TMCBLOG.com – Terlepas dari error yang dilakukan oleh Quartararo dan timnya dalam pemilihan ban, balapan MotoGP Silverstone bisa dibilang berlangsung cukup seru. Jarak antara pembalap tidak terlalu jauh dan hadir beberapa fight spektakuler seperti yang dilakukan Maverick Vinales dalam usahanya mencapai P2 dan juga tentu balapan setengah winglet yang dilakukan Bastianini yang kemudian bisa finish di P4. Namun kenapa Silverstone sepi penonton?

Angka jumlah spectator/pengunjung event balap MotoGP Silverstone yang diterbitkan resmi oleh Dorna pada hari Ahad sore di angka 100.400 orang; di mana 41.002 sendiri merupakan angka di race day dengan beberapa Grand Stand dalam kondisi kosong. Menurut beberapa jurnalis Inggris, angka penonton 41 ribuan untuk skala dan kelas Silverstone bukanlah angka jumlah kerumunan yang diharapkan untuk pertemuan event balap sepeda motor tingkat dunia terbesar.

Gambaran Silverstone semakin menguatkan analisa bahwa ada tren penurunan di MotoGP yang juga tentu turut memunculkan berbagai analisa mengenai penyebabnya. Tanggal balapan yang diubah jadi lebih awal dari kebiasaan Silverstone, tiket yang mahal dan pada beberapa kasus bahkan ongkos parkir yang mencapai 50% dari biaya tiket bisa menjadi penyebabnya. Belum lagi bila dihubungkan dengan hilangnya para bintang bintang seperti Marc Marquez yang absen dan tentunya mega bintang Valentino Rossi yang sudah pensiun.

Selain itu juga faktor minus pembalap Inggris sendiri yang hadir di kelas utama bisa jadi membuat rasa ‘patriotisme’ penonton Inggris agak sedikit berkurang di kelas para raja. Hal ini berbeda ketika Formula 1 mengunjungi Silverstone di mana tentunya ada Sir Lewis Hamilton di sana yang patut dikobarkan semangatnya. Yap, itu adalah beberapa analisa penyebab parsial, namun tentu ada penyebab utamanya yang disinyalir membidik brand MotoGP itu sendiri sebagai entitas balapan motor prototipe level tertinggi di jagad dunia.

Angka angka jumlah penonton/pengunjung adalah merupakan sinyal empirik terhadap sinyalemen penurunan tren MotoGP ini secara worldwide. Ada beberapa tools lain yang mungkin bisa digunakan dan dipertanggung-jawabkan angka kualitatifnya yakni dari Google Trends. Google Trends adalah layanan dari Google yang menyediakan data dan grafik mengenai popularitas yang sedang terjadi di halaman pencarian Google. Layanan tersebut diluncurkan pertama kali oleh Google pada tahun 2006. Sampai saat ini, layanan ini masih terus dikembangkan sampai hari ini. Dan berikut ini adalah grafik trends antara MotoGP (biru) versus Formula 1 (merah) dalam tingkat/skala dunia dalam 12 bulan terakhir.

Secara umum bisa dilihat bahwa memang secara world wide tren pencarian di Google untuk MotoGP dalam 12 bulan belakangan memang berada di bawah Formula 1. Kita juga bisa melihat dari grafik di atas bahwa sepanjang 12 bulan terakhir, peak tertinggi Trend MotoGP (dan juga Formua 1) ada di sekitar MotoGP Mandalika Indonesia. So jadi ketahuan kan betapa peran GP Indoensia sangat penting untuk keberlangsungan MotoGP itu sendiri. Namun tetap saja secara umum MotoGP masih di bawah Formula 1 secara world wide.

Grafik di atas adalah grafik perbandingan Trends world wide MotoGP dan Formula 1 dalam 5 tahun terakhir yang mulai pertengahan tahun 2017. Kita bisa melihat bahwa di tahun 2017, sampai dengan tahun 2020 yang berada dalam lingkaran pandemi pun MotoGP masih memiliki tren pencarian Google lebih baik dari Formula 1.

