TMCBLOG.com – Tense kompetisi di WorldSBK memang terasa lebih hangat dibandingkan gelaran balapan motor selevel lainnya. Salah satunya adalah persaingan antara Alvaro Bautista dengan pembalap KRT Jonathan Rea yang sebenarnya terjadi semenjak kali pertama Ducati membawa jebolan pembalap MotoGP ini untuk membalap di atas Panigale V4R. Jelang race seri Portimao, Alvaro Bautista berada dalam posisi memimpin klasemen dan mengaku punya banyak ruang improvisasi dan mencoba sesuatu yang baru karena secara umum jarak poinnya dengan para pesaing sudah cukup lebar.

Di hari Jumat, Bautista berada di posisi 5 dan bahkan lebih lambat dari Ruben Rinaldi. Melihat situasi Jumat, Bautista tidak sedikitpun ragu. Ia mengaku pada hari Jumat tidak fokus di time attack, melainkan fokus ke race pace, pemilihan ban yang tepat dan sesasinya diatas Panigale tentunya. Mungkin ini yang ia maksud dengan memiliki lebih banyak ruang untuk improvisasi sehingga nggak perlu harus ngoyo melakukan time attack yang umumnya lebih memiliki resiko.

“Hari ini saya mencoba sebagian besar untuk mengerjakan perbandingan ban – katanya – sensasinya tidak buruk. Sore harinya kami mencoba untuk fokus pada SC0, mencari feedback yang menarik dan membuat semua penilaian yang saya butuhkan. Selain ban, kami kemudian fokus ke elektronik.”

Berbeda dengan Bautista, Jonathan Rea dalam interviewnya mengaku mulai saat ini ia harus lebih agresif lagi dalam melakukan balapan. Rencana ini akan ia lakukan karena Rea dan Kawasaki harus mengakui bahwa Ducati memiliki lebih banyak top-end power yang sangat kuat di straight. Mengenai rencana strategi Rea ini pun Bautista dimintakan pendapatnya.

“Di Barcelona saya memanfaatkan pengalaman, sementara di sini berbeda, karena Johnny memiliki lebih banyak dan favorit untuk menang. Yang pasti Toprak juga akan ada dalam permainan, sementara saya harus berusaha mempertahankan diri dan tidak kehilangan poin.”

“Jika dia (Rea) menjadi lebih agresif, saya tidak tahu apa yang bisa saya harapkan. Hal yang bisa saya katakan adalah jika mereka menginginkan kecepatan tertinggi, dia harus berbicara dengan pabrikan masing-masing, tanpa menuding Ducati.”

“Ini seperti Quartararo di MotoGP. Jika ada yang salah di Yamaha, Fabio membicarakannya dengan Yamaha, tanpa meminta untuk menghukum motor lain. Sejujurnya saya tidak tahu harus berkata apa, mungkin mereka harus menginvestasikan lebih banyak uang, walaupun sebenarnya akselerasi lebih penting bagi saya daripada kecepatan tertinggi. Namun, pada akhirnya, ini bukan masalah saya.” – Taufik of Buitenzorg | @tmcblog

37 COMMENTS

  1. coba diskusikan ke pabrikannya dulu itu sasis setengah dan swingarm setengah bisa gak diganti

    bisa saja masalahnya sama antara kawak dan ducduc,mereka bimbang untuk update besar besaran yg all out karena batasan patokan harga wkwkwk

  2. Bautista juga punya bobot yg sangat ringan, jadi bisa dibilang kombinasinya cukup mematikan dgn Panigale V4, akselerasi dapet top speed apalagi, wajar aja Rea ga punya pilihan lain selain selalu push to the limit,
    btw, Bau2 mulai nakal nih nebar2 psywar, dr confident nya dia sampai berani bilang kalo dia bisa lebih santai sambil eksperimen krn jarak championship yg katanya mulai mengembang, sampai psywar tembak langsung ke Rea,

      • seharusnya di pukul rata misal 15.000rpm / 16.000rpm gtu semua. jadi para orang yg sok tau regulasi gak tanpa tau data dan cara pengukuran gak koar”

    • gak ngaruh sih, udah dibilang sama baubau klau akselerasi dn exit corner itu lebih penting. biar rpm ditambahkan juga ya paling buat lebih ngebut di lurusan

    • betul sengaja dibantu dorno biar jurdun motogp,wsbk. regulasi diberikan celah hingga rpmnya pun lbh tinggi. pake winglet segala.. dah kliatan kayak lele.

