TMCBLOG.com – Sementara ini satu-satunya Grand Prix MotoGP Eropa yang pernah TMCBlog liput langsung dari trek adalah Misano. Kalau TMCBlog sih nggak bisa membandingkan dengan trek Eropa lain, namun banyak jurnalis bercerita kalau Misano ini adalah salah satu Grand Prix venue yang eksotis. Ada banyak hal yang disukai tentang Gran Premio Octo di San Marino e della Riviera di Rimini, alias balap MotoGP Misano. Walaupun jelas masih kalah dekat dengan posisi Mandalika – Pantai Seger. Lintasan sirkuit Marco Simoncelli ini bisa dibilang hanya selemparan batu dari garis pantai timur Italia, sehingga spectator dapat menghabiskan hari-hari siang mereka di lintasan dan malam hari mereka di pantai. Cuacanya (biasanya) spektakuler, makanannya luar biasa enak buat yang suka makanan Italia terutama pizzanya edaaaan lezat banget. Misano juga secara historis memiliki koneksi cukup erat dan lama dengan olahraga bermotor, dan balap motor pada khususnya.

Tapi kelebihannya ini juga akan menghadirkan kekurangan. Lokasi sirkuit yang dekat dengan laut memiliki potensi kabut laut yang mengandung garam kerap hadir pada malam hari dan menyebabkan permukaan trek pada pagi harinya terutama di beberapa spot permukaan bisa menjadi sedikit berminyak dan menjadikan berkurang tingkat cengkeramannya dan ini berulang kali menjadi mimpi buruk bagi para mekanik dan insinyur setiap hadir di Misano. Namun resurfacing terakhir sepertinya agak sedikit membantu meredakan efek samping dari faktor alam ini.

Sebenarnya di awal summer sekitar bulan Mei dan Juni, Misano ini gripnya masih sangat bagus. Tetapi menginjak corenya musim panas pada bulan Juli sampai dengan September ketika temperatur naik maka grip di Misano ini jadi berkurang drastis dan bahkan mengerikan jika memasuki bulan Oktober ketika sudah masuk peralihan ke musim gugur. Walaupun terkendala grip yang jelek di musim panas, namun begitu MotoGP Misano tetap diadakan di musim panas mengingat crowd dari spectator di masa ini sangat berpotensi membludak dibandingkan dengan pada bulan Mei atau Juni.

Misano 2022 ini juga akan menjadi barometer kedua setelah Mugello buat gelaran MotoGP dalam melihat koneksi antara hilangnya sang legenda MotoGP -Valentino Rossi- dari grid start MotoGP dengan keinginan publik Italia menonton langsung balapan di trek Italia. Mugello bisa dibilang gagal berantakan dalam hal target penonton, dan Italia sepertinya nggak mau kejadian untuk yang kedua kalinya di Misano nanti.

Aspal sirkuit Misano yang memiliki panjang 4.226 m memiliki tata letak yang agak teknis dengan sepuluh tikungan kanan dan enam tikungan kiri, yang menjadikannya salah satu yang paling rumit di kalender. Kenapa rumit? Karena karakter dari ke 16 tikungannya cukup beragam mulai dari tikungan berkecepatan tinggi, tikungan lambat, dan dikombinasikan dengan trek lurus yang jaraknya pendek, atau hanya sejauh 530m. Menurut Michelin, secara umum tata letak dan karakter Misano ini memberikan tuntutan yang sangat spesifik pada ban depan.

Alokasi ban slick untuk Misano 2022 dari Michellin untuk kelas MotoGP akan menampilkan opsi ban depan soft, medium dan hard, semuanya simetris. Untuk mengatasi jumlah tikungan kanan yang lebih banyak dan tekanan yang meningkat sepanjang 27 lap balapan, kompon belakang soft, medium dan hard semuanya asimetris, dengan sisi kanan yang lebih keras.

Bagaimana morfologi treknya sendiri secara detail? Secara historis, layoutnya bagus untuk Yamaha. Namun Ducati yang terbukti kompetitif dalam beberapa tahun terakhir dengan penemuan-penemuan inovatif mereka seperti shape shifter dan tentunya berbagai desain aerodinamika yang membuat mereka kini lebih ramah ditikungan. Secara umum trek Misano relatif lambat, dengan beberapa perubahan arah yang ketat dan beberapa tikungan yang sangat cepat.