Namun di grafik sobat bisa melihat mulai 2021 di mana banyak sekali perbaikan image dari Formula 1 yang dihadirkan berkat kepemimpnan Stefano Domenicali dan termasuk mungkin efek dari serial Drive To Survive di Netflix disinyalir membuat Formula 1 sendiri ketambahan banyak penggemar baru yang tentunya akan berimbas pada naiknnya tren pencarian informasi Formula 1 di jagad maya.

Dua dari grafik diatas memperlihatkan bahwa dari peperangan data Trends MotoGP vs WSBK secara world wide negara-negara seperti Indonesia, Thailand, Prancis, Austria dan Jerman merupakan negara negara penyumbang tren positif lebih besar dari tren Formula 1 dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

Lalu bagaimana buat Indonesia sendiri?

Di atas adalah grafik Google Trends MotoGP di Indonesia dalam 5 tahun terakhir. Secara umum 2018 adalah yang paling atraktif dan dinamis dalam 5 tahun terakhir. Namun bicara peak, tahun 2022 ini peak 100 hadir buat Google Trends MotoGP di regional Indonesia dan merupakan angka tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Itu karena? Mandalika sepertinya yes?

Namun jika kita tarik garis Trends MotoGP dari 2004 untuk Indonesia, pencarian Google mengenai MotoGP di sekitar tahun 2015 lah yang merupakan tertinggi. Ini sepertinya hadir dikarenakan salah satunya karena clash berkepanjangan antara dua superstar Valentino Rossi dengan Marc Marquez kala itu.

Sobat bisa lihat semua dari grafik-grafik di atas bahwa menurut TMCBlog; secara umum naiknya variabel Google Trends MotoGP bukan karena image dari entitas MotoGP itu sendiri. Terlihat ada unsur-unsur di luar hal tersebut seperti unsur tokoh dan unsur kejadian/event. Ini harus diperbaiki oleh MotoGP ke depan, mereka harus bisa bikin MotoGP punya entitas yang kuat terlepas dari se-terkenal apapun pembalapnya dan bisa se-menghibur dibandingkan Formula 1 .

Oh ya bicara mengenai Formula 1 gimana kabar Google Trends-nya dalam 12 bulan terakhir dan 4 tahun terakhir khususnya di Indonesia? Nih grafiknya sob.

Secara umum dari dua grafik yang bisa dilihat dari gambar di atas adalah adalah benar bahwa setahun terakhir Trends Formula 1 di Indonesia sedang hot naik grafiknya sob. Sepertinya banyak penggemar-pengemar baru di balapan yang bahkan tak ada dalam program siaran FTA stasiun TV Indonesia serta hilang dari channel TV berbayar setelah FOX Sport Asia pensiun akhir tahun 2021 yang lalu. Lalu gimana MotoGP vs Formula 1 khusus buat wilayah Indonesia? Nih datanya untuk 12 bulan dan 5 tahun terakhir sob.

Secara umum data dari Google Trend menunjukan bahwa secara umum Trend pencarian website dan berita mengenai Formula 1 untuk antusian F1 di Indonesia trennya masih di bawah MotoGP baik dalam 12 bulan terakhir maupun dalam 5 tahun terakhir.

Dari data sebaran se-Indonesia dalam 12 bulan terakhir terlihat bahwa Google Trend mengenai eksistensi dari Formula 1 hadir paling besar di DKI Jakarta sebagai provinsi dan Ibu Kota Negara dengan angka 6% F1 vs 94 % MotoGP, kemudian diikuti oleh Sulawesi Utara dan Banten.

