan motornya (coz di Yamaha selama bertahun2 dia grafiknya naik turun tajam, abis menang langsung anjlok), dan perlu diperhitungkan jadi tittle contender tahun depan

  10. Kang, kemarin Inggris apa cuacanya panas banget ya? kok rumput sirkuit kering gt

    baru kali ini race jaraknya gak sekebon. 10 finisher punya jarak yg g begitu jauh. seru lah bnyak aksi salip menyalip

    Pecco kayaknya main lepas beban aja. gas pol atau sekalian aja jatuh

  11. Saya yakin jika fabio tak mendapat long lap dia akan tak terkejar bagnaiya mengingat dgn habis ban soft dia masih bisa bertahan di top 10 dgn face yang tak terlalu jauh dr pemenang lomba. Namun jika fabio memakai ban medium juga, bisa jadi akan mampu juga mengejar bagnaiya. Ingattt mimin bukan fans yamaha atao fabio ya. Aleixs nih hebat dgn cedera msh mampu ditop 10. Vinales hebat tapi kita semua tahu…dia naik turun begitu cepa sesuai mood.

      • mungkin winglet-winglet itu emang cuma bikin dirty air saja. Intinya kalo ada musuh di samping maupun belakang motor D wajib dibebani dirty air.

        Kalo ada musuh di depan no prob karena bisa kejar di straight.

  12. Melihat jalannya race Silverstone kmrn 63 betul betul mengerikan. Apalagi utk 3 race ke dpn ( Red Bull Ring, Misano dan Aragon ) sptnya 63 akan menang lg. 20 hrs hati hati dan tak perlu panik setidaknya mampu menempel tepat di blkng 63 ( utk 3 race ke dpn ) maka poinya msh aman. Baru menggebuk balik di Motegi dan Buringram.

Leave a Reply to Rio Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here