TMCBLOG.com – Aleix Espargaro pada Press converence MotoGP Buriram Thailand 2022 secara umum sedikit menyesali bahwa ia dan team tidak bisa memanfaatkan kesulitan yang dihadapi Oleh Quartararo dan Bagnaia di Seri Motegi yang lalu. Aleix Memperoleh dua kali kemalangan kala itu, setup Eco-Mode yang tidak bisa di off kan dan Kesalahan Jenis Ban belakang ( Soft ) pada Motor kedua dan semua ini dikombinasikan sehingga menghasilkan Disinya finish tanpa Point di Motegi yang lalu.
“Sebenarnya, saya kesal setelah balapan (Motegi), bukan hanya karena kesalahannya tetapi juga bagaimana jalannya balapan, karena sangat aneh bahwa posisi pertama dan kedua di kejuaraan memperebutkan posisi delapan. Fabio dan Pecco sangat, sangat cepat di setiap sirkuit dan cukup mengejutkan bahwa mereka berjuang untuk tempat kedelapan, jadi itu adalah harusnya jadi kesempatan yang baik untuk dapat memulihkan beberapa poin, tetapi Anda tidak pernah tahu.
http://app-okeefe.jfo7syl77y-pxr4kzxnv4gn.p.temp-site.link/2022/09/25/gara-gara-aprilia-rs-gp-aleix-espargaro-diseting-terlalu-irit/
Mungkin jika kami tidak memiliki kesalahan, di mana saya berada di balapan, Anda tidak bisa benar-benar mengerti. Tapi 25 poin tidak banyak. Level MotoGP sekarang sangat tinggi sehingga, di masa lalu, pemimpin kejuaraan, di hari yang sangat buruk biasa finis kedua, ketiga, keempat, tapi sekarang jika Anda mengalami hari yang buruk, Anda bisa finis di luar 10 besar. Jadi, semuanya terbuka dan saya masih percaya pada opsi saya.”
Bicara Mengenai Kesalahan yang dilakukan Aprilia di Motegi, Aleix Mengatakan bahwa belajar pada kesalahan tersebut, Aprilia mencoba unutk melakukan sesuatu yang baru ” Saya sudah meninggalkan semuanya. Kami sekarang memiliki skenario baru di depan kami, dan sesuatu yang berbeda dapat terjadi setiap minggu. Jadi saya akan mencoba untuk menebus poin di sini,”
Wah menarik nih mengenai ‘ skenario Baru’ Aleix Tidak menjelaskan secara Rinci Namun beberapa hari sebelumnya, Direktur Aprilia Racing massimo Rivola mengatakan “Untuk menghemat sedikit bahan bakar, Anda mengacaukannya sepenuhnya dan melewatkan balapan. Pada saat yang sama, bagaimanapun, juga benar bahwa kita berada pada tingkat di mana kita mencari setiap gram dan setiap seperseribu detik “
“Ini adalah kesalahan manusia, itu bisa terjadi. Adalah tugas kita untuk memahami mengapa hal itu terjadi – dari dua perspektif: Pertama, untuk membuat prosedur seperti pesawat dengan pemeriksaan ganda dan kalau perlu tiga kali lipat. Dan kemudian juga dengan pandangan bahwa terkadang kita tidak memperumit sesuatu dan mungkin melakukannya dengan cara yang lebih sederhana. Sangat sulit untuk dicerna tetapi saya harap itu membuat kami lebih ‘lapar’ untuk Thailand untuk mencoba dan menang di Buriram – meskipun kami tahu itu bukan trek kami. ” – Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
pengalaman sangar berharga
Niat hati mau ngirit bbm biar nanti pas race bisa pake power mode
Mungkin crew nya orang Indonesia yg habis pusing gara² naik harga BBM, jadi kebawa ke settingan motor.
Kira² ini salahnya di tombol shifter mode nya kah sampai2 gak bisa di matiin/ganti mode racing?
btw yg harga bbmnya naik bukan indo aja kalee semenjak perang Karina vs Raisa
“they” wont care. haters gonna hate.
dont get me wrong ya om, nick badabest saya liat di sini cuma guyon aja
tombol mapping di dashboard mungkin ga diprogram utk mematikan/mengganti fuel save mapping, sama seperti mapping hujan mungkin,
core nya magnetik marelli cuma dikit jadi gak bisa menyimpan terlalu banyak perintah,jadi kalo mau aktif dan nonaktifkan suatu program harus me replace programnya secara manual
canda!!
Memang ga pantes kalo doi sampe kesal berlarut juga laaah. Insiden dadah dadah kmren yg ngerugiin berapa point itu kan pure salah dia juga dan sukur sukur dorna tutup mata akan safety saat itu. Kali ini gantian kru nya yg salah.