Dan terakhir kita jelas kepo sama gelaran Superbike atau WorldSBK di Indonesia dan pada gambar atas sobat sekalian bisa liat perbandingan tren penelusuran berita superbike  bila kita bandingkan WSBK dan Fomula 1 di negeri ini. Menarik melihat bahwa superbike sendiri angka trends pencarian beritanya lumayan fight dengan Formula 1.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

55 COMMENTS

  1. Bicara pada saat beberapa tahun belakangan ini, jelas Formula 1 lebih baik ketimbang MotoGP. Di musim kompetisi 2022 ini malah semakin lebih baik dan terus menunjukkan tren positif di Formula 1 dibanding MotoGP yang mulai ditinggal penontonnya (fakta).
    Di F1, aksi susul menyusul yang sudah menyamai di MotoGP, belum lagi drama soal pit stop strategy yang bisa dikulik/dibahas lebih jauh lagi oleh para fans, di mana MotoGP tidak ada hal seperti itu. Pengembangan teknis dan teknologi di mobil juga lebih fleksibel ketimbang yang terjadi di MotoGP (dengan batasan regulasi disiplin motorsport itu masing2), belum lagi perang urat syaraf soal regulasi teknis dalam skala yang ringan sampai sedang (update rules ketinggian underfloor yang berubah akibat protes Mercedes) yang bisa saja berubah setiap saat dibanding MotoGP yang kaku.
    Belom lagi ngomongin soal sisi entertainment-nya Formula 1. 🙂

    • Nug Soal pitstop dll kayaknya udah dari dulu F1 itu sangat menarik, Kunci utama menurut saya adalah Bagaimana F1 terutama oleh Domenicali di akhir 2 ini bisa ‘mengemas’ Formula 1 jadi lebih menarik sepertinya

      • Betul mas. Karena soal itu pula banyak fans yang kemudian cari tau informasi via Google setiap pasca race day F1.
        Di era mesin Turbo-Hybrid, fans sudah kesemsem sama keperkasaan strategy Red Bull Racing, belom lagi soal superioritas Mercedes AMG dan termasuk blunder pit stop strategy Ferrari selalu orang cari pembahasannya. Juga bisa dibilang puncaknya di 2021 saat duel hebat LH44 dan MV33 sepanjang musim sampe di last lap GP Yas Marina yang bikin traffic Google soal Formula 1 makin jadi. Di mana sifat fanatisme khas rakyat Inggris selalu jadi pelindung garis kerasnya Lewis di media sosial, disambut sama rakyat oranje yang lumayan barbar dalam membela Max.

        Inti dari dua kalimat terakhir saya di atas ini (IMO) yang jadi penyumbang andil terbesar data kualitatif di Goolge Trends soal F1 dan MGP.

      • Setuju wak. Faktanya F1 semenjak dulu dari sisi manapun selalu mengungguli balapan roda dua manapun.
        Dari sisi racing, rivalry, fansbase, entertainment, glamor, prestise negara penyelenggara, drama, dll, u name it.

        Sekarang bahkan dikemas lebih apik dan baik. Sampe amerika aja tahun depan ada 3 seri.

        • @RacingFans
          Engga juga selalu unggul dari dulu sih, kalo menurut pengamatan gw sih karena skrg mesin Hybrid, trus adanya jawara baru (meski dahulu juga uda pernah langganan juara) Honda, tapi itu kan lama.. Seakan ada Tim baru dgn powertrain dan regulasi baru jadi lebih menarik. Dan skrg tim konstruktor dan driver sedang diatas angin redbull racing yg pake Power train Honda itu.

    • F1 dlu menarik karena pamor motogp belum up. Kini malah motogp lebih menarik…next banyak aturan dan gaya mirip F1 dimotogp. Entahlah apa akan menarik juga…atau malah ke wsbk. Tapi wsbk kurang di goreng dimari

  2. wahh, data yg menarik nih wak,
    ga kepikiran bisa ngambil data google trends,
    selama ini kita selalu ngobrolin data hanya sebatas jumlah perputaran uang atau jumlah spectators di sirkuit, yg rata2 MotoGP emg dibawah F1

  3. motogp merosot krn lakon utamanya siDARNO yg udh hampir seabad ngatur ne motogp jadi seoalh gk ada sesuatu yg baru… next idol jg gk da generasi krn faktor rider jadi menurun sekitar 40% andil nya sedgkan motor sdh 60%…beda dgn sblm ada winglet faktor sklill rider bisa 60 – 70% sisa nya motor dan team

  4. Motogp terlalu spanyol sentris dan promotornya terdiri dari orang2 kolot yg mentingin diri sendiri dan gak mau di kritik..