Yamaha secara historis menang banyak di sini. Delapan kali dari enam belas balapan ( termasuk dua kali di 2020 ) yang diadakan di sini sejak kelas utama kembali ke Misano telah dimenangkan oleh pembalap Yamaha, dengan masing-masing tiga untuk Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi dan sekali oleh Franco Morbidelli pada tahun 2020. Tapi Honda juga menang lima kali, dan Ducati tiga kali. Jadi ya kalo sudah begini preferensi favorit yang jelas jadi sulit terutama terakhir 2020 Bagnaia begitu menguasai jalannya race di 2021 sehingga bisa finish di depan Quartararo dan Bastianini kala itu.

Lagi pula Bagnaia hadir di Misano sudah seperti pergi balapan di sirkuit belakang rumah sendiri di mana ia pasti mengenal karakter sirkuit ini sentimeter demi sentimeter. Selain itu Bagnaia sedang dalam keadaan mentalitas tinggi dan tentu berkeinginan menjaga momentum menang terus kalau bisa ke empat kali secara berturut-turut buat Ducati yang tentu akan mencatatkan sejarah tersendiri atas namanya.

Bahaya mengintai di bagian pertama balapan, terutama di awal setelah start. Tikungan kanan yang disambung kemudian dengan tikungan kiri sering membuat banyak pembalap keluar trek pada lap pembuka. Secara umum meskipun tikungan 1 menyajikan tempat yang baik menyalip, namun tikungan ini mudah untuk melebar yang kemudian akan mengacaukan racing line. Kesalahan posisi di tikungan 1 akan membuat pembalap kesulitan melakukan recovery di tikungan 2.

Trek kemudian melewati tikungan 3 yang sedikit lebih cepat, sebelum pengendara mengerem Curva Rio dengan keras, berbelok ke kanan dengan lambat di tikungan 4, diikuti oleh belokan kanan yang lebih kencang di tikungan 5 sebelum menjentikkan motor ke kiri di tikungan 6 dan kemudian menghadapi lintasan lurus. Hmmm sebenarnya ada T7 namun tikungan ini kadang ‘tidak dianggap sebuah tikungan’ saking cepatnya pembalap di spot ini.

Ujung dari speed corner T7 adalah T8 atau Quercia di mana pembalap akan menikung dengan kecepatan yang diturunkan cukup drastis. T8 adalah tempat menyalip yang cukup ideal khususnya buat pembalap yang cukup berani dalam melakukan late braking sembari menempatkan motor pada posisi paling ideal. Lepas dari T8 memasuki T9 dan T10 yang merupakan tempat berikutnya yang banyak menghadirkan aksi salip menyalip sebelum pembalap memasuki zona ‘mengerikan’ T11,12 dan 13 yang penuh speed corner. Pada kombinasi dua tikungan T11 dan T12 pembalap hampir tidak melakukan pengereman, mereka biasanya hanya minimal menggantung RPM di sana.

Setelah ngerem sebelum T13 pembalap akan mengerem kembali dengan keras saat memasuki T14 yang merupakan tikungan paling lambat se-Misano. T15 cukup cepat sementara T16 berpotensi menjanjikan banyak drama terutama jika kita memperoleh balapan yang sangat ketat sampai lap terakhir. . . . Ducati Juga memiliki kans yang cukup baik di Misano saat ini. Terutama Bagnaia yang mentalnya lagi tinggi tingginya. Jika Pecco Bisa menang di Misano, maka ia akan membukukan rekor baru juara 4 seri berturut turut buat Ducati dan Akan lebih baik dari Casey Stoner.

Pembalap MotoGP sejatinya akan menghabiskan waktu 5 hari di Misano ini karena setelah race weekend mereka akan menyambung dengan dua kali test resmi yang sangat penting. Dibilang sangat penting karena biasanya test Misano menjadi tolok ukur awal persiapan pabrikan menghadirkan paket motor baru untuk musim mendatang (2023). Namun begitu bukan hanya soal persiapan motor baru saja yang bikin Misano menjadi heboh. Bisa dibilang pergerakan dari line-up pembalap 2023 pun hampir tertutup di Misano ini dengan hadirnya 3 pengumuman penting.

Yang pertama jelas resminya Joan Mir akan bergabung dengan Repsol Honda Team selama 2 tahun kedepan mulai 2023 dan akan bertandem dengan Marc Marquez. Joan Mir akan bergabung dengan tandemnya tahun ini di Suzuki -Alex Rins- yang sudah terlebih dahulu diumumkan akan bersama LCR Honda untuk sama-sama membesut RC213V 2023 walaupun berbeda team. Secara umum slot Honda tinggal menyisakan 1 slot yang belum terisi. Namun kabar berhembus bahwa nama Nakagami akan tetap di LCR Honda Idemitsu yang kemudian akan menjadi tandem Rins di LCR Honda.