Nah, kalo yg dadah2 belum ada solusinya, apakah akan terulang lagi atau tidak.
andaikan, jikalau, bilamana
Ya udah lah, yang penting fokus ke sisa balapan. lagian udah 1:1, Aleix selebrasi konyol, Aprilia lupa setting full race.
Sudah kayak motor beat esp ada mode eco rindingnya, yg nyala ijo kalo jalannya motor stabil bisa hemat BBM.. 😁
Halah,wong teammate nya sendiri juga kesusahan kok di Motegi kemarin sampe diudak marini,kalopun motor n komponnya bener,estimasi ya gak jauh dr 3 orang itu.vinales,fabio,pecco
impas lah ya, dua2nya udah melakukan blunder yg bisa dibilang berpengaruh ke championship,
sebenernya dibilang berpengaruh ke championship sih kagak jg, kalopun Aleix posisi 2 kaga dadah2 seolah bintang rock dan di Jepang dia finish wajar (sewajarnya Aleix ya dimanapun Quartararo finish dia ada di belakangnya) championship dia tetep ketiga. dia ada diposisi skrg lebih karena kalo balap selalu nyari aman, bukan dnf gegara pertahanin posisi 1 kaya Piccolo ato finish diluar podium krn dikeroyok pasukan Ducati kaya Quartararo.
mgkn dikasih tombol reset sendiri macam ketika masuk pitlane, klik pertama utk pitlane, klik kedua utk eco mode, klik ketiga utk matikan kedua mode itu, meminimalisir human eror
Motojipi ketat karena skill dan nyali merata, medioker Kabeh kayak jaman Doohan pensiun
MotoGP makin ketat menurut saya karena kemajuan teknologi yg makin melesat, sehingga membuat perbedaan kemampuan motor semakin menipis dibanding masa sebelumnya.
Saat ini dan ke depannya, perbedaan skill seseorang dan perannya dalam balapan makin tipis pengaruhnya…
Analoginya, lihat perbedaan manuver pesawat tempur jaman Perang Dunia ke-2 dengan jaman sekarang.
Peran skill penerbang secara manual makin berkurang, berganti porsinya dgn kemajuan teknologi pesawat yg lebih memerlukan skill-skill lainnya.
intinya baik Aleix maupun timnya belon siap jadi titel contender, biasa dibelakang kerja asal finish tiba2 disuruh ikut perebutan gelar dan kerja super perfect layaknya tim papan atas. sangat menunjukan bahwa bikin perangkat top itu gampang, yg susah itu kelola SDMnya. gua jadi inget smartphone Korea ama China yg ampe skrg susah nyalip iPhone padahal produk oke, value for money jempolan, material jgn ditanya.
btw Aleix ga bisa berenti pongah apa yak, pake bawa2 pembalap top masa lalu. ya jelas beda lah, Stoner, Lorenzo, Pedrosa, Rossi klo punya hari buruk tetep di 5 besar krn bakatnya alien semua, melebihi belasan rider laen. lah dia kan justru bagian dari belasan rider laen (tepatnya bagian belakang) di jaman pembalap top masa lalu. knp dia bisa jadi title contender ya krn selain motornya udh mateng tapi masih konsesi jg rider topnya tinggal Marquez ama Quartararo doang, itu jg Marquez masih lebih sering ketemu perawat ketimbang timnya, jg Quartararo harus berjibaku dgn motor yg perkembangannya paling lambat dimotobiji. knp dia klo hoki bisa podium klo siap bisa diluar 10 besar ya emg bakatnya segitu, ga liat apa gimana Quartararo masih bisa berebut podium disirkuit yg secara teori harusnya dia diluar top 8? like, Miller ama Bastianini yg punya kans ikut berebut posisi runner up aja ga sepongah ini dah, ga perlu belaga jagoan mereka menang ya menang aja.
lagiaN…ngapain pake eco riding di balapan….
semua tim pake itu, bensin motogp dibatesin klo ngebut di sighting lap bisa ngabisin jatah buat last lap. sebelon dan sesudah start pembalap motogp ga boleh ngebut kecuali mau dorong motor sendiri ke garasi. di warmingup lap aja jg mereka masih byk yg pelan selaen ngemat bensin ya sambil manasin cakram.
point ketat bukan hasil cucuk cucukan antara 3 pembalap teratas.
tapi dari drama drama.
Lebih aneh lagi posisi tiga memperebutkan posisi terakhir sih… hahaha
Dan mungkin setim msh kaget & grogi. Brp lama jd kontestan, baru skrg jd title contender…