    • Awalnya GP garapan langsung FIM, yg mana orang2nya lebih global dari Inggris, AS, Jepang dll. Tapi semenjak dipegang Dorna kaya udh sedari awal punya niatan jadiin ajang SpanishGP. Skrg giliran sepi qetar qetir. Wsbk jg kayanya ga lama lg bakal jadi Spanish superbike.

  5. Wah.. Artikel yang ilmiah dan baru liat artikel bahas kaya ini… Mantep wak haji…. Luar biasa ngulik untuk bisa munculin artikelnya

  6. scara worlwide roda 4 nampaknya lbh dgemari drpada roda 2, dn sprtinya jg brimbas pada jumlah duit yg brputar d dalamnya yg mn duit d roda 4 lbh bnyk drpda roda 2, sponsor, gaji, dll.. dn tentunya berlaku di tiap2 jenis event yg d gelar..

  7. Khas TMCBlog sekali, ngulik2 data dan disajikan sedemikian rupa sehingga bisa dipahami pembaca,

    Btw, tulisan yg dicetak tebal perlu dibisikin ke opa camelo kayaknya wak, pake toa

  8. Pit stop F1, sejak tidak isi BBM menjadi kurang seru sih wak, walaupun berbahaya tapi menjadikan penonton tambah degdegan

  9. Di F1, Kuda Jingkrak berani jadi badut supaya ada hiburan dan bikin orang awam tertarik dengan tim badut
    Di motoGP justru try-hard banget munculin Medioker Superhero yg DORNA coba seolah relate ama penonton awam

  10. Motogp harus lepas dari image Spanyol vs Italy, FQ dari Prancis memang diharapkan jadi superstar diluar duo negara langganan itu, lalu dari USA perlu juga ada pembalap yg oke, kalo tahun2 ke depan persaingan bisa terus diluar Spanyol vs Italy, pasti trend nya bisa lebih positif

      • Asep jadi juara dunia tahun ini sih oke2 aja, tp nama dia gak akan lebih besar dari Mir ato Hayden, sekedar juara dunia motogp, itu tok, kalo FQ punya potensi jadi superstar dan jelas dari talenta nya dia bakal bisa juara dunia motogp lebih dari 1x, apalagi kalo tahun ini dia bisa juara dunia lagi, sudah 2x beruntun, jarang2 pembalap bisa juara dunia beruntun, kalo gak selevel MM ato VR, sekelas JL dan CS pun gak bisa juara dunia lgs beruntun

  11. admin medsos F1 juga cerdik bikin konten yg bikin tertarik orang bahkan yg masih awam sekalipun,kayak potongan percakapan radio yg dibikin animasi kocak misalnya

    dibanding konten2 MotoGP yg cenderung plain

  12. Moto gp masih harus punya sosok,
    Pabrikan bukan jaminan, liat saja saat rossi mendominasi tidak berarti motor yamaha mendominasi,

    Krn beli motor karna kebutuhan
    Irit, simple, fungsional, gaya.

    F1 Punya Hamilton yg konsisten fit Dan kuat
    REA d superbike
    MARQ Di moto GP mulai luntur.