    • Yoi, gimana Rea mau ngejar lha wong RPM nya di 2021 dan 2022 gak segede Yamaha dan Ducita :v coba aja dibalik dia di posisi Rea, paling juga lebih sedih dan lebih Frustrasi. Di Honda aja dia udah nyerah. Mau Rea geber2 sekalipun gak bisa ngejar di topspeed.

  3. kalo rpm dibebasin ato minimal kalo dibatesin ya yg adil, maka Batistuta skrg ada di posisi 3 klasemen. heran dulu Kawasaki cepet bgt diturunin, skrg Ducati udh nyata lebih dari 1 rider cucuk2an didepan sementara Kawasaki cuma mentok Rea yg sering didepan ga dirubah jg, Dorna kayanya tau deh dulu diturunin 250 rpm aja Batistuta lsg empot2an ngejar ampe championship melayang, mereka gamau kejadian sama terulang. pokonya ga ada yg boleh dominan di wsbk, klo diturunin skrg maka yg jurdun Toprac lg ato malah Rea lg. HARUS ADA BINTANG BARU, begitu pikir penyelenggara.

  4. Ayo Kawasaki bikin superbike homologasi “ZX-1R SBK” screamer limited edition 500 unit worldwide yang harga jualnya 40 ribu Euro.
    Aahhh, tapi parbikan otomotif Jepang zaman now gak se-all out zaman dulu sih..

    • udh dari 2019 katanya mau bikin turunan ZXRR, taunya gertak doang begitu rilis cuma minor change wkwkwk tapi seandainya bikin dgn spek mirip gp dgn stroke pendek, bisa melengking diatas 15rb kondisi standar yg mana secara teori bakal dapet limit wsbk setara Ducati, gua yakin Kawasaki cuma dapet limit di sekitar limit BMW ama Honda skrg, dgn segala alesan Dorna gamau lepasin potensi asli mesin Kawasaki. takut privateer pada make Kawasaki lagi ntar.

      • Nah dan ini juga yg saya kesal. Kawak udah gabisa lagi deh ganggu ego dorna dan anti kawak-centris nya. Wong ya kasih Rea senjata yg bener gitu ikutin gaya mainnya

        Kawak yang prestasi racenya yg konsisten terdengar afaik di wsbk ini doang, udah dibantu peras abis sama Rea, kok masih tega tega nya gitu lho.

    • kalau borexstroke nya ga berubah, ga dianggap dorna beda mesin

      uhuk jadi keinget s1000rr jadi m1000rr dan dapat izin buat ruang oprek lebih :))

  5. Lah bukannya Kawasaki mampu ngejar Ducati di Catalunya walaupun harus sampai ujung? Emang Bautista nya aja yang enteng, dulu si Redding yang bongsor aja gak bisa kabur di straight waktu naik motor yang sama.

  6. “Ini seperti Quartararo di MotoGP. Jika ada yang salah di Yamaha, Fabio membicarakannya dengan Yamaha, tanpa meminta untuk menghukum motor lain. Sejujurnya saya tidak tahu harus berkata apa, mungkin mereka harus menginvestasikan lebih banyak uang, walaupun sebenarnya akselerasi lebih penting bagi saya daripada kecepatan tertinggi. Namun, pada akhirnya, ini bukan masalah saya.”
    Pendapat tolol dari seorang pembalap yg diuntungkan regulasi
    Comparenya seakan regulasinya sama
    Coba rev mesin dilepas semua adu ketahanan mesin udah paling fair itu

  7. btw limitasi rpm ini ada kalkulasi dari segi mekanisnya apa cuma berdasar hasil balapan ya? mendingan disamain semua limitnya, tergantung pabriknya aja lagi bikin konstruksi yang bagaimana

  8. Masuk komentarnya. Ini sdh urusan grade motor. Lbh ada peluang dng investasi motor dng grade lbh tinggi dibanding rider menambah resiko dng tampil lbh agresif.
    Menarik mmg ada adu teknologi tinggi di WSBK, tp jelas mengorbankan balap motor produksi masal tradisionalnya..

Leave a Reply to Teguh Cancel reply

Please enter your comment!
Please enter your name here