Yang kedua adalah resminya kombinasi Miguel Oliveira dan Raul Fernandez memperoleh kontrak 2 tahun yang solid untuk membalap di RNF Aprilia mulai 2023. Bagi TMCBlog sebenarnya ini adalah TAMPARAN KERAS untuk Stefan Pierer dari Pierer Mobility yang sebelum ini bahkan sampai TURUN GUNUNG ngobral rayuan berupa janji kontrak selama 3 tahun bersama GasGas Tech3 untuk mengiming-imingi Miguel Oliveira lepas dari pre-agreement dengan pihak pabrikan Aprilia. – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

Sumber : Motomatters, Michelin, Brembo, MotoGP

22 COMMENTS

    • iya ya.. kenapa sih gak di challenge buat balapan di motor listrik (MotoE) ?..
      ya kali jadi jurdun yg bisa menang bahkan sampe ke balapan Molis…
      kan seru juga buat embel2 bikin rame..
      misalnya semua veteran diminta turun balapan kayak: Kenny Roberts, Rossi, Capirossi, Gibernau dll…
      kali aja stoner mau nge jabanin…
      kan seru ada yg dilihat…

  1. Ya Miguel Oliveira manampar keras dengan gaya Pierer mobility AG, karena kisah masa lalu mereka yang menyakitkan hati Oliveira ketika Brad binder yang malah di plot nemenin pil espargaro setelah Zarco mecat diri sendiri, padahal Oliveira lebih dulu bwa ke podium rc16 dibandingkan binder!! Cmiiw

    Bukan soal Oliveira sombongnya atau sesumbar, tapi ini soal kepercayaan sebuah corporate KTM yang tidak dirasakan Oliveira

    • Lu komen udah mah kaga nyambung ama artikel, menyimpang dari sejarah pula. Oliveira udh ditawarin kontrak jangka panjang gua lupa 3 ato 4 taon ama Red Bull KTM, tapi die nolak krn berharap dapet hoki dipilih secara random ama Puig masuk Repsol, tapi akhirnya kaga dapet. KTM ya jelas klo udh ditolak mereka punya radar ke rider laen, ketimbang jadi tempat cadangan mending ngehire lulusan Ducati. KTM udh baik nawarin Binder ama Oliveira kontrak jangka panjang, Oliveira aja yg songong. Patut diinget Binder pula rider pertama yg kasih kemenangan ke KTM. KTM emg man managemennya ngaco sama ama Repsol dan Ducati, tapi Oliveira punya peran sendiri atas kesuraman karirnya.

      • Maksud gua ga nyambung ama judul artikel. Klo ama artikel nyambung sih krj ada pembahasan Oliveira, biarpun sebenernya topik utama artikel bukan Oliveira. Menurut gua pribadi KTM ga akan merasa tertampar, Oliveira ga seistimewa Marquez ato Quartararo, bakat dan umurnya jg so so ama Binder. Justru mereka punya kans ngepoin komparasi RC16 ama Desmo, jg Miller udh biasa di barisan depan maka ada kans RC16 diseret kedepan jg.

  2. Dovi bikin selebrasi apaan ya?
    Helm biasanya livery khusus. Motornya kemungkinan juga.
    Idealnya sih balapan terakhir dapet poin.

  3. Sementara F1 udah dapat driver champion yang jelas yaitu Max Verstappen di MotoGP masih sangat seru perebutan pimpinan rider-nya…
    Misano ini selalu mengingatkan saya akan 2014, dimana Marc mau meraih kemenangan 11 beruntun dan sudah leading race tapi malah jatuh… Gak jadi pecah deh rekornya…

    • F1 baru pertengahan musim dah ngebosesin.
      Gap pembalap finish 1 ama finish 2 bisa puluhan detik. Redbull terlalu dominan.
      Jadi kurang seru

      • Ya seru lah, lu ga liat logo HRC di Red Bull? Itu yg bikin seru bagi fans F1 dadakan eh magsud gw fans motogp yg kecewa. ps: kecewa Marquez udh gladiresik pensiun dan Pol Espargaro yg katanya bakal moncer dan nampar argumen Si Akang malah lebih payah dari Marquez diklasemen.

  4. Kalau Pecco ga menang ya kebangetan itu, sudah balapan di kandang sendiri, dibantuin 7 rider Ducati pula, mestinya malu seandainya kalah dari siapapun juga entah Fabio, Aleix, dll

Leave a Reply to Daun Ringan Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here