  13. Penonton yg datang langsung itu bukan ingin melihat balapan. Bayangin, nungguin lama2, begitu motornya di depan kita, cuma kelihatan selama 2 detik saja. Mereka ingin mencari momen. Foto2, dengerin raungan, lihat secara fisik motornya bagaimana. Nah klo momen2 itu tidak di seriusi, maka kita2 juga lebih enak nonton streaming. Coba cari datanya (jika ada), jumlah penonton streaming antara F1 dan motogp kemungkinan besar motogp lebih banyak

    • nah iya,kayak F1 setelah race biasanya berjejer di trek,itu kan bisa jadi kesempatan fan buat mengabadikan atau lihat detail2 dr masing2 mobil,kalo MotoGP kan langsung melipir ke Paddock/Parc ferme yg dikerubungi teknisi dan reporter, penonton tribun mana bisa lihat

  14. di indonesia ada siaran fta kanal digital di o channel(scm/emtek), memang belum mencakup seluruh indonesia..
    di kanal youtube motogp pelit banget nampilin highlight fp, qp, race..malah nampilin crash melulu..di f1 selang 1 jam sudah muncul highlight, bagi kaum kere hore itu sangat membantu melihat performa jumat sabtu.. dan yg paling berbeda, masalah crash, di yt resmi f1, gk ada video kecelakaan yg berujung maut.. yg terakhir waktu live gp f1 inggris, crash zhou, gk ada replay sampe zhou bener bener dinyatakan fit, baru ada replay, sepele tp ada rasa empati, yg menganggap pebalap sebagai keluarga bukan hanya pemain sirkus..

  15. Kita tahu lah ya bahwa populasi manusia terbesar di dunia itu di Asia, tapi mengapa dorna sekarang lebih seolah menganak emaskan brand eropa, sementara itu brand paling banyak dimiliki penduduk bumi ini kan brand H yg sekarang lagi terpuruk di motogp sehingga mungkin jadi males nonton. demikian analisis ngasal dari saya hehehe…
    btw f1 disiarin FTA min, di tv O Channel.

  16. Yup.. sy dlu 90-2000an lbih nnton f1 drpd gp500. Pas motogp 2022 br agak imbang.. pas era f1 awal hybrid sd th 2020 g nnton f1 lagi. Malah full motogp.
    Tp semenjak clas mv sama lh jd full ikutin lagi f1.. seruuu… balap super duper canggih dan strategi ciamik tp bs gatot dan brubah hanya gr² hal sepele.. jd hal yg sangat menarik.. belum lagi lawakan ferari selama ini yg bkin mkin seruu🤣

  17. F1 disiarkan gratis lewat O-channel punya grup emtek Wak,
    Memang seru nonton F1 sekarang, ada view percakapan via radio, strategi pit stop, salip menyalip enggak bosen kayak motoGP sekarang Wak

  18. Balik kan drama Era Rossi pasti bakalan booming lagi..

    Dorna terlalu ketat dalam pembuatan regulasi, dan kesetaraan antar pabrikan dalam software.

    Aksi overtake udah gak se asyik dulu sampai ngesot² dan ga peduli ketahanan ban. Era Ban Jembatan batu lebih menarik dari era ban France. Pembatasan ukuran bore juga jadi kendala setiap pabrikan.. Harus ny buat develop untuk produksi

  19. Jujur, MotoGP sangat menarik. Namun betul yg dikatakan banyak legenda MotoGP bahwa keseruan balap belum tentu berdampak pada keseruan penonton di media salah satunya hilangnya dua sosok seperti Marq dan Rossi serta karakter kuat sekelas Lorenzo. Formula aktif mengangkat berita soal pembalap yg ada. Dan itu sangat menarik. Bisa dilihat dr situs Motorsport.com bagaimana berita formula 1 hadir sehari beberapa berita,yg kadang justru MotoGP yg saya gemari lebih awal justru beritanya kurang update dan kadang kurang menarik.hehe

  20. Sudah trahnya emang motogp gak bisa saingin f1 dlm banyak hal
    Harusnya lihat kondisi sekarang dorna bisa berbenah
    Perlu trtobosan dalam hal teknis & non teknis buat angkat lagi nama motogp

Leave a Reply to RacingFans Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here